Menikahlah Denganku

Grea yang berada di taman bersama Jimmy tiba-tiba dipanggil oleh sekretaris Toni

" Nona Grea, tuan Jimmy kalian dipanggil oleh tuan besar!" ucap Toni sopan. Toni adalah sekretaris dari Alexander Atmaja.

Grea dan Jimmy kini tengah berada di sebuah ruangan yang cukup luas dengan kursi yang berjejer rapih, tempat dimana nanti rencananya tempat tersebut akan digunakan untuk para keluarga inti berkumpul setelah acara pesta pernikahan selesai diselenggarakan. ditempat itu kini sudah ada Zaindra dan Klarisma kedua orang tua Arindia. Alexander dan Marla orang tua Jimmy dan tidak ketinggalan juga tuan muda Arvandra si muka datar dan dingin putra sulung keluarga Zaindra.

" Grea, Jimmy kalian duduklah, ada hal penting yang ingin daddy katakan pada kalian!" ucap Alex

" Tapi sebelum daddy bicara" Alex menjeda ucapannya dan menoleh ke arah Zaindra " Silahkan bicara Zain!" lanjutnya.

Zaindra menghela napasnya panjang sebelum berbicara.

" Sebelum bicara ke masalah inti aku mau meminta maaf terlebih dahulu kepada sahabatku Alex atas perbuatan putriku yang sudah sangat keterlaluan dan membuat malu keluarga. Putriku Arindia memang sangat bodoh memilih laki-laki yang tidak jelas dan meninggalkan putra kalian yang jauh dari segalanya." Zaindra merasa sesak bila mengingat perbuatan putrinya itu.

" Jimmy!" panggil Zaindra dan Jimmy pun menoleh.

" Om tahu Arin sudah sangat keterlaluan, meninggalkan kamu disaat seperti ini. mungkin kata maaf pun tidak akan cukup untuk menebus kesalahan putriku Arin. dia sudah menorehkan luka dan juga rasa malu yang teramat besar padamu nak Jimmy!" mata Zaindra sudah menggenang.

" Nak Jimmy tante mohon maafkan putri tante, tante tau ini pasti sangat berat untuk nak Jimmy tapi tante juga tidak tahu harus berkata apa lagi!" ucap Risma memotong pembicaraan Zaindra dengan air mata yang terus berlinang dan Marla yang duduk di sampingnya berusaha untuk menenangkan Risma yang nampak syok atas perbuatan putrinya itu.

Jimmy yang sedari menunduk kini menatap semua yang ada di ruangan tersebut terutama Risma calon mertua yang tidak jadi.

" Daddy, mommy, om dan juga tante untuk masalah ini insyaallah aku sudah ikhlas. Awalnya memang jujur ini sangat menyakitkan dan berat aku terima. rasanya aku ingin hilang saja dari muka bumi ini tapi seseorang sudah menyadarkan aku dan mengingatkan aku jika semua hal dimuka bumi ini sudah ada takdirnya masing-masing. aku tidak boleh terus meratapi Arin yang sudah memilih jalan kebahagiaannya sendiri. kami mungkin memang tidak berjodoh om, tante. Tuhan bahkan sangat sayang terhadapku karena Arin pergi di saat ijab qobul belum terucap. aku tidak menyesal mengenal Arin yang aku sesali hanya satu kenapa Arin tidak jujur dari awal. jika memang tidak menginginkan pernikahan ini aku pasti akan dengan baik-baik melepaskannya jika memang itu untuk kebahagiaannya. tapi jika sudah seperti ini bukan hanya luka yang ia torehkan tapi juga kehormatan dan rasa malu yang harus ditanggung dua keluarga besar dimata masyarakat!" tutur Jimmy.

" Mungkin tanpa adikku Greandira aku tidak akan bisa sekuat ini!" Jimmy memeluknya dari samping dan Grea tersenyum bahagia melihat sang kakak bisa kembali tersenyum.

