Merajut Asa Bersama Putri Mafia

Merajut Asa Bersama Putri Mafia

01. Pertemuan di Panggung Kampus

"Awaaaaass.....". Seorang gadis berlari sambil melompati beberapa meja, kursi, tangga hingga melompat kearah panggung seolah terbang serta kaki tidak berpijak di tanah mendekati Rafael yang sedang berdiri membelakangi panggung sedang mengawasi pemasangan properti untuk pementasan seni dalam rangka eniversery kampus.

"Hyaaaaaat..... haaaaaaak" kaki gadis itu menendang balok besi yang jatuh dari atas menuju kearah kepala Rafael.

"Koltang........prang.... jleppp" Suara besi itu membetur dinding panggung berbalik arah melesat tertancap di lantai panggung tepat didepan Rafael.

Tetapi sayangnya gadis itu setelah menendang balok besi, tidak bisa mengontrol tubuhnya sehingga jatuh tepat mengenai Rafael yang ada dibawahnya dengan posisi berhadapan Rafael dibawah dan gadis itu memeluknya dan posisi wajahnya tetap di dada Rafael.

Jantung Rafael berdegup kencang baru sekali ini memeluk seorang gadis bahkan tanpa jarak sedikitpun, tetapi seolah tersadar dari lamunannya karena gadis itu mendesis kesakitan.

"Sssssttt kakiku" pekik gadis itu meringis kesakitan.

Gadis itu bergegas bangun dan duduk disamping Rafael, diikuti oleh para mahasiswa yang mendekati mereka, serta tatapan Rafael yang tajam menggunakan celana tiga perempat dan kemeja berwarna merah maroon terlihat cantik dan anggun tetapi memiliki wajah yang tegas dan sorot mata yang tajam.

Ternyata saat menendang tadi bukan menggunakan telapak kaki atau punggung kakinya tetapi tepat mengenai tulang kering kakinya yang untuk menendang, terlihat memerah dan bengkak kaki gadis itu.

"Ya Allah ya Tuhanku, kakimu bengkak dan merah" Rafael melihat kaki gadis itu, berjongkok mendekatinya.

"Ayo kita ke klinik" Rafael tanpa sungkan menggendong gadis yang belum diketahui identitasnya dengan bridal tutun dari panggung keluar aula menuju klinik kampus yang berada di dekat masjid, berjalan hampir dua puluh menit sesekali Rafael menatap tajam mata itu saat mereka saling menatap.

Sampai di klinik dibaringkannya di brankar tempat tidur, dokter mendekati mereka dan memeriksanya dengan cepat.

"Sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk di rongsen, tulang keringnya sepertinya retak akibat benturan dengan benda keras" jelas dokter muda yang berjaga.

"Baiklah dok, saya bawa sekarang" Rafael akan menggendong bridal lagi gadis itu tetapi dokter itu menahannya bersamaan datang kedua sahabatnya Kanno dan Cello dengan berlari.

"Tunggu surat pengantarnya dulu, jangan pergi dulu" teriak dokter.

"El....bagaimana bisa---?" tanya Kanno tidak jadi melanjutkan ucapannya karena memandangi gadis cantik yang ada didepannya.

"Siapa namamu cantik, kenalan dong?" rayu Kanno sambil mengulurkan tangannya.

Dengan cepat Rafael menarik tangan Kanno dan melotot tajam "Jangan macam-macam lo, mau gue tendang sampai Bandung sampai rumah Enin".

"Ceila, jangan kata elo cemburu" bisik Kanno ditelinga El yang masih kesal.

"Diam lo bang sat, jangan coba-coba elo merayu yang ini, awas aja lo!" ancam El juga berbisik di telinga Kanno.

"Kenapa, biasanya elo langsung ilfil ama cewek, dan langsung dilempar ke gue atau Cello, kenapa sekarang elo kekep sendiri hah?" protes Cello juga sambil melirik gadis cantik yang terbaring di brankar tempat tidur.

Tetapi ada hal lain dihati Cello saat memandang wajah gadis itu, seperti pernah melihat wajahnya, seperti pernah berjumpa dengannya, tetapi kapan dan dimana Cello sendiri tidak tahu.

"Ini surat pengantarnya, silahkan isi nama pasiennya" dokter jaga memberikan satu lembar kertas yang sudah ditandatangani oleh dokter tetapi masih kosong nama dan alamatnya.

