Night Flower
Sudah menjadi hal biasa untuk seorang gadis cantik yang kini tengah duduk di bangku kelasnya. Kepalanya tertunduk di atas meja, dengan mata yang tertutup, dia tengah tidur sebelum bel masuk berbunyi.
"Bunga!" panggil salah satu siswi.
Tidak ada jawaban dari gadis tersebut, membuat yang tadi memanggil namanya menyentil telinga gadis itu dengan cukup keras.
"Anj*rr," reflek Bunga dengan kepala mendongak ke atas.
Gadis itu tertawa puas setelah berhasil membuat sahabatnya itu terbangun. "Kebo!" cibirnya membuat Bunga memutar bola matanya.
"Gue ngantuk," jelasnya dan diangguki oleh gadis yang kini tengah duduk di sebelahnya.
"Tadi malam pulang jam berapa?" tanya-nya setengah berbisik.
Namanya Rasel, satu-satunya sahabat Bunga yang normal, karena jika yang satunya lagi, sahabat Bunga kategori langka, tubuh laki-laki namun sikap perempuan.
"Pake nanya lo," kesal Bunga kembali berniat untuk melanjutkan tidurnya.
Bukan rahasia lagi jika Rasel mengetahui apa pekerjaan Bunga selama ini. Karena dia sendiri juga melakukan pekerjaan yang sama seperti Bunga. Mereka menjadi kupu-kupu malam untuk menyambung hidup. Hanya saja Rasel masih dibawah Bunga, karena kini Bunga sudah berhasil menjadi seorang sugar baby. Bisa dikatakan tingkat bunga jauh di atas Rasel. Meski pekerjaan mereka itu dikatakan nakal, tetapi satu yang bisa mereka jamin, keperawanan mereka masih terjaga, menurut keduanya itu adalah hal yang paling penting meski senakal apapun seseorang.
"Gue ke Deby dulu deh," pamit Rasel yang tidak mendapat jawaban dari Bunga. Pasalnya gadis itu sudah kembali melanjutkan tidurnya.
Tidak lama kepergian Rasel. Sekelompok siswi datang dan melihat Bunga yang tengah tertidur. Seketika ide jail muncul dari salah satu siswi tersebut.
"Gue punya ide," ucap salah satu dari mereka.
Jian, ketua geng dari mereka, hobinya mengganggu siswi yang bisa dikatakan menjadi pesaingnya. Termasuk Bunga, salah satu siswi yang paling tidak Jian sukai di sekolah itu.
"Lakuin cepet!" suruh Jian dan diangguki oleh kedua temannya. Sani dan Nida.
"Oke," kompak mereka bergegas menuju meja Bunga.
Sebelum melakukan aksinya. Keduanya saling tatap penuh arti, sebelum akhirnya.
Byuurrrrr
Sebuah air mineral sengaja mereka siram di tubuh Bunga yang tadinya sedang tertidur tenang tanpa gangguan. Dan kini gadis itu sudah terbangun karena terkejut ulah dua mahluk yang tidak diharapkannya.
Bunga menatap tajam Sani dan Nida. Lalu beralih menatap ke arah Jian yang jelas saja otak dibalik itu semua ialah Jian.
"Ini sekolah bukan kamar yang bisa seenaknya buat tidur," sindir Jian melihat Bunga yang menghampirinya.
Sampai di depan Jian, Bunga berhenti sejenak, menatap gadis yang sedang menatapnya remeh.
"Resek lo!" ucap Bunga dengan tangannya yang berhasil menarik rambut Jian.
Tetapi hal itu hanya berlangsung sebentar saja. Karena setelahnya Bunga pergi untuk menuju ke toilet.
"Arrgghh! Bunga sialan lo!" teriak Jian tidak terima.
Dengan langkah sedikit tergesa. Bunga berjalan melewati beberapa siswa/i yang menatapnya heran. Masih pagi tetapi sudah ada kejadian yang menimpa gadis cantik itu, dan hal yang paling membuat para siswa tidak bisa beralih tatapan matanya ialah karena seragam basah Bunga berhasil mencetak bra yang dikenakan olehnya.
"Anj*r makin sexy aja si Bunga."
"Idola gue itu."
"Pasti otong lo udah tegang," ucap salah satu siswa mensiku temannya. Membuat gelak tawa di antara mereka.
