Apa yang terjadi Kamis malam lalu di Grand Indonesia antara aku dan Mas Malik? Jawabnya si bos selalu membuntutiku kemanapun.
Saat sedang berjalan, terkadang dia memegang tanganku yang tentu saja langsung aku tampik. Lagi - lagi aku takut kalau ada yang melihat kami jalan berdua.
"Santai saja kenapa Chel? Kamu kenapa harus marah?" Lagi - lagi pertanyaannya dilontarkan dengan tanpa ekspresi.
Haduh, ini kenapa punya bos kok bebal sekali sih? Sampai akhirnya aku nyerah ketika belanja di supermarket. Dengan tenangnya dia mengambil alih troli yang aku dorong. Badanku kalah dong ketika dengan tidak sopan dan enggak bisa ditolak ia menggeser badanku sambil bilang, "Biar saya yang bawa troli nya, kamu yang ambil belanjaan yang mau kamu beli." Haduuuh.. mesra banget yah?
Tidak sampai situ saja, ternyata si bos juga ikutan belanja yang dia taruh di troli aku itu. Terus pas bayar, dengan gentleman-nya dia yang bayar, tanpa memberi kesempatan aku untuk menggantinya. Tidak hanya itu saja, pulangnya tetap dia mengantar sampai depan pagar rumah. Nikmat mana yang kau dustakan Rachel? Tapi sayangnya yang melakukannya adalah orang yang sering buat aku emosi.
Jumat siang semua pekerjaan yang diinginkan Bang Ben selesai. Aku menyerahkannya ke Mas Malik. Entah kesambet bidadari dari mana, saat melihat hasilnya Mas Malik senyam senyum tanpa komentar. Dia langsung memintaku keluar ruangan karena serah terima desain sudah selesai.
"Oke, terima kasih Rachel. Biar saya cek kerjaan kamu ini, kamu sudah bisa ngerjain tugas lainnya. Nanti kalau ada kekurangan biar saya yang sempurnakan." Gitu katanya. Tumben loh bahasa dan intonasi suara yang digunakannya enak di dengar dan enggak buat sakit hati.
Tanpa waswiswus aku langsung pamit keluar ruangannya. Saat aku sampai dikubikelku dan kulihat ekspresi para senior itu seakan butuh asupan gizi sambil menatapku.
"Apa? Kok ngeliatin gue kayak gitu sih?"
"Gimana hasil revisiannya? Aman?" tanya Indra dengan kekepoannya yang hakiki.
"Aman Ndra. Cuma tumben - tumbenan dia enggak komentar dengan nada nyelekit. Dia senyum terus bilang kalau ada yang kurang, nanti dia yang sempurnain. Anehkan?"
"Jadi elo mau dikomentarin kayak biasanya, yang terus setiap elo keluar ruangan misuh - misuh dengan kesal?" sahut Kak Bertha.
"Yeee.. Ya enggak gitu juga Kak. Tapi gue ngerasa, gue seperti Mas Kelana yang enggak perlu dikomentarin dengan kalimat pedas. Gue sudah enggak merasa jadi anak bawang saat ini." Selesai bicara, aku langsung disambut dengan ketawa dari ketiga seniorku ini.
"Eh, tapi si Tuan Muda ini tuh kehidupan sosialnya diluar gimana sih? Dia belum nikahkan? Punya pacar atau cerai? Atau gimana sih? Kok misterius ya? Waktunya dia lebih banyak dikantor. Dateng paling pagi dibandingkan dengan kita, pulang juga keseringan dia terakhir. Masa iya, dia yang megang kunci ruangan kita ini?" tanya Indra.
Aku menatap Mas Kelana. Dia mengangkat bahu. Lalu aku beralih ke Kak Bertha yang memberikan ekspresi datar, tapi kemudian menjawab juga, "Huush, elo semua enggak usah mikir aneh - aneh buat si bos. Mas Malik itu memang bujang lapuk. Ya kali ada gitu cewek yang mau sama laki-laki angkuh, sengak, tengil, dan nyebelin kayak gitu?"
"Eh, tapi gue pernah lihat dia cipika cipiki sama cewek, cantik banget mirip Sophia Latjuba waktu meeting di Bali. Terus ceweknya ngomong, 'Hello, bunny!' Gue curiga itu mantannya," kata Indra menceritakan kejadian dua bulan lalu saat dia mendampingi Mas Malik.
