Keterima

Malam ini Grea tidak bisa tidur, ucapan Arvan yang dengan tegas melarangnya untuk bekerja membuatnya kesal dan jengkel.

Grea keluar dari kamarnya dan berjalan mondar-mandir di depan televisi. Grea melihat ke arah jam yang menempel di dinding sudah hampir jam 1 pagi. Grea duduk lalu bangkit lagi dan begitu seterusnya, dia tengah memikirkan bagaimana cara mendapatkan izin dari suaminya yang dingin itu.

" Gre ayo dong berpikir!" gumam Grea dalam hati.

Grea baru saja hendak pergi ke dapur karena berjalan bolak-balik ternyata bikin haus juga, baru saja mau melangkah tiba-tiba kaki Grea tersandung kakinya sendiri dan kejadian itu bertepatan dengan Arvan yang baru saja keluar dari kamarnya.

" Aww!" Grea meringis kesakitan saat b*kongnya mendarat kasar di lantai.

" Apa yang kamu lakukan disitu?" tanya Arvan dengan wajah datar

" Mengepel lantai!" sahut Grea mendengus kesal.

Arvan hendak tertawa tapi sebisa mungkin ia tahan, ia tahu Gea terjatuh tapi namanya juga beruang kutub gak mau sikap dinginnya terlihat mencair dihadapan gadis yang masih duduk di lantai yang keras itu.

Grea dengan perlahan bangun dan mengusap b*kongnya yang terasa sedikit nyeri.

wajahnya memberengut menatap tajam Arvan yang berdiri di hadapannya lalu berjalan menuju sofa.

" Kenapa bukannya tidur?" tanya Arvan

" Gak bisa tidur" jawab Grea malas sambil memijat kakinya yang juga terasa sakit.

Arvan ikut duduk di sofa sebelah Grea dengan tatapan yang sedikit terasa aneh batin Grea.

" Kenapa tidak bisa tidur? apa kau sedang memikirkan tentang kewajibanmu sebagai seorang isteri?" tanya Arvan memincingkan matanya.

Jlepp

Grea menarik napas panjang " Apa hanya itu yang ada di dalam otak mu hah, aku akan melakukan kewajibanku sebagai seorang isteri, memasak dan bersih-bersih tidak lebih dari itu!" sentak Grea yang sudah merasa kesal.

" Bukan hanya itu kewajiban seorang isteri?" pancing Arvan menaikkan satu alisnya.

" Maksudmu?"

Arvan menatap lekat wajah Grea dengan tatapan penuh damba " Kamu pasti tau maksud ku!"

" Dasar otak mesum, pernikahan kita hanyalah pernikahan pengganti bukan pernikahan atas dasar cinta dan kau yang memintaku untuk menjaga batasan jadi aku harap jaga batasanmu tuan Arvandra yang terhormat" ucap Grea dengan ketus.

" Kau pikir aku mau melakukannya dengan mu, jangan terlalu percaya diri nona." ucap Arvan tidak kalah ketus.

" Baguslah!" sahut Grea

Arvan beranjak dari duduknya " Tugasmu sebagai seorang isteri menyiapkan semua kebutuhanku dan jika kau pergi keluar rumah maka harus sudah berada di rumah sebelum aku pulang.!" perintah Arvan tidak ada penolakan.

" Baiklah akan aku lakukan tapi_!" Grea menjeda ucapannya

" Apa?"

" Izinkan aku bekerja, aku tidak bisa bila hanya berdiam diri di rumah!" pinta Grea

" Baiklah tapi ingat kau tidak boleh mengabaikan kewajibanmu dan harus pulang lebih awal dari ku!"

" Baik" jawab Grea dengan senang

" Memangnya kau akan melamar kerja di mana, dan bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Arvan

" Soal kuliah aku akan mengatur jadwalnya , besok aku berniat melamar kerja di PT. Pratama Grup." jawab Grea dengan semangat

Uhukk... uhukk..

Arvan tersedak Salivanya sendiri. " PT. Pratama Grup?" Grea mengangguk

" Bukankah itu perusahaan besar?"

" Iya, aku tahu!"

" Apa kau tahu pemilik perusahaan tersebut?"

Grea mengangguk

" Dan kau masih tetap ingin melamar kerja di sana?" tanya Arvan penasaran kenapa isterinya ingin bekerja di perusahaan tersebut.