Bunga tidak peduli, dia tetap berjalan menuju ke toilet. Ditatapnya seragam atasnya yang basah karena tumpahan air mineral tadi.
"Sialan mereka," umpatnya berusaha mengeringkat seragamnya.Tetapi percuma saja karena seragam itu tidak akan bisa kering dalam waktu yang singkat.
Tanpa pikir panjang, Bunga keluar dari dalam toilet. Niatnya untuk menghampiri kedua sahabatnya Rasel dan juga Deby alias Deni.
Tepat di depan pintu kelas mereka. Bunga berhenti sejenak, tetapi tekadnya sudah bulat. Meminjam jaket milik Rasel adalah hal terbaik untuk menutupi dua gundukan kembarnya yang tercetak dengan begitu jelas.
"Rasel!" panggil Bunga membuat seisi kelas menoleh ke arahnya.
Glek
Tatapan para jantan di kelas itu langsung memanas dengan air ludah yang sangat susah untuk mereka telan. Bunga benar-benar berhasil menarik perhatian mereka pagi ini.
"Bunga," gumam Rasel dan Deni barengan. Keduanya sama-sama berjalan menghampiri gadis itu.
"Gila sexy, sexy, sexy," komentar salah satu siswa yang berada di kelas itu.
"Bunga khayaln gue banget sih, santai dong lo jon!" siswa itu tampak sedikit memegang bagian bawahnya.
"Lo kenapa?" tanya Rasel bingung melihat keadaan Bunga.
"Gue pinjem jaket lo?" jawab Bunga membuat Rasel menghela napas.
"Gue nggak bawa jaket Na, sorry," sesal Rasel yang hari ini tidak membawa apa yang sedang Bunga butuhkan. Padahal biasanya jaket tidak pernah lupa dia bawa.
"Eike ada bentar ye?" Deni dengan semangat mengambil jaket yang dia taruh di bangkunya.
Tidak lama laki-laki gemulai itu datang dengan jaket berwarna ping di tangannya. "Nih Na, ingat ye lo pinjem jadi harus dibalikin," tukas Deni membuat Bunga mencebik.
Bunga dengan santai dan tanpa berniat untuk berpindah tempat memakai jaket itu di tempat itu juga.
"Ya ampun..kekecilan jaket lo Deb," komentar Rasel.
"Ukurannya sih pas, dada Bunga aja yang besar, pasti sering di remas sama Om cakep itu ya?" bisik Deni membuat Bunga menatap datar.
"Thank, gue balik," pamitnya tanpa menjawab ucapan dari Deni.
Tetapi baru saja Bunga akan berbalik, sesuatu yang tidak diinginkan kembali terjadi, tanpa sengaja Bunga menabrak seseorang yang baru saja datang dan akan masuk ke dalam kelas.
Bruk
Tepat tabrakan di antara keduanya yang mendadak dan bisa dibilang cukup kencang, kedua dada Bunga sempat menempel pada dada bidang cowok tersebut.
Kenyal dan sintal dapat cowok tersebut rasakan. Dan sialanya karena kejadian itu membuat degup jantungnya kini tidak bekerja tidak beraturan.
"****," umpat keduanya secara bersamaan.
Setelahnya baik Bunga ataupun Bian sama-sama melengos pergi seakan baru saja tidak terjadi apapun.
"Mas Bian, aduh...si Bunga beruntung banget sih," ucap Deni yang melihat adegan itu secara langsung dan dekat.
"Kasian si Bunga, dadanya semakin tidak suci," gumam Rasel menggeleng pelan.
Deni melirik ke arah Rasel. Lalu tersenyum jahil. "Kalau Bian yang nabrak gue rela kalau dada gue sampai nempel gitu. Cowok ganteng nggak akan rugi kita," jawab Deni membuar Rasel menyentil kening Deni. "Rugi, karena gratisan bege!" setelah mengatakan itu Rasel masuk ke dalam kelas. Diikuti oleh Deni yang juga berjalan masuk dengan matanya sesekali melirik ke arah Bian nakal.
"Ih...gemes deh eike sama cowok modelan Bian," ucap Deni senyum sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Kristi Yani
hore cerita baru langsung bikin kepo, mereka ini SMA/SMP/kuliah? kok bisa ada kupu2 mlm masih sekolah
2023-02-14
1
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧ🏘⃝Aⁿᵘ
waaahhh ceritanya seru nih
2023-02-13
0
Fiera
balik baca lagi...
2023-01-26
0