Diki pun mengambil uang itu dan langsung mengejar Joan.
"Woi ... ngapa lo ninggalin gua dah, terus uang ini mau di apain? Kok elo malah meninggalkan nya begitu aja?" Joan pun tak menggubris omongan nya Diki sedikit pun.
"Woi ... Jo? Gue lagi ngomong sama lo, jangan di abaikan begini dong, gak enak!" sambung Diki yang merengek itu bak anak kecil saja.
"Berisik lu, apa susah nya lo tinggal balikin aja uang itu sama cewek tadi!" Diki pun langsung tersenyum kecil.
"Ya udah, ide bagus tuh. Gue kan jadi bisa ketemu dia lagi, sekalian aja kan, gue kenalan sama dia." Joan pun langsung menatap tak suka ke arah Diki.
"Gak usah cari muka sama cewek itu. Dia milik gue! Dan gue gak akan ngebiarin elo, merebut dia dari gue, paham?" Diki pun langsung mengangguk dan menuruti permintaan nya Joan. Bukan nya tak berani melawan Joan, Diki hanya gak mau kalau keluarga nya di ancam lagi.
"Ya udah gue gak bakalan deketin dia, terus soal uang ini?" Joan pun langsung mengambil uang nya dan bergegas menghampiri Nandini.
★★★
Joan pun langsung duduk di kursi yang kosong di depan nya Nandini dan menyimpan uang dua lembar itu di meja nya Nandini. "Ini uang lo gue kembalikan, semua pesanan di kantin udah gue bayar, jadi elo gak perlu repot-repot ngeluarin uang ini!" Nandini pun tersenyum kecil.
"Gue gak mau berhutang sama lo, jadi buat apa elo repot-repot ngembaliin uang ini?" Joan pun menatap wajah nya Nandini yang cantik dan sesekali tersenyum.
"Okeh ... uang nya gue ambil kembali dan ingat satu hal, jangan berani mengusik Keyla dan Kenzy!" Nandini pun mengangkat kedua bahu nya acuh.
Setelah itu Joan pun pergi dari kelas nya Nandini dan tak lama Keyla pun masuk ke dalam kelas dengan raut wajah nya yang berseri gembira. Mau tidak mau Nandini pun tetap bertanya, karna Nandini begitu peduli dengan Keyla.
"Keyla? Elo gak di apa-apain kan sama cowok itu?" tanya Nandini dan Keyla pun menggeleng.
"Gue baik-baik aja, Nan? Lagian Kenzy juga gak ngapa-ngapain gue, dia hanya mengajak gue mengobrol dan memberikan beberapa makanan ini?" balas Keyla sambil menunjukkan makanan yang di bawa nya.
Nandini pun mengangguk acuh.
★****★★
Setelah jam pulang tiba, Nandini pun hendak pulang dengan Keyla, namun dengan cepat supir nya Nandini menghampiri dan mengajak nya pulang.
Nandini pun tak punya pilihan dan akhir nya Nandini mengiyakan untuk ikut pulang bersama supir nya.
Sesampai nya di rumah, Hernandang pun langsung menyambut kepulangan putri nya itu dengan tatapan tajam nya.
"Mampus lo Nandini! Pasti papa bakalan marah besar, karna lo udah mencoba kabur saat pertemuan penting! Ya Allah selamatkan lah Hambamu ini. Aaminn!!!" batin Nandini.
Hernandang pun mendudukkan bokong nya di sofa. "Silahkan duduk nona Nandini yang terhormat?" titah nya dengan tegas.
Nandini pun duduk di sofa yang menghadap papa nya langsung.
Nandini hanya menunduk dan tak sanggup untuk menatap papa nya untuk saat ini.
"Nona Nandini, tolong perhatikan saya? Saya tak habis fikir lagi dengan kelakuan kamu kemarin, apa pernah saya mengajarkan hal yang tak baik kepadamu, Nandini? Kalau kamu tidak mau menuruti apa kata saya, kamu mau nurut sama siapa? Mama kamu pasti sedang kecewa disana, saya sudah memutuskan perjodohan ini atas izin mama kamu?" kali ini Hernandang benar-benar marah karna kelakuan nya nandini yang berani kabur di acara penting nya.
