Setelah kejadian semalam, Joshua kembali menjalani kehidupannya seperti biasa. Ia pergi kuliah di pagi hari dan pergi berkerja part time di malam hari. Malam ini indoapril, tempatnya berkerja terbilang cukup sepi. Mungkin karena waktu sudah lewat dari tengah malam.
Joshua sedang sibuk menata barang di rak sementara rekannya-Tony, sedang berjaga di belakang meja kasir. Joshua berjongkok dan sibuk menata beberapa snack di rak bagian bawah.
Terdengar suara helaan napas lega seorang gadis.
“Akhirnya ketemu juga.”
Joshua menoleh dan melihat sepasang kaki yang dibalut dengan sepatu kets wanita di depan pandangannya. Ia lalu mendongakkan wajahnya dan mendapati wajah seorang gadis yang terlihat tidak asing. Tunggu sebentar! Di mana ia melihat gadis ini? Samar-sama terbentuk kerutan di dahi Joshua. Ia berpikir cepat.
Ah… benar juga. Dia merupakan gadis yang Joshua temui di gang sempit kemarin malam. Joshua punya ingatan yang baik dalam mengingat wajah orang asing. Syukurlah jika gadis itu selamat.
Joshua lalu berdiri dari tempatnya dan hendak pergi ke rak lain. Karena ia pikir, pelanggan hendak mencari barang di rak tadi. Jadi ia pergi saja ke rak lain dahulu lalu kembali lagi saat sudah tidak ada pelanggan di sana.
Ternyata gadis itu mengikutinya. “Kau tidak mengingatku?” tanya gadis terebut yang terdengar kecewa saat Joshua kembali sibuk dengan rak lainnya.
Joshua memutar tubuhnya dan menghadap ke arah gadis itu. “Ingat,” katanya singkat sebelum kembali berbalik.
“Ayahku ingin bertemu denganmu,” perkataan gadis itu tentu saja membuat Joshua semakin mengernyitkan dahinya.
Apa Joshua tidak salah dengar. “Maaf?”
“Kau mendengarku dengan jelas. Kubilang, ayahku ingin bertemu denganmu.”
“Maaf mungkin Anda salah orang. Karena saya tidak mengenal Anda sama sekali,” ucap Joshua yang masih berusaha bersikap sesesopan mungkin.
Gadis dengan rambut hitam panjang yang dicepol asal tersebut menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku ingat jelas kau adalah orang yang menolongku kamarin malam.”
Joshua tidak bisa berpura-bura tidak membantu gadis itu kemarin malam. “Kalau boleh tahu, ada urusan apa ayah Anda mencari saya? Jika untuk berterima kasih, saya tidak membantu Anda untuk mendapatkan kata terima kasih ataupun imbalan.”
“Ayahku ingin menawarkan pekerjaan untukmu,” terang sang gadis.
“Maaf, seperti yang anda lihat saya sudah punya pekerjaan,” jelas Joshua. Ia memang tidak butuh pekerjaan. Pekerjaan part time-nya sekarang sudah cukup baginya.
“Bayarannya besar,” gadis itu masih mendesak.
“Saya tidak butuh uang.” Faktanya, Joshua memanglah sedang tidak butuh uang karena bayarannya di UB dalam sekali pertandingan dan bayaran dari pekerjaan part time-nya sudah lebih dari cukup.
“Ayolah, kau jelas petarung terlatih.”
“Maaf saya tidak mengerti maksud Anda.”
Sang gadis membuang napasnya. “Tiga orang pria kemarin, merupakan orang-orang terlatih. Orang biasa tidak mungkin bisa mengalahkan mereka semudah itu.”
Joshua mengangkat kedua bahunya acuh. “Anggap saja saya sedang beruntung.”
Joshua tidak peduli lagi. Gadis tersebut semakin membuatnya terganggu. Tiba-tiba saja menawarkan pekerjaan tidak jelas kepadanya. Dan apa hubungannya dengan kemampuan bertarungnya? Apa ia akan ditawarkan pekerjaan semacam body guard? Maaf-maaf saja, Joshua tidak tertarik. Ia hanya ingin menggunakan kemampuan bertarungnya di ring tinju UB.
Joshua kembali sibuk dengan rak-rak di hadapannya dan mengabaikan gadis yang masih berdiri di sampingnya ini.
