2. Jam Makan Siang = Waktu Rumpi

Pagi - pagi aku datang ke kantor untuk menyempurnakan desain yang harus aku laporkan ke Mas Malik, sebelum di serahkan ke Mas Ricky dan Bang Ben.

Jam sepuluhan ketika semua sudah rapi, aku setor ke Tuan Muda di ruangannya. Senyumnya mengembang bagaikan bunga mawar, begitu melihat hasilnya dari print - print-nan yang aku serahkan. Kami langsung diskusi di depan komputer sambil membuka aplikasi desain yang telah sempurna di mata Mas Malik.

Keluar dari ruang Mas Malik, aku mendapati Indra dan Kak Bertha yang sedang ngobrol di depan kubikel Kak Bertha.

Mas Malik pun ikut keluar. "Saya meeting dulu ya sama Bang Ben," katanya seakan memberikan laporan ke kita semua.

"Mas, nanti sore jadikan?" tanya Mas Kelana dari tempat duduknya, yang dijawab dengan jempol sama si bos.

"Wuiih keren! Elo ketahuan bolos dan jalan di mol?" Kak Bertha tertawa cekikikan sambil telapak tangannya menutup mulutnya. Tapi tetap saja, suara tawanya terdengar juga, ketika aku baru duduk setelah Mas Malik pergi dan enggak kelihatan jejaknya lagi.

Di sebelah ruangan Mas Malik sebenarnya ada ruangan kaca yang dilengkapi dengan karpet dan sofa untuk duduk serta televisi dengan fasilitas home theatre dan PS4 buat kita santai. Ruangan ini juga sebenarnya bisa kita gunakan untuk ngegosip dengan aman.

Nah, kubikel - kubikel kami berada di depan ruangan Mas Malik dan ruang santai itu. Enam kubikel saling berhadapan dengan jarak sekitar satu meter. Kata Mas Ricky waktu kita nanya kenapa enggak nempel saja dengan kubikel depannya, jawabannya biar butuh perjuangan kalau mau lirik - lirikkan. Iseng ya?

Kubikel Kak Bertha sejajar dengan aku. Sedangkan Indra di depanku, sampingnya Mas Kelana.

Sambil menunggu pesanan makan siang yang kami pesan lewat aplikasi online, Indra dan Kak Bertha membicarakan kejadian nahas yang kualami kemarin.

"Gue kalau jadi elo sih bakal langsung operasi plastik." Indra ngomong begitu sambil tertawa. Puas bener dia mentertawakan aku.

"Lah, elo pikir gue enggak stres? Ini aja gue masih bingung, kenapa gue masih bisa berdiri. Gue siap pingsan kemarin." Aku pun ikut tertawa.

OB datang membawakan pesanan makan siang kami dengan piring dan sendok - garpu. Kami pun langsung mengambilnya sesuai pesanan yang tadi sudah dicatat sama Mas Kelana dan duduk di kubikel masing - masing.

"Terus setelah dia ngomong gitu, gimana?" tanya Mas Kelana sambil membuka mika dan memindahkan lauknya di piring.

"Ya gue diam lah, mati kutu gue, nggak berani ngomong apa-apa," kataku.

"Terus dia nggak nyindir - nyindir lagi? Kayaknya enggak mungkin secara dia jago kalau nyinyir ke elo," tanya Kak Bertha dengan nada penasaran.

"Dia nyindir gue terus dong sepanjang perjalanan," kataku kesel.

"Sumpah deh, gue sampai bingung. Tuan Muda Malik masa ngomong, 'Sepi nih, kok kamu diam saja? Apa kamu masih sakit? Mau diantar sekalian nggak nih ke toko sepatu?' Wah, gue sampai lemes seketika!"

"Dan perlu kalian tahu, ini sepatu yang gue beli di PIM kemaren waktu bolos," kataku yang kemudian berdiri dan berjalan menuju perbatasan kubikel di depan mejaku kemudian mengangkat kaki memamerkan sepatu Nike yang aku pakai. Aku beli sepatu ini karena baru lihat iklannya minggu lalu.

Tiga senior itu tertawa terbahak-bahak disela - sela makan siang kami. Kami memang terbiasa saling curhat tentang kegilaan dan keajaiban si Tuan Muda itu.