"Nandini takut pah, Nandini belum siap, please dad, jangan paksa Nandini, bukan Nandini yang gak mau nurut sama papa, cuman Nandini ngerasa kalau Nandini gak bebas, Nandini juga mau menikah, tapi dengan pria yang Nandini cinta!" balas nya dan Nandini pun mulai meneteskan air mata nya.
"Cinta bisa datang dengan sendiri nya, apalagi sering bertemu, please. Turuti kemauan papa untuk kali ini saja?" Hernandang pun sedikit memohon dan Nandini pun menarik nafas panjang nya.
"Iya Nandini mau!" balas nya walau terasa berat, Hernandang pun tersenyum bahagia.
"Ya udah sekarang kamu ambil pakaian kamu yang ada di rumah nya Keyla?" titah nya dengan lembut, Nandini pun mengangguk dan pergi ke rumah nya Keyla di antar supir.
"Mati gue! Kalau om Halim tau gue kabur kemarin, bisa-bisa gue habis di ceramahi nih, gimana dong?" batin nya yang terus memikirkan soal papa nya Keyla.
Setelah sampai di rumah nya Keyla, Nandini pun mencoba mengetuk pintu.
Tokk! Tokk! Tokk!
Saat pintu rumah terbuka, nampak lah Gusti Halim yang sedang menatap nya tanpa berkedip sedikit pun.
Nandini pun memberanikan dirinya untuk masuk dan siap mendengar ceramah nya om Gusti Halim.
"Nandini? Om sungguh tidak menyangka kalau kamu bisa senekat itu kabur dari rumah, mau jadi apa kamu kalau tidak menuruti papa mu?" tanyanya dengan tegas dan mampu membuat Nandini terdiam sebentar.
"Bukan gitu om, Nandini hanya tidak mau salah dalam pilihan nya papa, Nandini mau bebas memilih siapapun yang akan dekat dengan Nandini!" Halim pun hanya menggelengkan kepalanya.
"Om mengerti dengan maksud kamu, Nan. Tapi kamu sendiri kan tau, kalau papa mu itu tidak bisa di bantah, jadi turuti saja apa maunya?" Nandini pun membuang nafasnya kasar dan mengangguk.
"Nandini sudah mengambil keputusan sendiri, om. Ya udah Nandini kesini cuman mau ambil tas, saja?" bi Onah pun langsung membawa tas yang berisi baju itu kehadapannya Nandini.
Nandini pun mengambil tasnya. "Ya udah kalau gitu Nandini pamit pulang dulu, ya?" Halim pun mengangguk.
"Hati-hati dijalan, turuti keinginan papamu?" Nandini pun mengangguk dan meninggalkan rumah itu.
★★★
"Nandini, pertemuan itu akan di langsungkan besok malam, papa harap kamu tidak mengecewakan papa lagi!" Nandini pun terpaksa mengangguk dan membawa tasnya menuju ke kamarnya.
Nandini pun membaringkan tubuhnya di kasur quinsize miliknya. "Perjodohan! Pernikahan konyol yang harus gue jalani tanpa tau siapa cowok yang akan bersanding sama gue di pelaminan nanti. Bahkan wajahnya aja gak terbayang sama sekali di otak gue, coba aja kalau yang di jodohin sama gue itu Cha Eun Wo, jadi gue gak perlu repot-repot buat kabur dan menolak perjodohan ini kan!" gumamnya sambil senyam-senyum sendiri.
Dan mungkin kini telah berhayal menikah dengan Cha Eun Wo! Nandini memang konyol.
★★★
Ke esokan paginya, Nandini pun bangun pagi dan langsung melakukan ritual mandinya.
Tak lama dari itu Nandini pun selesai dengan ritual mandinya dan memakai pakaiannya untuk ke kampus.
Sebelum berangkat ke kampus, Nandini pun sarapan dulu bareng papa nya - Hernandang.
"Nandini? Ingat nanti malam kamu jangan mengecewakan papa lagi?" kata Hernandang sambil mengolesi rotinya dengan selai kacang.
Nandini pun mengangguk dan memakan rotinya. "Iya Pah, Nandini janji gak akan ngecewain papa untuk kedua kalinya!" balas Nandini sambil tersenyum.
