4. Wanita Lima Miliar

Mata Liana terbuka dalam terangnya kamar akibat kilauan sinar matahari yang mencoba menerobos masuk. Liana terbaring diam untuk mengumpulkan kesadarannya sambil mengatur napasnya.

“Apa yang terjadi?”

Ada sesuatu yang penting tetapi tidak bisa diingatnya. Sesuatu itu melesak dalam otaknya. Ia memejamkan matanya dan mencoba mengingatnya.

Ia membukanya kembali dan matanya membulat sempurna. Kepala Liana terasa berat, seolah-olah seseorang tengah memukul kepalanya.

Ia ketakutan dan mencengkeram selimutnya. Jantung Liana gemetar, perasaan ini tidak asing baginya.

Liana mencoba memastikan. Ia mengangkat selimutnya dan melihat tubuhnya sendiri. Di sana banyak sekali tanda ungu, terlihat sangat mengerikan.

Sumber keputusasaan mengisi hati Liana, ia menggigit bibirnya. Oh Tuhan, apa yang harus dilakukannya. Ia begitu ketakutan.

“Nona Liana anda sudah bangun?”

Liana kaget dan menoleh. Ia melihat sosok wanita tengah berdiri di ambang pintu dengan mengenakan baju yang sangat rapi.

Rambutnya diikat sanggul. Menggunakan kacamata. Dia tampak profesional.

Liana menyipitkan matanya. Suaranya tampak tak asing. Ia terlihat sangat akrab. Liana pasti sudah pernah melihat wanita ini sebelumnya.

“Kamu adalah...”

Wanita itu mendekati Liana dan membungkuk dengan hormat. Liana akhirnya sadar bahwa dia adalah Sekretaris Lan. Nama panjangnya Lana.

Jantung Liana sudah kembali normal. Memompanya namun Liana masih saja kehabisan napasnya.

Ia memperhatikan sekretaris Lan. Seakan memastikan kalau dia tidak salah.

Jadi aku...

“Nona Liana, tolong minum obat ini.”

Liana memperhatikan sekretaris Lan yang memberikan satu kaplet pil dan segelas air. Karena apa yang dialami oleh Liana kemarin malam. Ia tak mengambilnya.

“Nona Liana, ini pil pencegah kehamilan. Tentunya Nona Liana tidak ingin hal buruk akan terjadi kan?”

Liana buru-buru mengambil pil tersebut dan meminumnya.

Sekretaris Lan mengeluarkan baju baru di lemari dan memberikannya pada Liana. Liana langsung mengambilnya dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Sementara Sekretaris Lan menunggunya.

Saat Liana sudah rapi dengan pakaiannya. Sekretaris Lan langsung berbalik dan tersenyum melihat Liana.

“Sudah siap?”

“Apa?”

“Presiden ingin melihatmu.”

Setelah beberapa tahun, Liana kembali terjerat oleh pria itu.

Apakah aku melakukannya dengan pria itu? Kenapa dia muncul kembali setelah sekian lama. Apakah dia mengetahui keberadaan Damian dan ingin mengambilnya dariku?

Liana menggeleng kasar. Kini Liana berharap hanya mimpi. Namun memorinya tumpang tindih dan tak beraturan.

Tanpa sadar Liana menyentuh sakunya. Ia ingin segera menelepon Damian.

“Nona Liana,” ucap Sekretaris Lan saat melihat Liana terlihat kebingungan.

“Ponselku. Dimana ponselku?”

“Ini adalah ponsel baru anda. Di sana sudah ada nomor sim card baru.”

Liana ragu-ragu untuk mengambilnya. Ia tidak mengerti mengapa ia diberi ponsel baru.

“Ponsel anda rusak dan Presdir menggantinya.”

Hatinya samar-sama menebak. Apakah pria yang tadi malam bersamanya adalah majikannya yang menyewa rahimnya.

Malam itu, beberapa tahun yang lalu. Liana tidak bisa melihatnya karena matanya ditutup. Ia hanya bisa merasakan sentuhannya.

Liana dengan ragu mengambilnya. Ia ingin menelepon Damian tapi mengingat bahwa itu adalah nomor pria itu. Pria itu pasti akan melacaknya.

.........

Mereka keluar dari sana dan mendekati mobil mewah Limosin. Sekretaris Lan membuka pintu dan memberikan instruksi agar Liana segera masuk.

