Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.

-#-

Naayla PoV*

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya aku sampai di mall terbesar di kotaku. Seusai kak Revan memarkirkan kendaraannya, kami pun berjalan beriringan menuju ke dalam.

Aku dan Kak Revan kebingungan mencari keberadaan Kak Dido dan juga Rena. Aku sudah menelponnya berkali-kali. Aku mengiriminya chat hingga menumpuk 10 pesan yang tidak juga dibacanya.

"Rena belum menjawab teleponmu?" tanya kak Revan.

Padahal aku tidak memberitahunya siapa yang aku telepon tapi dia bisa menebaknya dengan tepat.

"Belum, Kak!" jawabku singkat dengan pandangan mata yang masih terfokus pada ponselku.

"Kemana perginya anak nakal itu?"

"Mungkin kakak bisa menghubunginya lewat Kak Dido. Aku nggak punya nomer ponsel Kak Dido," aku memberi pendapat. Dia mengangguk.

Kak Revan segera mengambil ponselnya. Aku melihat tangannya menari-nari lincah di layar smartphone miliknya. Beberapa saat kemudian dia meletakkan gadget berwarna silver itu di telinganya.

Dia sedang menghubungi kak Dido.

"Huuuft.. Dido juga tidak mengangkat teleponku," serunya dengan nada kesal.

"Terus sekarang kita mau kemana?" tanyaku putus asa.

Jujur aku bingung mau ngapain aku di sini? Aku hanya menuruti kemauan Rena. Aku juga nggak butuh apapun untuk aku beli. Aku juga lagi nggak pingin jalan-jalan.

"Terserah kamu aja," jawab kak Revan pasrah.

"Kalau begitu kita pulang aja!" aku mengutarakan ide yang ada di kepalaku.

"Udah sampai di sini terus mau pulang?" Kak Revan protes.

"Tadi katanya terserah?" sahutku ketus.

"Apa kamu udah makan?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku. Peduli apa dia aku udah makan atau belum?

"Kalau gitu kita makan dulu setelah itu baru pulang!"

"Aku lagi nggak pingin makan, kak!" aku menolak ajakannya. Sebenarnya aku lapar, tapi aku mau sedikit bersikap jual mahal.

"Ini udah jam sepuluh pagi, Naay. Kamu kan terbiasa sarapan. Kalau kamu telat makan nanti maagmu kumat."

Idih sok perhatian. Kemana saja dia selama beberapa hari ini? Apa dia tahu aku jadi malas makan karena mikirin dia?

"Maagku nggak akan kumat karena sehari aja telat makan. Ayo kita pulang!" aku tetap pada pendirianku.

Kak Revan memegang tanganku seolah tidak ingin aku pergi kemana-mana.

"Telat makanmu nggak cuma sehari, tapi udah berhari-hari."

Eh, darimana dia tahu?

"Aku tahu semua yang kamu lakuin beberapa hari ini. Kamu nggak sarapan, kamu nggak makan siang dengan benar dan hanya sedikit makan di saat malam. Ayolah jangan menolakku! Kasihan mama kalau kamu sampai sakit," lanjutnya sambil menarik tanganku paksa. Dia membuatku mengikuti arah langkahnya.

Aku pikir dia memaksaku makan karena dia khawatir tapi ternyata dia hanya memikirkan mama yang akan sedih kalau aku sakit.

Kak Revan mengajakku ke restoran favorit kami. Selama perjalanan aku dan dia hanya diam. Mulut kami serasa digembok rapat dan sulit terbuka.

Dia memilihkan tempat di meja bagian pinggir. Dan dari sini aku bisa melihat pemandangan di luar sana. Restoran ini terletak di lantai 3. View di sekitarnya sangat indah bila dilihat.

Setelah pelayan datang, Kak Revan langsung memesankan makanan dan minuman untuk kami. Dia tahu semua yang aku suka jadi dia nggak perlu repot-repot untuk menanyaiku. Aku pun percaya dia nggak akan salah memilihkanku menu.

Sambil menunggu orderan kami datang, aku memutuskan untuk membaca. Lagian mau ngapain aku di sini? Orang yang duduk di depanku saja sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

Aku membaca novel pemberian Kak Zidan. Sejak Shelin mengembalikannya, sejak itu aku belum sempat membacanya lagi. Aku terlalu sibuk memikirkan manusia di hadapanku ini hingga aku lupa dengan novelku.

"Jadi itu novel pemberian pacarmu?"

