Pagi sekali...Citra sudah tiba didepan gedung pencakar langit dikawasan B. Kebiasaan baiknya bangun subuh, sebagai mantan penyapu jalan dikotanya, membuatnya tak bermasalah dengan
masalah disiplin kerja.Tak ada kamus jam ngaret dengan yang namanya Citra.
Dengan langkah pasti, ia memasuki gedung tersebut. Sesampai didepan lif, ia menekan tombol 21. Begitu pintu terbuka ia masuk, lalu berdiri tenang tanpa peduli dengan tatapan- tatapan aneh orang disebelahnya. Bagi Citra tatapan seperti itu mah sudah biasa. Ia takkan ambil pusing pandangan orang, kalau sebatas hanya pandangan. Tapi jangan coba menyentuhnya, ia takkan segan- segan mematahkan tangan orang tersebut. Tapi memang sampai detik ini, belum ada yang berani melecehkannya.
" Aduh...akhirnya sampai juga..." gumam Citra, katika ia sudah sampai dilantai 21. Ia langsung menuju ruang Interview. Tak perlu tanya sana -sini untuk menemui ruang Interview, karna ia sudah mempelajari lokasi melalui Aplikasi.
"Permisi tuan... Aku dapat panggilan Interviuw hari ini diruangan ini, panggilan kerja ini merupakan rekomendasi dari kampus UP. " katanya dengan berani mengenalkan diri.
" Maaf tuan...CEO kami hari ini tak masuk kerja karna sakit. Ia telah menyerahkan pada saya sebagai Kepala HRD yang langsung mengadakan Interviuw. Tapi maaf...Kami punya janji Interviuw dengan Nona Citra Hapsari dari Kota P. Ini CV gadis yang sedang kami tunggu. " kata lelaki yang mengaku pimpinan bagian HRD itu sambil menunjukkan CV Citra.
" Astaga...Aku lupa kalau fotoku diCV dengan penampilan wanita. " kata batin Citra.
" Itu CV saya pak...Nama saya Citra Hapsari, lulusan terbaik tahun ini dikampus UP, yang mengirim CV itu adalah dosen faforit saya. Saya tak diberi kesempatan memeriksa foto saya sebelum ibu itu mengirimnya." Jelas Citra.
" Disini jelas Citra adalah perempuan Cantik. Siapa anda berani - berani mengaku sebagai Citra? " tanya Lelaki itu dengan wajah memerah, karna
merasa sedang ditipu oleh Citra yang dianggapnya lelaki itu.
" Sayalah Citra pak, izinkan saya mengikuti wawancara ini. " kata Citra.
" Apa anda tidak bisa mendengar hey!...
Bos kami hanya punya janji dengan perempuan. Anda tak ada mirip- miripnya sedikitpun dengan orang dalam Foto ini. Jadi saya harap, jangan ngeyel lagi. Silahkan keluar sebelum saya panggil Security untuk mengusir anda! " kata lelaki itu yang membuat Citra ingin rasanya menghancurkan mulut lelaki itu yang sudah mengusirnya bagai seekor kucing liar. Tapi mengingat penampilan yang ada di CV nya memang jauh berbeda dengan tampilannya sekarang, Citra tahu diri. Sesuai ajaran
kakeknya, ia tak boleh memukul orang sembarangan. Apalagi kalau orang itu tak mengerti
letak kesalahannya.
" Baiklah...Saya akan pergi, kalau Anda tak percaya. Tapi tak perlu anda menunggu. Karna yang namanya Citra Hapsari takkan datang lagi hari ini.
Jadi tak perlu anda menunggunya pak. Salam buat pimpinan Anda..." katanya sebelum berlalu.
Sepeninggal Citra...
Hati Roy kepala ARD merasa tidak tenang. Berkali- kali ia menatap jam tangannya, tapi tak kunjung juga datang gadis yang sudah diamanatkan oleh sang big bos untuk diwawancarai hari ini. Menurut penjelasan bos mudanya. Gadis itu terkenal dengan disiplin waktu.
" Dari rekomendasinya ia gadis yang disiplin. Tapi kok belum nyampe juga? atau lelaki yang mengaku Citra itu adalah benar dia Citra. Dipandanginya lagi CV perempuan yang sangat cantik difoto itu. Kemudian ia menggeleng.
Sementara dirumah Rendra merasa resah...Ia tak biasa istirahat dipagi hari. Ia teringat kembali pada tugas Mex. Kemudian ia menelfon Mex.
" Hallo Mex! apa sudah ketemu alamatnya? " tanya Rendra.
Ia menginap dimotel A semalam bos! Tapi begitu kami sampai ia sudah cek out pagi - pagi. Kita kehilangan jejak bos, tapi bos tak usah khawatir, aku akan menuntaskan misi ini. Dalam jangka 24 jam dari sekarang, si Mala itu akan saya serahkan pada bos." Janji Mex.
" Awas kalau sampai janjimu tak kau tepati, maka jangan salahkan aku jika aku benar- benar akan membuangmu !!! " Ancam Rendra serius.
Kemudian ia benar- benar merasa muak dirumah. Ditatapnya jam tangan Gref Diamon hadiah ultah dari kakeknya Mr Kims, baru menunjukkan pukul sepuluh pagi.
" Aku bisa mabuk kalau tidak melakukan kegiatan. " katanya.
Lalu ia mulai membuka CCTV kantor yang terhubung dengan poncellnya. Ia lumayan penasaran dengan gadis yang datang dari pulau seberang untuk bekerja diperusahaan ya. Mahasiswi tamatan terbaik dijurusan managemen bisnis dikampusnya.
_
" Bagaimana kita -kira perbedaan produk lokal dengan produk luar? " tanya hatinya. Perkembangan yang cukup signifikan buat seorang
Rendra. Karna selama ini, ia lebih senang karyawan pria dari wanita, hingga tak heran, jika wanita langka ada dikantornya, jika ada itu tentulah tamu.
Tah mengapa pertama melihat CV Citra, ia langsung tertarik dan mengirim @mail balasan pada sipengirim, sekaligus mengirim tiket penerbangan gratis untuk calon karyawan barunya itu.
Ia mulai memeriksa ruangan ARD. Sesaat matanya terpaku pada pemandangan diCCTV. Perempuan itu beberapa jam yang lalu berada dikantornya.
" Tak salah lagi, ini adalah gadis itu. Sial!!! Katanya memukul meja kerjanya. Kalau saja aku tak enak badan pagi tadi, aku sudah pasti bisa membalas gadis itu. Ia sudah ada dalam kungkunganku. Tapi dasar badan letoy! baru dipelintir sedikit saja sudah mendemam. " Umpatnya pada diri sendiri.
" Tiga jam yang lalu ia berada dikantor kita. Cepat kau cari kemana gadis itu, setelah dari kantor! " perintahnya pada Mex ditelfon.
" Baik bos...Perintah segera dijalankan " kata Mex.
Kemudian Rendra menelfon Roy.
Siapa orang yang 3 jam yang lalu menemuimu dikantor Roy? " tanya Rendra to the poin.
" I...Itu bos pria yang mengaku Citra, gadis dari sebrang yang mau wawancara hari ini. " jawab Roy
Tapi mana mungkin ia Citra, orang Citra cantik, dan yang tadi tampan. Lalu aku mengusirnya. Tapi Citra sampai jam segini belum datang bos. Sudah kutelfon nona Wanda, dosen yang merekomendasikannya, katanya Citra sudah take of dari Bandara, kemarin. " Jelas Roy.
" O...baiklah kalau begitu, tadi sebaiknya tak kau usir perempuan itu. " kata Rendra yang sebenarnya ingin marah, namun karna dapat sedikit info dari Roy, entah mengapa kemarahannya menyusut.
Citra benar- benar merasa kecewa, karna ia tidak diakui sebagai Citra, karna foto yang berbeda dengan tampilannya. Sebenarnya ini salahnya yang
tak mau mendengarkan nasehat Rafdo, sewaktu memeriksa tampilannya sebelum berangkat tadi pagi. Bahkan Rafdo sudah menyiapkan pakaian ganti feminim untuknya pergi.
" Kalau Citra pergi dengan penampilan begini, mana orang akan yakin untuk menempatkan diposisi yang sudah dilamar. Kalau mau jadi Satpam, atau Body Guard mungkin orang tertarik, tapi kalau niatnya mau kerja kantor, tolong pakai baju ini. " katanya menyodorkan pakaian yang sengaja ia beli sejak mereka masih dikota P.
Tapi Citra masih bersikukuh untuk tetap tampil macho. Apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur.
Tak mungkin rasanya mengganti penampilan
dan balik kekantor itu. Bukan Citra namanya,kalau sampai ia menjilat air ludah yang telah terjatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
ira
citra rbh kembali penampilan jdi perempuan jngn tomboy bgt bingung lh orang🤣🤣
2024-08-15
0
Nur Lizza
duh citrA jgn lupakn kodrat mu sbagai wanita berubh sikit kn gk pp
2023-01-15
0
perjuangan ✅
katanya pinter dan lulusan terbaik,,tp GK bisa bedakan mana pakaian kantor dgn pakaian ala² tomboy,,Thor nya yg GK jelas cara menjabarkan cerita di bab ini,,terlalu di paksakan TDK sesuai jalan nya...
2022-12-18
0