" Terima kasih nak Jimmy!" ucap Risma dengan air mata yang masih berlinang.

Toni masuk ke ruangan tersebut menghampiri Alex dengan raut wajah sedikit tegang.

" Tuan, diluar sudah banyak wartawan, dan penghulu serta para tamu undangan juga sudah pada hadir" ucap Toni berbisik di telinga Alex .

" Apa ada masalah Lex?" tanya Zaindra saat melihat raut wajah Alex yang berubah menegang.

Alex memijat keningnya dan menghela napas berat. " Penghulu dan para tamu undangan sudah hadir Zain. apa yang harus kita lakukan Zain?" tanya Alex

Hanan Sekretaris Arvan mendekat ke sisi atasannya " Tuan sepertinya tentang kaburnya nona Arin sudah tercium oleh awak media" laporan sekretaris Hanan yang langsung membuat Arvan mengeraskan rahangnya.

" Kamu bereskan semuanya dan bilang kalau berita itu tidak benar" ucap Arvan tegas dan dengan nada dingin membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menoleh ke arahnya.

" Ada apa?" tanya Zaindra kepada putra sulungnya.

" Berita kaburnya Arin sudah tercium awak media pah?" ucap Arvan datar

" Bagaimana ini pah!" tanya Risma kepada suaminya.

" Jika para wartawan sampai tahu kalau putri kita kabur tepat dihari pernikahannya dan meninggalkan putra Alexander Atmaja demi laki-laki lain nama baik keluarga besar Zaindra maka akan tercoreng dan bukan hal yang tidak mungkin jika para pesaing bisnis dari kedua perusahaa besar PT. Zaindra Grup dan Atmaja Grup menggunakan peristiwa ini sebagai senjata mereka untuk menjatuhkan perusahaan Zaindra dan juga Atmaja." tutur Zaindra dengan wajah sendunya.

" Lalu apa yang harus kita lakukan pah!" tanya Risma yang sedari tadi belum berhenti menangis.

" Bagaimana caranya kita bisa meredam berita ini?" tanya Alex.

" Hanya ada satu cara untuk meredam berita ini" ucap Zaindra.

" Apa itu pah?" Tanya Risma yang langsung menatap lekat wajah suaminya.

" Kita nikahkan putra kita dengan putrinya Alex" ucap Zaindra membuat Grea yang sedari hanya menyimak pembicaraan kedua keluarga tersebut langsung tersentak kaget begitu juga dengan Arvan.

" Apa?" ucap Grea dan Arvan bersamaan.

" Tidak!" ucap Mereka lagi

" Tidak ada penolakan!" ucap Zaindra tegas.

" Apa-apaan ini, aku tidak mau menikah!" tolak Grea tegas. anak ini memang sangat berani bahkan kedua orangtuanya saja tidak bisa memaksa jika memang Grea menolak.

Kedua orang tua Grea selalu memberi kebebasan kepada kedua anak-anak mereka untuk mengambil keputusan mereka sendiri, selama itu baik maka mereka tidak akan mempermasalahkannya. begitu juga dengan anak-anak mereka jika menurut orang tua mereka baik dan selama kedua orang tua mereka tidak memaksa maka merekapun akan menurut.

Zaindra menoleh ke Alex seakan meminta bantuan namun Alex hanya bisa menggelang.

Alex tidak ingin memaksakan kehendaknya dan membuat putrinya terluka. bagi Alex kebahagiaan anak-anaknya adalah hal yang paling berharga dia tidak peduli dengan cemoohan orang-orang di luar sana asalkan keluarganya merasa baik-baik saja dia tidak masalah.

Jauh berbeda dengan Zaindra ia tau bagaimana kondisi fisik isterinya yang pasti akan merasa terganggu dengan pemberitaan yang akan muncul di media.

" Aku tidak mau menikah!" tegas Grea membuat Arvan meliriknya dengan tatapan tajam.