"Baiklah ayo kita berangkat, Cello, elo yang bawa mobilnya kita ke rumah sakit sekarang!" tanpa persetujuan gadis itu Rafael menggendong lagi dengan bridal keluar klinik dan menuju parkiran mobil.

"Eeee, kenapa begini, maaf kak saya bisa jalan sendiri, mohon turunkan segera!" pinta gadis itu sedikit meronta ronta.

"Bisa diam tidak lo, mau kaki elo patah?" ucap Rafael dengan tegas.

Akhirnya gadis itu hanya diam dan menutup mulutnya gadis itu memejamkan matanya karena malu pada setiap langkahnya semua mahasiswa ataupun mahasiswi memandanginya dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.

Semua mahasiswa sangat terheran heran Rafael selama tiga tahun ini banyak sekali gadis yang mendekatinya dengan berbagai model dan tipe, tetapi tidak satupun yang bisa menaklukkan hatinya yang dingin dan terkesan cuek, tetapi mengapa sekarang dia dengan santainya menggendong gadis yang baru dikenalnya padahal baru sekali bertemu bahkan identitas gadis itu aja tidak tahu.

Ya dia adalah Rafael putra dari Faro Sanjaya Wiguna yang hari harinya bersikap dingin, cuek tatapan mata yang tajam, gagah, rahang yang kuat badan yang atletis, selalu menjauhi wanita yang selalu mendekatinya, terkadang Kanno dan Cello yang sering menggoda gadis yang mendekati Rafael, semakin gencar seorang gadis mendekati Rafael semakin dia akan menjauhinya, walaupun menjadi idola kampus sikap dan sifatnya seperti papinya tidak mudah jatuh cinta.

"Waaaah menang banyak itu gadis".

"Gue hampir satu tahun mendekati dia dilirik aja kagak, padahal gue kagak kalah cantik".

"Anak jurusan apa sih dia?"

"Sepertinya mahasiswi baru, gue belum pernah melihat di panitia kemahasiswaan".

"Beruntung ya dia, bisa di gendong oleh pangeran kampus ini, gue juga mau".

Banyak lagi bisik bisik para mahasiswi yang Rafael lewati berceloteh ria, sambil melihat Rafael berlalu tanpa kata mengikuti langkah lebar Cello dan Kanno.

Kanno dan Cello langsung mengambil posisi duduk didepan, dengan satu tangan Rafael membuka pintu dan duduk tetap memangku gadis itu tanpa diturunkan.

"Maaf kakak, boleh tak saya nak turun?" dengan bahasa Melayu gadis itu berbicara lirih.

"Oya maaf" Rafael menggeser posisi badan gadis itu untuk duduk disebelahnya tetapi kaki diluruskan menumpang diatas pangkuannya.

"Eeee kakak!!!" Gadis itu kaget karena kakinya ditarik dan diluruskan menumpang dipangkuan Rafael.

"Gue Rafael panggil aja El, yang nyetir itu namanya Cello dan yang sableng sebelahnya namanya Kanno" Rafael memperkenalkan diri dengan masih memegang kedua kaki gadis itu.

"What is sableng?" gadis itu mengerutkan keningnya tidak banyak tahu bahasa gaul anak Jakarta.

"Emang elo dari planet mana kagak tahu kata sableng?" tanya Kanno menengok kebelakang.

"Maaf kak, nama saya Shifa, saya dari Singapura" jawabnya singkat.

"Ooooo dari Singapura" Cello hanya menganggukkan kepalanya pantas bahasanya melaju gumamnya sendiri.

"Orang Jakarta bilang sableng itu artinya sedikit gila" dengan tersenyum Cello melirik Kanno.

"Oya ini diisi dulu formulirnya, sebelum sampai di rumah sakit!" Rafael memberikan satu lembar kertas yang belum diisi identitasnya.

"Tapi saya tak bawa alat tulis, tas saya masih di kampus" jawabnya singkat.

"Nich pakai punya gue" dengan cepat Kanno menengok kearah belakang mengulurkan tangannya memegang satu pulpen.

Tetapi dengan cepat Rafael menyambar pulpen itu dengan menatap tajam kearah mata Kanno lagi seolah olah tidak rela jika Kanno ingin dekat dengan Shifa.

