Datang terlambat sebagai ketua panitia, Rafael dengan mendorong kursi roda tanpa perduli semua pasang mata tertuju padanya termasuk Kanno dan Cello.
Walaupun tadi pagi sudah mengabarkan jika ada meeting terlebih dahulu tetapi hanya Kanno dan Cello yang tahu, sisanya hanya menebak dan bergelut dalam pikirannya sendiri tak dipedulikan oleh Rafael.
"Meeting dengan Papi atau dengan pujaan hati?" Kanno sedikit kesal melihat ketua panitia melenggang datang terlambat tanpa merasa bersalah, sedangkan yang lain sibuk mempersiapkan kelancaran jalannya acara.
"Berisik lo, gue tadi pagi sudah ijinkan?" Rafael tetap mendorong kursi roda yang Shifa duduki.
"Tetapi kenapa elo malah datang berdua dengannya?" gantian Cello yang kepo.
"Setelah meeting gue jemput dia dulu, emang kenapa sih syirik aja?" jawab Rafael sekenanya.
Rafael jongkok mensejajarkan tubuhnya didepan Shifa "Mau ikut ke belakang panggung atau gimana?".
"Saya disini saja kak, itu teman saya Aisyah sudah datang juga kok" dengan menunjuk kearah Aisyah yang berlari mendekati mereka.
"Shifa are you ok?" Aisyah gadis berhijab sahabat Shifa sejak awal mereka berkuliah di kampus negeri itu.
"I am ok Ais, kak saya kesana ya" pamit Shifa dengan ramah.
Dengan cepat Rafael mendorong kembali kursi roda Shifa mencarikan tempat yang nyaman untuk menikmati acara pentas seni tanpa harus berdesak-desakan dengan para mahasiswa yang lain.
"Disini saja jangan pindah, nanti kalau sudah selesai aku jemput lagi jangan pulang duluan" titah Rafael dengan tegas dan hanya menganggukkan kepalanya kepada Aisyah, kemudian berlari menyusul Kanno dan Cello menuju belakang panggung.
"Ciek...ciek, enak banget ya mendapatkan perhatian dari pangeran kampus, bagaimana rasanya?" goda Aisyah mentowel pipinya dengan mengedipkan matanya.
"Apa sih, dia cuma merasa bertanggung jawab dengan kejadian kemarin, tidak lebih" cabik Shifa dengan malu malu.
"Ya tetap aja beruntung, banyak mahasiswi yang selalu mengejar cintanya, dia seperti gunung es yang susah mencair, susah digapai, kenapa sama Shifa begitu perhatian?".
"Perasaan biasa saja, dia hanya merasa bertanggung jawab tidak lebih dari itu Aisyah".
"Coba cerita dong apa saja yang sudah kalian berdua lalui bersama?"
Akhirnya Shifa menceritakan dari mulai pemeriksaan di rumah sakit, sampai masuk apartemen, makan bersama dan bercanda berdua.
"Waaaah sudah sejauh itu, bagaimana dengan perasaan Shifa sekarang apakah sudah kecantol oleh pangeran kampus?"
"What is kecantol Aisyah, saya tak faham?".
"Ah kamu tuh ya sudah satu tahun di Jakarta bahasa Indonesia kenapa belum lancar, kecantol itu artinya naksir pada pangeran kampus itu".
"Aisyah jangan mimpi sambil cakap, tidak mungkin dia bisa kecantol sama saya".
"Jodoh Allah yang mengatur Shifa, apakah kamu tidak percaya itu?".
Shifa menunduk dan melamun, mengingat amanah almarhum Mama yang belum bisa dia laksanakan, padahal satu tahun dia sudah di Jakarta.
"Eee malah melamun, Shifa apa kamu tidak percaya dengan kekuasaan yang maha kuasa?".
"Saya.... saya tidak faham Aisyah, entahlah kita nikmati saja dulu pertunjukan seninya".
"Baiklah, kita bahas nanti saja, ini terlalu berisik untuk bercerita" Aisyah hanya bisa memandangi sahabatnya yang penuh misteri, seperti ada yang dia sembunyikan tetapi tidak berani bertanya apa yang terjadi.
Hampir satu Minggu ini setelah pentas seni di kampus berlalu, setiap pagi dan sore Rafael rutin berkunjung ke apartemen Shifa sampai kakinya pulih seperti sedia kala.
Bercanda, sarapan berangkat ke kampus berdua dan makan malam berdua selalu hangat mereka berinteraksi dengan akrab, seperti sudah terpaut keduanya walaupun tanpa kata, sampai malam Minggu ini seperti biasa Rafael membawa makanan dua porsi untuk makan malam, pulang dari markas besar agen rahasia langsung ke apartemen Wika City tanpa harus pulang ke rumah terlebih dahulu.
Langsung masuk tanpa mengetuk pintu, menekan kode apartemen dan menyiapkan makan malam di meja makan, padahal si empunya apartemen masih berkutat di kamar tanpa menyadari sudah ada yang menyiapkan makan malam.
Tanpa mengganggu yang masih ada didalam kamar, Rafael mengecek semua email yang ada di handphone, hampir seperempat jam menunggu baru Shifa keluar dari kamar.
