Happy reading my lovely readers🥰😍
setelah 2 hari ayahku meninggal aku melangsungkan pernikahan di rumah ku.
"Sah...." terdengar suara gemuruh, untuk kedua kali dikamar, yang menyatakan keberhasilan Bang Samuel mngucapkan ijab kabul hari ini.
Ya hari ini adalah hari pernikahan Bang Samuel dan Kak Alisia, dan juga pernikahanku dengan pria yang sama.
Lalu tadi itu adalah suara gemuruh para saksi yang secara serentak menyatakan kalau sekarang aku dan Kak Alisia sudah sah menjadi istri Bang Samuel.
Sungguh miris ya?
Setelah Bang Samuel mengucapkan ijab kabul untuk Kak Alisia, tak berselang setelah itu, Bang Samuel mengucapkan ijab kabul atas namaku.
Entah apa pandangan orang sekitar tentang penikahan kami ini?
Seharusnya saat ini aku merasa sangat senang karena bisa menjalankan salah satu perintah agama. Tapi aku tak pernah sedikitpun membayangkan akan menjadi istri yang kedua.
Apalagi aku harus menjadi orang ketiga diantara orang yang aku sayangi yaitu kakak sepupuku sendiri.
Tok....tok.....tok.....
Terdengar ketukan pintu dipintu kamarku. Lalu tak lama kemudia pintu terbuka, dan terlihatlah seorang wanita paruh baya yqng tersenyum menatapku.
Dia adalah mama Lina, ibunya Bang Samuel.
"Ayo, sayang suami kamu sudah menunggu!" ajaknya dengan lembut pada ku seraya mengusap bahuku dengan pelan.
"Tante, aku..."
"Sssst jangan panggil tante lagi dong, tapi panggil mama! kan sekarang kamu sudah jadi menantu mama." Selanya dengat cepat
Namun aku cuma bisa diam menunduk menanggapinya.
jujur saja aku belum bisa menerima pernikahan ini, karena bukan pernikahan seperti ini yang aku inginkan.
aku memang mengenal Tante Lina, Bang Samuel serta keluarganya. Sejak kecil, karena kami bertetangga dan Tante Lina sudah aku anggap seperti ibuku sendiri. Apalagi, setelah meninggalnya ibuku saat aku duduk di bangku sekolah dasar. Karena itulah, sosok Tante Lina sudah melengkapi hidupku selama ini.
Walaupun begitu, aku tidak pernah berpikir menjadi menantunya, seperti saat sekarang ini.
Bukan tak mau, tapi bagaimana cara aku menjelaskannya....?
Aku masih merasa canggung saja, karena tidak pernah terpikirkan menikah dengan anaknya.
Sudah kubilangkan! Bang Samuel itu sudah aku anggap seperti Abangku sendiri, dan kini aku diharuskan menikah dengannya. Aku merasa, tidak nyaman dan aneh saja rasanya, karena harus nikah dengan orang yang sudah di anggap seperti abang sendiri.
Apa kalian mengerti dengan perasaanku ini?
"Sayang, mama tau ini berat untukmu. Mama bisa mengerti perasaanmu itu. Tapi mama tidak bisa berbuat apa apa karena permintaan ayahmu memang di luar dugaan kami. Entah apa yang di pikirkan ayahmu saat itu?
Tapi, percayalah sayang apapun yang dia inginkan semata mata hanya untuk kebaikanmu."
Aku tau itu, tapi kebaikan seperti apa yang malah membuatku menjadi orang ketiga dengan cara seperti ini.
Aku tak menjawab, hanya bisa mengangguk saja. Karena menolak pun tak akan bisa lagi, iya kan. Semoga aku bisa ikhlas menjalani ini semua.
Mama lina lalu membimbingku, menuju mimbar tempat dilaksanakannya ijab kabul.
Waktu aku sampai Kak Alisia sudah duduk manis di samping Bang Samuel.
Kak Alisia memakai pakaian yang sama denganku, juga make up yang sama. Karena aku memang hanya bisa menyesuaikan dengan apa yang mereka persiapkan sebelumnya. Aku benar benar tidak ada hak untuk menyuarakan keinginanku.
Saat aku hampir, sampai Kak Alisia menyambutku dengan senyum merekah. Berbeda dengan Bang Samuel yang melirikku sebentar, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.
