Begitu menginjakkan kakinya di ibukota, darah didada Citra berdesir. Langkah kakinya terasa bergetar. " Apa ini gejala mabuk pesawat kali ya, habis seumur- umur aku baru kali ini menaiki burung raksasa itu. " tebak hatinya. Diusapnya dadanya berkali- kali. Hal ini mengundang tatapan nakal Rafdo pada Citra.
" Ini cewek gayanya tomboy bukan kepalang, tapi tuh buah kuldi besarnya tak dapat ditutupi nyata dengan baju longgarnya. Kapan ya? aku bisa melihat tubuh indahnya yang ia tutup- tutupi dengan pakaian longgar pria itu? " tanya batin Rafdo menerawang. Hingga tak sadar ia menabrak seorang yang berjalan didepannya.
Bup...mereka berdua sama- sama terjatuh saling bertindihan.
" Aduh busyet...Kalau anak gadis yang dibawah lumayan. Ini aduh..." kata batin Rafdo. Nyali Rafdo mengecil bagai balon bocor saat ia beradu pandang dengan pria tampan pemilik mata tajam menusuk hati dibawah tubuhnya. Sebelum Rafdo
bisa berbuat apa-apa. Pria itu langsung mendorongnya keras hingga terjungkal kebelakang. Dan dengan tatapan membunuh pria itu menarik kerah baju Rafdo dan memaksanya untuk berdiri, dan sebuah bogem panas segera akan bersarang dikeningnya. Dalam keputus asaan,
Rafdo memejamkan matanya, dengan pasrah menunggu hadiah kecerobohannya yang akan diberikan oleh pria itu. Setelah tak kunjung merasakan tinju panas itu. Rafdo memberanikan diri membuka matanya.
" Astaga...Didepan matanya sudah terjadi adegan lain.Ternyata Citra menangkis tinju lelaki itu, kemudian mempelintir tangan yang ingin meninju
Rafdo tadi.
" Aku tahu temanku salah, saat jalan tak lihat- lihat.
Tapi siapa Anda berani memukul orang seenak undel. Hadapi aku kalau kau jantan ! " tantang Citra masih menguasai kedua tangan pria itu.
" Hey...kamu! Apa kamu ingin tahu siapa aku? Apa sahabatmu itu bisa mengganti pakaianku yang bernoda akibat tindakan cerobohnya ini? " Ujar Rendra sombong, walau tangannya masih belum bisa ia lepaskan dari orang didepannya.
" Siapa orang ini? sepertinya kuat sekali, ia juga sangat tampan. Eh...tapi kok tubuhnya menonjol seperti seorang gadis. Tapi apa ada gadis yang pegangannya sekencang, sekasar dan sekuat ini?
" tanya batin Rendra penuh keraguan.
Baru kali ini otak cerdasnya mandeks dan tak dapat sinyal langsung tentang orang dihadapannya, hanya dengan menatapnya saja. Selama ini, kawan dan lawan bisnis dimanapun berhadapan dengannya, selalu bisa dengan mudah ia tebak.
Melihat tuan muda mereka sedang dianiaya oleh seseorang yang entah siapa. Kelima anak buah Rendra yang tiba- tiba muncul, langsung menyerang Citra.
" Lepaskan bos kami ! " teriak Mex, pria bule tinggi besar yang tampaknya merupakan ketua rombongan.
" Jadi ternyata ia bos??? Baiklah akan aku lepaskan.Jadi takut....He....He...He..." tawa Citra menggema, ditariknya baju Rendra hingga berserakan seluruh kancingnya. Lalu disentaknya kasar baju itu sampai lepas dari badan, kemudian dilemparnya keudara. Tentu saja anak buah Rendra kian marah karna perlakuan Citra yang dengan beraninya mempermalukan tuan mereka.
" Serang!!!...Yap....yah...ciak...Ciak...Terjadilah persiteruan satu lawan lima.
Renda menggeleng- gelengkan kepalanya sambil berusaha menutup tubuhnya dengan tangan. Walau tubuhnya terbalut singket, tak pernah seumur- umur ia diperlakukan seperti ini.
Dengan bekal ilmu silat dari kakek H. Roeslan, yang sudah ia dalami selama bertahun- tahun. Tak sulit bagi Citra untuk melumpuhkan serangan lima Body Guard Renda. Kelima anak buah Rendra tumbang dihadapan matanya. Lalu dengan enteng Citra menarik kelimanya dan mengikat tangan mereka dengan kemeja jutaan milik Rendra yang tadi ia lempar. Kelima orang yang babak belur itu tertunduk diam tak berdaya melawan gadis penguasa didepan mereka.
" Ini baju dan anak buahmu kukembalikan. Aku tak perlu tahu berapa harga baju dan gaji para body guard mu . Cuma saranku padamu. Adakan lagi ajang pencarian pengawal, agar kau bisa menemukan pengawal yang lebih kuat untuk melindungimu.
Rendra memasuki mobil mewahnya dengan pandangan kosong, hatinya terkoyak- koyak oleh penghinaan yang dilakukan oleh orang yang dalam pandangannya sangat aneh itu.
" Baiklah...aku akan mengikuti saranmu manusia teka -teki. Aku akan cari pengawal yang lebih tangguh. Dan akan segera membalasmu. " Batin Rendra sembari mengepalkannya tinjunya, dengan gigi gemerutuk menahan kesal.
Kemudian Rendra memakai baju yang baru, masih dengan dada berkecamuk.