" Berani benar dia menolak menikah dengan ku, lagi pula siapa juga yang mau menikah dengan gadis bar-bar sepertinya." batin Arvan.

" Nak Grea om berharap besar nak Grea mau menikah dengan putra om Arvandra." pinta Zaindra

" Maaf om, saya masih kuliah dan masih banyak impian-impian saya yang masih ingin saya capai. lagi pulang saya belum memiliki rencana ke arah sana" sahut Grea tegas tapi masih dengan nada sopan.

" Tapi nak Grea tidak ada cara lain selain menikahi putra om Arvan dengan nak Grea" ucap Zaindra.

" Sudahlah pah, jangan seperti ini, lagi pula aku juga tidak mau menikah dengan gadis bar-bar seperti dia!" sahut Arvan dengan nada tegas dan aura yang sangat dingin.

Grea menoleh ke arah Arvan dengan tersenyum kecut " Baguslah, aku juga tidak mau menikah apalagi dengan laki-laki yang dingin dan datar." Grea melipat tangannya di dada baginya menghadapi orang macam Arvan tidak dibutuhkan sopan santun.

" Om bukankah om sudah mendengar sendiri putra om juga sudah menolaknya, jadi saya rasa pernikahan ini memang tidak perlu di adakan" tutur Grea

" Arvan!" panggil Risma.

Arvan menoleh dan menatap lekat wajah mamahnya yang nampak pucat.

"Arvan, mama ingin kamu yang menggantikan adikmu menikah, kita sudah membuat keluarga Atmaja menanggung malu karena perbuatan adikmu Arin jadi mama mohon Arvan menikahlah dengan nak Grea putri om Alex, mama ingin melihat anak mama menikah jika Arin tidak bisa setidaknya mama masih bisa menyaksikan kamu yang menikah sebelum mama per_ !" ucap Risma terhenti.

Suasa tiba-tiba menjadi tegang saat Risma tiba-tiba pingsan.

" Risma !" teriak Marla yang sejak tadi duduk di samping Risma.

Zaindra terkejut pasalnya isterinya itu memang memiliki riwayat penyakit jantung dan Zaindra khawatir penyakit isterinya kumat.

" mah!" pekik Zaindra.

...🖤🖤🖤...

Saat ini Risma tengah berada di kamar yang memang sudah tersediakan untuk keluarga mempelai.

Baru saja dokter Martin selesai memeriksa kondisi kesehatan Risma.

" Bagaimana dokter keadaan isteri saya?" tanya Zaindra

" Nyonya Risma saat ini kondisinya sangat menurun dari kondisi biasanya. Nyonya Risma tidak boleh stres dan juga tidak boleh mendapat tekanan yang bisa memicu tekanan darahnya meningkat" tutur dokter Martin menjelaskan.

" Jika Nyonya Risma terus merasa tertekan dan stres itu bisa sangat membahayakan kesehatan jantungnya" terangnya lagi.

Setelah dokter Martin menjelaskan kondisi Risma ia pun pamit undur diri. dan Zaindra merasa sangat terguncang dengan keadaan yang menimpa keluarganya saat ini terlebih melihat kondisi isterinya yang tengah berbaring lemah.

Zaindra mengusap kasar wajahnya. Arvan yang melihat wajah pria paruh baya itu nampak muram merasa cukup tersentil. Arvan mendekat ke arah papanya yang tengah duduk di sofa dengan wajah menunduk dan kedua tangannya menutupi wajahnya.

" Pah!" panggil Arvan seraya mendudukkan dirinya di sofa kosong sebelah Zaindra.

" Demi mama aku akan menuruti kemauan papah dan mamah!"

" Aku bersedia menikah!"

Mendengar penuturan putranya Zaindra langsung mendongak dan menatap lekat wajah putranya yang terkenal dingin dan datar.

" Apa kamu serius!" tanya Zaindra masih serasa tidak percaya.