“Nona Liana silakan masuk!”

Di kursi belakang seorang pria tengah duduk dengan santai seakan tak terjadi apa-apa.

“Nona Liana, tolong masuklah!”

Sekretaris Lan beberapa kali menyuruh Liana untuk masuk tapi Liana terlihat sangat linglung. Sekretaris Lan akhirnya menyentuh bahunya.

“Nona Liana.”

Liana kembali dalam nyatanya. Ia masuk ke dalam mobil dengan ragu. Dan pintu pun ditutup. Seakan ia sedang terkurung dalam sebuah ruangan sempit.

Liana terus saja menunduk. Suasana terasa aneh dan canggung.

Kemarin malam, pria itu?

Mobil itu lama telah bergerak. Liana hanya mendengar suara mesin dan juga suara gesekan antara pena dan juga kertas.

Liana mencengkeram tangannya sendiri. Ia merasa bodoh, canggung, takut. Semuanya bercampur aduk.

Mereka sudah terlibat intim namun Liana tidak tahu namanya depannya bahkan nama belakangnya.

“Presdir...aku...saya.”

Bahkan Liana belum menyelesaikan kalimatnya namun Liana sudah ditarik mendekat. Sekarang Liana duduk di pangkuannya.

Liana terkejut dan tercengang. Ia memberanikan diri untuk melihat matanya.

Gideon tersenyum dan menyentuh dagu Liana agar wanita itu terus memandanginya. Liana mencoba menghindarinya namun ia bahkan sulit bernapas.

Apakah dia?

Gideon memandang Liana penuh dengan minat. Ia melihat raut wajahnya ia terlihat cemas, takut dan juga malu.

Gideon berpikir bahwa Liana sangatlah imut. Gideon terus menatapnya dan mengingat kejadian tadi malam.

Gideon masih bisa merasakannya. Saat memikirkannya, gairah membengkak dalam dirinya.

Miliknya bangkit dengan cepat, menghianati tubuhnya sendiri dan mengejutkannya.

Otaknya tak bisa menekan keinginannya. Bahkan Gideon ingin melakukannya di mobil.

Sambil memikirkannya, Gideon menggerakkan tangannya di belakang Liana.

Gideon menangkap bibir Liana dan ********** dengan kasar. ******* itu lebih dalam dan panas.

Mereka berhenti ketika Liana sangat membutuhkan pasokan oksigen. Namun Gideon tidak ingin berhenti. Sekali lagi ia mencuri dan menjilat bibir Liana.

Gideon tersenyum dan menggodanya, “Kenapa kamu terlihat malu? Tadi malam di tempat tidur, kamu tidak seperti ini.”

Gideon dengan sengaja mencengkeram pinggangnya dan mulai bergerak. Liana terkejut dan langsung menahan tangan Gideon.

“Tidak! Jangan lakukan.”

“Tadi malam kamu tidak mengatakan itu,” ucap Gideon. Alisnya naik sebelah.

Liana mencoba melepaskan tangan besar itu dari pinggangnya.

Gideon menghela napas panjang, mencoba menyingkirkan kekesalannya. Ia mencoba mengontrol dirinya.

Gideon mengeluarkan cek dengan nominal yang banyak serta dengan dibubuhi tanda tangannya. Ia menyerahkannya pada Liana.

“Aku sangat puas denganmu.”

Liana menatap cek tersebut. Di sana ada nama Gideon Cross

“Apa maksudmu?”

Liana tidak bisa menahan amarah karena ia merasa dilecehkan.

“Kenapa? Apakah seratus juta tidak cukup?”

“Apa? Aku tidak tahu bagaimana otakmu bisa bekerja.”

“Wanita, kamu!” Gideon mengatur napasnya dan mencubit dagunya sendiri. “Aku bertanya, apakah cek ini cukup untuk membelimu semalam.”

Mendengar ucapan Gideon, Liana langsung tertegun dan butuh waktu lama untuk bereaksi.

Liana menatap Gideon sedikit meremehkan. “Tidak cukup.”

“Lalu kamu ingin apa? Villa? Rumah? Mobil? Katakan apa yang kamu inginkan?” ucap Gideon dengan wajah sombong.

Mata Liana menjadi gelap. “Tuan, sepertinya kamu membuat kesalahan.”

“Jika harga yang aku berikan tidak cukup, kamu bisa memberitahukan padaku. Apa pun yang kamu inginkan, aku akan memberikannya.”