Hingga akhirnya gadis tersebut membuang napasnya kasar. “Begini saja, terserah padamu kau mau menerima pekerjaan ini atau tidak. Tapi, yang terpenting sekarang kau ikut saja padaku dahulu.”
Joshua memilih tidak menanggapi gadis itu.
“Kau mendengarku?” tanya gadis itu lagi.
“Hm.” Joshua menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah gadis tersebut.
Ia lalu menoleh dan tersenyum sopan kepada gadis yang sekarang sudah berkacak pinggang di sampingnya. “Silahkan berbelanja, Kak.” Joshua mengangguk sopan kemudian berjalan menuju ke arah kasir.
Gadis itu ternyata masih setia mengekori Joshua hingga membuat Tony menaikkan satu alisnya sembari menatap Joshua dan gadis tersebut bergantian. Joshua hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Ia kemudian sibuk melayani pelanggan yang membayar barang belanjaannya di kasir.
Merasa diabaikan, gadis yang sejak tadi mengekori Joshua berdecak kesal. Ia kemudian berdiri di depan meja kasir dan membuat beberapa pelanggan yang sudah mengantri bergumam kesal.
Joshua tersenyum meminta maaf kepada para pelanggannya. Kemudian ia berkata pelan dengan gigi yang terkatup rapat menahan kesal. “Bisakah Anda pergi? Anda menganggu pekerjaan saya.”
Gadis tersebut menggelengkan kepalanya. “Tidak sebelum kau menerima tawaranku.”
Tony yang merasakan suasana canggung di sekitarnya segera memahami keadaan. Ia tersenyum meminta maaf ke arah pelanggan yang mengantri di meja kasir yang dijaga Joshua. “Maaf, silahkan membayar di sebelah sini.”
Para pelanggan pun segera berpindah ke meja kasir yang dijaga Tony dengan perasaan yang benar-benar kesal. Tony memberikan isyarat kepada Joshua untuk menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu. Joshua yang menerima isyarat dari Tony segera mendengus kasar.
Ia mengitari meja kasir dan menarik pergelangan tangan gadis yang sejak tadi menganggunya, dan menyeretnya keluar dari mini market. Gadis tersebut menyungingkan senyum senangnya.
“Dengar. Aku tidak peduli dengan pekerjaan apapun yang kau tawarkan. Jadi, jangan mengusikku lagi. Lagipula, kita tidak saling kenal.”
Gadis tersebut mendekatkan wajahnya ke arah telinga Joshua dan berbisik. “Kuberi tahu kau salah satu rahasia kecil. Ayahku adalah pemimpin salah satu kelompok mafia terbesar di Indonesia. Kau bisa menjadi petarung andalannya dengan gaji yang fantastis. Kau tidak akan perlu lagi berkerja di mini market seperti ini.”
Penjelasan gadis itu bukannya membuat Joshua tertarik, tapi malah membuatnya tawanya mengudara. “Kuberi saran padamu, Nona. Berhentilah membaca novel online dan menonton film yang menceritakan hal-hal sepeti itu.”
Joshua menggeleng-gelengkan kepalanya merasa geli dengan pernyataan gadis di hadapannya ini. Sepertinya gadis ini memiliki gangguan halusinasi parah. “Pulanglah jika Anda tidak mau diganggu oleh para preman seperti kemarin,” saran Joshua sambil melewati sang gadis.
Namun gadis tersebut mencekal tangannya. Membuat Joshua menatapnya dengan alis yang bertaut.
Gadis itu menatap lurus ke belakang tubuh Joshua sebelum menelengkan kepalanya ke samping seperti memberi kode kepada seseorang. Joshua hendak menoleh, tapi sebelum ia benar-benar menoleh....
BUGH!
Seseorang memukul belakang kepalanya hingga membuatnya kehilangan kesadaran.
Sang gadis menahan tubuh Joshua yang hampir jatuh ke tanah. Ia kemudian berdecak kesal. “Kau harusnya mendengarkanku saat aku masih bersikap lembut.”
Gadis tersebut kemudian memberi kode kepada kedua lelaki berbadan besar untuk mengangkat tubuh Joshua. “Ayo bawa dia ke markas. Ayah pasti sudah menunggu lama.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ivy_Ivory
Plot twist yang sangat... tidak bisa dijelaskan', ku kesal dengan si cewe
2021-08-23
2