“Lima miliar.”
Liana merasa bingung sendiri karena ucapan yang ia keluarkan. Ia sedikit mengerutkan keningnya seolah tengah berpikir.
Akal sehat, mana akal sehat? Aku seharusnya memiliki akal tapi aku tidak bisa menemukannya.
Gideon hanya tersenyum.
“Lima miliar, kamu pikir kamu pantas?”
“Kamu bertanya apa yang aku inginkan. Aku hanya ingin uang lima miliar dan lihatlah bahkan kamu tidak bisa memberikannya. Berhentilah bersikap sombong dan arogan.”
Liana mengambil cek tersebut dan merobeknya.
Wajah Gideon menjadi gelap dan suasana menjadi sedingin es. Sikap tubuh Gideon berubah.
Liana tidak tahu, bagaimana dia bisa mendapatkan keberanian itu.
Gideon menyentuh dagu Liana dan wanita itu spontan menghindari Gideon. Namun Gideon semakin merapatkan tubuhnya ke Liana.
“Lalu hatimu berapa harganya?”
Liana ingin menjauhkan diri, namun Gideon memeganginya dengan erat.
Jantung Liana semakin berpacu. Gideon terus merapatkan tubuhnya.
“Harga hatiku lebih mahal dari harga otakmu.”
Liana langsung memukul kepala Gideon dengan kepalanya sendiri. Karena kesakitan, Gideon melepaskan tangannya dari pinggang Liana dan memegang keningnya karena hantaman keras dari Liana.
Liana lalu mendorong Gideon menjauh. Ia membuka pintu mobil dan langsung melompat keluar.
Untung saja, mobil tersebut berjalan dengan kecepatan lambat. Liana jatuh ke tanah lalu ia bangkit berdiri. Liana langsung membersihkan sikunya dari debu dan langsung berlari.
Gaunnya berkibar karena tertiup angin dan itu sungguh pemandangan yang luar biasa. Ia terlihat sangat cantik.
Mobil Gideon berhenti dan asisten Alan yang menyetir mobil tersebut hampir tak percaya. Ia terkejut dan hampir terkejut lagi saat melihat tuannya.
Di ibukota hampir semua wanita ingin menghabiskan waktunya dengan Gideon. Para wanita akan memuji, menyanjung bahkan berlutut di depan Gideon.
Namun Gideon selalu dingin, ia tidak akan pernah membiarkan wanita masuk ke dalam hatinya.
Gadis ini menolaknya. Apa dia?
Sekretaris Alan melirik Gideon lewat kaca spion.
Presdir menyukainya, dia bahkan tidak perlu bingung tentang keuangan.
“Jalan.”
Sekretaris terkesiap dalam lamunannya. Ia mengangguk dan mobil tersebut melaju.
.........
Damian masih bertahan di kursinya sambil menatap lurus pintu. Berharap akan ada seseorang yang akan datang, yaitu ibunya.
Namun hingga saat ini, ibunya belum datang juga.
“Aku harus datang ke tempat ibu. “
Damian sudah mencatat tempat terakhir Liana berada. Bocah itu, langsung memakai topinya dan jaketnya.
Damian berjalan di tepi jalan sambil melihat-lihat layaknya bocah kecil. Langkahnya terhenti saat tepat di depan toko buku.
Di sana terpampang jelas majalah yang menarik perhatiannya.
Sampul majalah tersebutlah yang menarik perhatiannya. Orang yang menjadi sampul majalah tersebut.
“Gideon Cross.”
Damian menelisik sampul tersebut dan tanpa sadar menyentuh wajahnya sendiri. Ia merasa aneh, karena hidung, mata dan garis rahang orang tersebut sama dengannya.
“Bagaimana bisa? Aku kira di dunia ini wajahku yang paling tampan. Rupanya ada orang yang menyalin wajahku.”
Damian mengabaikannya dan meneruskan jalannya. Namun baru saja mendapatkan beberapa langkah. Damian berhenti dan berbalik. Ia berlari dan masuk ke dalam toko tersebut.
Beberapa menit kemudian ia keluar dengan majalah berada di tangannya.
“Anak kecil.”
Damian berbalik dan melihat kakek tua sedang memanggil namanya.
“Anak kecil, siapa namamu?”
Bibir kakek tua itu tersenyum namun matanya sedikit dingin.
“Ibuku mengajarkanku untuk tidak berbicara dengan orang asing.”
Kakek tersebut terkejut dan berbicara sendiri. “Dia seperti Gideon saat masih kecil. Cerdas, dewasa dan memiliki mata layaknya elang. Dia begitu mirip.”
“Lalu beritahu kakek, siapa nama ibumu?”
“Ibuku tidak ada hubungannya denganmu.”
“Di mana kamu tinggal?”
“Dengan ibuku.”
“Di mana ibumu tinggal?”
“Denganku.”
“Maksud kakek, tempat tinggal kalian. Ibu dan kamu, dimana rumah kalian?”
“Oh, di samping tetanggaku. Kakek waktuku sangat berharga. Aku harus pergi.”
Damian tersenyum namun sangat dingin. Ia berbalik dan pergi namun seseorang menghentikannya. Itu adalah sopir dari kakek itu.