“Aku bukan wanita yang kamu pikirkan? Aku tidak benar-benar melakukan itu untuk menarik uang dari orang sepertimu. Aku bukan wanita yang mudah diberi label harga.”

“Wanita jangan membohongi dirimu sendiri, “ ucap Gideon.

“Jika kamu orang-orang yang bersih kenapa kamu ke tempat itu. Orang yang bersamamu kemarin memberitahuku bahwa kamu dibeli dengan harga lima puluh juta. Dan aku menawarkannya seratus juta. Bukankah itu hadiah yang bagus untukmu."

Pa!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Gideon. Gideon langsung terdiam begitu pula dengan Liana.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Mengajarimu sopan santun.”

“Jelas sekali kamu melakukannya demi uang. Kenapa sekarang kamu membohongi dirimu sendiri. Di sini, siapa yang harus diajarkan sopan santun?”

“Apakah dimatamu, aku wanita rendah?”

Senyum terbit di wajah Liana. Ia tersenyum namun ekspresinya mengejek.

Gideon langsung mengalungkan tangannya di leher Liana. Ia berbisik di sana. “Jadi kamu tidak mau.”

“Tuan benar-benar ingin membeliku. Kenapa kamu ingin membeliku? Tuan adalah seorang presdir kaya raya yang sepertinya tidak bisa diraih. Sombong seperti kaisar, tampan dan elegan. Aku yakin kamu tidak akan kekurangan wanita kan?”

Senyum Gideon langsung membeku. Pengaruh kharismanya memang bisa membuat wanita-wanita cantik terbang ke arahnya.

Jika ia ingin memilih wanita bagai kedipan mata saja. Tapi tubuhnya pemilih, ia hanya menanggapi wanita ini saja.

Setiap kali Gideon bersama Liana. Ia memiliki keinginan besar untuk memilikinya. Tubuh Liana bagaikan api yang mampu membakar kewarasannya.

Wanita lain tidak bisa membangunkan hasratnya ini.

“Tuan, hargaku sangat mahal. Apakah kamu ingin membeliku?”

Gideon tertawa, “Berapa banyak?”

“Lima miliar.”

Terpopuler

Comments

Anis Swari

Anis Swari

Duh....semakin seru ceritanya....