" Iya, walaupun kata orang CEO perusahaan tersebut orangnya galak dan dingin. aku tidak peduli karena tujuan aku bekerja. ya jika aku bisa bekerja dengan baik aku rasa dia juga tidak akan memarahiku"

" Jadi kau tidak mengenalnya?" Grea menggeleng

" Aku hanya tau dari temanku yang bekerja di sana. sudahlah jangan bahas itu lagi aku sudah mengantuk. " Grea beranjak dari duduknya dan melewati Arvan yang tengah berdiri begitu saja.

" Akhirnya aku bisa tidur juga!" gumam Grea namun masih terdengar oleh Arvan.

" Jadi dia gak bisa tidur karena aku tidak mengizinkannya melamar kerja?" batin Arvan.

" Dan dia tidak tahu pemilik perusahaan PT Pratama Grup?" Arvan menggeleng pelan.

" Permainan yang seru!" batinnya dengan seringai senyum liciknya.

***

Pagi-pagi sekali Grea sudah bangun dan bergegas menyiapkan sarapan, setelah selesai menyiapkan sarapan tidak lupa Grea bersih-bersih rumah menyapu dan mengepel lantai. usai mengerjakan pekerjaan rumah Grea pergi mandi lalu bersiap-siap untuk mempersiapkan rencananya hari ini yang ingin melamar pekerjaan.

Grea dan Arvan saat ini tengah sarapan bersama, diam-diam Arvan sedari tadi tengah memperhatikan Grea. tidak biasanya gadis yang berstatus isterinya ini berdandan cantik dan berpakaian sedikit seksi.

" Kamu mau kemana dengan dandanan seperti itu?" tanya Arvan tiba-tiba membuyarkan keheningan di meja makan.

" Ya mau melamar kerjalah, bukankah semalam aku sudah mengatakannya" jawab Grea sambil menyuap sarapannya.

" Dengan dandanan seperti itu?" ucap Arvan mendelik tajam

" Kenapa memangnya, ada yang aneh?" tanya Grea dengan bingung

" Ganti!" kata Arvan tegas

" Tidak!" bantah Grea

" Ganti atau kau tidak aku izinkan pergi!" ucap Arvan dingin

" Kenapa kau melarangku berpakaian seperti ini, apa hak mu melarang ku?" sentak Grea yang langsung beranjak dari duduknya.

" Hak? kau berbicara tentang hak dengan ku?" Arvan ikut bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menghampiri Grea.

" Kau bertanya tentang hak padaku?" Arvan semakin mendekatkan wajahnya pada Grea.

" Biar aku ingatkan jika kau lupa. Kau adalah isteriku dan aku sudah sah menjadi suamimu Greandira, baik dimata hukum maupun agama. jadi jika kau berbicara tentang hak maka aku berhak atas dirimu seutuhnya termasuk jika aku meminta hak ku sebagai suami mu!" ucap Arvan tegas tepat didepan wajah Grea yang bahkan hampir tak berjarak.

Glekk

Grea menelan salivanya kasar, matanya tak berkedip jantungnya seakan berhenti seketika apalagi tatapan mata mereka yang saling mengunci.

Arvan menatap Grea dengan tatapan seakan penuh damba, ingin rasanya ia memeluk, mencium dan memiliki seutuhnya gadis yang sudah sah menjadi istrinya ini. namun akal sehatnya masih bekerja dan gengsinya pun begitu tinggi.

Arvan dengan segera menjauhkan wajahnya dari wajah Grea. " Ganti pakaian mu atau aku benar-benar akan berubah pikiran!" ucap Arvan tegas tidak ada bantahan.

Grea mendengus kesal dan berjalan gontai masuk ke dalam kamarnya.

Grea keluar dari kamar dan Arvan ternyata sudah berangkat ke kantor. Grea menghentakkan kakinya dan mendengus kesal dengan sikap Arvan yang sudah berani mengaturnya.

Grea keluar dari apartemen dan segera berangkat ke PT Pratama Grup. sampai di kantor tersebut Grea bertemu dengan Caca yang memang sedang menunggu kedatangannya.

" Hampir aja loe telat!" ucap Caca saat Grea baru saja tiba.

" Sorry, gue tadi ada masalah sedikit" jawab Grea dengan napas yang ngos-ngosan.

