"Kakak El, saya pulang saja ya, ini tak seberapa sakitnya, tak nak khawatir dengan kaki saya" ucap Shifa masih dengan logat bahasa Melayunya.
Dokter datang untuk memeriksa keadaan Shifa, membaca laporan yang ditulis oleh suster baru diperiksa kaki Shifa yang membengkak.
"Sebaiknya dilakukan Foto rongsen terlebih dahulu ya, takutnya ada keretakan di tulang keringnya" kata dokter jaga UGD.
"Baik dok" jawab Rafael singkat.
Suster datang membawa kursi roda untuk mengantar Shifa ke ruang rongsen, saat Shifa bagun dari brankar untuk duduk di kursi roda lagi lagi Rafael menggendong Shifa dan didudukkan pada kursi roda tanpa meminta ijin kepada Shifa.
"Eee .... kak saya bisa sendiri" pekik Shifa kaget diikuti senyum suster yang mengembang.
Rafael yang tidak banyak bicara membuat Shifa sedikit kesal, sedari tadi protes tetapi tidak terlalu dihiraukan oleh Rafael, sampai Shifa mengerucutkan bibirnya melirik Rafael yang cuek mengikuti kursi roda yang didorong oleh suster menuju ruang rongsen.
Saat Shifa ada didalam ruang rongsen, Rafael menghubungi satu bodyguard sekaligus asisten pribadinya yang bernama Zain Hidayat (putra dari Andrew Hidayat yang lama dipersiapkan oleh inspektur Ahmad untuk menjadi asisten Rafael) memerintahkan untuk mengambilkan mobil yang ada di parkiran kampus dan tas milik mahasiswi baru jurusan ekonomi bisnis bernama Shifa.
"Siapa bos namanya?" tanya Zain saat diperintahkan El untuk mengambilkan tas.
"Namanya Shifa Fatmala T" balas El singkat.
"Apa tidak salah bos, baru kali ini bos memerintahkan padaku perihal cewek?" Zain kaget dengan rekan kerja sekaligus bosnya.
"Tidak usah banyak protes kerjakan saja" kesal El sambil menekan tombol merah pada handphonenya.
"Eee ternyata bos El bisa juga berurusan dengan cewek, jadi penasaran seperti apa dia" sambil monolog sendiri Zain dengan cepat melaksanakan tugas yang diberikan oleh El padahal dia sedang berkutat dengan berkas yang menumpuk di kantor.
Setelah rongsen dan dokter menyatakan tidak ada keretakan pada tulang kering dikaki Shifa, diberikan obat anti nyeri, anti biotik dan obat radang untuk mengurangi pembengkakan, Shifa diperbolehkan pulang.
Bersamaan Rafael keluar dari UGD dengan mendorong kursi roda datang Zain dengan membawa kunci dan tas milik Shifa.
"Ini kunci mobil dan tasnya nona cantik" Zain mengulurkan tangannya memberikan kepada El sambil memandangi wajah gadis yang duduk di kursi roda dengan lekat.
"Terima kasih, jaga matanya awas gue colok baru tau" ancam El berbisik ditelinga Zain yang mengikutinya berjalan disamping El.
""Eeee kejam kali sih bos, siapa dia, gebetan ya bos?" celoteh Zain tetap berbisik kembali.
"Diam lo" bentak El lagi.
"Kakak El, saya nak ke kampus saja, kereta eee mobil saya masih di kampus, nanti saya pulang sendiri tak nak diantar, nanti merepotkan kakak" Shifa sedikit mendongak memandangi wajah El yang tegas dan berwibawa.
"Mana kunci mobilmu, coba pinjam sebentar!" tangan Rafael mengulurkan tangan kirinya dan tangan kanannya tetap mendorong kursi rodanya.
Tanpa menunggu lama Shifa mengambil kunci mobil didalam tas yang baru saja diberikan oleh Zain tadi.
"Ini kuncinya kak, dipinjam untuk apa memangnya?" tanya Shifa tanpa curiga sama sekali apa yang akan dilakukan El.
"Zain, ini elo ambil di kampus antar ke apartemen Wika City no 15 lantai 6, gue ditunggu disana!" titah El cepat tanpa menengok Zain yang tampak bengong karena ucapan El.
"Darimana kak El tahu alamat saya?" tanya Shifa kaget, hanya dijawab senyuman oleh Rafael.
"Kakak...."
"Tadi gue membaca formulir pendaftaran untuk rumah sakit" dengan datar El menjawab tanpa ekspresi sedikitpun.
"Ooooo" Shifa hanya membulatkan bibirnya ber-o ria, sambil bergumam sendiri walaupun mukanya datar ternyata ketua senat mahasiswa ini penuh perhatian ternyata.
Zain langsung meninggalkan Rafael dan Shifa setelah Rafael membelokkan kursi roda ketempat parkiran rumah sakit, kembali dia menggendong bridal Shifa didudukkan di depan samping setir, memasukkan kursi roda di jok belakang, memasangkan seatbelt dan meluncur ke apartemen tanpa ada suara yang keluar dari mulut keduanya sampai diparkiran apartemen, turun memutari mobil dan mengambil kursi roda depan cepat.
