Citra!..Ia mengaku bernama Citra, kalau benar ia bernama Citra, itu artinya dugaanku diawal jumpa benar, ia seorang perempuan, sepertinya anak ibu tak pernah salah Bu...ia benar- benar gadis. " kata Rendra sambil meneguk habis win digelas nya.
" Tambahkan lagi wine nya Hans, aku benar- benar ingin merayakan kemenangan ku hari ini ." kata Rendra mulai merasakan pusing dikepalanya.
" Anu...Anu....tolong telfon sibrengsek Mex, apa
ia sudah bisa menemukan sitomboy yang lagi galau! " kemudian ia terkekeh...
" Hey...manis! Ini pasti karma, karna dirimu sudah berani mempermalukan sitampan Rendra.
He...He...He....Kekehnya benar- benar
sudah mabuk.
Tambah lagi minumnya Hans.." pintanya pada sang
sekretaris, karna mendapatkan botolnya kosong.
" Sudahlah bos, bos sudah kebanyakan minum. " kata Hans memberi saran.
" Yang bayar siapa?
" Bos Rendra!
" Yang bosnya aku atau dirimu?
" Ya bos Rendra lah.. " jawab Hans.
" Bar...Hans dan orang - orang disekitar terkejut. Tiba- tiba Rendra memukul meja bar itu dengan tinjunya sekuat tenaga, sampai - sampai punggung tangannya lecet.
" Berani sekali kau melarang ku nambah !!!
" Aduh...lumayan sakit ya, " katanya makin meracau kemudian mengecup tangannya yang lecet.
" Tapi lebih sakit hatinya kali ya Hans?
Hans hanya menjawab dengan anggukan, takut salah lagi.
" Menarik sekali!..Sekarang pasti dirinya sedang dalam dilema. Mau tetap macho, CV nya peminim.
Mau peminim, ia tak biasa. Ha....ha....ha...
Huuek...Huek...Huek...Perutnya mual dan pandangannya mulai berkunang - kunang.
" Aku... aku butuh wanita Hans...Kumohon... Carikan aku segara, tiba- tiba saja Rendra merengek, sesuatu yang tak pernah ia pinta selama
ini.
" Ada apa dengan bos??? ngak biasanya ia minta perempuan dalam keadaan mabuk berat sekalipun.
" Batin Hans menatap bosnya dengan heran.
" Ayolah Han...Dimana Mex?...Rengeknya lagi.
" Baiklah bos...Ayo, kita kehotel, ntar lagi akan aku hubungi Mex. " kata Hans, memapah Rendra.
Beberapa pelayan wanita di bar tersenyum sinis, saat Hans membawa Rendra keluar dari bar itu.
" Bos bengkok, sayang aja tampannya ! itunya ngak on lihat cewek. " bisik para waitres itu.
???????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!????????????????!!!!!!!!!!????????
Dikamar no 21 hotel A...Rafdo baru saja keluar dari kamar mandi, dengan bersiul senang ia segera menuju tempat tidur king Size itu.
Ini malam Ultah Citra ke 21, Rafdo ingin merayakannya.
" Maafkan aku sayang..." kalau bukan dengan cara begini, aku takkan bisa memilikimu. Setelah ini mungkin kau akan marah dan benci padaku, tapi itu takkan lama, setelah janinku ada dirahimmu. Mau tidak mau Citra pasti dapat menerimaku. " Kata batin Rafdo.
Dengan riang, ia segera naik keranjang...memeluk dari belakang , dan dengan tak sabar membuka selimutnya.
" Busyet! Dimana Citra?...Siapa yang berani membawanya secepat itu? Siapa yang telah berani menculiknya dariku? " tanya batin Rafdo mulai panik. Diperiksanya seluruh ruangan.
Semua kosong...tak ada jejak...Hati Rafdo kian panik. Kemudian ia mencarinya keluar.
Berlari kian kemari, mencari dan terus mencari, memeriksa setiap lorong dan lobi. tak bertemu.
Otaknya buntu. benar- benar buntu.
Disini mereka orang baru, ia mulai berlari kejalanan mencari parempuan yang sudah lama ia impikan itu.
" Bagaimana kalau sampai ia ketangan orang jahat? Ya Tuhan...Ampuni aku...Lindungi Citraku, ia dalam pengaruh obat tidur dan peransang.
" Bagaimana jadinya kalau ia berada ditangan pria lain. Rafdo mulai menangis dalam sesal dan keputus asaan. Ditinjunya kepalanya.
" Bodoh!...bodoh...!...Kau bodoh dan ceroboh Rafdo! " Umpatnya pada dirinya.
Disebuah kamar VIP hotel bintang 5, Hans sudah berupaya memandikan bos mudanya yang merasakan panas tak tertahankan yang menjalar di sekujur tubuhnya.
Sudah selesai mandi dan diberikan lemon. tapi Renda tak juga reda. Aduh Hans...tubuhku panas, aku tak tahan! " teriak Rendra.
Begitu Hans mau menelfon dokter pribadi keluarga Kims. Terdengar ketukan dipintu.
" Bos ini, Mala nya sudah ketemu. " teriak Mex dari luar.
" Cepat Han, buka pintunya !!! Itu bidadariku sudah ketemu. " kata Renda menyerigai aneh.
Dengan sigap Hans membuka pintu. Mata Han terbelalak saat melihat bidadari yang dikatakan Rendra adalah seorang pria tampan. Tapi mau protes juga ia takkan berani.
Mex dan kawan- kawan langsung meletakkan pria tampan itu ditempat tidur.