" Loe habis lari apa Gre sampai ngos-ngosan gitu?" tanya Caca heran

" Iya, gue apes banget hari ini. taksi online yang gue tumpangi bannya pakai acara kempes segala, untung saja jaraknya sudah gak begitu jauh jadi gue masih bisa lari kesininya buat ngejar waktu"

" Apes banget ya loe Gre, semoga aja keapesan loe hari ini membuahkan hasil ya Gre, semoga loe bisa di terima di kantor ini. biar kita bisa satu kantor" ucap Caca penuh harap.

" Amin, thanks ya Ca!" Grea merangkul Caca.

" Sama-sama Gre!"

Caca pergi ke ruangan kerjanya sementara Grea ke ruang interview untuk melakukan seleksi penerimaan pegawai baru.

Setelah melakukan beberapa test ternyata Grea dinyatakan lulus seleksi. Grea merasa sangat gembira usahanya lari ternyata tidak sia-sia.

Grea diterima bekerja tapi masih dalam masa training. walaupun begitu Grea merasa cukup puas, meskipun Grea terlahir dari keluarga berada dia tetap ingin bekerja keras dan tidak mau selalu bergantung kepada orang tua. bagi Grea hasil keringatnya sendiri lebih memuaskan hasilnya dibandingkan terus meminta kepada orang tua.

Grea janjian dengan Caca di kantin yang ada di perusahaan tersebut.

" Ca!" panggil Grea dengan semangat saat melihat kedatangan Caca.

" Grea!" teriak Caca yang langsung berlari menghampirinya.

" Bagaimana Gre hasilnya?" tanya Caca penasaran

" Gue di suruh pulang Ca!" Caca mengerutkan keningnya

" Maksudnya loe gak di terima Gre?" tanya Caca yang dibuat bingung oleh Grea

" Gue disuruh pulang Ca " ucap Grea sendu

" Tapi besok gue balik lagi Ca buat kerja di sini!" ucap Grea sedetik kemudian dengan wajah sumringah.

" Beneran Gre? jadi loe beneran keterima bekerja di sini Gre?" Grea mengangguk dengan tawa bahagianya.

" Iya Ca, tapi belum tau juga sih gue bakalan ditempatin dimana" sahut Grea.

" Ya dengan otak loe yang encer binti tokcer gue yakin loe pasti ditempatin di tempat yang sepantasnya Gre. otak loe yang jenius pasti bakalan di pake Gre" ucap Caca meyakinkan

" Loe bisa aja Ca, tapi ya semoga aja ya Ca" Grea tersenyum gembira.

****

Di ruang CEO

" Han!"

" Iya Presdir!" sahut Hanan membungkukkan badan

" Apa kau tahu kalau perusahaan kita menerima pegawai baru?"

" Iya Presdir!"

" Apa sudah ada hasilnya?"

" Sudah Presdir"

" Kalau begitu bawa laporan semua hasil karyawan baru yang lulus seleksi, 10 menit laporan tersebut sudah ada dimeja ku!" perintah tegas Arvan.

" Baik Presdir, saya permisi!" ucap Hanan membungkuk lalu keluar dari ruangan tersebut.

Tokk... tokkkk... tokkkk...

" Masuk!"

Hanan menyembul dari balik pintu dan membawa laporan yang dibutuhkan oleh Arvan.

" Ini Presdir laporan yang anda pinta!"

Arvan menerimanya dan membuka satu persatu lembaran tersebut. senyum pun terukir di wajah tampannya.

Hanan mengerutkan keningnya saat melihat Arvan menyunggingkan senyumnya walaupun senyumnya sangat tipis tapi Hanan dapat menangkapnya dengan jelas.

Hanan tidak pernah melihat raut wajah sang atasan seperti saat ini, selama ini Arvan selalu memasang wajah datar dan dingin. Hanan tau betul apa yang membuat sang atasan senyum seperti itu karena nyonya muda yang merupakan isteri sang Presdir termasuk peserta yang lulus seleksi sebagai pegawai baru di perusahaan tersebut.

" Kau sudah tahukan kalau Grea salah satu peserta yang keterima?" tanya Arvan

" Iya Presdir!"

" Apa kau sudah tahu bagian apa isteriku itu ditempatkan?" tanya Arvan

" Jika bukan di bagian marketing kemungkinan besar di bagian perencanaan Presdir!" jawab Hanan dengan takut-takut.