Takut digendong lagi oleh Rafael, Shifa bergegas membuka pintu turun dari mobil dengan satu kaki berdiri tepat disamping pintu mobil.
"Kenapa tidak menunggu, jangan turun sendiri, nanti semakin bengkak kakinya?" kata Rafael sambil menatap tajam mata Shifa.
"Saya baik-baik saja kak, saya kerap mengalami seperti ini bahkan lebih saat latihan, tak usah khawatir" jawabnya singkat.
"Ini beda Shifa, lukamu karena menyelamatkan aku, aku akan merawatmu sebagai tanda terima kasih" El merasa bersalah karena kakinya terluka karenanya.
Shifa akhirnya hanya diam saja sampai didorong kembali sampai apartemen yang ditempatinya, tanpa sungkan Rafael ikut masuk dan duduk di ruang tamu apartemen itu setelah membuka pintu dengan menekan nomor kode apartemen oleh Shifa.
"Disini kau tinggal sendiri?" tanya El singkat.
"Saya tinggal bersama bibi, tetapi dia tidak tidur disini setiap sore dia pulang" jawab Shifa singkat sambil menganggukkan kepalanya Rafael konsentrasi pada handphone, ternyata dia sedang memesan makan malam untuk mereka berdua.
"Bisakah bibi kamu panggil khusus untuk malam ini, untuk merawatmu?"
Sambil mengangguk Shifa mencoba untuk berdiri dari kursi roda perlahan, tetapi saat Rafael melihatnya, meletakkan handphone dan mendekatinya.
"Apa yang akan kamu lakukan, mau kemana?" El mendekati Shifa dan memegangi lengan Shifa tanpa permisi.
"Saya nak ke bilik mandi, eee kamar mandi kak El disini saja ya".
"Aku antar sampai depan pintu, duduklah" Rafael mendorong kursi roda sampai ke depan kamar mandi.
Dengan dibantu berdiri dan dipapah sampai didalam dan menutup pintu menunggu didepan pintu masuk kamar mandi, hampir sampai setengah jam gadis itu tidak kunjung keluar, membuat El berkeringat, saat ingin mengetuk pintu, handle pintu bergerak.
"Cekkek"
"Kakak masih disini?"
"Ayo aku bantu lagi duduk dikursi roda lagi"
Sampai diruang tamu, bertepatan dengan bel berbunyi, El membuka pintu ada ojek online mengantar pesanan makan malam untuk berdua, disusun dengan rapi oleh El.
Ada notifikasi pesan WA pada handphone El, bergegas membuka dengan cepat dan membacanya.
"Bos, coba lihat di media sosial ada bos dan gadis itu sedang viral" tulis Zain dalam pesannya.
Rafael membuka media sosial dengan cepat, sudah jutaan yang melihat aksi Shifa saat menolongnya di panggung kampus siang itu, sambil tersenyum Rafael membaca judul vedio viral itu "Gadis perkasa melindungi pangeran kampus".
Rafael hanya bergumam sendiri seolah olah gadis itu yang tangguh sedangkan dirinya lemah dan hanya sebagai korban.
Ternyata vedio itu sampai ditelinga Papi dan Mami, tidak berselang lama handphone berbunyi lagi suara Mami yang sangat menghawatirkan dirinya.
"El ada dimana sekarang, Mami khawatir?" suara Mami yang sedikit terisak.
"El baik-baik aja Mi, jangan khawatir, ini masih ada urusan sedikit, sebentar lagi El pulang" jawab Rafael sedikit berbisik melirik Shifa yang masih fokus melihat handphone.
"Ya sudah cepat pulang Mami tunggu".
"Iya Mi, El tutup dulu, da da Mami" belum sempat Rafael menutup handphonenya suara lembut Shifa mengagetkan Mami yang ada di balik handphone.
"Kakak El siapa yang menyebarkan ini?" tanya Shifa sambil menyodorkan handphone menunjukkan vedio viral dirinya dengan El.
"Sayang suara siapa itu, halo sayang sayang?" teriak Inneke mendengar ada suara seorang wanita yang sedang berbicara dengan Rafael.
Tetapi Rafael langsung mematikan handphone dengan menggeser warna merah dengan cepat.
"Saya tidak tahu siapa yang menggugah peristiwa itu ke media sosial, kau sudah lapar makanlah!" perintah Rafael mendorong kursi roda mendekati meja makan.
Setelah selesai makan ada bel berbunyi lagi, dan El keluar membuka pintu, ternyata ada wanita paruh baya yang berdiri didepan pintu.
"Maaf mas, nona Shifa ada?" tanya bibi Tin membungkukkan badannya hormat.
"Ooo masuklah"
Setelah selesai makan, Shifa ada yang menemaninya akhirnya El pamit pulang karena handphone tidak berhenti berbunyi berkali-kali suara notifikasi pesan masuk, baik dari adik, sahabat, keluarga bahkan anggota agen rahasia juga mengirimi banyak komentar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Hariyani
,like dan vaforitkan dulu season 3 xa
2021-08-24
1
Haikal Abiyyu
kayaknya jalan untuk bersatu akan sedikit berliku
2021-08-22
1
🥰 Rosalie ❤️
semoga mereka berdua berjodoh.
2021-08-20
4