Za masih bingung memikirkan bagaimana caranya dia pulang, sedangkan jarak dari resto ke rumah lumayan jauh, sekitar tiga puluh menit kalau menggunakan mobil pribadi dan jalan yang tidak macet. apalagi ini sudah malam
"Ya Allah...Mimpi apa aku semalam??... bisa terdampar di tempat begini, mana malam lagi" monolog Za dalam hati
Ia sedang merutuki kebodohannya sendiri " Kenapa juga pake lupa" gumam Za kesal sendiri
Za melihat pada jam tangannya, hari sudah semakin malam, jam sudah menunjakan sudah pukul 22.30 malam, itu berarti dia sudah setengah jam berada di pinggir jalan di depan resto itu
Kakinya sudah pegal karna mondar mandir mencari taxi, tapi tidak ada satupun yang taxi yang lewat.
"Huffttt" Za menghela nafas kasar, ia mencoba berjalan sampai ke jalan yang lebih ramai, siapa tau dia bisa mendapatkan taxi di sana
Za terus berjalan tanpa melihat ke sekitarnya, hatinya sudah was was, ingatan tentang kejadian 5 th lalu kembali terlintas dalam ingatannya.
Suasana yang cukup sepi dan gelap, serta kenyataan kalau saat ini dia sesang berjalan sendiri di malam yang semakin larut, membuat trauma masa lalunya kembali..
Tangan Za sudah berkeringat dan jantungnya sudah berdetak tak beraturan, Za mempercepat jalannya, berharap untuk cepat sampai ke tempat yang lebih ramai.
"Ya Allah bantu saya menghadapi ketakutan saya" Do'a Za
" Jangan sekarang aku mohon" gumam Za yang merasakan dada nya mulai sesak menahan rasa takut yang mulai menyiksanya
Za mencoba mengatur nafasnya, berusaha agar sesak nafasnya tidak bertambah parah.
Hingga tepukan di pundaknya membuatnya tersentak, nafasnya seakan tersendat dan jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga, ingatan tentang kejadian masa lalu semakin jelas teringat dalam ingatannya, berputar seperti kaset rusak, tanpa bisa Za cegah.
Tanpa melihat ke belakang, Za semakin mempercepat jalannya, bahkan sampai setengah berlari, keringatnya bahkan sudah mulai membasahi baju yang ia pakai
"ZA....." panggil seseorang yang mencoba mengejarnya di belakanya
Za tidak peduli, bahkan dia tidak mengenal suara panggilan itu, pandangannya terasa semakin mengabur, nafasnya semkin sesak, hingga kesadarannya pun perlahan semakin menipis dan
BRUK....!!
Za ambruk, ia masih melihat ada seorang lelaki yang berlari menghampirinya walaupun tidak jelas, telinganya masih bisa mendengar seseorang memanggil namanya, sebelum kesadarannya benar benar hilang
"Za... bangun Za!!... Za sadar... kamu kenapa??" Seorang lelaki terus berusaha membangunkan Za sambil menepuk nepuk pipinya....
********
Perlahan Za mulai mengerejapkan matanya, kepalanya terasa berdenyut, dan badannya juga terasa lemas, ia berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya, hingga beberapa waktu kemudian ia baru saja ingat kalau tadi malam trauma nya kembali kambuh di waktu yang tidak tepat...
"AAAAAA....." Za berteriak histeris sambil memeluk lututnya, ia sembunyikan wajahnya dalam dekapan lututnya, ketika mengingat kejadian tadi malam
keringatnya kembali bercucuran, dan nafasnya kembali tersengal bahkan badannya sudah bergetar ketakutan..
"BRAAKKK..." Pintu terbuka dengan sangat keras
" Za tenang nak ada Mama di sini" Mama langsung memeluk tubuh Za
" Za ma'af kan Abang" Sesal Reno ikut merengkuh Za Mama nya sekaligus. Ia merasa bersalah karna meninggalkan Za di parkiran, dan bodohnya dia bahkan tidak sadar kalau Hp za ada di tangannya
Tadi malam Reno baru sadar hp Za ada di saku jasnya, setelah Reno mengantarkan Reina pulang ke rumahnya. ketika Mama menelpon ke Hp Za untuk menyuruh pulang, Ia langsung kembali ke Resto, tapi dia tidak menemukan Za di Resto, ia coba menyususri jalan sekitar Resto, tapi juga tidak menemukan keberadaan Za
Sampai akhirnya Mama menelpon kalau Za sudah sampai di Rumah, tapi dalam keadaan tidak sadarkan diri...