Arvan hanya mengangguk pelan. " Aku tidak mau mama kenapa-napa, kesehatan mama justru jauh lebih dari segalanya!" ucap Arvan membuat Zaindra begitu tersentuh dan bangga dengan putranya itu.

" Tapi bagaimana dengan Grea? gadis itu sangat keras kepala bahkan Alex saja tidak bisa membantu membujuknya" ucap Zaindra kembali muram.

" Soal anak itu biar aku yang urus!" sahut Arvan lalu beranjak dari duduknya.

Arvan keluar dari kamar mamanya dan hendak mencari Grea. Jodoh memang tak akan kemana baru saja Arvan berjalan dua langkah netranya sudah menangkap sosok gadis yang dicarinya.

" Hei kamu!" panggil Arvan pada Grea yang kebetulan baru keluar dari ruangan kumpul keluarga tadi. Grea menoleh dengan malas.

Arvan berjalan mendekati Grea " ikut denganku, ada yang ingin aku bicarakan denganmu!" ucapnya tanpa ingin dibantah

Grea mendengus kesal tapi tetap kakinya melangkah mengekor dibelakang Arvan.

Arvan ternyata mengajak Grea ke rooftop gedung tersebut. " Duduklah!" pinta Arvan.

Grea duduk dengan raut wajah datar " Ada apa? jika kamu mengajakku kesini hanya ingin membahas soal pernikahan aku rasa itu tidak perlu. karena tidak ada lagi yang perlu dibahas" ucap Grea tegas lalu beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.

" Menikahlah denganku!" ucap Arvan yang langsung membuat langkah Grea terhenti seketika.

" Aku tahu ini kedengarannya konyol tapi kesehatan ibuku jauh lebih penting, jadi menikahlah denganku!" ucapnya lagi.

" Aku tidak mau!" Grea kembali melangkah

" Jika kamu berada di posisiku dan ibumu dalam keadaan tidak baik-baik saja apa yang akan kamu lakukan?" tanya Arvan sedikit berteriak karena jarak mereka yang memang sedikit jauh.

Arvan berjalan mendekat ke arah Grea yang terdiam di tempatnya.

" Aku akan memberikanmu apa saja jika kamu mau menikah dengan ku!" ucap Arvan

Grea masih terdiam dengan segala pikirannya.

" Aku pikir-pikir dulu!" sahutnya

" Aku tunggu 15 menit karena kita sudah tidak banyak waktu dan mamaku masih belum sadarkan diri jika kamu bersedia ikutlah denganku. melihat kondisi mamaku!" saran Arvan.

" Ayok ikut!" ajaknya

Grea lagi-lagi hanya menurut walaupun sebenarnya dia merasa kesal dengan situasi seperti ini.

Ceklekk

pintu kamar terbuka Grea dan Arvan masuk ke kamar tersebut dimana Risma masih berbaring dengan keadaan lemah.

Arvan yang melihat mamanya sudah sadar langsung berhambur mendekat ke brankarnya. " Ma... mama sudah sadar!" tanya Arvan dengan mata berkaca-kaca.

" Sayang!" suara Risma terdengar begitu lemah.

" Mah, sebaiknya mamah istirahat saja dulu mah, jangan banyak bicara dulu ya mah!" pinta Arvan.

Risma menggeleng, matanya yang sayu bergerak dengan senyum tipisnya mengisyaratkan kalau dia dalam keadaan baik-baik saja.

" Sayang!" panggil Risma lagi.

" Iya mah" jawab Arvan

Risma melirik ke arah Grea yang masih berdiri di ambang pintu.

" Grea!" panggil Marla mommy-nya Grea yang memang sudah berada di ruangan tersebut bersama Alex dan juga Jimmy sejak Arvan keluar mencari Greandira.

" Sini sayang !" pinta Marla

Grea mendekat ke arah mommy-nya dan pandangannya tidak lepas dari sosok wanita paruh baya yang sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

" Sa..yang!" panggil Risma kepada Grea dengan suara terbata-bata

Marla mendorong bahu putrinya pelan menyuruhnya mendekat ke arah Risma.