"Ayo isi dulu formulirnya!" perintah Rafael memberikan pulpen dan satu lembar kertas formulir.

Menulis dengan cepat, kertas diletakkan dipangkuan, El hanya memandangi tangan Shifa yang bergerak cepat, El membaca setiap tulisan Shifa tanpa berkedip.

Otak El yang memiliki IQ tertinggi di kampus dengan mudah menghafal alamat yang ada di Jakarta dan nomor handphone gadis itu tanpa harus mencatatnya.

Tiba di depan UGD kembali El menggendong bridal Shifa turun dari mobil "Elo berdua balik ke kampus, lanjutkan pembuatan panggung!" .

"Gelo siak" cicit Kanno kesal dari tadi tidak bisa merayu gadis yang selalu dijaga oleh El.

"Biarkan aja bro, biar otak El sekali kali diisi oleh seorang wanita cantik, dari kecil diakan tidak pernah kayak kita selalu dekat dengan cewek, Papi saja sampai menganggap dia tidak normal" komentar Cello sambil memutar kemudi kembali ke kampus.

Sedangkan di dalam UGD setelah Rafael membaringkan tubuh Shifa dokter belum datang baru suster yang memeriksa gadis itu dengan teliti.

"Kakak El, saya pulang saja ya, ini tak seberapa sakitnya, tak nak khawatir dengan kaki saya" ucap Shifa masih dengan logat bahasa Melayunya.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