"Lo jadi cuti panjang Kak?" tanyaku ke Kak Bertha ketika sudah mendaratkan pantat di bangku kerjaku.

Kak Bertha, seorang ibu dengan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Usianya sudah mendekati kepala empat.

"Rencananya bulan depan. Belum ngajuin ke Mas Malik dan HRD," kata Kak Bertha sambil menyendok tongseng.

"Kalau elo Mas?" tanyaku ke Mas Kelana.

" Belum tahu gue. Bini gue belum jelas juga kapan bisa ambil cutinya. Susah nih, mau bulan madu ke seribu kalinya aja ribet banget."

"Halah cuti buat bulan madu. Cowok kayak elo mah, tiap hari bulan madu Mas," sahut Indra.

Mas Kelana ini sama seperti Mas Malik, lulusan desain komunikasi visual di Jerman, dia kenal Mas Malik waktu kuliah disana. Mereka hanya beda dua tahun. Mas Malik seniornya Mas Kelana.

Mas Kelana tuh kayak anak kesayangan Mas Malik. Idenya kebanyakan selalu di setujui. Beda banget sama aku. Kayak anak tiri.

Tapi tetep sih, Mas Kelana kadang suka gemes sama kemauan Mas Malik. Enggak jarang, Mas Kelana yang sudah lihai dalam membuat konsep desain web harus lembur untuk menyempurnakan karyanya. Yaaah, gitu deh. Manusia enggak ada yang pernah puas kan?

"Yaah Mas, enggak usah cuti kalau cuma buat bulan madu ke seribu kalinya. Kayak dikamar rumah enggak pernah ada kejadiannya aja," ucapku menimpali perkataan Indra.

"Ini nih junior kurang ajar!" kata Mas Kelana sambil menunjukkan telunjuk ke arahku.

"Chel, elo jangan kebanyakan lembur juga kali. Tadi malem pulang jam berapa lo?" tanya Indra.

"Gue pulang jam sepuluh teng. Selesai gak selesai gue pulang. Makanya tadi pagi gue lanjutin lagi revisiannya."

"Kalau terus - terusan kayak gitu, kapan elo punya pacar Chel?" tanya Mas Kelana. "Padahal bulan madu tuh enak banget loh!" katanya menyambung kalimatnya tadi. Dan langsung disambut dengan sambitan pulpen dari Kak Bertha.

"Yaelah Mas Kel, harus banget ya gue selalu diingatkan betapa naasnya nasib gue saat ini karena belum bisa menikmati rasanya bulan madu?"jawabku kesal.

"Iya. Jangan sampai elo mencontoh Indra yang akhirnya untuk dapat pasangan harus dicomblangin orang tuanya. Itu enggak asyik. Kurang deg - degannya," kata Kak Bertha. Kami pun tertawa, kecuali Indra si korban bully kali ini.

"Dih, biarpun di jodohin, gue dapetin Yaya dengan kecantikan yang maha dahsyat," balas Indra dengan tampang sombongnya.

"Ooh nama panggilannya Yaya? Terus nama sebenarnya Raisa Andriana ya? Emang elo Hamish Daud ya? Berasa dapetin penyanyi deh," timpal Mas Kelana. Lagi - lagi kami mentertawakan Indra.

"Yaelah, gini banget sih nasib gue punya temen kayak elo - elo semua ini? Resek!" kata Indra manyun, menunjukkan kekalahan dalam beragumentasi.

"Terus kapan rencana pernikahannya Ndra?" tanyaku.

"Hehehe tiga bulan lagi. Nanti kalian minimal kasih angpaunya gopek ya!" Indra tersenyum penuh harap.

"Enak aja! Buat apaan elo dapet angpau banyak - banyak dari kita - kita?" tanyaku dengan intonasi suara yang meninggi.

"Astaga Rachel, ini temen elo yang tiap hari ketemu elo, yang mau nikah. Jangan tega gitu dong. Sekali seumur hidup bo!" kata Indra enggak mau kalah.

"Lagian nih ya, kalau Yaya tahu pas buka amplop - amplop, kan gue bisa dengan bangga bilang kalau itu dari sahabat - sahabat gue di kantor. Harga diri kalian tuh dah kayak dilangit ketujuh di mata Yaya," sambung Indra.

