Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)

Visual Revan Aryasatya menurut author.. bisa pakai imajinasi masing-masing kalau kurang berkenan..

**

Hari ini ada pensi di sekolah Naayla dalam rangka ulang tahun yayasan yang ke 20 tahun. Tentu saja di sini sangat ramai dan bising. Hampir semua murid berkumpul di aula untuk menyaksikan acara tersebut. Bintang tamunya cukup keren, ada Raissa, Afgan, Rossa dan juga Tasya Rosmala. Kini giliran Tasya yang menghibur seisi sekolah. Mereka kompak ikut bernyanyi bersama penyanyi mungil dan cantik itu.

Naayla tidak tertarik dengan acara berisik seperti ini. Naayla tidak suka kebisingan. Dia suka suasana yang tenang. Meski sebenarnya dia memiliki suara yang merdu jika bernyanyi tapi dia lebih suka di keheningan.

Seperti rencananya kemarin, Naayla hendak mencari novelnya yang hilang. Dia ingat pesan Revan semalam untuk tidak sendirian. Tapi Naayla bingung harus minta ditemani siapa, Rena sedang asyik dangdutan mana mungkin dia mau ikut? Dan Revan, entah dimana dia sekarang. Naayla sudah mengirimnya chat tapi tidak dibaca juga.

Okelah, aku cari sendiri aja. Pikir Naayla.

Tempat yang pertama Naayla tuju tentunya di depan kelas Kamila. Karena di sana tempat terakhir dia bersama dengan novelnya yang malang itu.

Sesampai di tempat, Naayla celingukan. Dia mencari kira-kira dimana buku cantik itu bersembunyi.

"Kenapa nggak ada ya?" Naayla bertanya pada dirinya sendiri.

Naayla sudah menyisir area ini tapi tidak membuahkan hasil.

"Kemana lagi aku harus nyari novelku?" Naayla berputus asa.

Naayla menengok ke ruang kelas Kamila dan ternyata kosong tak berpenghuni. Dia tetap ingin mencari Kamila seorang diri. Kejadian yang sudah-sudah tidak membuat Naayla menjadi kapok untuk pergi tanpa Revan ataupun Rena. Seolah dia sudah ikhlas kalau harus mati konyol hanya demi sebuah buku.

Naayla menyusuri setiap lorong sekolah. Sepi. Kemudian ia ke kantin. Masih cukup ramai di sana tapi dia tidak menemukan Kamila and the genk di tempat tersebut. Perasaan Naayla mengatakan kalau bukunya itu disembunyikan oleh salah satu di antara mereka.

Atau mungkin mereka bergabung sama yang lainnya ya di aula? Naayla bertanya dalam hati.

Fyi, sekilas tentang Kamila Estherlita.

Dia adalah seorang model. Rambutnya keriting menggantung. Bahkan Naayla sangat ingin memiliki rambut sepertinya. Yang namanya model pasti lah dia cantik, dia juga tinggi, jika dibanding Naayla jelas Naayla kalah. Naayla hanya mampu menyamai pundak Kamila saat mereka berdiri bersebelahan. Naayla dan Kamila, keduanya termasuk siswi yang banyak diidolakan oleh para penghuni laki-laki di sekolah ini, tapi menurut Naayla, hal itu tidak cukup masuk akal untuk membuat Kamila membencinya. Soal akademis, Kamila dan Naayla juga sama-sama berprestasi, hanya saja Kamila lebih gemar ikut lomba mata pelajaran dibandingkan dirinya yang kurang percaya dengan kemampuannya sendiri.

Naayla masih menyusuri setiap sudut sekolah. Dia mempercepat langkahnya dan bahkan nyaris berlari. Suara sepatu vantovelnya yang berbenturan dengan keramik memecah keheningan di lorong yang sepi.

Saat di depan perpustakaan, Naayla mendengar seperti ada langkah kaki orang lain mengikutinya. Kontan, bulu kuduknya berdiri.

Eh, mana ada setan di siang bolong begini sich? Pikir Naayla seraya mengelus-elus tengkuknya.

Naayla mempercepat langkahnya, tapi orang yang di belakang ikut mempercepat langkahnya pula hingga suara hentakan sepatu mereka terdengar bersahut-sahutan. Naayla ketakutan.

Ya Tuhan ada siapa di belakangku? Tanya Naayla dalam hati.

Naayla masih mempercepat jejaknya. Beberapa detik kemudian Naayla merasakan sesuatu menyentuh tangan kanannya. Naayla yakin ini pasti tangan orang misterius yang sedari tadi membuntutinya. Jantung Naayla berdegup kencang, keringat dingin mengucur dengan mulus di sekujur tubuhnya apalagi saat orang itu menarik paksa Naayla masuk ke dalam ruang UKS yang gelap dan kosong tak berpenghuni.

Naayla memejamkan mata karena ketakutan yang teramat.

Oh Ya Allah lindungilah aku! Naayla berdoa di dalam batin.