Aku tahu, sebernarnya dia tidak bisa menerima pernikahan ini. Hal inilah, yang membuat aku merasa sangat terbebani oleh semua ini.
Maafkan aku kak, bukan maksudku merusak kebahagiaan kalian dan menjadi orang ketiga di keluarga kecil kalian.
*****
Selepas acara sungkeman, aku lebih memilih ke kamarku.
Mama Lina bilang, nanti siang akan ada acara resepsi di taman belakang rumah ini.
Akan tetapi aku tidak berniat, untuk menghadiri acara resepsi itu.
Kehadiranku kan tidak di inginkan oleh mereka, jadi aku sadar diri kok. Untuk semakin tak merusak momen bahagia Kak Alisia dan Bang Samuel.
"Tapi sayang, ini kan acara resepsi pernikahan kamu juga, jadi kamu berhak untuk hadir disana!" Rayu Mama Lina dengan tatapan mengiba.
"Tapi mah, aku kan hanya orang ketiga di antara mereka dan aku juga tidak akan diharapkan kedatanganku disana." Jawabku sendu
"Ayolah sayang jangan seperti itu! Kamu juga berhak bahagia seperti Kak Alisia. Percayalah pada mama sayang cinta akan datang dengan sendirinya nanti." Bujuk Mama Lina
Walaupun begitu mana bisa aku bisa bahagia seperti Kak Alisa, kehadiranku saja tidak diingikan.
Kak Alisia adalah istri yang di inginkan dan di cintai oleh Bang Samuel sementara aku?
Tapi Mama Lina sangatlah baik padaku, aku bingung bagaimana cara menolak ajakan Mama Lina.
"N...gak mah, Hani gak mau mah. Cukup sampai sini saja aku menjadi orang ketiga diantara mereka, Hani gak mau merusak kebahagian Kak Alisia dan Bang Samuel lagi!" Ucapku bersikukuh dengan pendirianku
"Tapi, Say..."
"Lagian permintaan alm ayah, cuma untuk menikahi Bang Samuel saja mah! Nah, sekarang Hani udah menikah dengan Bang Samuel dan sudah menjadi istri Bang Samuel seperti permintaan ayah. Jadi Hani rasa, Hani tidak mempunyai hutang lagi mah."
Mama Lina terlihat berpikir dan ingin menyampaikan sesuatu tetapi iya masih ragu.
"Mah, tolong mengerti dengan posisi Hani. Hani gak mau makin bersalah sama Bang Samuel dan Kak Alisia, Hani benar benar tidak nyaman berada di posisi seperti ini mah!" mohon ku pada Mama Lina.
Mama Lina pun menatapku dengan intens, membuat ingin sekali menangis menatapnya.
Kalau saja tidak ingat dia adalah mertuaku, aku akan mengadu seperti dulu.
"Tapi nanti kalau Alisia sama Samuel nanyain kamu gimana?" tanyanya
membuat aku menghela napas berat mendengarnya.
"Mama bilang aja aku capek. Mama kan tau, aku baru landing subuh tadi. Sejujurnya aku masih jetlag tadi. Please ya mah!" Aku memberikan alasan logis untuk ketidakhadiranku nanti, tapi memang ini kenyataannya.
Mama Lina menatapku lama, setelah itu dia mengangguk, lalu memelukku erat dan mencium keningku lama lalu pergi meninggalkan kamarku.
setelah itu, aku langsung mengunci pintu kamarku dan berlari kedalam kamar mandi lalu menghidupkan shower agar tak ada yang bisa mendengarkanku menangis.
Tuhan bisakah aku bertahan dengan pernikahan ini? bisakah aku hidup menjadi orang nomor dua seperti ini?
Sejujurnya aku ingin seperti wanita lainnya. Aku ingin satu satunya milik suamiku, dicintai suamiku dan ingin memiliki momen indah pernikahanku sendiri. Agar kelak bisa kuceritakan kepada anak anakku, bahkan cucu cucuku.
Tetapi kalau kenyataannya seperti ini, apa yang harus aku banggakan?
-
-
-
-
-
-
Bagaiman readers?
Mewek gk😅🤣
next.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Diana Susanti
lanjuuuut kak
2021-10-22
0
merry jen
jdii Sam menikhi alsia Dan hani jg
2021-10-03
0
Masyitah Ellysa
next yaa author 😘
2021-08-25
1