"Kak El maaf lama menunggu ya?"
"Tidak apa-apa, ayo makan dulu" seperti biasa mereka berdua makan malam sambil duduk berhadapan, belum selesai menikmati hidangan makan malam ada notifikasi pesan WA dengan suara khusus dari agen rahasia sehingga Rafael dengan segera membukanya biasanya jika ada pesan suara khusus seperti itu ada tugas rahasia yang harus dikerjakan bersama kedua sahabat dan sekaligus agen rahasia.
"Untuk elang emas segera datang dalam setengah jam, ada pembajakan pesawat militer milik tiga negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam" tulis pesan itu dari pimpinan agen rahasia detektif Conan.
Tidak berselang lama ada juga motivasi pesan WA dari Papi Faro yang masuk.
"El perlengkapan sudah Papi bawa dimanapun posisimu sekarang datanglah dalam setengah jam".
Dengan cepat Rafael membalas pesan WA dari Papi Faro "Siap Papi otw".
Dengan cepat Rafael menghabiskan makanannya, tidak sempat membukakan obat yang harus diminum Shifa seperti biasanya.
"Shifa, maaf aku ada panggilan kerja, sekarang juga harus keluar kota untuk beberapa hari" pamit Rafael setelah menenggak air putih dalam gelas dalam satu teguk.
"Malam malam begini, kerja seperti apa kak tanpa ada batas waktu?" tanya Shifa kaget dengan mengerutkan keningnya.
"Inilah aku Shifa, Kuliah, kerja yang tak memiliki batas waktu, jadi maaf aku berangkat dulu, minum obat jangan lupa, aku pamit ya" memegang pundak Shifa dan berlalu berlari tanpa melihat sekitarnya sampai diparkiran.
"Hati hati kak El, selamat bekerja" jawab Shifa sambil menunduk ada rasa kosong dihati setelah kepergian Rafael barusan.
Menaiki mobil sambil membaca laporan dari markas agen rahasia "Pembelian pesawat untuk keperluan militer dari tiga negara disabotase oleh organisasi yang belum diketahui identitasnya, dan koordinat menghilangnya sinyal pesawat itu berada di Indonesia bagian tengah.
Hanya bergumam dalam hati biasanya jika melibatkan beberapa negara dia akan bertugas lumayan lama bahkan bisa sampai satu bulan, tidak bisa kontak langsung ke dunia luar sampai tugas itu terselesaikan, bahkan jika merindukan Mami Inneke sekalipun juga tidak pernah bisa, hanya demi untuk keselamatan anggota dan kerahasiaan indentitas agen rahasia, inilah yang membuat hatinya sedikit gamang karena baru bisa mengenal gadis yang bisa sedikit mengisi relung hatinya yang kosong.
Tetapi tugas negara adalah nomor satu diatas segalanya, ini tidak hanya menyangkut keselamatan dari dan Keluarga juga tentang keselamatan dan keamanan seluruh negara, inilah pengorbanan yang harus dihadapi sebagai pegawai pemerintah.
Tiba di markas besar dalam waktu dua puluh menit, semua anggota sudah berkumpul Kanno, Cello, Conan, Faro dan empat anggota agen rahasia lainnya, Papi Faro tidak ikut berangkat karena memang jika diluar kota hanya akan membantu lewat online.
Sebelum berangkat dan menentukan dimana mereka akan memulai penyelidikan El, Kanno dan Cello melacak koordinat hilangnya pesawat tempur itu.
Didepan layar monitor besar semua anggota bersama mencari titik koordinat itu, tetapi hanya Rafael dan Kanno yang memegang mouse, sedang Cello mengawasi dan menganalisa segala temuan dan gerak gerik layar monitor itu bergeser.
"Aaah... mengapa sinyalnya menghilang jika sampai radius dua kilometer dari titik koordinat itu?" geram Rafael berkali kali mencoba membaca koordinat tetapi tidak terbaca.
"El kita lihat radius kota terdekat dari menghilangnya sinyal koordinat itu, sepertinya tidak bisa kita tembus jika jarak jauh" saran Cello setelah Rafael dan Kanno mencoba berkali kali gagal membaca letak menghilangnya pesawat tempur yang baru saja dibeli oleh pemerintah.
"Baiklah kita coba cari koordinat kota terdekat" kata El sambil menggerakkan mouse dengan teliti.
Bersamaan dengan Rafael dan Kanno mencari koordinat itu Papi Faro dan komandan Conan mempersiapkan pesawat yang akan digunakan untuk berangkat ke tempat kota terdekat dari titik koordinat yang menghilang.
"Balikpapan....." Rafael dan Kanno bersamaan berteriak setelah mendapatkan kejelasan titik koordinat itu (Jangan lupa mampir ke rumah author ya El wk wk wk).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
mama galaau
duh... kok jd tegang ya...
2024-05-29
1
Agustina Kusuma Dewi
mulai apikkie, cerita e..
ketegangan petugas agen rahasia..ganteng..selalu no. 1..
wehhh..lah dalah.. lanjut bae ah..🙂☺😘😍😉😚😙😗
2022-08-29
1
Mella Soplantila Tentua Mella
lanjut thor
2021-08-28
1