Sedari tadi dia hanya diam dan sibuk dengan ponselnya, tapi kemudian dia bereaksi setelah melihatku membaca novel ini? Sungguh keterlaluan!

Aku menghentikan aktivas membacaku.

"Ini pemberian Kak Zidan," jawabku jutek.

"Sama aja kan?" sautnya singkat dan dingin.

Sebenarnya aku udah lelah harus membahas ini terus. Karena menurutku akan sangat percuma meskipun aku menjelaskannya sampai mulutku berbusa sekali pun dia nggak akan mungkin mau percaya.

"Terserah kakak aja!" jawabku pasrah.

"Berarti benar kan kalian pacaran? Kenapa harus pakai sembunyi dari orang-orang?"

Aku menutup novel itu. Minat bacaku seketika hilang mendengarnya terus menanyakan hal yang sudah aku jelaskan.

"Kakak ini membingungkan ya jadi orang? Aku bilang kak Zidan bukan pacarku kakak nggak percaya, aku jawab terserah kakak menuduhku lagi. Lalu jawaban apa yang kakak mau?" aku meninggikan suaraku. Dia malah tersenyum melihatku begini.

"Kenapa malah tersenyum? Kakak pikir aku nggak bisa marah? Kakak pikir aku nggak bisa hilang kesabaran? Kalau aku mau sama dia udah sejak dulu aku pacarin. Bilang aja kalau cemburu. Kakak suka denganku ya? Ayo ngaku!" pertama-tama aku mengomelinya lalu kemudian aku beralih menggodanya.

Kak Revan menyunggingkan senyumnya, "Iya, aku suka sama kamu. Kamu kan adikku," jawabnya.

"Ah iya aku adikmu. Aku sampai lupa kalau kamu kakakku. Kakak macam apa yang cuekin adiknya berhari-hari? Ketemu aku aja nggak mau. Huufft.."

"Aku memang nggak nemuin kamu tapi bukan berarti aku nggak ngawasi kamu ya!"

"Oya? Manis banget kakakku ini!" kataku sambil melempar senyum kecut ke arahnya.

"Pacaran sana sama Zidan! Aku merestuimu."

"Aku nggak butuh restu darimu, Kak! Sudah lebih baik kakak diam daripada terus menyudutkanku!"

Kemudian pelayan datang membawa pesanan kami. Kami pun menyudahi perdebatan sengit yang sejak tadi tidak kunjung usai.

"Silahkan dinikmati!" kata pelayan itu dengan ramah kemudian pergi meninggalkan kami.

Saat kak Revan hendak mengambil sendok dan akan menyantap makananya tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengurungkan niat awalnya dan beralih pada gadgetnya.

"Rena," kak Revan membaca nama si penelpon.

"Yang telpon Rena kak? Ayo buruan diangkat! Cepetan marahin tuch si Rena!!" seruku bersemangat.

"Hallo!" kak Revan menjawab panggilan dari adiknya.

Aku mengamati kak Revan yang tak kunjung mengomeli adiknya. Dia malah diam saja mendengarkan ocehan adiknya dengan seksama. Sesekali aku melihat keningnya berkerut seperti ada yang serius dari pembicaraan mereka.

"Oke aku ke sana sekarang!" begitu kata Kak Revan kemudian mematikan ponselnya dan memasukkan benda itu ke dalam saku celana.

Kak Revan beranjak dari tempat duduk.

"Kakak mau ke mana?" tanyaku bingung sambil ikut-ikutan berdiri.

"Kamu tunggu di sini aja! Jangan ke mana-mana sebelum kakak kembali!" perintahnya. Dia sangat terburu-buru dan langsung meninggalkanku.

"Ada apa ya? Apa terjadi sesuatu sama Rena? Ya Allah, kenapa aku jadi khawatir begini ya?"

Aku kembali duduk. Aku meremas-remas kedua tanganku yang sudah mulai berkeringat. Aku tidak bisa melanjutkan makanku sebelum Kak Revan kembali dan menjelaskan apa yang terjadi.

Aku terus menengok jam tanganku. Sudah hampir 30 menit dan Kak Revan belum juga kembali. Beberapa kali aku menelpon ponselnya tapi tidak ada jawaban. Aku terus berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan mereka.

Aku terus memandang ke arah pintu restoran. Dan aku menjadi lega setelah melihat dari kejauhan Kak Revan berjalan ke arahku disusul oleh Rena dan juga kak Dido.

Syukurlah mereka baik-baik saja.

Aku beranjak dari tempat duduk saat jarak mereka sudah dekat denganku. Dengan rasa penasaran yang mencapai level akut, aku langsung memberondong mereka dengan beberapa pertanyaan.

"Apa kalian baik-baik saja? Kenapa lama sekali? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyaku panik hingga bertanya tanpa spasi.

Mereka kompak menatapku. Lalu kemudian aku melihat Dido dan Rena senyum-senyum melihat kepanikanku. Dan kak Revan? Dia melihatku dengan mata berkaca-kaca. Ya Allah, aku melihat ada darah di sudut bibirnya dengan warna biru lebam di sekitarnya. Apa dia berkelahi dengan seseorang?

Aku langsung memegang bagian wajahnya yang luka.

"Kenapa ada darah di sini? Siapa yang melukaimu? Apa kakak ribut lagi dengan seseorang?" lagi-lagi aku bertanya dengan panik. Aku sangat sedih melihatnya terluka.

Dia tidak menjawab satu pun dari ketiga pertanyaan yang aku lontarkan padanya. Dia malah memelukku. Pelukan yang sangat erat. Aku terdiam terpaku dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sementara Rena dan Dido hanya diam melihat kami tanpa berniat memberi penjelasan apa pun padaku.

Kak Revan melepas pelukannya. Dan aku lihat wajahnya basah. Dengan gerakan terburu-buru dia berusaha menyeka air yang keluar dari sudut mata elangnya.

"Kakak nangis?" tanyaku keheranan.

"Kakak benar-benar mintamaaf sama kamu! Kakak nuduh kamu yang bukan-bukan," jawabnya dengan sedikit senyuman. Aku melihat ada kelegaan yang terpancar dari kedua sorot matanya.

"Jadi sekarang kakak percaya sama aku kan? Kakak udah nggak marah lagi kan sama aku?" tanyaku lagi dengan kelegaan yang sama seperti yang Kak Revan rasa.

Kak Revan mengangguk dan kembali memelukku. Akhirnya aku mendapatkan Kak Revanku kembali. Kami pun berdamai sekarang. Kesalahpahaman di antara kami sudah berakhir.

"Ehem.. ehem...pekukkan mulu!" ledek Rena usil.

"Ya udah yuk kita makan aja! Aku lapar banget!" kata Kak Dido sambil mengelus-elus perutnya.

"Aku pesenin makanan dulu ya, Beb!" saut Rena sok mesra.

Sementara Rena memesan makanan, aku kembali mengintrogasi kak revan.

"Kakak, tadi kakak belum jawab pertanyaan aku. Kenapa kakak bisa luka?"

"Oh ini?" kak Revan memegang sudut bibirnya, "Ini hanya masalah sepele. Kamu nggak perlu khawatir. Sudah ya jangan tanya-tanya lagi. Kita kan baru aja damai."

Kak Revan tetap tidak mau memberitahuku siapa orang yang sudah melukainya. Tapi mau bagaimana lagi kalau aku paksa nanti hubungan kami bisa memanas lagi. Baiklah! Yang penting Kak Revan baik-baik saja dan tidak ada luka yang serius.

"Nanti aku obati luka kakak ya di rumah!"

"Iya.. siap bos! Tapi kenapa makananmu masih banyak?"

"Gimana aku bisa makan sedangkan kalian aku tunggu nggak datang-datang juga? Aku khawatir kalian kenapa-kenapa."

"Tenang aja, Naay! Kami baik-baik aja kok!" sambung Rena sambil mengelus-elus punggungku.

"Terus kamu dari mana saja tadi? Kamu yang ngajakin jalan kenapa malah ngilang?"

"Hush.. Jangan marah-marah begitu! Yang penting sekarang kamu udah baik kan sama kakakku. Coba kalau bukan aku? Mana mungkin bisa kalian sama-sama lagi kayak gini," Rena mulai membanggakan dirinya sendiri. Tapi memang benar karena dia aku dan kak Revan jadi berdamai sekarang.

"Oke.. oke .. terimakasih banyak, Nyonya Dido," kataku semangat sambil tersenyum pada Rena.

"Sama-sama, Nyonya Revan," sautnya asal-asalan.

"Kamu panggil aku apa barusan?" tanyaku memastikan kalau aku tidak salah dengar.

"Nyonya RE-VAN," jawabnya dengan memberi penekanan saat menyebutkan nama kakaknya.