"Yaa Ndra, gue gak janji ya. Perlengkapan make up gue kalau pas tiga bulan lagi gak ada yang perlu gue beli lagi mungkin bisa. Tapi kalau pas lipstik atau eyeliner gue dah sekarat, mau enggak mau, suka enggak suka ya gue harus mengutamakan itu dulu dibandingin angpau buat elo," kataku yang disambut tertawa ngakak Mas Kelana dan Kak Bertha.

"Kalau enggak, di cicil aja kali Chel, angpau elo buat Indra tiap bulan," usul Kak Bertha.

"Wah benar itu Chel," sahut Mas Kelana sambil tangannya berjibaku dengan bebek goreng pesanannya.

"Mimpi apa sih gue, punya temen hobinya pada suka bully gue. Sampai mau nikah pun gue masih di bully, padahal dalam khayalan gue, bakalan di manja gitu sama elo - elo semua," kata Indra sambil bersungut - sungut.

"Hahaha segitu tragisnya ya nasib elo Ndra," kata Mas Kelana. Kami bertiga pun kembali tertawa terbahak - bahak.

Suara sepatu terdengar samar - samar mendekat. Siapa lagi kalau bukan Mas Malik.

"Cepet kok Mas?" tanya Mas Kelana. Hanya dia seorang yang bisa bertanya dengan kata - kata yang enggak sopan ke si bos.

"Eh, lagi pada makan siang di sini?" tanyanya sambil bersandar di dinding kubikelku. "Iya. Cuma diskusi sedikit. Bang Ben juga pas harus keluar," kata Tuan Muda Malik lagi menjawab pertanyaan dari Mas Kelana.

***

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

ceritanya menarik thor

2023-03-21

0

chocochino

chocochino

mulai suka nih ,lumayan cara penulisannya juga
lanjut marathonnya

2021-11-27

0

Al Salma

Al Salma

lanjut baca....aga maraton nich

2021-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 1. Revisi, Revisi, dan Revisi
2 2. Jam Makan Siang = Waktu Rumpi
3 3. Rapat Menegangkan
4 4. Malam Menyebalkan
5 5. Rapat dan Kacang Sukro
6 6. Kepo Iih!
7 7. Bantuan Dari Bos
8 8. Anak Baru
9 9. Dinner Bareng Bos
10 10. Elo Mau Dijodohin? Gue Mah Ogah!
11 11. Bos Resek!
12 12. Preman Kemayoran
13 13. Saya Boleh Cuti Nggak?
14 14. Sherin Naksir Cowok
15 15. Si Bos Lagi Datang Bulan
16 16. Foto Ngaco Bareng Jaka
17 17. Padaaang, I am Coming..
18 18. Gagal Refreshing
19 19. Foto Prewed?
20 20. Penjaga Tas Si Bos
21 21. Gulai Ikan
22 22. Foto Candid
23 23. Si Bos Penasaran
24 24. Sambodo
25 25. Granat
26 26. Apes!
27 27. Anak Riweh
28 28. Pernikahan Indra (1)
29 29. Pernikahan Yaya (2)
30 30. Menemani Om-om Belanja
31 31. Si Bos Kumat
32 32. Pelajaran Dari Jaka
33 33. Ke Bandung Bersama Bos
34 34. Si Bos Khawatir
35 35. Di Rumah Sakit
36 36. Pembagian Tugas
37 37. Iih Kok Protektif Sih?
38 38. Gosipin Si Bos
39 39. Ke Rumah Mas Kelana
40 40. Nganter Mama
41 41. Car Free Day
42 42. Di Apartemen
43 43. Di Culik Mas Malik
44 44. Gundah bin Bingung
45 45. Rencana Kepulangan Reyka
46 46. Ke Bandara
47 47. Jemput Reyka
48 48. Janjian di Mol
49 49. Mengungkapkan Perasaan
50 50. Komitmen
51 51. Belajar Mengungkapkan Perasaan
52 52. Si Bos Bikin Emosi
53 53. Diskusi
54 54. Ke Gap di Pantry
55 55. Indraaaaa! Resek Loh!
56 56. Mama Bocor
57 57. Sophia Latjuba
58 58. Si Bos Ngambek
59 59. Kondisioner
60 60. Ngerjain Mas Malik
61 61. Beranak
62 62. Ke Rumah Orang Tua Mas Malik
63 63. Kapan Kamu Mau Nikah?
64 64. Ooh Motor Sport
65 65. Pasar Cikini
66 66. Jaka Curhat
67 67. Wanita Lain
68 68. Rasanya Masih Membekas
69 69. Reyka si Anak Nekat
70 70. Hadiah Ulang Tahun dari Mas Malik
71 71. Perayaan Ulang Tahun Rachel
72 72. Nikah Secepatnya!
73 73. Ooh Baju Pengantin
74 74. Pengakuan Mas Malik
75 75. Penjelasan Mas Malik
76 76. Sherin Kembali Bergabung
77 77. OB Baru
78 78. Pempek dan Rumah Sakit
79 79. Setelah Operasi
80 80. Nikmatnya Mie Instan
81 81. Menikah!
Episodes