" Posisikan dia di samping Vivi, biarkan dia membantu Vivi agar dia bisa banyak belajar dari Vivi!" titah Arvan

" Tapi Presdir saya rasa jika dia tahu anda adalah atasannya dan memposisikan dirinya diposisi yang anda katakan tadi, apakah anda yakin nyonya muda akan menerimanya?" ucap Hanan penuh hati-hati.

" Kau benar juga, baiklah tempatkan dia sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. tapi jika dia merasa kesulitan atau bermasalah dengan pekerjaannya kau pindahkan dia diposisi yang aku katakan tadi!" ucap Arvan

" Baik Presdir!"

" Sekarang kau urus semua urusan di kantor Han, aku mau pulang sekarang!" titah Arvan

" Siap Presdir" Arvan keluar dari ruangannya dan diikuti oleh Hanan yang berjalan di belakangnya untuk kembali ke ruangannya sementara Arvan bergegas untuk pulang.

****

Mobil Arvan sampai di parkiran apartemen. setelah keluar dari mobilnya Arvan berjalan masuk ke apartemen miliknya , sampai di pintu gerbang seperti biasa pak Asep satpam penjaga apartemen tersebut menyapanya meskipun tidak pernah di sahuti oleh Arvan yang memang selalu pasang wajah datar dan dingin.

Arvan masuk ke dalam lift dan menekan tombol 33 lantai dimana apartemennya berada.

Ceklekk

pinta apartemen terbuka, Arvan mendengus kesal karena saat ia pulang ternyata Grea belum ada di rumah.

Arvan bergegas masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. setelah satu jam berada di kamar untuk memastikan Grea sudah pulang atau belum Arvan keluar dari kamarnya. Arvan terdiam sejenak dan nampak berpikir saat melihat beberapa hidangan masakan sudah tersaji di atas meja.

Siapa yang memasak pikir Arvan, setahunya sewaktu dia pulang masakan itu belum tersaji di atas meja.

Grea keluar dari kamarnya dengan handuk kecil yang menempel di kepalanya. terlihat Grea yang sudah nampak segar dan tentunya bertambah cantik dengan wajah naturalnya yang tanpa polesan make up sedikitpun.

Arvan menghampiri Grea dan menatap penuh tanda tanya " Apa ini semua kamu yang memasak?" tanya Arvan penasaran

" Iya, duduklah!" sahut Grea yang meminta Arvan untuk duduk.

" Ada apa denganmu, kenapa sedari tadi kau terlihat sangat gembira?" tanya Arvan dengan wajah datar.

" Apa terlihat ya kalau aku sedang gembira?"

" Hem!" jawab Arvan singkat sambil menyuap makanannya.

" Aku beritahu ya tuan, aku diterima bekerja di perusahaan tersebut!" Jawab Grea dengan gembira.

" owh!" jawab Arvan singkat tanpa ekspresi membuat Grea mendengus kesal.

" Cuma oh doang?" tanya Grea pasang wajah kecewanya

" Lalu apa, jadi kamu ingin aku mengucapkan selamat, begitu?" Grea mengangguk Pelan

" Jangan mimpi, lagi pula paling-paling kau hanya ditempatkan bekerja di bagian Office Girl !" ucap Arvan meremehkan.

" Tuan Arvandra yang terhormat, walaupun aku hanya di tempatkan di bagian Office Girl menurut aku gak ada salahnya. toh sama-sama bekerja untuk mencari nafkah yang halal dan berkah!" sahut Grea tegas

" Jika anda tidak ingin mengucapkan selamat ya tidak masalah tuan!" ucap Grea lagi.

Arvandra terdiam dan akhirnya keduanya saling diam tidak ada yang memulai lebih dulu pembicaraan mereka.

setelah selesai makan Grea langsung membereskan meja makan kemudian mencuci piring. usai mengerjakan pekerjaan rumah Grea masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan keberadaan Arvan yang tengah duduk di ruang TV.