2023-06-07

0

Niswa mandailing

Niswa mandailing

makin seru aja semoga Gideon jatuh cinta dan bucin

2021-08-26

1

Lilipus07

Lilipus07

Lanjut kak, udah ku boom like semangat


Salam dari R.Y.A.N

2021-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kehidupan Liana
2 2. Bertemu Kembali
3 3. Seperti Saat Pertama Kali
4 4. Wanita Lima Miliar
5 5. Garis Keturunan Cross?
6 6. Krisis
7 7. Keberanian
8 8. Rahasia Terkubur Bertahun-tahun
9 9. Bertemu Dengan Daniel
10 10. Keluarga atau Musuh
11 11. Undangan Pesta
12 12. Darah Keturunan Cross
13 13. Jahat
14 14. Hukuman
15 15. luar Biasa
16 16. Rencana Rahasia berhasil dihadang
17 17. Konfrontasi Hati
18 18. Ayah dan Anak
19 19. Mie Instan
20 20. Want Eat
21 21. Misi Berhasil
22 22. Mendapatkan Kembali Ingatannya
23 23. Mendapatkan Kembali Ingatannya Part 2
24 24. Wajah Asli Ruona
25 25. Masa lalu Ruona
26 26. Hamil anak Gideon Cross?
27 27. BlackList
28 28. Api Cemburu
29 29. Deklarasi
30 30. Tes DNA
31 31. Kencan
32 32. Status
33 33. Like Son Like Father
34 34. Aku Tidak Sama Denganmu
35 35. Hadiah
36 36. Bisakah Selalu Seperti Ini?
37 37. Pulau Pribadi
38 38. Dongeng
39 39. Terjebak di Dalam Lift
40 40. Tak Terduga
41 41. Cinta
42 42. Dua Jagoan
43 43. Pacar Suah
44 44. Reuni
45 45. Karyawan Biasa?
46 46. Ajang Pamer
47 47. Menyebarkan Rumor
48 48. CEO Juga Seorang Karyawan
49 49. Takdir Tuhan
50 50. Permintaan Maaf
51 51. Tidak Enak Badan
52 52. Bercocok Tanam
53 53. Anak Kucing
54 54. Telepon Dari Teman Lama
55 55. Kepercayaan Tanpa Syarat
56 56. Kencan
57 57. Penghinaan
58 58. Ucapan sarkastis
59 59. Permintaan Maaf
60 60. Acara Televisi
61 61. Happy With Her
62 62. Special Event
63 63. Kembang Api
64 64. Wanita Tidak Tahu Malu
65 65. Masalah Yang Ditimbulkan Ruona
66 66. Hak Asuh Damian
67 67. Bocah Pemberani
68 68. Bertukar Identitas
69 69. Memeras Demi Kekuasaan
70 70. Kesempatan Untuk Melihat Ibu
71 71. Jangan Remehkan Daniel
72 72. Jauh Dari Jangkauan
73 73. Kekuasaan dan Wanita
74 74. Bertukar Sandera
75 75. Begitu Rapuh
76 76. Si Kembar Berhasil Kabur
77 77. Jadilah Patuh
78 78. Rapat Direksi
79 79. Tidak Akan Terpisah
80 80. Puding Susu
81 81. Kewarasan Ruona
82 82. End Game
83 83. Hari Pernikahan
84 84. Keluarga Kecil Yang Sempurna
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. Kehidupan Liana
2
2. Bertemu Kembali
3
3. Seperti Saat Pertama Kali
4
4. Wanita Lima Miliar
5
5. Garis Keturunan Cross?
6
6. Krisis
7
7. Keberanian
8
8. Rahasia Terkubur Bertahun-tahun
9
9. Bertemu Dengan Daniel
10
10. Keluarga atau Musuh
11
11. Undangan Pesta
12
12. Darah Keturunan Cross
13
13. Jahat
14
14. Hukuman
15
15. luar Biasa
16
16. Rencana Rahasia berhasil dihadang
17
17. Konfrontasi Hati
18
18. Ayah dan Anak
19
19. Mie Instan
20
20. Want Eat
21
21. Misi Berhasil
22
22. Mendapatkan Kembali Ingatannya
23
23. Mendapatkan Kembali Ingatannya Part 2
24
24. Wajah Asli Ruona
25
25. Masa lalu Ruona
26
26. Hamil anak Gideon Cross?
27
27. BlackList
28
28. Api Cemburu
29
29. Deklarasi
30
30. Tes DNA
31
31. Kencan
32
32. Status
33
33. Like Son Like Father
34
34. Aku Tidak Sama Denganmu
35
35. Hadiah
36
36. Bisakah Selalu Seperti Ini?
37
37. Pulau Pribadi
38
38. Dongeng
39
39. Terjebak di Dalam Lift
40
40. Tak Terduga
41
41. Cinta
42
42. Dua Jagoan
43
43. Pacar Suah
44
44. Reuni
45
45. Karyawan Biasa?
46
46. Ajang Pamer
47
47. Menyebarkan Rumor
48
48. CEO Juga Seorang Karyawan
49
49. Takdir Tuhan
50
50. Permintaan Maaf
51
51. Tidak Enak Badan
52
52. Bercocok Tanam
53
53. Anak Kucing
54
54. Telepon Dari Teman Lama
55
55. Kepercayaan Tanpa Syarat
56
56. Kencan
57
57. Penghinaan
58
58. Ucapan sarkastis
59
59. Permintaan Maaf
60
60. Acara Televisi
61
61. Happy With Her
62
62. Special Event
63
63. Kembang Api
64
64. Wanita Tidak Tahu Malu
65
65. Masalah Yang Ditimbulkan Ruona
66
66. Hak Asuh Damian
67
67. Bocah Pemberani
68
68. Bertukar Identitas
69
69. Memeras Demi Kekuasaan
70
70. Kesempatan Untuk Melihat Ibu
71
71. Jangan Remehkan Daniel
72
72. Jauh Dari Jangkauan
73
73. Kekuasaan dan Wanita
74
74. Bertukar Sandera
75
75. Begitu Rapuh
76
76. Si Kembar Berhasil Kabur
77
77. Jadilah Patuh
78
78. Rapat Direksi
79
79. Tidak Akan Terpisah
80
80. Puding Susu
81
81. Kewarasan Ruona
82
82. End Game
83
83. Hari Pernikahan
84
84. Keluarga Kecil Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!