"Kemarin Nyonya Zidan. Sekarang Nyonya Revan. Apa wajahku kayak ibu-ibu?"

"Nggak akan ada Nyonya Zidan! Karena kamu cuma akan menikah dengan kakakku," celoteh Rena semakin asal.

Kak Revan yang sedang makan menjadi tersedak mendengar bualan adiknya. Dia sampai terbatuk-batuk karena ada makanan yang nyangkut di tenggorokkannya.

"Kakak, hati-hati donk makannya!" kataku seraya beranjak dari kursi kemudian menghampiri kak Revan yang duduk di depanku.

Aku mengusap-usap punggung kak Revan pelan.

"Apa kakak mau minum?" tanyaku. Kak Revan hanya mengangguk.

Aku menyodorkan air mineral yang tadi kak Revan pesan. Dia menghabiskan setengah botol untuk melancarkan tenggorokannya.

"Terimakasih, Naay!" kata kak Revan setelah kerongkongannya lega.

Selama aku membantu Kak Revan, Rena dan Kak Dido justru sibuk memperhatikan kami.

"Kenapa kamu dan Kak Dido melihatku seperti itu?" tanyaku menyelidik sambil memelototi mereka secara bergantian.

"Sejak kapan senyum itu dilarang?" Rena bertanya balik.

"Nggak ada yang melarang juga! Tapi lihatlah! Kakakmu ini tersedak, bukannya bantuin malah senyum-senyum. Seharusnya kamu yang menolong karena dudukmu lebih dekat sama Kak Revan, kenapa cuma aku yang khawatir?" aku menyerang Rena.

Entah kenapa sekarang Kak Revan malah ikut-ikutan senyum seperti yang kedua manusia ini lakukan.

"Kakak! Kenapa jadi ketularan mereka??" aku menegurnya.

"Revan tersenyum karena bahagia calon istrinya sangat perhatian," Rena menyaut tanpa permisi.

Aku mengernyitkan keningku.

"Jangan bilang gitu, Ren! Nanti kalau ada cewek yang mau dekati kakakmu jadi takut karena denger omongan kamu!" aku memprotes omongan Rena yang seenaknya.

"Udah kita makan aja! Aku udah kelaparan," kata Kak Dido setelah melihat pesanannya datang.

Suasana berubah hening saat kami makan. Dan seperti biasa aku selalu menjadi orang pertama yang menghabiskan makananku di antara mereka.

"Nah kan kelaparan! Pakai acara nolak diajak makan segala," Kak Revan mengomentari cara makanku.

"Bukan nolak, cuma ingin dirayu aja," sautku santai.

"Hmm.. Naay, boleh kakak minta sesuatu sama kamu?" tanya Kak Revan serius.

"Iya.. kakak mau minta apa memangnya?" aku bertanya balik.

Aku melihat kedua matanya melirik ke arah Kak Dido dan Rena secara bergantian.

"Nanti saja ya, Naay! Di sini banyak pengganggu," jawab Kak Revan dengan masih melirik ke arah Rena dan juga Kak Dido.

"Pengganggu? Maksudmu kami?" merasa sedari tadi Kak Revan meliriknya Kak Dido pun merasa tersindir.

"Baguslah kalau kamu sadar diri! Kamu dan kekasihmu itu adalah pengganggu," kata Kak Revan ketus.

"Bilang aja kalau mau berduaan. Pakai kebanyakan alasan. Baiklah ayo kita pergi, Sayang! Kamu udah kenyang kan?" Rena yang juga ikutan tersindir mengambil ancang-ancang untuk pergi. Dia menggandeng tangan Kak Dido dan mengajaknya ikut bersamanya.

"Ren, gitu aja ngambek!" tegurku.

"Biarin aja mereka pergi! Mereka pergi bukan karena marah tapi karena mereka nggak mau bayar makanan mereka sendiri," celetuk Kak Revan.

Rena memamerkan senyuman mautnya. Itu artinya omongan Kak Revan benar.

"Kamu selalu tahu apa yang ada dipikiranku," kata Rena kemudian senyuman itu berubah menjadi seringai tawa yang cukup lebar.

"Tentu saja aku tahu. Aku udah 17 tahun hidup sama kamu. Cepat pergi! Akan kubayar semua makanan kalian."

"Jangan-jangan! Biar aku aja! Aku ini kan pacarmu kenapa kamu minta cowok lain untuk membayarimu makan?" Kak Dido protes. Posesif juga dia ya.

"Cowok lain bagaimana? Dia kakakku sendiri!" Rena membantah. Aku dan kak Revan gantian menjadi penonton selama pasangan aneh ini berdebat.

"Tetap aja dia berkelamin pria kan?"

"Tapi dia kakak kandungku, Beb!"

"Tapi dia tetap aja cowok lain, Beb!"

"Woey!! Kenapa kalian mendebatkan aku sich? Pakai bawa-bawa kelamin pula. Sana-sana pergi!"

"Biar aku aja yang bayar makanan kita, Beb!"

Bagus! Salut buat kak Dido! Dia cowok yang punya harga diri dan nggak mau direndahkan. Ini baru namanya pria sejati, meski pun sedikit berlebihan juga sich sampai dia bisa cemburu sama kakak kandung pacarnya sendiri.

"Beb, ini kan tanggal tua. Anak kos sepertimu bisa makan mie instan di tanggal seperti ini aja udah untung lho pakai mau bayarin makan di restoran. Jangan ngeyel dech! Ikuti aja mauku! Kakakku ini uangnya banyak."

Aku melihat ekspresi Kak Dido yang tadi menggebu-gebu menjadi berubah setelah mendengar omongan Rena. Dia menggaruk-garuk kepala. Aku melihatnya sedang berfikir. Jangan sampai dia menuruti permintaan Rena, kalau iya maka lunturlah semua ke-salut-anku.

"Benar juga kamu, Beb! Terimakasih ya Revan. Hehehe.." ujar Kak Dido. Dia kemudian menjabat tangan kak Revan secara paksa. Kak Revan hanya berdehem sambil melirik ke teman satu kelasnya itu dengan geli. Pakai sok-sokan nggak mau dibayari padahal sebenernya butuh juga. Nyesel sudah muji dia.

"Kalau gitu kita duluan ya. Aku udah kenyang sekarang. Silahkan bicara berdua!" Rena berpamitan.

"Makasih traktirannya ya, Sob!" sahut Kak Dido lalu melenggang pergi bersama kekasihnya. Benar-benar pasangan yang lucu.

Aku terdiam melihat Rena dan Kak Dido yang berjalan beriringan meninggalkan kami sampai punggung mereka hilang dari pandangan. Sementara itu aku tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikanku. Aku pun menatap ke arah dua mata elang itu. Entah apa yang terjadi? Aku menjadi hilang kata-kata. Ada perasaan yang berbeda yang aku rasakan. Entah sudah berapa kali jantungku berdetak tak terkontrol seperti ini?

Drrrt... drrtt.. ponselku bergetar. Aku pun mengakhiri adegan saling pandang ini secepatnya.

"Kak Zidan," aku membaca nama si penelpon. Aku kembali melihat Kak Revan yang kini beralih memperhatikan ponselku.

"Boleh aku menerima telpon dari kak Zidan?" aku meminta ijin pada Kak Revan. Dia hanya mengangguk tanpa sepatah kata pun.

Tapi bukannya ini hakku untuk menerima telepon dari siapa pun? Kenapa aku pakai acara meminta ijin Kak Revan? Aku jadi nggak ngerti sama sikapku hari ini.

Aku menjauh dari Kak Revan saat aku menjawab panggilan dari Kak Zidan. Sesekali aku menengok ke belakang untuk melihat apa yang dia lakukan selama aku bertukar suara dengan kak Zidan. Ternyata dia hanya diam dan sesekali melihat ke arahku. Entah kenapa dengan ekspresi kak Revan yang seperti itu aku merasa bersalah menerima telepon dari cowok lain. Seolah aku sedang mengkhianatinya.

"Baiklah aku tutup teleponnya ya, kak!" kataku mengakhiri obrolan.

Aku kembali ke tempat duduk. Aku tersenyum tapi Kak Revan mengabaikan senyumku dan memasang wajah tidak suka.

"Maaf aku sedikit lama ngobrolnya."

"Naay, inilah yang mau kakak minta dari kamu. Tolong jauhi dia! Dia bukan cowok yang baik."

Jadi ini yang mau Kak Revan minta dariku? Aku pikir apaan.

"Bagaimana bisa aku jauhi dia kalau dia sendiri masih ngeyel, Kak? Malahan dia minta kesempatan sekali lagi."

"Bilang aja kalau kamu nggak mau pacaran dalam waktu dekat ini!"

"Sudah kak. Tapi dia mau nunggu aku sampai aku siap punya pacar."