Grea mendekati brankar dimana Risma berbaring lemah.

Risma meraih tangan Grea dan menatapnya sayu " Nak Grea!" panggilnya dengan suara yang sangat pelan

" Iya tante!" tanpa komando buliran bening meluncur begitu saja dipipi mulus Greandira.

" Tante mo..hon ka..mu mau ya me..ni..kah dengan put..ra tan..te Arvan!" ucap Risma dengan terbata-bata.

" Tante, sebaiknya jangan bahas itu dulu ya, tante harus sembuh dulu baru setelah itu kita bicarakan hal itu nanti!" Grea mengusap air matanya yang sedari berlinang membasahi pipinya entah kenapa melihat Risma seperti itu hati Grea menjadi lemah.

" Grea, tante takut kalau tante tidak memiliki banyak waktu lagi!"

" Mah, mama bicara apa sih, jangan berkata seperti itu mah!" sahut Arvan yang langsung menyelak pembicaraan Grea dan Risma.

Semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut nampak sedih melihat kondisi Risma apalagi Zaindra yang sedari tadi duduk lesu di samping kiri Risma.

" Tante, jangan bicara seperti itu. Tante pasti akan sembuh dan tante pasti bisa menyaksikan pernikahan putra tante nantinya." ucap Grea mencoba memberi semangat.

Risma menggelang dan meraih tangan Arvan lalu menyatukan tangan Arvan dengan tangan Grea.

Grea terkejut begitu juga Arvan mereka lalu saling melempar pandang sampai akhirnya Arvan mengaguk pelan seolah meminta Grea untuk setuju.

Grea hanya menghela nafasnya berat lalu beralih menatap wajah pucat wanita paruh baya yang berada di hadapannya. Grea sempat teringat dengan ucapan Arvan sewaktu di rooftop tadi tentang bagaimana jika yang berada di posisi Arvan adalah dirinya.

" Sa..yang ma..ma ingin me..lihat ka..lian menikah!" ucap Risma saat menyatukan kedua tangan Grea dan Arvan.

Arvan mengangguk pelan dengan air mata yang akhirnya tumpah. seorang pria dingin namun bila berhadapan dengan orang yang disayangi pasti akan rapuh juga.

Grea yang melihat seorang Arvan CEO yang terkenal dingin dan jutek tengah menangis di hadapannya. rasa sayang Arvan terhadap mamanya akhirnya mampu meluluhkan hati seorang Grea yang terkenal keras kepala.

Grea mengangguk pelan dengan derai air mata yang sudah tak kuasa ia tahan.

Arvan tersenyum tipis melihat reaksi yang diberikan Grea. hatinya tiba-tiba menghangat melihat Grea yang menangis dihadapan mamanya.

Terpopuler

Comments

Neneng cinta

Neneng cinta

betul Jim, berat tp hrs ikhlas, bener kata2 Grea kamu hrs bangkit, mgk Arin bkn jodoh trbaik...👍🏼💪🤗

2023-07-02

0

Meylin

Meylin

knapa hampir setiapa novel yg egois itu ortunya helooooo nikah itu g boleh dipksa kan kli