Reno langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata, ia merasa bersalah dan ingin sampai secepatnya sampai ke rumah untuk melihat kondisi adik kesayangannya itu.
Sampai di rumah Ia melihat Arif ada di ruang kelurga, Reno sampai memukul Arif karna mengira Arif telah bebuat sesuatu pada Za.
Beruntung sebelum Reno semakin hilang kendali Mama datang melerai mereka berdua, dan menjelaskan pada Reno bahwa Arif lah yang menemukan Za berjalan sendirian, ketika Arif baru saja pulang dari pesta temannya
Arif berusaha menegur Za, tapi Za seperti tidak mendengarnya, bahkan Arif sudah beberapakali berteriak memanggil Za tapi Za malah semakin mempercepat jalannya, hingga akhirnya Za jatuh pingsan, dan Arif membawa nya pulang ke rumah.
Mama bahkan sampai marah besar pada Reno karna meninggalkan Za sendiri di malam hari, Reno hanya bisa tertunduk, menerima semua kemarahan Mama Lusi, karna Reno tau kalau ini semua memang salahnya...
Mama terus mengungkapkan kekecewaan nya pada Reno sampai Dokter yang memeriksa Za keluar dari kamar dan menjelaskan keadaan Za dan pamit untuk pulang, setelah menuliskan resep obat untuk Za
*****
Setelah dirasa Za sudah lebih tenang, barulah Reno dan Mama Lusi melepasakan pelukannya
Mama Lusi mengusap air mata yang mengalir di wajah Za, hatinya sakit melihat anak perempuannya terus menderita karena masa lalunya
Padahal semua cara untuk menyembuhkan trauma nya sudah mereka coba, berobat dari dalam negri sampai luar negri, mencari psikiater dan psikolog terbaik untuk menangani trauma yang di alami oleh Za, tapi sampai sekarang masih saja tidak bisa benar benar menghilangkan trauma nya.
"Tenang ya sayang, Za tidak papa, ada Mama sama Abang di sini" Mama Lusi terus mengutkan anaknya
Za mengedarkan pandangannya melihat seisi kamar yang sedang ia tempati
Ia baru sadar kalau sekarang ia berada di kamarnya sendiri, Za ingat kalau tadi malam ada seorang lelaki yang menghampirinya, sebelum dia kehilangan kesadarannya
"Apa lelaki semalam yang membawa aku ke rumah, siapa dia??" Batin Za bertanya tanya
" Sekarang Za sarapan dulu ya, nanti baru minum obat, semalam dokter bilang kamu kecapean" Mama mengambil sup yang tadi dia buat, Mama Lusi sangat tau kalau Za sedang tidak enak badan Za lebih suka makan sup daripada nasi
" Ma... Siapa yang bawa aku ke rumah?" Za bertanya sambil menerima suapan dari Mama Lusi, karena sudah gak kuat menahan rasa ingin tau nya
"Arif yang bawa kamu ke sini sayang, katanya dia liat kamu jalan sendirian" Mama menjelaskan sambil terus menyuapai Za
Sedangkan Reno hanya terus mengelus rambut Za
"Maaf Za..." Ucap Reno lirih
Za mengalihkan pandangannya pada Reno yang berada di sampingnya, Reno terlihat kacau, sepertinya dia tidak tidur semalaman, dan matanya terlikhat penuh dengan penyesalan
" Engga Bang, ini bukan salah Abang" Za memegang tangan Reno yang terus mengelus rambutnya
" Za ga papa ko, maaf ya Za selalu bikin repot Mama sama Abang" Za tersenyum, sekarang ia sudah bisa menguasai dirinya sepenuhnya
"Ya sudah sekarang Mama sama Abang keluar dulu ya, Za mau mandi dulu" Za berkata setelah meminum obatnya
Mama Lusi mengangguk " Mama keluar dulu ya" ucapnya tersenyum sambil mengambil mangkuk bekas sup kemudian keluar
" Abang ngapain masih di sini?? Sana keluar, aku mau mandi"Za mendorong Reno agar segera turun dari kasurnya
" Iya iya ini abang keluar" Reno mendengus kesal tapi tetap saja keluar dari kamar Za.
Satelah semuanya keluar Za langsung masuk ke dalam kamar mandi, tangisannya pecah di bawah guyuran air sower.
Za merasa kecewa dengan dirinya sendiri, ia merasa bersalah karna selalu menjadi beban untuk Mama dan juga Abangnya
🍀🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments