Mulai Penasaran

Ekor mata Bunga melirik ke arah Bian yang masih berdiri tidak jauh darinya. Lalu sedikit berbalik dengan satu alis terangkat ke atas.

"Seragam lo ganggu," ucap Bian berlalu pergi.

Mendengar pengungkapan Bian membuat Bunga menggeleng dengan senyum. "Dan itu bukan urusan lo."

Setelah itu Bunga berlalu pergi mendahului Bian yang sedang menatap punggung Bunga kian menjauh.

"Menarik," gumamnya lirih.

Langkah Bunga terhenti kala terdengar suara Bu Siska yang memekik telinganya.

"Bunga!"

"Oh s**hit!" umpat Bunga menghentikan langkahnya.

Dia baru saja akan masuk ke dalam kelas. Sebelum suara lantang dari Bu Siska menghentikannya.

"Dari mana aja kamu?" tanya Bu Siska dengan sorot mata mengintimidasi.

"Belakang bu," jawab Bunga membuat Bu Siska mengangguk. Beliau mengira yang dimaksud belakang oleh Bunga ialah toilet.

Bu Siska tampak memperhatikan raut wajah Bunga dengan seksama. Mencoba mencari kebohongan pada mata gadis cantik itu. Tetapi hasilnya nihil. Tidak ada kebohongan pada mata gadis itu.

"Masuk," suruhnya membuat Bunga tersenyum sekilas lalu masuk dengan bebas ke dalam kelas.

Sontak saja melihat Bunga yang bisa masuk begitu saja setelah hampir setengah jam bell masuk tadi membuat seluruh murid di kelasnya ternganga.

"Kok bisa sih dia masuk gitu aja?" Sani menyenggol lengan Nida.

Bu Siksa itu terkenal killer.

"Tahu tuh, Ji lo diam aja gitu?" tanya Nida kepada Jian yang duduk di depan bangku kedua temannya.

"Lihat apa yang gue lakuin," ucapnya tersenyum licik.

"Bu!" Jian mengangkat tangannya.

"Ya..ada apa Jian?" tanya Bu Siksa memperhatikan Jian.

"Bunga telat setengah jam bu, dia nggak dari toilet, tapi mojok di belakang," jelas Jian melirik Bunga sekilas. Tatapan matanya penuh akan kemenangan.

Bu Siksa tampak melihat jam di dinding kelas itu. Terlihat gelengan kepala dari beliau yang membuat Bunga mencebik. Sebenarnya tidak begitu penting juga bagi Bunga. Toh..pelajaran Bu Siska memang tidak begitu dia sukai. Tapi aneh saja jika sudah masuk ke kelas lalu kembali disuruh keluar.

"Bunga! kamu bohongi ibu?" tanya Bu Siksa yang sudah menahan amarah.

Tadi beliau ingatnya jika kelas baru saja dimulai sekitar 5 menitan. Ternyata beliau juga salah karena masuk ke kelas terlambat.

"Enggak bu, aku tadi emang dari belakang, bu Siska kan nggak tanya aku telat berapa menit," jawab Bunga enteng membuat Bu Siksa menggeleng tidak percaya.

Anak itu memang selalu punya alasan setiap kali ditanya.

"Ya...sudah kamu keluar! kamu tetap saja salah!"

Tanpa protes atau apapun. Bunga beranjak dari duduknya.

Tepat di sebelah bangku Jian. Bunga tersenyum penuh arti. "Thank, gue emang lagi bt banget," lirih Bunga membuat Jian menggeram kesal.

"Sialan," lirihnya menatap kepergian Bunga tidak suka.

Karena ini waktu di jam pelajaran, sekolah menjadi sepi. Bunga memutuskan untuk menuju ke kantin dan melanjutkan tidur yang tadi sempat tertunda di taman belakang.

"Eh neng Bunga, pesen nggak neng?" tanya salah satu penjual kantin.

"Numpang tidur dulu ya bu," jawab Bunga membuat bu kantin tersebut tampak menggeleng. Tidka habis pikir dengan salah satu siswi di sekolah itu yang setiap kali muncul ke kantin untuk menumpang tidur.

Baru beberapa jam tertidur, Bunga dikejutkan dengan bell pergantian mata pelajaran. Karena malas untuk kembali ke kelasnya. Bunga berniat untuk kembali bolos dan melanjutkan tidurnya di perpustakaan. Karena jika masih di kantin sebentar lagi akan terganggu denga bisingnya anak-anak yang lain ketika istirahat.

"Neng Bunga nggak pesen dulu?" teriak bu kantin melihat kepergian Bunga.

Bunga tampak menoleh. Lalu merogoh saku seragamnya. "Ini bu, tapi nanti aja makannya," jelas Bunga mengeluarkan uang berwarna biru.

"Kembalinya neng!"

"Buat ibu saja," jawab Bunga membuat bu kantin tersenyun cerah.

Sering kali Bunga melakukan ini. Bilangnya makanannya nanti, tetapi terkadang sama sekali tidak pesan, katakanlah apa yang Bunga katakan dalam bentuk sedakah untuk bu kantin.

Tepat di pojok perpusatakaan Bunga duduk dan kembali menelungkupkan kepalanya. Dia berniat untuk kembali tertidur. Tetapi sayang untuk rencana tidurnya kali ini gagal karena seseorang datang dan duduk di depannya.

"Tujuan lo sekolah sebenarnya apa sih?" pertanyaan itu membuat Bunga menghela napas kasar.

Kepalanya ia dongakan dan menatap ke arah cowok yang dari kemarin pagi terus muncul di depannya. Bunga memilih untuk kembali melanjutkan tidurnya dari pada meladeni cowok di depannya yang menurutnya tidak penting.

"Jangan mentang-mentang orang tua lo kaya terus bisa bersikap seenaknya di sekolah," lagi-lagi Bian mengomentari sikap Bunga yang terlampau cuek dan masa bodoh.

Memang tidak membenarkan apa yang Bunga lakukan ketika di sekolah. Tetapi perkataan Bian juga tidak dapat dibenarkan. Keduanya sama-sama salah dengan fersi yang berbeda.

Mendengar orang tua yang dibawa-bawa oleh cowok yang sebenarnya tidak begitu dikenalinya membuat Bunga kembali mendongak.

"Bukan urusan lo!" kesal Bunga beranjak dari duduknya.

Dia muak melihat Bian yang terus mengomentarinya.

"Emang bukan urusan gue, tapi heran aja cewek kayak lo masih diterima di sekolah ini."

Bunga tersenyum tipis. Lalu berbalik menghadap ke arah Bian yang masih duduk di bangkunya.

"Mau lo apa sih? jangan bilang lo caper sama gue karena kejadian kemarin pagi?" selidik Bunga membuat Bian menampilkan wajah datarnya.

Cewek di depannya ini memang bukan cewek biasa. Dia terlalu berani mengatakan hal semacam itu.

"Kalau lo diam berati i-"

"Enggak!" tegas Bian dan diangguki oleh Bunga.

"Bagus, kalau gitu jangan ikut campur lagi urusan gue, oke?" setelah mengatakan itu Bunga berlalu pergi. Meninggalkan Bian yang mematung di tempatnya dengan sorot mata memperhatikan kepergian Bunga.

"Sebenarnya gadis seperti apa sih lo?" gumamnya mulai merasa penasaran.

"Ian!" panggil seorang gadis yang menghampiri Bian.

Jam istirahat baru saja dimulai.

"Kamu kenapa bolos tadi?" pertanyaan itu seketika membuat Bian tersadar.

Bian menatap ke arah gadis yang menjadi salah satu teman kelasnya.

"Seyna, udah istirahat?" tanya Bian dan diangguki oleh Seyna.

"Lihatin apa sih kamu?" Seyna mencari-cari arah pandang mata Bian tadi.

"Nggak, eh..gue duluan ya?" pamit Bian yang hanya dapat diangguki oleh Seyna.

Seyna juga masuk ke dalam salah satu gadis yang menjadi most wanted di sekolah. Selain wajahnya yang manis, Seyna juga termasuk golongan siswi berprestasi. Tak hayal banyak juga yang mengaguminya. Ditambah pembawaan Seyna yang humble membuatnya banyak disukai teman-temannya.

"Ian," lirih Seyna menatap kepergian Bian.

Bunga tidak bisa melanjutkan tidurnya. Dia akhirnya kembali ke kantin dan untuk pertama kalinya pesan makanan setelah 1 tahun terakhir ini jam istirahat selalu dia gunakan untuk tidur di kelasnya.