2021-12-28

0

la beneamata

la beneamata

nama ke 2 ortunya ribet,dan sulit dibaca,byee thor ,semangat

2021-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Awal cerita
2 Menikahlah Denganku
3 SAH
4 Beruang kutub
5 Keterima
6 Hari pertama
7 mencoba bertahan
8 Kau
9 Syarat
10 Ketahuan
11 Hukuman
12 Sikap Arvan
13 Pengakuan
14 Kekasih atau Pelakor
15 Menghilang
16 Panggilan Sayang
17 Salah Paham
18 Masih Merajuk
19 Permintaan Maaf
20 Kemarahan Arvan
21 Pemawar
22 Akhirnya
23 Semprot
24 Ke kampus
25 Rubah betina
26 Maaf ?
27 Muncul kembali
28 Koma
29 Berpisah Saja
30 Menyakiti Grea
31 Cemburu buta
32 Cukup!
33 Pingsan
34 Nasihat Mommy
35 Pengakuan
36 Ungkapan hati
37 Melanjutkan yang tertunda
38 Rujak
39 Memanjat
40 Cemburu
41 Terkejut
42 Kegelisahan Arvan
43 kejujuran Grea
44 Gosip Murahan
45 Jimmy sadar
46 Kelembutan Arvan
47 Geram
48 Hukuman
49 Kejujuran Arvan
50 Perusak
51 menguping
52 Pergi Bersama
53 Bertemu Sahabat lama
54 Ngambek
55 Salah paham
56 Penjelasan
57 Meminta izin
58 Asisten
59 Sakit
60 Sakit
61 Wanita yang sama
62 Malu
63 Menemui Talita
64 Ketakutan Grea
65 Melahirkan
66 Caca dan Jimmy
67 Keraguan
68 Memohon
69 Caca dan Jimmy
70 Kedatangan pria lain
71 Jimmy ke kantor Arvan
72 Bertemu
73 Ketakutan
74 Mengatakannya
75 Terungkap fakta
76 Kekhawatiran Mama Risma
77 Penculikan
78 Sungguh Berbeda
79 Nasib Grea yang Malang
80 Histeris
81 Kembali mengingat
82 Ungkapan hati
83 Perdebatan adik kakak
84 Kegelisahan hati Caca
85 Terkejut
86 Hari yang Bahagia
87 Rencana Bulan Madu
88 Akhir Bahagia
89 Promo
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Awal cerita
2
Menikahlah Denganku
3
SAH
4
Beruang kutub
5
Keterima
6
Hari pertama
7
mencoba bertahan
8
Kau
9
Syarat
10
Ketahuan
11
Hukuman
12
Sikap Arvan
13
Pengakuan
14
Kekasih atau Pelakor
15
Menghilang
16
Panggilan Sayang
17
Salah Paham
18
Masih Merajuk
19
Permintaan Maaf
20
Kemarahan Arvan
21
Pemawar
22
Akhirnya
23
Semprot
24
Ke kampus
25
Rubah betina
26
Maaf ?
27
Muncul kembali
28
Koma
29
Berpisah Saja
30
Menyakiti Grea
31
Cemburu buta
32
Cukup!
33
Pingsan
34
Nasihat Mommy
35
Pengakuan
36
Ungkapan hati
37
Melanjutkan yang tertunda
38
Rujak
39
Memanjat
40
Cemburu
41
Terkejut
42
Kegelisahan Arvan
43
kejujuran Grea
44
Gosip Murahan
45
Jimmy sadar
46
Kelembutan Arvan
47
Geram
48
Hukuman
49
Kejujuran Arvan
50
Perusak
51
menguping
52
Pergi Bersama
53
Bertemu Sahabat lama
54
Ngambek
55
Salah paham
56
Penjelasan
57
Meminta izin
58
Asisten
59
Sakit
60
Sakit
61
Wanita yang sama
62
Malu
63
Menemui Talita
64
Ketakutan Grea
65
Melahirkan
66
Caca dan Jimmy
67
Keraguan
68
Memohon
69
Caca dan Jimmy
70
Kedatangan pria lain
71
Jimmy ke kantor Arvan
72
Bertemu
73
Ketakutan
74
Mengatakannya
75
Terungkap fakta
76
Kekhawatiran Mama Risma
77
Penculikan
78
Sungguh Berbeda
79
Nasib Grea yang Malang
80
Histeris
81
Kembali mengingat
82
Ungkapan hati
83
Perdebatan adik kakak
84
Kegelisahan hati Caca
85
Terkejut
86
Hari yang Bahagia
87
Rencana Bulan Madu
88
Akhir Bahagia
89
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!