" Jadi kami dipecat bos??? " Tanya anak buahnya serentak, bimbang melihat ekspresi tuannya.
" Menurut kalian !!! Hardik Rendra. Kemudian menatap Mex dan kawan- kawannya bergantian.
" Aku sudah dipermalukan hari ini, tapi kalian tidak bisa melindungiku. Untung lokasinya ditempat sepi. Kalau sampai tadi ada wartawan yang meliput, bisa hancur Reputasi ku dan GNN Group, padahal aku sudah bersusah payah membangunnya. Apa menurut kalian yang akan kulakukan pada kalian??? " Tanya Rendra.
" Dipecat dong..." jawab mereka lemah.
" Tidak !!! Aku takkan sebodoh itu memecat kalian. Aku akan memecat kalian kalau kalian tak dapat menemukan manusia langka itu lagi dan menyerahkannya padaku." Kata Rendra.
" Bagaimana bisa bos? Tadi saja sudah babak belur. " Sanggah Mex memberanikan diri.
" Selidiki alamatnya. Kalau sudah tahu alamatnya, baru kita atur rencana. Orang kuat tak bisa dilawan pakai otot. Tapi pakai akal! " Perintah Rendra.
" Baiklah bos...Kata Mex yang dianggukkan oleh yang lain.
" Tapi bos..." Kata Mex.
" Tapi apa lagi! " Rendra Geram.
" Tapi kayaknya ia orang baru disini bos. " jawab Mex ragu- ragu.
" Pandanganmu lumayan tajam Mex, ia memang kayaknya baru sampai di Ibu kota. Buktinya tadi kawannya yang norak celingak - celinguk sampai tertabrak aku. Sebenarnya ia tak salah, ia hanya ingin membela kawannya yang tak tahu diri itu.
" Aku berfikir untuk menjadikannya pengawal pribadi sekaligus asisten pribadiku. Coba kau selidiki semua hotel dan penginapan
dikawasan tadi. Kalau ketemu lapor padaku! " titah Rendra.
" Baik bos. Siap! Pokoknya begitu bos sampai di Mension dengan aman. Kami akan melanjutkan penyusuran tentang Mala. " Jawab Mex mantap.
" Emang kau tahu namanya Mala Mex? Tanya Rendra bersemangat, yang membuat Mex merasa curiga dengan tingkah bos mereka, yang tampak berlebihan pada orang itu.
" Kan tadi bos bilang manusia langka. Makanya aku sebut saja Mala.
" Busyet deh kamu...tapi tak apa, untuk sementara kita sebut saja namanya Mala. Tapi Mala kan nama
perempuan. Apa kau merasa seperti yang kurasa Mex? Tanya Rendra dengan nada Rendah, membuat Mex dan kawan- kawan kembali heran dengan perubahan sang bos.
" Apa tadi gadis itu sempat menjedot kepala bos, sebelum kami datang? " tanya batin Mex.
" Kau dengar tidak Mex pertanyaanku!!!" sang bos kembali naik pitam, melihat Mex yang malah melamun.
" Ma...ma...maaf bos...Aku sedang memikirkannya.
Sebenarnya aku ada terfikir kalau ia seorang gadis bos. Matanya indah, bibirnya. Dan itu...
" Itu apa Mex? Kejar Rendra penasaran.
" Ada Mangga gajah didadanya yang turut bergoyang pas ia membalas serangan kita. " kata
Mex yang membuat hati Rendra berdesir. Ada rasa marah saat tahu Mex sedalam itu mengekspos bentuk tubuh Malanya.
" Ah...mengapa jadi begini? " tanya hatinya kesal, ia mengetuk- ngetuk jidatnya dengan tinju, berharap bisa menepis filirannya yang
menurutnya diluar kendali.
****
" Kau sungguh tangguh Citra...Luar biasa, untung ada dirimu. Kalau bukan aku pasti sudah dibuang kelaut dan jadi makanan Hiu oleh orang- orang itu." kata Rafdo menatap Citra makin kagum, ia makin tak sabar untuk segera bisa mendapatkan Citra, yang dimatanya semakin tampak sempurna.
" Makanya...jadi orang jangan kebanyakan menghayal, sampai jalan aja kau ngak pake mata.
Untung mereka cuma berlima, kalau banyak dan kuatkan mana aku bisa hadapi. Yang ada kita berdua bakal disate sama laki- laki yang kayaknya big bos itu. Melihat jenis mobilnya, nampaknya ia orang dapat nomor juga didunia bisnis. Tapi kok hanya punya pengawal selemah itu ya? " kata Citra.
" Aku tak peduli siapa big bos itu, yang penting kita sudah sampai diibu kota. ayo kita ke penginapan itu saja. Tunjuk Rafdo, besok kalau sudah selesai interviuw kerjanya, baru kita cari kos- kosan biar irit." Ditariknya tangan Citra dengan lembut, menuju
motel didepan mereka. Citrapun segera menurut, karna ia sudah tak tahan ingin segera istirahat.
Bersambung...Ayo mampir yuk sambil Rehat, baca karya kita, jangan lupa tinggalkan like, Fote dan foforitkan. Kasih komen yang bijak...Salam
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
ira
pertemuan pertama kesannya malah berantem 🤣🤣bos dan ank buah kock ya🤣🤣🤣
2024-08-15
0
Nur Lizza
mantap br kli ini bos besar sm ajudnny dpt di kalahkn oleh mala/mausia langka alias citra
2023-01-15
0
Ai Siti Rahmayati
ceritanya lucu dan keren
2022-10-29
1