"Woi...gila...bidadari sexy ke kantin!" celetuk Andre melihat kedatangan Bunga.

Tanpa menunggu lama Roni langsung beranjak dari duduknya. Niatnya ingin kembali memesan makanan agar bisa berdesakan dengan Bunga. Padahal bakso di mangkoknya juga baru dimakan berapa suapan.

"Kemana lo?" tanya Oki melihat Roni yang sudah merapihkan celana seragamnya.

"Nyamperin hayalan gue lah," jawab Roni percaya diri.

"Kayak nggak ada cewek lain aja," ucapan itu datang dari Bian yang baru bergabung bersama mereka.

Sontak saja ketiga temannya menatap heran ke arah Bian.

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Roni memastikan.

Tetapi Bian bersikap acuh tanpa menjawab pertanyaan Roni.

"Ini nih yang gue takuti, Ian nggak dapat bedain cewek sepesial sama enggak, Bunga itu paket komplit bro...selain wajah cantiknya bodynya juga ehhh...bikin gue panas," jelas Andre membuat tawa Roni dan Oki terdengar.

Sementara Bian diam-diam melirik ke arah Bunga yang baru saja duduk bersama dengan kedua temannya. Apa yang Andre katakan tadi memang benar. Bunga paket komplit dan yang lebih membuat Bian pe asaran ialah sikap Bunga yang terkesan cuek namun pemberani.