"Gigih sekali orang itu. Naay, tolong kamu jangan salah paham ya! Kakak cuma khawatir. Kakak takut dia macam-macam lagi sama kamu. Kamu ngerti kan maksud kakak?"

Kak Revan menatap mataku dengan sendu. Kedua sorot matanya benar-benar menyentuh hatiku. Ketulusannya ini yang membuatku sangat menyayanginya. Dia selalu berusaha menjagaku.

"Naay, sebisa mungkin jauhi dia! Kakak benar-benar mengkhawatirkanmu," lanjutnya lagi.

"Iya, Kak Revan."

"Apa kamu bisa menjamin kalau kamu nggak akan jatuh cinta sama dia suatu saat nanti?"

"Nggak akan. Aku jamin itu,"

Tapi sebenarnya aku sendiri nggak yakin dengan apa yang aku janjikan. Memangnya aku Tuhan yang akan tahu bagaimana perasaanku nanti? Semua masih mungkin terjadi. Tapi apa aku bisa menolak takdir kalau memang Tuhan menggariskanku bersama Kak Zidan? Aku berbicara seperti itu hanya untuk meredam kekhawatiran kak Revan saja. Agar hubunganku dengannya menjadi nyaman lagi seperti dulu.

"Kakak lega dengar jawabanmu. Kamu enggak perlu khawatir kakak pasti akan selalu jagain kamu!"

"Iya aku tahu. Tapi kakak jangan terus kayak gini! Kakak juga harus mikirin diri kakak sendiri! Memangnya kakak nggak ingin punya pasangan? Jangan sampai Rena yang menikah duluan daripada kakak."

Aku menggoda kak Revan. Tapi benarkan apa yang aku bilang? Jangan sampai karena sibuk mengurusku dia jadi lupa dengan hidupnya sendiri. Kak Revan juga berhak bahagia dengan pendamping hidupnya kelak.

"Biarkan saja kalau Rena mau menikah duluan. Apa ruginya?"

"Memang kakak nggak takut kalau nggak ada cewek yang mau mendekati kakak karena kakak terus-terusan sama aku?"

"Kenapa mesti takut? Memangnya kamu macan betina sampai cewek-cewek takut mendekatiku karena ada kamu?"

"Bukannya gitu. Bisa aja kan mereka ngira aku ini pacarmu. Nanti nggak akan ada wanita yang mau nikah sama kakak."

"Kalau gitu, aku nikah sama kamu aja."

"Benarkah? Kakak udah pintar gombal ya sekarang! Dasar nakal!" aku jadi gemas dengan cowok di depanku saat ini. Aku menarik hidung mancungnya karena saking gemasnya. "Oke! Aku akan menikah denganmu nanti," aku balas menggodanya. Kami pun tertawa bersama.