nak ape lah shifa, biar babang el yg nunggu..wkekkkkwkkwk🤣😂😆😅😄😃

2022-08-29

1

Haikal Abiyyu

Haikal Abiyyu

jodohnya si abang el kah

2021-08-21

1

🥰 Rosalie ❤️

🥰 Rosalie ❤️

wah Shifa ketemu lagi ni sama sepupunya Cello, jadi seruh ni 🙏🙏

2021-08-20

3

lihat semua
Episodes
1 01. Pertemuan di Panggung Kampus
2 02. Berniat Merawatmu
3 03. Tentang Rafael
4 04. Kunjungan Pagi
5 05. Mendeteksi Koordinat Yang Hilang
6 06. Pengintaian
7 07. Kegundahan Hati Shifa
8 08. Wasiat dan Amanah Mami
9 09. Koordinat Kedua
10 10. Pilot Dadakan
11 11. Berdamai Dengan Hati
12 12. Ikrar
13 13. Kita Hadapi Berdua
14 14. Coople Petarung
15 15. Paket Narkoba
16 16. Pacar Cello
17 17. Melihat Papi Thora
18 18. Cello Modus
19 19. Menemukan Identitas Aunty Ara
20 20. Jakarta I Am Home
21 21. Menjemputmu
22 22. Jadian di Mobil
23 23. Terkena Imbas Emosi Cello
24 24. Paket Uncle Agus
25 25. Rencana
26 26. Aksi Kanno dan Cello
27 27. Perundungan Aisyah
28 28. Merajut Asa Trio Coople
29 29 Calon Pengganti Papi
30 30. Pesan Shifa
31 31. Remember Mami
32 32. Saya Sendirian Mami
33 33. Wisuda dan Perpisahan
34 34. Lost Contact
35 35. Menyelamatkan Shifa
36 36. Sekedar Promosi
37 37. Tuduhan
38 38. Tolong Shifa
39 39. Terkuak
40 40. Gelisah
41 41. Menolak Bertemu
42 42. Titik Terang
43 43 Mengawasi Shifa
44 44. Percikan Api Kecil
45 45. Rencana Licik Ani
46 46. Done
47 47. Bertemu Gadisku
48 48. Mendadak Will You Marry Me
49 49. Bertemu Aunty Ara
50 50. Suami Halu
51 51. Surat Untuk Kakak Ara
52 52 Untuk Putraku CL
53 53. Ada Tikus Besar
54 54. Kabar dari Brunei
55 55. Tamu dari Lapas
56 56. Terabaikan
57 57. Surprise Ulang Tahun
58 58. Warga Istimewa Brunai Darussalam
59 59 Bertemu Uncle Mahfud
60 60. Mendadak Menikah
61 61. Majelis Istiadat Akad
62 62. Rencana Kunjungan Papi Thora
63 63. Tamu Bulanaan
64 64. Bertemu Papi Thora Kembali
65 65. Cicilan Kedua
66 66. Pulau Nusa Kambangan
67 67. Ini Papi, Shifa
68 68. Kemarahan Papi Thora
69 69. Papi Thora Pingsan
70 70. Berbakti
71 71. Persimpangan Jalan
72 72. Dijemput Paksa
73 73. Siang Pertama
74 74. Gelo
75 75. Bertemu Anjas
76 76. Konferensi Pers
77 77. Lamaran Cello
78 78. Penguntit
79 79. Ternyata Asisten Ali
80 80. Mengungsi
81 81. Opa Abi dan Oma Umi
82 82. Otak Ngeres Cello
83 83. Akad Nikah Cello
84 84. Resepsi Pernikahan Cello dan Aisyah
85 85. Kata Hati Papi Thora
86 86. Pernikahan Kanno dan Kepergian Papi Thora.
87 87. Epilog Kebahagiaan Tiga Mata Elang
88 Novel Baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
01. Pertemuan di Panggung Kampus
2
02. Berniat Merawatmu
3
03. Tentang Rafael
4
04. Kunjungan Pagi
5
05. Mendeteksi Koordinat Yang Hilang
6
06. Pengintaian
7
07. Kegundahan Hati Shifa
8
08. Wasiat dan Amanah Mami
9
09. Koordinat Kedua
10
10. Pilot Dadakan
11
11. Berdamai Dengan Hati
12
12. Ikrar
13
13. Kita Hadapi Berdua
14
14. Coople Petarung
15
15. Paket Narkoba
16
16. Pacar Cello
17
17. Melihat Papi Thora
18
18. Cello Modus
19
19. Menemukan Identitas Aunty Ara
20
20. Jakarta I Am Home
21
21. Menjemputmu
22
22. Jadian di Mobil
23
23. Terkena Imbas Emosi Cello
24
24. Paket Uncle Agus
25
25. Rencana
26
26. Aksi Kanno dan Cello
27
27. Perundungan Aisyah
28
28. Merajut Asa Trio Coople
29
29 Calon Pengganti Papi
30
30. Pesan Shifa
31
31. Remember Mami
32
32. Saya Sendirian Mami
33
33. Wisuda dan Perpisahan
34
34. Lost Contact
35
35. Menyelamatkan Shifa
36
36. Sekedar Promosi
37
37. Tuduhan
38
38. Tolong Shifa
39
39. Terkuak
40
40. Gelisah
41
41. Menolak Bertemu
42
42. Titik Terang
43
43 Mengawasi Shifa
44
44. Percikan Api Kecil
45
45. Rencana Licik Ani
46
46. Done
47
47. Bertemu Gadisku
48
48. Mendadak Will You Marry Me
49
49. Bertemu Aunty Ara
50
50. Suami Halu
51
51. Surat Untuk Kakak Ara
52
52 Untuk Putraku CL
53
53. Ada Tikus Besar
54
54. Kabar dari Brunei
55
55. Tamu dari Lapas
56
56. Terabaikan
57
57. Surprise Ulang Tahun
58
58. Warga Istimewa Brunai Darussalam
59
59 Bertemu Uncle Mahfud
60
60. Mendadak Menikah
61
61. Majelis Istiadat Akad
62
62. Rencana Kunjungan Papi Thora
63
63. Tamu Bulanaan
64
64. Bertemu Papi Thora Kembali
65
65. Cicilan Kedua
66
66. Pulau Nusa Kambangan
67
67. Ini Papi, Shifa
68
68. Kemarahan Papi Thora
69
69. Papi Thora Pingsan
70
70. Berbakti
71
71. Persimpangan Jalan
72
72. Dijemput Paksa
73
73. Siang Pertama
74
74. Gelo
75
75. Bertemu Anjas
76
76. Konferensi Pers
77
77. Lamaran Cello
78
78. Penguntit
79
79. Ternyata Asisten Ali
80
80. Mengungsi
81
81. Opa Abi dan Oma Umi
82
82. Otak Ngeres Cello
83
83. Akad Nikah Cello
84
84. Resepsi Pernikahan Cello dan Aisyah
85
85. Kata Hati Papi Thora
86
86. Pernikahan Kanno dan Kepergian Papi Thora.
87
87. Epilog Kebahagiaan Tiga Mata Elang
88
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!