Orang itu menyenderkan tubuh Naayla ke tembok. Ia bisa merasakan hangat napas seseorang yang ada di hadapannya secara langsung. Dia menghimpit tubuh Naayla. Naayla memberanikan diri membuka mata. Dan betapa kagetnya saat dia melihat seorang lelaki berseragam SMA sedang berdiri di depannya tanpa jarak sedikit pun. Iya, ini menempel namanya. Tubuh Naayla dan lelaki itu menempel.

"Ka~Ka~Kak .... Kak Zidan." Naayla menyebut nama lelaki itu dengan terbata-bata.

Lelaki itu menyunggingkan senyumnya. Naayla menangkap ada niat jahat dalam otaknya saat ini.

"Tolong minggir, Kak!" pinta Naayla dengan derai air mata yang tidak bisa lagi dia bendung.

Naayla berusaha mendorong tubuh Zidan sekuat tenaga tapi Zidan lebih kuat darinya.

"Tenanglah, Naay! Aku cuma pingin sama-sama kamu aja. Mumpung di sini sepi," katanya pelan.

"Aku mohon lepaskan aku!" Naayla meminta belas kasihan dari Zidan.

Tangisan Naayla semakin menjadi-jadi. Naayla benar-benar ketakutan. Tapi Zidan tidak mempedulikan air mata Naayla, dia justru semakin mendekatkan wajahnya.

Zidan, lelaki yang tergila-gila pada Naayla, anak pemilik yayasan yang selalu mengejar-ngejar cinta Naayla.

Zidan semakin kurang ajar, dia hendak mendaratkan sebuah ciuman di bibir Naayla yang dihiasi oleh lipsglosh berwarna pink itu.

"Jangan lakuin ini, Kak! Aku mohon! Pergilah atau aku teriak!" Naayla meminta dan menyelipkan ancaman di akhir kalimatnya.

"Teriak aja! Nggak akan ada yang dengar," tantang Zidan.

Dia terus mencoba melakukan hal menjijikan itu. Naayla terus meronta, menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri agar Zidan kesulitan menyentuh bibirnya.

Ya Allah, siapa aja tolonglah aku!

Dan ternyata Tuhan masih berbaik hati. Rasa lega langsung hinggap memenuhi ruang hati Naayla yang merasa lemah dan tidak kuasa melakukan perlawanan apa pun lagi.

Seseorang datang dan menarik tubuh Zidan dari arah belakang.

"Brengsek!" maki cowok gagah itu.

Tanpa lama-lama dia meninju pipi Zidan hingga Zidan ambruk tertelungkup. Naayla pun lolos dari cengkraman cowok kurang ajar itu. Ini kesempatan Naayla untuk mencari saklar lampu agar dia bisa dengan jelas melihat wajah orang baik hati yang menyelamatkan harga dirinya.

Lampu pun segera menyala saat Naayla mendapatkan tombol saklarnya.

"Ya Allah, Kak Revan," seru Naayla.

Naayla terperangah. Naayla menutup mulutnya yang menganga menggunakan kedua tangan menyaksikan Zidan dihabisi oleh Revan.

Revan meninju pipi Zidan hingga memar-memar. Naayla juga melihat darah keluar dari sudut bibir lelaki itu. Tapi ini tidak akan baik jika terus dibiarkan. Dia langsung berinisiatif untuk menarik tubuh Revan dan mencoba menghentikannya.

"Kak Revan, aku mohon udah cukup!" teriak Naayla agar Revan mau berhenti.

"Biar aku habisi cowok kurang ajar ini, Naay," sahut Revan yang emosinya masih meledak-ledak.

Revan benar-benar brutal hingga Zidan tidak bisa membalasnya meski hanya satu pukulan saja.

Dengan sisa-sisa tenaga, Naayla menarik tubuh Revan. Hingga akhirnya Zidan pun terlepas dari tangan Revan. Tapi dia masih belum bisa banyak bergerak. Zidan terjatuh meringkuk.

"Aku mohon hentikan!" Naayla mengatupkan kedua tangan dan menatap Revan dengan tetesan air mata yang sedari tadi tidak berhenti mengalir.

Revan mengatur napasnya yang tersengal. Dia terlihat masih emosi. Revan mengepalkan tangannya dan hendak meninju Zidan lagi. Dengan sigap Naayla menghadangnya. Naayla berdiri di depan Zidan yang terkapar dan merentangkan kedua tangannya untuk melindungi tubuh Zidan yang sudah tidak berdaya.

"Aku mohon hentikan!" pinta Naayla sekali lagi dengan terisak-isak.

Mau tidak mau Revan mengurungkan niatnya atau kalau tidak giliran Naayla yang akan kena bogem mentahnya.

Revan menatap mata Naayla dengan tajam. Tubuhnya kini sudah penuh dengan keringat. Bajunya berantakan. Begitu pun juga Zidan. Dia berusaha bangkit dan sekarang berdiri di belakang Naayla sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah.