Hernandang pun membalas senyumannya putrinya itu dan mengelus pucuk kepalanya Nandini.
Setelah sarapan selesai, keduanya pun langsung berangkat ke tujuannya masing-masing.
★★★
Sesampainya di kampus, Nandini pun berjalan santai melewati koridor kampus.
Nandini berjalan sambil melamun dan sampai dirinya jatuh terpentok dinding karna cewek-cewek yang berlarian mengejar Kenzy.
Kenzy yang melihat kejadian itu pun tetap mengacuhkan Nandini dan pergi berlalu begitu saja.
Tak lama dari itu, Keyla pun datang dan membantu Nandini untuk berdiri.
"Nandini? Ya ampun, elo kenapa, kok bisa duduk di lantai?" tanya Keyla yang polos itu.
Nandini pun bangun dari duduknya dan di bantu Keyla, Nandini pun tetap memegangi keningnya yang terasa nyeri karna terbentur dinding. "Gue gapapa kok, Key! Kepeleset aja barusan, makanya gue jatoh dan kening gue kebentur dinding!" balas Nandini terpaksa berbohong.
Keyla pun mulai menuntun Nandini. "Ya ampun, Nan. Makanya kalau jalan hati-hati dong, jadi jatoh kan?" Nandini pun mengabaikan ucapannya Keyla karna pusing yang terus bertambah di kepalanya itu.
Tak lama dari itu, Kenzy pun datang dan mengajak Keyla untuk mengobrol di rooftof.
"Tunggu dulu, Ken?" Keyla pun menolaknya dengan lembut.
Kenzy pun menatap Keyla dan sesekali menatap wajahnya Nandini. "Kenapa? Nanti keburu masuk gimana?" balas Kenzy tanpa memperdulikan Nandini yang sudah terlihat pucat.
"Nandini, gimana? Kasian lho, dia baru aja jatoh?" jelas Keyla yang hawatir dengan keadaan nya Nandini.
"Bodo amat lah, ayo dong. Keyla? Ikut aku sekarang?" kata Kenzy.
"Udah lah Key, gue gapapa kok, elo pergi aja!" sambung Nandini.
"Tapi kan, Bi--" belum juga selesai ucapannya Keyla itu, Kenzy pun sudah menarik tangannya Keyla dan meninggalkan Nandini sendiri.
Nandini pun melanjutkan perjalanannya dengan sempoyongan.
Saat tubuhnya Nandini mulai melemah, dengan cepat Joan pun berlari dan menahan tubuhnya Nandini yang sudah terjatuh ke pelukannya Joan karna tak sadarkan diri.
Joan yang membopong tubuhnya Nandini pun terlihat sedikit menyunggingkan senyum nakalnya yang terukir dibibirnya itu.
Joan pun langsung membawa Nandini ke ruang uks, Diki yang melihat Joan membopong cewek pun langsung menghampirinya.
"Wihh ... bawa cewek cantik lu, siapa dia?" tanya Diki yang kepo itu, padahal ia baru nongol.
Joan pun langsung melotot menatap sahabatnya itu. "Bukan urusan lo, minggir gak?" bentak Joan dan Diki pun meminggirkan badannya, setelah itu Joan pun kembali untuk berjalan dan di ikuti Diki.
"Nyali gue menciut kalau sudah berhadapan sama si Joan, lagian tu anak dingin banget, tapi kok yang jadi rebutan malah si Kenzy! Au ah pusing gue!" batin Diki, sambil duduk di ruang uks.
Para wanita yang melihat Nandini di bopong oleh Joan pun langsung bergosip heboh diluaran sana.
Joan pun membaringkan Nandini di atas matras dan sesekali mengelus lembut pipinya Nandini dan tanpa sadar Joan pun tersenyum.
"Dik? Apa menurut lo gadis ini cantik?" tanya Joan dan Diki pun sedikit ragu untuk menjawabnya.
"Hemm ... gue bingung jawabnya, Jo! Gue harus jawab apa?" balas Diki dan Joan langsung menatap wajahnya Diki seram.
"Jawab aja yang jujur, cantik atau enggak?" tanyanya lagi sedikit menaikkan suaranya.
