Ternyata Dia

✨ Happy Reading ✨

.

.

.

...**Flashback 2 bulan sebelumnya**...

Evan POV

Saat selesai mengajar kelas dengan perut yang keroncongan aku pun bergegas mengendarai mobil memutuskan untuk mencari sebuah toko roti untuk mengganjal perut ku sebelum sesampai di rumah, diperjalanan aku tidak melihat ada toko roti di daerah sana sehingga aku memutuskan untuk pergi meneruskan perjalanan lagi karena di daerah tersebut termasuk sepi apalagi tidak terdapat rumah makan ataupun restoran. Melihat di persimpangan jalan ada sebuah toko roti.

"Akhirnya ketemu juga penyelamat perutku" dengan girang aku pun pergi ke toko roti tersebut.

Tiba-tiba, saat memarkirkan mobil aku tidak fokus tanpa sengaja menabrak seorang gadis yang mau berjalan ke arah toko tersebut.

BRAK

"Aduh ... auww " Gadis itu terjatuh sambil memegang tangan kirinya yang lecet.

"Ini orang! Apa tidak tahu cara bagaimana cara mengendarainya?Masa tidak lihat kalau ada orang di depan," Dengan nada marah.

"Untungnya lukanya tidak tergores terlalu besar"

Aku terkejut langsung keluar dari mobil untuk mengecek kondisi nya.

"Maaf, tadi saya tidak sengaja"

"Bagian mana yang sakit? sini biar saya bawa ke rumah sakit terdekat sini agar di obati" Merasa bersalah.

"Lain kali hati-hati! Pokoknya anda harus tanggung jawab" kata gadis tersebut dengan nada kesal sambil meringis kesakitan.

"Iya pastinya, saya akan bertanggung jawab" Tanpa pikir panjang aku langsung mengendong ke mobil tanpa meminta persetujuan gadis tersebut.

"Kurang ajar"

PLAK

"Seenaknya saja anda! seharusnya bilang permisi dulu, tapi ini tidak! Malah asal langsung gendong

aja" kata gadis tersebut dengan nada marah.

"Baru kali ini aku ditampar sama oleh wanita, aku hanya bermaksud menolongmu" kata ku lalu menurunkan gadis tersebut ke dalam mobil.

"Jelas kamu yang bersalah, masa asal gendong aja. Cowok mesum!" Dengan nada kesal menatap tajam ke arahku.

"Kenapa kalau mesum, gadis kecil?" Sambil memegang dagunya dengan tersenyum nakal.

"K-ka-kamu berani kurang ajar ya sama saya!" Sambil menepis tanganku dan saat mengangkat tangan mau menamparku, aku langsung menahannya.

"Gadis kecil, jangan berekspresi seperti itu. Sekarang duduk baik-baik disini biar aku antarkan ke rumah sakit" Mengecup pipinya karena gemes melihat wajah kesalnya hingga aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya.

"Dasar gila ... mesum!" Dengan wajah marah dan kesalnya ia pun langsung mau turun dari mobil, lalu aku langsung mengunci nya.

"Oke ... oke aku tidak akan melakukannya lagi, sekarang duduk baik-baik oke? tapi kalo kamu membantah, aku akan mencium mu lebih dari ini" Ancamku menjahilinya.

"Ka-kamu, awas kalau macam-macam" katanya dengan wajah kesal dengan nada mengancam.

"Menarik nih cewek" Kata ku dalam hati

Sesampainya di rumah sakit....

"Udah sampai disini aja" Kata gadis dengan ketus turun dari mobil.

"Tidak bisa, harus tanggung jawab sampai akhir kalau perlu sampai ke tahap selanjutnya" ucapku bercanda sambil mengodanya dan menahan tangannya.

"Auch ... sakit!"gadis itu meringis kesakitan, ia pun langsung menepis tanganku lalu langsung turun dari mobil.

"Sorry ... sorry, aku tidak

sengaja" pintaku dan mengejar gadis tersebut.

"Jangan ikuti aku! Bukannya sudah sampai! Sekarang anda bisa langsung pergi dan terima kasih atas bantuannya" katanya ketus dengan raut wajah kesal.

"Ok ... ok! Aku tidak akan ikuti kamu lagi, gadis kecil. Namaku Evan, jangan lupakan itu" Langsung aku mencium pipinya lagi lalu pergi meninggalkannya.

"Sampai jumpa lagi di lain waktu gadis kecil " kataku dengan wajah senang

"Kamu dasar gila!" Teriaknya dengan nada kesal dan marah.

"Menarik nih cewek, biasanya cewek yang lain pada mau dekatin aku, ini malah keterbalikannya" ucapku dalam hati dengan merasa puas.

"Semakin menolak, semakin aku menginginkanmu gadis kecil"

Sesampainya di rumah, aku pun masih teringat wajah gadis kecil itu.

"Evan ...! Papa memanggilmu di ruang kerja" panggil Vina dari arah dapur

"Iya ma" sahutku

Saat memasuki ruang kerjanya....