Terpopuler

Comments

Mystera11

Mystera11

koreksi thor,,,, mnurutku kata keterima lbh baik diganti menjadi diterima bekerja🙏

2023-07-18

0

Neneng cinta

Neneng cinta

bete ihh c Mr kulkas,,smangat gre...yg bucin duluan kayannya suamimu,,ehmmm😍😍😍😂

2023-07-02

0

Neneng cinta

Neneng cinta

iya seru....pasti pemiliknya mau ngerjain c pelamar kerja ya.....😂😂😂

2023-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal cerita
2 Menikahlah Denganku
3 SAH
4 Beruang kutub
5 Keterima
6 Hari pertama
7 mencoba bertahan
8 Kau
9 Syarat
10 Ketahuan
11 Hukuman
12 Sikap Arvan
13 Pengakuan
14 Kekasih atau Pelakor
15 Menghilang
16 Panggilan Sayang
17 Salah Paham
18 Masih Merajuk
19 Permintaan Maaf
20 Kemarahan Arvan
21 Pemawar
22 Akhirnya
23 Semprot
24 Ke kampus
25 Rubah betina
26 Maaf ?
27 Muncul kembali
28 Koma
29 Berpisah Saja
30 Menyakiti Grea
31 Cemburu buta
32 Cukup!
33 Pingsan
34 Nasihat Mommy
35 Pengakuan
36 Ungkapan hati
37 Melanjutkan yang tertunda
38 Rujak
39 Memanjat
40 Cemburu
41 Terkejut
42 Kegelisahan Arvan
43 kejujuran Grea
44 Gosip Murahan
45 Jimmy sadar
46 Kelembutan Arvan
47 Geram
48 Hukuman
49 Kejujuran Arvan
50 Perusak
51 menguping
52 Pergi Bersama
53 Bertemu Sahabat lama
54 Ngambek
55 Salah paham
56 Penjelasan
57 Meminta izin
58 Asisten
59 Sakit
60 Sakit
61 Wanita yang sama
62 Malu
63 Menemui Talita
64 Ketakutan Grea
65 Melahirkan
66 Caca dan Jimmy
67 Keraguan
68 Memohon
69 Caca dan Jimmy
70 Kedatangan pria lain
71 Jimmy ke kantor Arvan
72 Bertemu
73 Ketakutan
74 Mengatakannya
75 Terungkap fakta
76 Kekhawatiran Mama Risma
77 Penculikan
78 Sungguh Berbeda
79 Nasib Grea yang Malang
80 Histeris
81 Kembali mengingat
82 Ungkapan hati
83 Perdebatan adik kakak
84 Kegelisahan hati Caca
85 Terkejut
86 Hari yang Bahagia
87 Rencana Bulan Madu
88 Akhir Bahagia
89 Promo
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awal cerita
2
Menikahlah Denganku
3
SAH
4
Beruang kutub
5
Keterima
6
Hari pertama
7
mencoba bertahan
8
Kau
9
Syarat
10
Ketahuan
11
Hukuman
12
Sikap Arvan
13
Pengakuan
14
Kekasih atau Pelakor
15
Menghilang
16
Panggilan Sayang
17
Salah Paham
18
Masih Merajuk
19
Permintaan Maaf
20
Kemarahan Arvan
21
Pemawar
22
Akhirnya
23
Semprot
24
Ke kampus
25
Rubah betina
26
Maaf ?
27
Muncul kembali
28
Koma
29
Berpisah Saja
30
Menyakiti Grea
31
Cemburu buta
32
Cukup!
33
Pingsan
34
Nasihat Mommy
35
Pengakuan
36
Ungkapan hati
37
Melanjutkan yang tertunda
38
Rujak
39
Memanjat
40
Cemburu
41
Terkejut
42
Kegelisahan Arvan
43
kejujuran Grea
44
Gosip Murahan
45
Jimmy sadar
46
Kelembutan Arvan
47
Geram
48
Hukuman
49
Kejujuran Arvan
50
Perusak
51
menguping
52
Pergi Bersama
53
Bertemu Sahabat lama
54
Ngambek
55
Salah paham
56
Penjelasan
57
Meminta izin
58
Asisten
59
Sakit
60
Sakit
61
Wanita yang sama
62
Malu
63
Menemui Talita
64
Ketakutan Grea
65
Melahirkan
66
Caca dan Jimmy
67
Keraguan
68
Memohon
69
Caca dan Jimmy
70
Kedatangan pria lain
71
Jimmy ke kantor Arvan
72
Bertemu
73
Ketakutan
74
Mengatakannya
75
Terungkap fakta
76
Kekhawatiran Mama Risma
77
Penculikan
78
Sungguh Berbeda
79
Nasib Grea yang Malang
80
Histeris
81
Kembali mengingat
82
Ungkapan hati
83
Perdebatan adik kakak
84
Kegelisahan hati Caca
85
Terkejut
86
Hari yang Bahagia
87
Rencana Bulan Madu
88
Akhir Bahagia
89
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!