Diki pun menggaruk tengkuknya yang gak gatal. "Ya___ cantik Jo, mau laki-laki manapun yang melihat dia, ya, pasti langsung tertarik!"balas Diki dengan ragu.
Joan pun mengangguk pelan. "Termasuk elo?" Joan pun menunjuk Diki dan Diki pun hanya menelan salivanya berat. "Elo bener Dik, laki-laki manapun pasti tertarik termasuk gue! Oh iya, menurut lo apa Kenzy bakalan tertarik juga?" Diki pun menatap ragu ke arah Joan.
"Untuk saat ini, elo bisa liat sendirikan kalau si Kenzy lagi tertarik sama Keyla, yang kecantikannya kurang dari cewek yang pingsan itu? Tapi kalau mereka keseringan bertemu bisa jadikan ada perasaan yang tumbuh?" Joan pun mengangguk dan mencerna ucapannya Diki secara pelan-pelan.
"Ya udah, elo bisa kan tinggalin gue berdua sama dia? Kalau nanti Kenzy nyariin gue, bilangin aja ada kesibukan lain?" Diki pun mengangguk dan pergi meninggalkan Joan dan Nandini.
"Si Joan mau ngapain sih, kok dia pake nyuruh gue pergi segala, aneh ...!" batin Diki sambil pergi meninggalkan ruang uks itu.
Kenzy POV
Keyla pun berdiri menatap wajahnya Kenzy yang tamvan abis. "Kamu mau ngomong apa, sama aku?" tanya Keyla.
Kenzy pun tersenyum dan mencoba untuk menggapai kedua tangannya Keyla dan menggenggamnya. "Keyla, ada satu hal yang perlu kamu tau, kalau sebenarnya aku ini___, aku---," ucapannya Kenzy terpotong karna Keyla. "Aku apa, Ken? Kamu suka sama aku?" potong Keyla.
Kenzy pun mengernyitkan dahinya dan menatap Keyla. "Cewek ini emang gak bisa di remehin, gue emang berniat menjadikannya pacar gue, tapi bukan berarti gue bisa langsung jatuh cinta sama elo! Lihatin aja ...!" batin Kenzy dengan senyum smirknya." Kamu bisa aja deh nebaknya, jadi gak romantis lagi kan," kata Kenzy dengan raut wajah yang disedih-sedihkan.
Keyla pun langsung mengeratkan pegangan tangannya Kenzy. "Jangan sedih gitu dong, ya udah ayo lanjutkan? Kamu mau ngomong apa?" balas Keyla.
"Hemm ... aku emang suka sama kamu dan aku mau kamu jadi pacar aku, gimana mau gak?" tanya Kenzy dan Keyla pun senangnya bukan main, Keyla langsung memeluk tubuhnya Kenzy.
"Aku mau! Aku mau jadi pacar kamu?" balas Keyla tanpa basa-basi.
Kenzy pun tersenyum dan membalas pelukannya Keyla. "Gampang juga naklukin ini cewek, elo mulai masuk dalam perangkap gue! Oh iya, gue harus sembunyiin kalau gue udah dijodohin dan mau nikah. Semua itu gak boleh diketahui Keyla!" batinnya Kenzy yang licik itu.
★★★
Kenzy dan Keyla pun sedang berjalan di koridor kampus dan bertemu dengan Diki yang sedang memainkan gawainya.
"Tumben lu sendirian, si Joan kemana? Gak bareng sama lo?" tanya Kenzy dan Diki pun mematikan gawainya.
Diki pun menggaruk kepalanya yang gak gatal. " Si Joan lagi di ruang uks, tadi dia nolongin cewek yang pingsan?" balas Diki.
"Siapa? Tumben banget dia peduli sama cewek, pacarnya?" tanya Kenzy penasaran, karna setau Kenzy Joan itu type cowok pendiam, dingin sama cewek dan gak romantis, tapi kok bisa nolongin cewek!
"Gue gak tau namanya siapa, yang intinya itu cewek cantik, suka jalan sama si Keyla?" Keyla yang mendengarnya pun langsung terlihat panik dan langsung menebak kalau yang di maksud Diki itu Nandini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Anisnikmah
semangat
2021-09-25
0