" Apa bos benar- benar sukanya sama cowok? Pake dibius lagi? " tanya hati Hans.
" Kenapa kau bengong Hans, ? Ayo semuanya keluar! Bentak Rendra tak sabar.
" Oke bos...Kami berjaga diluar. " kata mereka hampir bersamaan.
" Tak usah berjaga..." masuk kamar masing-masing! " perintahnya
" Baik bos! " Jawab mereka segera beranjak keluar.
Kepala Rendra masih sangat pusing, jalannya oyong, tubuhnya kian panas. Tapi ia tak lupa mengunci pintu kamarnya dengan baik.
"Aku takkan biarkan siapa dan apapun menghalangi malam ini." kata hatinya.
Sejenak ia menatap wajah indah yang terlelap didepannya. Lalu dengan tak sabar ia membuka semua pakaiannya, dan melempar pakaian kepenjuru ruangan.
" Bukankah kau sudah menunjukkan sikap senangmu dengan tubuhku yang tanpa baju wahai sayangku...
Kemudian ia mulai membuka kancing kemeja milik Citra, matanya membulat saat tubuh indah Citra terekspos.
Suhu tubuh Rendra yang panas semakin panas.
Ya Ampun...ternyata kau adalah gadis yang sempurna sayang...Suara Rendra kian bergetar, pandangannya makin berkabut. Tubuhnya bergelora mendambakan cinta. Pemandangan didepan matanya, sesuai ekspektasi.
Dengan Senyum mekar, Rendra mulai menyusuri sisi- sisi terindah dari pemandangan indah didepannya.
Entah karna pengaruh obat, atau memang ia sedang jatuh Cinta, Rendra sendiri tak mengerti. Akhirnya ia menyentuh, semua yang belum miliknya itu
Citra terbangun.
Matanya membulat melihat lelaki yang ada diatasnya, ingin ia berontak dan menerjang pria yang sudah berani menjajah tubuhnya, tapi tubuhnya panas, dadanya bergemuruh, pandangannya berkabut.
Fikirannya menolak perbuatan pria itu, tapi tidak tubuhnya. Alih- alih ingin menerjang, malah Citra mengeratkan pelukannya. Dekapan itu membuat cinta Rendra makin bergelora.
Kamar VIP itu telah jadi saksi bisu, Hal yang seharusnya tidak itu terjadi juga.
Air mata Citra bercucuran, menahan sakit saat sang burung merak berbulu indah berhasil menembus jalannya. Mawar indah berduri yang selama ini sengaja Citra sembunyikan dihutan belantara, telah berhasil ditemukan dan direnggut oleh Rendra.
Airmata berganti dengan suara- suara Ambigu, yang mengisi ruangan kedap suara itu.
" Terima kasih sayang....Citraku...Kau membuat Rendra jadi sempurna. " katanya mengecup kening Citra berkali- kali. Tak ada penolakan, tak ada sahutan, saat Rendra memeriksa gadis itu. Muka Rendra memucat, setelah tahu Gadis itu tak lagi sadarkan diri.
" Citra....Citra....Sayang....Sadarlah....Airmata Rendra mulai bercucuran.
" Kalau cuma karna minuman itu saja, belum tentu aku takbisa menahan diri. apa ada yang menaruh obat diminuman itu? tanya batinnya.
Fikiran normal Rendra sudah kembali
" Kalau aku memanggil dokter pribadi keluarga untuk memeriksanya, akan ada orang lain yang mengetahui peristiwa malam ini. Aku tak mau malam ini jadi Aib yang diketahui orang luar." fikirnya. Kemudian ia mulai mengompres kening Citra dengan handuk basah. memeluknya dengan sayang, membelainya sampai ia tertidur disisi gadis yang sudah menyempurnakan dirinya.
Pukul 04: 00 dini hari.
Citra tersadar dan mendapatkan dirinya satu selimut dan dalam dekapan pria itu. Matanya terbelalak, saat merasakan tubuh polosnya.
Seluruh tubuhnya bersakitan. Bagian intinya sakit.
" Ya Tuhan...Pria itu sudah merenggut kesucian ku. " kata hatinya.
Dipandanginya wajah pria yang sudah menghancurkan. Ingin ia membunuh pria itu
dengan tangannya. Saat tangannya ingin menyakiti
Rendra, bayangan semalam berputar- putar dikepalanya.
Pikirannya kalut, rasa bencinya berganti dengan keraguan. Dipungutinya pakaiannya, lalu memakainya.
" Ini bukan murni kesalahannya. " katanya berlalu meninggalkan pria itu,sakit dibagian sensitifnya membuat ia susah berjalan.
Ia menemukan kunci tergeletak dilantai, Lalu segera membuka pintu.Kemudian ia pergi dengan langkah sulit, menahan perih, tapi ia kuatkan diri. Ia harus pergi segera. Pergi sejauh mungkin.
" Ibu kota...Akan aku tinggalkan dirimu...Ternyata datang kesini, hanya untuk kehancuran ku." batinnya meringis.
Beberapa tetes air bening mulai membasahi bola matanya yang indah.
Mampir yuk...Jangan lupa dukung karya ini dengan memberi like,fote dan tambahkan kecerita faforitmu.
Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rhmad Flash
aku Angga sukaah perempuan tomboy.aku SK prmpuann yg aga bar bar
2024-04-19
0
Ibuk'e Denia
aq suka cerita yg karakter ceritanya kuat 👍👍
2023-02-13
0
Nur Lizza
kasihn citra
2023-01-15
0