"Aah paling itu saudaranya." Sepertinya Kak Bertha tidak terima kalau ada perempuan cantik yang mau dengan Mas Malik.
Tawa kami berempat pecah lagi. "Tapi beneran deh. Gue pernah dengar kalau dia itu emang banyak fansnya. Apalagi dia memang anak orang kaya dan cewek - cewek yang dekat dengan dia cantik - cantik," cerita Mas Kelana.
"Si Tuan Muda memang ganteng sih," Indra menyetujui.
Saudara - saudara sekalian setanah air, untuk pemberitahuan saja, kalau Mas Malik memang tampannya tidak ada yang menyaingi, alias ganteng pakai banget. Jenis ganteng yang berbeda dengan Bang Ben.
Dengan tinggi 175 sentimeter, putih, hidung mancung, bibir merah, dan setelan baju Louis Vuitton, sepatu Tod, jam tangan Tag Heuer dia memang ganteng dengan modal yang mumpuni.
Dia adalah tipe cowok yang kalau jalan di mal kelas premium di Jakarta akan dengan mudah membuat kaum hawa menoleh dengan ikhlas tanpa berkedip.
"Tapi kegantengannya enggak seimbang dengan kelakuannya yang minus dimata gue." Eh kecuali tadi malam yang dia mulai baik sama aku, cuma aku tidak akan memberitahukannya ke para senior. Bisa habis aku nanti di bully mereka.
***
Setiap hari Senin pagi, kami selalu rapat divisi yang akan membahas kerjaan kami secara bersama dan membahas lainnya sesuai kondisi. Intinya sih untuk meng-update perkembangan ke Mas Malik mengenai proyek masing - masing, atau pendelegasian tugas baru dari Mas Malik kepada tim.
Kami rapat di ruang santai yang terletak disamping ruang kerja Mas Malik. Selain bawa notes dan pulpen, aku juga membawa kacang sukro dan air mineral botol yang tadi aku beli di supermarket dekat rumah.
Aku dan Kak Bertha masuk lebih dulu. Aku memilih duduk di sofa single, sedangkan Kak Bertha di sofa single yang diujung. Mas Kelana yang masuk kemudian duduk di sofa panjang yang ada di hadapanku. Kemudian Mas Malik masuk bareng Indra. Mas Malik duduk di kursi single samping aku, sedangkan Indra disamping Mas Kelana di kursi panjang.
"Ya sudah kita mulai sekarang ya," kata Mas Malik membuka rapat santai.
"Bagaimana tambahan foto untuk web sayurituenak, Ndra? Sudah dikirim semua dari Sisi?" Jangan lupa update harganya sekalian untuk dimasukkan. Jadi nanti bagian maintenance web mereka tinggal merubah kalau memang ada beda." Sisi adalah fotografer perusahaan yang bertanggung jawab dengan semua foto yang ada di web garapan perusahaan ini.
"Belum semua Mas. Masih ada yang belum bisa difoto katanya. Sesuai kesepakatan gue sama Sisi, rencananya Jumat ini semua beres," jawab Indra.
"Oke. Terus sambil nunggu, elo ngerjain apa?" tanya si bos yang kelihatannya mau menambah tugas ke Indra.
"Gue lagi nyetok desain buat Mas Ricky kan Mas?" Dan Mas Malik langsung menjawab dengan anggukan.
"Gue tambahin tugas buat elo, Ndra. Ini ada klien baru dibidang birthday organizer yang mau melebarkan sayapnya. Semua foto sudah ada di kita. Kita tinggal buat desainnya." Bener kan, Indra dikasih tugas tambahan.
"Hah? Target kapan selesai buat sample dan alternatif desainnya Mas?"
"Minggu ini. Bisalah, elo kan jago." Kan.. kan.. kan... Ngasih tugasnya enggak kira - kira. Buat alternatif desain minimal tiga, itu pun bakalan masih revisi kalau klien kurang puas. Terus Indra masih harus ngerjain yang sayurituenak punyanya big bos alias Mas Ricky.
"Itu gue ngerjain sendiri Mas? Enggak di bantu siapa gitu?" Indra mencoba nego untuk meringankan beban yang akan dia pikul di minggu ini.
Mas Malik memandang tajam Indra.