“Kakek, apakah ini orangmu? Kamu berencana untuk menculikku?”
Tatapan kakek itu terpaku pada Damian. Ia tiba-tiba melihat sopir tersebut dan melambaikan tangan sebagai isyarat agar dia tak menghalanginya.
Kakek itu melihat punggung kecil Damian yang terus berjalan.
“Aku tidak salah. Bocah itu pasti memiliki garis keturunan Cross.”
Damian berjalan dan berbelok di tikungan. Ia berhenti di sana dan mengamati keadaan sekitar.
Ia mengangkat majalah yang ia pegang dan melihatnya.
“Kakek itu pasti ada hubungannya dengan orang ini. Mereka tampak mencurigakan.”
Alis Damian mengerut dan ia berpikir untuk melakukan sesuatu. Ia tiba mengeluarkan sesuatu. Ia mencari perangkat untuk mengubah suaranya menjadi pria dewasa.
Perangkat tersebut adalah temuannya sendiri. Damian mencari nama seseorang. Begitu ia menemukannya. Ia langsung menghubunginya.
“Halo, direktur Dani. Ini Ian.”
“Iya Presdir, apakah ada sesuatu?”
Damian memiliki wajah tanpa ekspresi. Matanya jatuh pada sampul majalah yang ia pegang.
“Selidiki orang yang bernama Gideon Cross dari CGI Corp lalu kirimkan ke emailku.”
“Baik, dimengerti.”
Panggilan tersebut berakhir dan Damian tersesat dalam pikirannya.
Pikirannya berkelana tentang kerinduan sosok ayahnya. Itu dalam periode waktu tertentu. Saat ini kerinduannya menjadi kebencian dan amarah besar.
“Aku mempunyai ibu jadi tidak masalah jika aku tidak punya ayah. Sekarang aku punya segalanya.”
Tidak ada yang menduga, bahwa Damian yang masih bocah sudah mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan.
“Damian.”
Mata Damian yang menyala sebentar kini berubah terkejut saat dari jauh sosok ibunya berjalan mendekatinya.
“Ibu!”
Damian melihat wajah Liana yang lesu namun masih mempunyai senyuman yang indah.
Damian buru-buru berlari ke arah ibunya dan langsung melayangkan pelukannya.
“Ooh...lihatlah bayi ibu. Apa yang kamu lakukan di luar sini? Apa terjadi sesuatu?”
Liana langsung menelisik setiap jengkal tubuh Damian. Merasa tidak ada luka apa pun. Hati Liana menjadi hangat dan jauh lebih baik.
Kedua tangan Liana langsung menangkup wajah Damian, tiba-tiba wajah Gideon di pikirannya.
“Ibu, apa yang ibu pikirkan?”
“Jangan lagi keluar sendiri. Bagaimana jika seseorang menculikmu? Ah tidak, ibu akan selalu melindungimu. Ibu tidak akan membiarkan siapa pun membawamu.”
Damian telah merasakan emosinya yang aneh dan ia tidak bisa tidak khawatir. Alisnya berkerut namun ia segera mengubah ekspresinya dengan cepat.
“Ibu kita akan hidup bersama selalu.”
“Ah, kamu benar-benar bayiku!”
Liana mencubit gemas hidung Damian.
“Ah, benar. Ibu baru saja membeli dua bubur. Ayo kita pulang dan memakannya.”
“Ayo.”
Liana menggandeng tangan Damian dan satunya membawa tas keresek. Saat melihat Damian, ia tak sengaja melihat apa yang di bawa Damian.
Itu sebuah majalah. Liana melihat sampul tersebut namun tak begitu jelas.
“Apa yang kamu pegang Damian?”
“Ah, aku baru saja menemukan majalah di jalan. Aku mengambilnya karena penasaran.”
“Jangan terlalu membaca majalah seperti itu. Lebih baik melihat kartun di televisi. Itu lebih menyenangkan.”
Ketika Damian mendengar ini, ia tidak bisa menyembunyikan tawanya. Jangan pernah berpikir bahwa Damian hanyalah anak kecil biasa.
Pengalaman sosialnya mungkin tidaklah kurang dari ibunya.
Damian mampu memahami kalimat dari ibunya. Bagaimana cara kerja dunia dewasa, Damian lebih jelas memahaminya.
....
Note...
Jadi cerita ini sebenarnya untuk lomba tapi karena tak ada respons dan otomatis tidak bisa daftar jadi cukup sampai di sini.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Anis Swari
bangus banget kok
2023-06-21
0
Lee
Sudah q favorit kak..
dccil dlu ya..
main jg ktmptq..
2022-03-10
0
Momy Victory 🏆👑🌹
udah aja lanjutkan dan jangan ikut lomba dulu,ada yang seperti itu....sabar aja nanti pasti ada yang baca.... author bisa promosi ke kontak wa dihp.....share digrup penulis dan pembaca yang anggotanya banyak di FB.....punya akun sosmed Instagram.....ayo semangat Thor 💪🏻
author pasti ada grup yang satu editor di Mangatoons ikuti dan biasanya dipromosikan digrup.
2021-10-21
3