Tok ... tok ... tok....

"Masuklah"

"Van, ada atasan papa mau nawarin kamu ngajar anaknya les MTK, kebetulan kamu 'kan juga dibidang ini" mendongakkan kepalanya ke arahku sambil memegang dokumen yang berada ditangannya

"Oo ... anak sekolahan atau bagaimana?" tanyaku penasaran.

"Kelas 12" jawab Edwin sembari menunggu keputusanmu.

"Bagaimana? kalau mau, papa langsung konfirmasi ke atasan papa nanti bulan ke-3 kamu mulai mengajarnya" Jawab Edwin menunggu jawabanku

"Kira kira, siapa yang nanti aku ngajar? Aku sangat menantikannya" ucapku dalam hati dengan rasa penasaran.

...* 2 bulan setelahnya*...

Aku lalu bergegas ke alamat yang diberikan oleh orang tuaku.

"Tidak sabar, siapa yang aku ngajar nanti?" ucapku dengan wajah menantikan.

"Disini ternyata tempatnya" menoleh ke sebuah rumah yang berwarna putih dengan pintu yang ditutupi oleh sebuah pagar warna cokelat, lalu memarkirkan mobilnya ke samping sisi jalan.

Ting tong ting tong

"Nak, anda mau mencari

siapa?" tanya orang itu yang buka pintu tersebut.

"Ini saya mau cari Sherly anaknya pak Krisan bik" jawabku menjelaskan .

"Bik, maaf tolong suruh kesini aja langsung"

"Oo sebentar ya nak, saya panggilkan dulu. Soalnya dia masih di kamarnya" kata bibi.

"Non, ada yang mau jumpa

non" Kata bibi.

"Memangnya siapa bik? suruh masuk aja bik" Terdengar suara gadis tersebut dari lantai atas sana.

"Tidak dikasih tau non, katanya kebawah aja langsung" ucap bibi kepada gadis itu

"Maaf, anda siapa ya?! Kenapa mencari saya ada perlu apa? apa sebelumnya pernah ketemu

anda?!" tanya gadis tersebut dengan ekspresi ketus.

"Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat" ucapku dalam hati sambil menerka-nerka.

"Tunggu! sepertinya gadis kecil itu yang pernah kutemui itu" Kataku dalam hati dengan nada menyakinkan.

"Oh jadi, kamu anaknya pak Krisan" ucapku sembari tersenyum, ternyata gadis kecil yang selama ia cari 2 bulan terakhir tepat berada di depannya itu.

"Iya betul, memangnya ada apa?!"jawabnya ketus.

"Tidak boleh berbicara seperti itu gadis kecil" ucapku dengan mengodanya.

"Langsung inti pembicaraan sekarang jangan basa-basi, jika tidak?! saya tutup pintunya sekarang" jawabnya dengan nada kesal.

"Dia tidak berubah sama

sekali" ucapku dalam hati dan merasa puas.

"Baiklah gadis kecil, jangan marah!Saya hanya bercanda" ucapku sambil menahan pintu tersebut agar tidak dikunci.

"Apa benar-benar tidak ingat? Sebelumnya kita sudah bertemu" ucapku dengan nada percaya diri sambil melepas kacamataku.

"Maaf! anda siapa? Saya tidak kenal dengan anda" ucapnya raut muka kesal.

"Gadis kecil, kamu benar-benar tidak mengingatnya? Apa kau ingat? Waktu itu kamu jatuh, saat itu aku tidak sengaja menabrakmu dua bulan sebelumnya" ucap ku sambil memegang pipinya sekilas dengan wajah menggoda.

"Hidung belang ... mesum jangan macam-macam anda ya kepada saya" Ancam gadis tersebut dan berhasil tangan nya mendarat ke mukaku sebelum aku menahannya.

PLAK

"Nyalimu besar juga ya gadis

kecil" ucapku tersenyum puas.

"Ooo ... jadi kamu orang mesum itu!Jangan bilang kamu yang akan jadi guru lesku" ucap gadis itu dengan nada tak percaya.

"Iya gadis kecil, kita bertemu lagi dari sekian lam" ucapku dengan nada menggoda.

.

.

.

.

✨ Happy Reading ✨

Jangan lupa terus dukung author dengan like setiap partnya dan tinggalkan jejak. Jadikan favorit 🤭 maaf bila ada kekurangan kasih tau ya dengan kritik dan saran.

Terima kasih 🙏**

Terpopuler

Comments

Sanjani

Sanjani

aku simpan di vaforit

2021-12-07

0

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

masih nyimak berarti evan ini bukan tokoh utamanya ya kan di epilog tokoh utamanya seorang CEO ..mungkin yg ketemu di toko roti yg salah manggil tadi kayak nya ya 🤔🤔 lanjut kak 👍👍👍

2021-10-20

0

𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊

𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊

keren😚

2021-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!