"Ya sudah, gue coba semaksimal mungkin deh. Mulai siang ini gue kerjain." Jawaban Indra terdengar mantap, padahal aku tahu dia agak kurang suka dengan desain yang agak girly gitu. Nanti pas ngerjain di jamin deh, ada fase tingkah lakunya dia error. Kita tunggu saja.
"Oh iya, terus yang mau ngerjain web aksesoris Made Qi diantara kalian bertiga siapa?" tanya Mas Malik lagi. "Gue aja deh," sahut Kak Bertha.
"Berarti elo yang ke Bali ya Bert?Diskusiin sama Sisi, siapa fotografer yang akan garap itu. Gue berharap minggu ini sudah ada konsepnya." Mas Malik menugaskan Kak Bertha sambil mencatat isi pembahasannya di buku agendanya.
Aku mendengarkan semua diskusi sambil makan kacang sukro. Karena ngemil terus membuatku jadi haus, aku pun mengambil air mineral dari kantung plastik yang kuletakkan disampingku. Kucoba memutar tutupnya berkali-kali, tapi gagal. Masa iya, ini air mineral palsu, jadi susah dibuka gini tutupnya?
"Itu klien kita yang Made Qi, usahanya sudah bagus dan dia sama suaminya juga memiliki beberapa usaha di Bali." Tanpa aku duga, botol minum ku diambil Mas Malik tanpa dia menatapku, dan tetap bicara dengan Kak Bertha. "Gue berharap elo bisa mempengaruhi dia dengan desain yang keren, biar semuanya bisa dijual secara online." Begitu tutup bisa dibuka sama si Tuan Muda, dia meletakkannya di sofa yang aku duduki, lagi - lagi tanpa menoleh. Tatapannya fokus ke Kak Bertha.
Aku bengong menatap si bos, dan yang ditatap mah cuek aja dong, kayak enggak ada kejadian aneh gitu. Tiga senior lainnya kulihat juga kaget tapi terlihat berusaha menutupinya.
Aku batal minum, kembali aku makan kacang sukro andalanku. Seretnya kayaknya bisa aku tahan sampai nanti deh.
Kak Bertha terlihat menyanggupi tantangan dari Mas Malik, tapi matanya bolak balik memandang aku dan Mas Malik secara bergantian.
"Untuk Kelana dan Rachel, terusin kerjaan yang minggu lalu ya. Nanti update ke ruangan gue ya, perkembangannya sudah sejauh mana." Mas Malik ngomong gitu sambil nulis sesuatu di agendanya.
"Gue rasa cukup ya pembahasan kerjaannya hari ini. Tinggal update ke gue kapan pun kalian bisa, tapi tetap harus cepat ya. Ya udah gue cabut dulu ya." Mas Malik pun berdiri dan berjalan menuju pintu. Tapi saat dia membuka pintu, dia membalikkan badan, "Rachel, jangan lupa minum. Nanti kamu keselek." Mas Malik pun melangkah keluar.
Mas Kelana, Kak Bertha, Indra, dan aku tidak bersuara sampai pintu ruangan tertutup sempurna. "Malik kok kelakuannya jadi manis banget sama elo?" tanya Kak Bertha penasaran.
"Mane kutehe Kak. Elo pikir gue enggak kaget? Enggak ada kalimat nyinyir pun ke gue hari ini." Aku berusaha secuek mungkin atas kelakuan si bos yang aneh.
"Bisa jadi karena tadi dia melihat Rachel susah buka tuh botol minuman, jadi spontan bantuin," kata Mas Kelana dengan bijak.
"Tapi bulan lalu yang kita nonton disini rame - rame, terus gue keselek popcorn dia cuek aja. Padahal dia duduk disebelah gue, sama kayak dia duduk disamping Rachel tadi." Kak Bertha protes.
Kami bertiga tertawa terbahak - bahak melihat ekspresi dan kemarahan Kak Bertha yang merasa diperlakukan tidak adil oleh si bos.
***
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nury
bahas sukro ko pagi2 gini aku jga jdi pengen ngemil sukroooo....krauk krauk krauk beuuh endeeuus
2023-06-09
0
Al Salma
sweet banget mas malik
2021-10-07
0
,🥀shandy nizha🥀
mulai ada rasa tuh c bos malik 🤭🤭
2021-09-25
1