*Love Behind Secrets*

*Tiyan Wijayanti*

Terpopuler

Comments

IntanhayadiPutri

IntanhayadiPutri

Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku

TERJEBAK PERNIKAHAN SMA

makasih 🙏🙏

2021-01-13

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

Padahal beneran itu si Revan

2020-09-04

0

ayyona

ayyona

kereen ini 😍😎

2020-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2 Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3 chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4 Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5 Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6 Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7 Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8 Chapter 8 : Novel yang Sama.
9 Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10 Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11 Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12 Chapter 12 : Pacar Naayla.
13 Chapter 13 : Makan Malam.
14 Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15 Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16 Chapter 16 : Bertemu.
17 Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18 Chapter 18 : Hari Pertama.
19 Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20 Chapter 20 : Revan VS Zidan
21 Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22 Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23 Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24 Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25 Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26 Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27 Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28 Chapter 28 : Cemburu.
29 Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30 Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31 Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32 Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33 Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34 Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35 Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36 Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37 Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38 Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39 Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40 Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41 Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42 Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43 Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44 chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45 Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46 Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47 Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48 Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49 Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50 Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51 Chapter 51 : Cassandra.
52 Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53 Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54 Chapter 54 : Cassandra lagi..
55 Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56 Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57 Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58 Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59 Chapter 59 : Password Yang Sama.
60 Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61 Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62 Chapter 62 : Cemburu.
63 Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64 Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65 Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66 Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67 Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68 Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69 Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70 Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71 Chapter 71 : Evans.
72 Chapter 72: Dering Ponsel.
73 Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74 Chapter 74 : Ponsel Baru.
75 Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76 chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77 Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78 Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79 Chapter 79 : Badan yang gendut.
80 Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81 Chapter 81 : First Kiss.
82 Chapter 82 : Amarah Zidan.
83 Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84 Chapter 84 : Perasaan Evans.
85 Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86 Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87 Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88 Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89 Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90 Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91 Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92 Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93 Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94 Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95 Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96 Chapter 96 : Kiss Mark.
97 Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98 Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99 Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100 Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101 Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102 Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103 Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104 chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105 Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106 Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107 Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108 Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109 Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110 Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111 Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112 Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113 chapter 113 : Alice dan Thompson
114 Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115 Chapter 115 : Memaksa
116 Chapter 116: Ketagihan.
117 Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118 chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119 Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120 Chapter 120 : Menghindar.
121 Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122 Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123 Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124 124 : Kesiangan.
125 Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126 Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127 Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128 Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129 Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130 Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131 Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132 Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133 Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134 Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135 Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136 Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137 Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138 Chapter 138 : Perpisahan.
139 Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140 Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141 Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142 Chapter 142 : Bianca Kritis.
143 Chapter 143 : Bos Revan.
144 Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145 Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146 Chapter 146 : Memesan Kebaya
147 Chapter 147 : H-7
148 Chapter 148 : Undangan.
149 Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150 Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151 Chapter 151 : Brian dan Rena.
152 Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153 Chapter 153 : Akad Nikah.
154 Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155 Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156 Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157 Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158 Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159 Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160 Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161 Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162 Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163 Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164 Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165 Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166 Chapter 166 : Shoping.
167 Chapter 167 : Salah Paham.
168 Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169 Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170 chapter 170 : Resepsi.
171 Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172 Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173 Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174 Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175 Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176 Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177 Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178 Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179 Pengumuman!!
180 Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181 Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182 Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183 Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184 Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185 Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186 Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187 Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188 Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189 Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190 Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191 Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192 Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193 Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194 Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195 Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196 Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197 Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198 Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199 Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200 Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201 Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202 Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203 Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204 Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205 Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206 Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207 Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208 Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209 Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210 Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211 Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212 Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213 Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214 Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215 Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216 Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217 Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218 Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219 Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220 Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221 Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222 Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223 Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224 Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225 Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226 Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227 Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228 Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229 Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230 Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231 Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232 Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233 Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234 Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235 Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236 Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237 Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238 Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239 Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240 Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241 Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242 Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243 Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244 Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245 Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246 Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247 Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248 Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249 Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250 Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251 Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252 Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253 Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254 Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255 Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256 Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257 Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258 Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259 Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260 Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261 Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262 Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263 Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264 Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265 Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266 Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267 Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268 Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269 Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270 Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271 Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272 Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273 Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274 Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275 Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276 Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277 Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278 Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279 Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280 Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281 Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282 Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283 Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284 Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285 Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286 Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287 Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288 Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289 Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290 Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291 Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292 Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293 Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294 Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295 Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296 Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297 Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298 Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299 Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300 Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301 Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302 Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303 Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304 Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305 Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306 Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307 Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308 Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309 Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310 Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311 Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312 Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313 Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314 Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315 Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316 Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317 Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318 Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319 Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320 Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321 Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322 PENGUMUMAN!
323 LBS jilid 3
324 *Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325 *Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326 *Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
328 *Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329 *Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330 *Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331 *Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332 *Taruhan.* LBS Jilid 3.
333 *Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334 *Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335 *Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
337 *Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338 *Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339 *Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340 *Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341 *Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342 *Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343 *Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344 *Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345 *Demam.* LBS Jilid 3.
346 *Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347 *Mesra.* LBS Jilid 3
348 *Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349 *Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350 *Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351 *Video.* LBS Jilid 3.
352 *Cinta.* LBS Jilid 3.
353 *Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354 *Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355 *Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356 *Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357 *Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358 *Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359 *Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360 *Mabuk.* LBS Jilid 3.
361 *Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362 *Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363 *Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364 *Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365 *Fitnah.* LBS Jilid 3.
366 *Ars ... * LBS Jilid 3.
367 *Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368 *Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369 *Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370 *Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371 *Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372 *Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373 *Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374 *Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375 *Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376 *Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377 *Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378 *Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379 *Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380 *Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381 *Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382 *Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383 *Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384 *Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385 *Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386 *Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387 *Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388 *Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389 Pengumuman!!!
390 *Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391 *Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392 *Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395 *Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396 *Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397 *Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398 *Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399 *Kehilangan.* LBS JILID 3.
400 *Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401 *Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402 *Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403 *Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404 *Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405 Pengumuman!!
406 Pengumuman.
Episodes