Updated 81 Episodes

1
1. Revisi, Revisi, dan Revisi
2
2. Jam Makan Siang = Waktu Rumpi
3
3. Rapat Menegangkan
4
4. Malam Menyebalkan
5
5. Rapat dan Kacang Sukro
6
6. Kepo Iih!
7
7. Bantuan Dari Bos
8
8. Anak Baru
9
9. Dinner Bareng Bos
10
10. Elo Mau Dijodohin? Gue Mah Ogah!
11
11. Bos Resek!
12
12. Preman Kemayoran
13
13. Saya Boleh Cuti Nggak?
14
14. Sherin Naksir Cowok
15
15. Si Bos Lagi Datang Bulan
16
16. Foto Ngaco Bareng Jaka
17
17. Padaaang, I am Coming..
18
18. Gagal Refreshing
19
19. Foto Prewed?
20
20. Penjaga Tas Si Bos
21
21. Gulai Ikan
22
22. Foto Candid
23
23. Si Bos Penasaran
24
24. Sambodo
25
25. Granat
26
26. Apes!
27
27. Anak Riweh
28
28. Pernikahan Indra (1)
29
29. Pernikahan Yaya (2)
30
30. Menemani Om-om Belanja
31
31. Si Bos Kumat
32
32. Pelajaran Dari Jaka
33
33. Ke Bandung Bersama Bos
34
34. Si Bos Khawatir
35
35. Di Rumah Sakit
36
36. Pembagian Tugas
37
37. Iih Kok Protektif Sih?
38
38. Gosipin Si Bos
39
39. Ke Rumah Mas Kelana
40
40. Nganter Mama
41
41. Car Free Day
42
42. Di Apartemen
43
43. Di Culik Mas Malik
44
44. Gundah bin Bingung
45
45. Rencana Kepulangan Reyka
46
46. Ke Bandara
47
47. Jemput Reyka
48
48. Janjian di Mol
49
49. Mengungkapkan Perasaan
50
50. Komitmen
51
51. Belajar Mengungkapkan Perasaan
52
52. Si Bos Bikin Emosi
53
53. Diskusi
54
54. Ke Gap di Pantry
55
55. Indraaaaa! Resek Loh!
56
56. Mama Bocor
57
57. Sophia Latjuba
58
58. Si Bos Ngambek
59
59. Kondisioner
60
60. Ngerjain Mas Malik
61
61. Beranak
62
62. Ke Rumah Orang Tua Mas Malik
63
63. Kapan Kamu Mau Nikah?
64
64. Ooh Motor Sport
65
65. Pasar Cikini
66
66. Jaka Curhat
67
67. Wanita Lain
68
68. Rasanya Masih Membekas
69
69. Reyka si Anak Nekat
70
70. Hadiah Ulang Tahun dari Mas Malik
71
71. Perayaan Ulang Tahun Rachel
72
72. Nikah Secepatnya!
73
73. Ooh Baju Pengantin
74
74. Pengakuan Mas Malik
75
75. Penjelasan Mas Malik
76
76. Sherin Kembali Bergabung
77
77. OB Baru
78
78. Pempek dan Rumah Sakit
79
79. Setelah Operasi
80
80. Nikmatnya Mie Instan
81
81. Menikah!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!