Terpopuler

Comments

Kristi Yani

Kristi Yani

namanya Bu Siska apa Bu Siksa Thor? Bu Siska galak kalau Bu Siksa pasti sadish

2023-02-22

0

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

jangan... jangan.. jangan suka penasaran... bisa bikin pusing ntar

2023-02-13

2

Irde Sembiring

Irde Sembiring

penasaran😲

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Tabrakan Pembawa Berkah
2 Sugar Daddy
3 Gaya Menantang
4 Mulai Penasaran
5 Kerja Malam
6 Merasa Aneh
7 Bertemu Lagi
8 Apa Adanya
9 Klub Malam
10 Panas
11 Pertama Untukmu Tapi kesekian Untuk-ku
12 Lo Itu-Beda (Bian)
13 Nekat
14 Kamar Hotel
15 Mengintai
16 Penyelamatan Kedua Kalinya
17 Bolos Desakan
18 Tragedi Di Vila
19 Lift Anti-Mainstream
20 Tidak Suka
21 Mabuk
22 Cemburu?
23 Makanan Cinta
24 Buasnya Bian
25 Terlambat
26 Sisi Lain Bian
27 Bian Gila
28 Gudang Sebelah
29 Mulai Terbuka
30 Obat Itu Bunga
31 Mulai Peduli
32 Bukan Lagi Paksaan
33 Permainan Bian
34 Tragedi Di Toilet
35 Peduli Atau Khwatir?
36 Ketegangan Di Mobil
37 Bohong
38 Taman Belakang
39 Hujan Membuat Panas
40 Hujan Deras
41 Penampilan Baru
42 Rencana Nenek
43 Perjodohan
44 Nomor Baru
45 Vila Lagi
46 Hati Ini Untuk Dia (Bian)
47 Hasil Seni Yang Indah
48 Berita Di Sekolah
49 Siapa?
50 Bertemu Ibunda Bian
51 Tamu Tak Diundang
52 Dua Hati
53 Ayah?
54 Pengganggu
55 Tebar Pesona
56 Gelisah
57 Penuh Tentang Bian
58 Jadian Tapi Bertemu Mimi
59 Masih Rahasia
60 Mau Nggak?
61 Menginap Bedua
62 Dasar Gila
63 Pengen Ngelunjak?
64 Kucing-Kucingan
65 Cemburu Tapi...
66 Beautiful Flower
67 Ke Gep
68 Sederhana Tapi Mengesankan
69 Hampir Saja
70 Mulai
71 Tragedi Kelas
72 Berita Buruk
73 Dia Siapa?
74 Malam Romantis
75 Bunga I Love You
76 Pelengkap Hidup
77 Kembali Ke Kota
78 Marah Atau Cemburu?
79 Tragedi Perpustakaan
80 Siapa Anak Om?
81 Takut Kehilangan
82 Jangan Benci Gue (Bunga)
83 Pilihan Yang Sulit
84 OTW Makan Malam
85 Luka Terdalam
86 Balas Dendam
87 Bunga VS Bian
88 I'm Virgin
89 Pertarungan Sengit
90 Nasi Sudah Menjadi Bubur
91 Dimana Kamu Dimana?
92 Ayah VS Anak
93 Terluka Tapi Tidak berdarah
94 Love And Hate
95 Pertemuan Panas
96 Ingin Terlepas
97 Terlalu Indah Untuk Disakiti
98 Siapa Sih?
99 Mecurigakan
100 Bye Dunia Malam
101 Tersebar
102 Pernikahan Dadakan
103 Belajar Jadi Suami Istri
104 Fantasi Bian
105 Tidak Bisa Menolak
106 Bunga-Jian Done
107 Pesona Bian
108 Sesantai Itu Bunga
109 Perang Pagi
110 Gengsi Gede
111 Usulan Deni
112 Menyerah Saja
113 Akhir Cerita
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Tabrakan Pembawa Berkah
2
Sugar Daddy
3
Gaya Menantang
4
Mulai Penasaran
5
Kerja Malam
6
Merasa Aneh
7
Bertemu Lagi
8
Apa Adanya
9
Klub Malam
10
Panas
11
Pertama Untukmu Tapi kesekian Untuk-ku
12
Lo Itu-Beda (Bian)
13
Nekat
14
Kamar Hotel
15
Mengintai
16
Penyelamatan Kedua Kalinya
17
Bolos Desakan
18
Tragedi Di Vila
19
Lift Anti-Mainstream
20
Tidak Suka
21
Mabuk
22
Cemburu?
23
Makanan Cinta
24
Buasnya Bian
25
Terlambat
26
Sisi Lain Bian
27
Bian Gila
28
Gudang Sebelah
29
Mulai Terbuka
30
Obat Itu Bunga
31
Mulai Peduli
32
Bukan Lagi Paksaan
33
Permainan Bian
34
Tragedi Di Toilet
35
Peduli Atau Khwatir?
36
Ketegangan Di Mobil
37
Bohong
38
Taman Belakang
39
Hujan Membuat Panas
40
Hujan Deras
41
Penampilan Baru
42
Rencana Nenek
43
Perjodohan
44
Nomor Baru
45
Vila Lagi
46
Hati Ini Untuk Dia (Bian)
47
Hasil Seni Yang Indah
48
Berita Di Sekolah
49
Siapa?
50
Bertemu Ibunda Bian
51
Tamu Tak Diundang
52
Dua Hati
53
Ayah?
54
Pengganggu
55
Tebar Pesona
56
Gelisah
57
Penuh Tentang Bian
58
Jadian Tapi Bertemu Mimi
59
Masih Rahasia
60
Mau Nggak?
61
Menginap Bedua
62
Dasar Gila
63
Pengen Ngelunjak?
64
Kucing-Kucingan
65
Cemburu Tapi...
66
Beautiful Flower
67
Ke Gep
68
Sederhana Tapi Mengesankan
69
Hampir Saja
70
Mulai
71
Tragedi Kelas
72
Berita Buruk
73
Dia Siapa?
74
Malam Romantis
75
Bunga I Love You
76
Pelengkap Hidup
77
Kembali Ke Kota
78
Marah Atau Cemburu?
79
Tragedi Perpustakaan
80
Siapa Anak Om?
81
Takut Kehilangan
82
Jangan Benci Gue (Bunga)
83
Pilihan Yang Sulit
84
OTW Makan Malam
85
Luka Terdalam
86
Balas Dendam
87
Bunga VS Bian
88
I'm Virgin
89
Pertarungan Sengit
90
Nasi Sudah Menjadi Bubur
91
Dimana Kamu Dimana?
92
Ayah VS Anak
93
Terluka Tapi Tidak berdarah
94
Love And Hate
95
Pertemuan Panas
96
Ingin Terlepas
97
Terlalu Indah Untuk Disakiti
98
Siapa Sih?
99
Mecurigakan
100
Bye Dunia Malam
101
Tersebar
102
Pernikahan Dadakan
103
Belajar Jadi Suami Istri
104
Fantasi Bian
105
Tidak Bisa Menolak
106
Bunga-Jian Done
107
Pesona Bian
108
Sesantai Itu Bunga
109
Perang Pagi
110
Gengsi Gede
111
Usulan Deni
112
Menyerah Saja
113
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!