Updated 406 Episodes

1
Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2
Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3
chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4
Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5
Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6
Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7
Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8
Chapter 8 : Novel yang Sama.
9
Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10
Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11
Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12
Chapter 12 : Pacar Naayla.
13
Chapter 13 : Makan Malam.
14
Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15
Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16
Chapter 16 : Bertemu.
17
Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18
Chapter 18 : Hari Pertama.
19
Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20
Chapter 20 : Revan VS Zidan
21
Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22
Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23
Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24
Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25
Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26
Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27
Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28
Chapter 28 : Cemburu.
29
Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30
Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31
Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32
Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33
Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34
Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35
Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36
Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37
Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38
Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39
Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40
Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41
Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42
Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43
Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44
chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45
Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46
Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47
Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48
Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49
Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50
Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51
Chapter 51 : Cassandra.
52
Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53
Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54
Chapter 54 : Cassandra lagi..
55
Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56
Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57
Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58
Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59
Chapter 59 : Password Yang Sama.
60
Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61
Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62
Chapter 62 : Cemburu.
63
Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64
Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65
Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66
Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67
Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68
Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69
Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70
Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71
Chapter 71 : Evans.
72
Chapter 72: Dering Ponsel.
73
Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74
Chapter 74 : Ponsel Baru.
75
Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76
chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77
Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78
Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79
Chapter 79 : Badan yang gendut.
80
Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81
Chapter 81 : First Kiss.
82
Chapter 82 : Amarah Zidan.
83
Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84
Chapter 84 : Perasaan Evans.
85
Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86
Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87
Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88
Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89
Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90
Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91
Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92
Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93
Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94
Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95
Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96
Chapter 96 : Kiss Mark.
97
Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98
Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99
Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100
Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101
Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102
Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103
Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104
chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105
Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106
Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107
Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108
Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109
Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110
Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111
Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112
Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113
chapter 113 : Alice dan Thompson
114
Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115
Chapter 115 : Memaksa
116
Chapter 116: Ketagihan.
117
Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118
chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119
Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120
Chapter 120 : Menghindar.
121
Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122
Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123
Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124
124 : Kesiangan.
125
Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126
Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127
Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128
Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129
Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130
Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131
Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132
Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133
Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134
Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135
Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136
Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137
Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138
Chapter 138 : Perpisahan.
139
Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140
Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141
Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142
Chapter 142 : Bianca Kritis.
143
Chapter 143 : Bos Revan.
144
Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145
Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146
Chapter 146 : Memesan Kebaya
147
Chapter 147 : H-7
148
Chapter 148 : Undangan.
149
Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150
Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151
Chapter 151 : Brian dan Rena.
152
Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153
Chapter 153 : Akad Nikah.
154
Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155
Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156
Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157
Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158
Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159
Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160
Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161
Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162
Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163
Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164
Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165
Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166
Chapter 166 : Shoping.
167
Chapter 167 : Salah Paham.
168
Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169
Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170
chapter 170 : Resepsi.
171
Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172
Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173
Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174
Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175
Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176
Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177
Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178
Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179
Pengumuman!!
180
Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181
Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182
Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183
Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184
Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185
Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186
Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187
Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188
Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189
Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190
Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191
Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192
Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193
Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194
Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195
Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196
Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197
Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198
Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199
Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200
Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201
Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202
Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203
Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204
Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205
Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206
Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207
Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208
Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209
Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210
Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211
Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212
Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213
Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214
Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215
Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216
Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217
Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218
Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219
Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220
Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221
Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222
Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223
Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224
Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225
Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226
Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227
Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228
Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229
Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230
Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231
Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232
Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233
Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234
Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235
Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236
Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237
Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238
Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239
Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240
Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241
Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242
Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243
Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244
Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245
Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246
Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247
Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248
Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249
Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250
Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251
Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252
Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253
Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254
Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255
Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256
Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257
Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258
Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259
Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260
Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261
Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262
Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263
Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264
Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265
Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266
Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267
Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268
Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269
Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270
Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271
Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272
Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273
Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274
Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275
Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276
Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277
Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278
Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279
Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280
Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281
Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282
Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283
Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284
Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285
Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286
Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287
Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288
Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289
Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290
Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291
Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292
Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293
Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294
Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295
Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296
Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297
Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298
Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299
Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300
Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301
Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302
Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303
Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304
Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305
Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306
Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307
Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308
Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309
Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310
Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311
Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312
Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313
Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314
Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315
Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316
Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317
Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318
Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319
Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320
Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321
Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322
PENGUMUMAN!
323
LBS jilid 3
324
*Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325
*Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326
*Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
328
*Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329
*Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330
*Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331
*Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332
*Taruhan.* LBS Jilid 3.
333
*Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334
*Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335
*Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
337
*Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338
*Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339
*Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340
*Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341
*Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342
*Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343
*Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344
*Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345
*Demam.* LBS Jilid 3.
346
*Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347
*Mesra.* LBS Jilid 3
348
*Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349
*Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350
*Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351
*Video.* LBS Jilid 3.
352
*Cinta.* LBS Jilid 3.
353
*Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354
*Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355
*Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356
*Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357
*Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358
*Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359
*Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360
*Mabuk.* LBS Jilid 3.
361
*Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362
*Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363
*Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364
*Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365
*Fitnah.* LBS Jilid 3.
366
*Ars ... * LBS Jilid 3.
367
*Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368
*Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369
*Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370
*Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371
*Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372
*Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373
*Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374
*Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375
*Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376
*Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377
*Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378
*Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379
*Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380
*Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381
*Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382
*Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383
*Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384
*Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385
*Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386
*Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387
*Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388
*Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389
Pengumuman!!!
390
*Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391
*Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392
*Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395
*Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396
*Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397
*Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398
*Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399
*Kehilangan.* LBS JILID 3.
400
*Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401
*Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402
*Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403
*Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404
*Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405
Pengumuman!!
406
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!