"Kenapa kamu lindungi dia, Naay?" tanya Revan dengan bentakan yang terdengar menakutkan di telinga Naayla.

Revan menunjukkan jari telunjuknya ke arah Zidan dengan tatapan elangnya yang tajam.

Naayla menggelengkan kepala.

"Aku nggak lindungi dia, Kak! Aku cuma _"

"Cuma apa Naay? Jawab! Kenapa kamu belain dia?" Revan memotong perkataan Naayla yang belum selesai. Sumpah demi apa pun ini pertama kalinya Revan membentak Naayla dengan sangat kasar.

"Aku cuma nggak mau Kakak kena masalah," jawab Naayla ketakutan. Naayla bahkan tidak berani menatap mata Revan.

"Kayaknya aku yang salah paham," seru Revan sambil mengusap keringat yang mengucur di keningnya.

"Maksud kakak apa?" Naayla mendongakkan wajahnya yang tertunduk.

"Iya aku salah paham. Sepemikiranku, aku lihat cowok kurang ajar ini berusaha lecehin kamu, tapi ternyata kamu dan dia memang sama-sama mau kan, Naay? Iya kan?"

Mata Naayla terbelalak mendengar kata-kata Revan. Dia menggelengkan kepala berusaha menolak tuduhan Revan yang menyakitkan. Dia tidak menyangka bahwa pikiran Revan bisa se-negatif ini tentangnya. Naayla seperti tidak mengenal laki-laki ini lagi. Naayla pikir Revan satu-satunya orang yang akan membelanya di saat dia salah sekali pun.

"Kakak salah paham. Tolong dengerin aku dulu! Ini nggak seperti yang Kakak pikirin."

Naayla mencoba memegang tangan Revan tapi Revan menepisnya.

"Kak Zidan, coba tolong jelasin sama Kak Revan yang sebenarnya! Aku mohon!"

Zidan menyunggingkan senyumnya.

"Apalagi yang perlu dijelasin, Naay? Revan udah pintar untuk nilai yang sebenarnya kok, mungkin dia iri pingin kamu cium juga," sahut Zidan dengan santai dan tanpa beban. Sepertinya pukulan Revan tidak membuatnya menjadi tumbang, dia masih bisa setenang itu, entah dari mana dia mendapatkan kekuatan setelah tadi ambruk tanpa tenaga.

Revan melirik ke arah Zidan seperti hendak menerkam laki-laki itu lagi.

Naayla marah. Jelas dia kecewa. Zidan menfitnahnya dengan tuduhan yang menjijikkan.

"Omong kosong apa ini, Kak? Cepat tarik omonganmu tadi! Kamu yang maksa mau cium aku. Aku nggak mungkin lakuin hal seburuk itu. Ayo jelasin sama Kak Revan!" Naayla meneriaki Zidan dengan histeris. Dia memukuli dada Zidan berkali-kali. Tapi Zidan tidak bergeming.

Revan menatap Naayla dengan penuh kekecewaan.

"Kamu keterlaluan, Naay," maki Revan.

"Aku mohon percaya sama aku, Kak!" Naayla memegang tangan Revan tapi Revan menepisnya lagi dan melenggang pergi meninggalkan Naayla.

"Kamu benar-benar jahat, Kak. Apa salahku sama kamu?" Naayla.

"Salahmu karena kamu nggak pernah nanggapi perasaan aku, Naay. Aku sayang sama kamu."

"Sudah berkali-kali aku bilang aku nggak mau dan nggak ingin pacaran dulu. Nyesel aku udah nyegah Kak Revan, seharusnya aku biarin kamu mati dihajar sama dia."

Zidan menarik tangan Naayla saat gadis itu hendak pergi meninggalkannya, "Apa pentingnya Revan buat kamu? Dia terlalu membatasi setiap lelaki yang mencoba mendekatimu termasuk aku. Dia itu orang lain, tapi bertingkah seperti dia itu kekasihmu."

"Dia kakakku. Kedua orang tuaku memasrahkan keselamatanku sama dia. Dia hanya ingin menjagaku dari laki-laki mesum sepertimu."

"Ingat aku baik-baik, Naay! Aku nggak akan nyerah sampai aku dapetin kamu."

"Terserah."

Naayla menarik tangannya dengan paksa kemudian berlalu pergi meninggalkan Zidan.

PoV Naayla*

Aku menangis sendirian di dalam kelas. Perasaanku benar-benar campur aduk. Marah, sedih, takut dan kecewa semua membaur menjadi satu. Kenapa aku tidak bisa sehari saja hidup tenang di sekolah ini? Kalau bukan Kak Kamila gantian Kak Zidan yang menggangguku. Tapi ini sangat parah dan lebih sakit dari luka yang kemarin. Kak Revan menuduhku yang tidak-tidak. Kak Zidan membuatku seperti cewek nakal di depan Kak Revan. Aku tahu dia menyukaiku sejak pertama kali aku masuk ke sekolah ini tapi dia tahu aku tidak mau punya pacar. Aku tidak menyangka dia akan tega melakukan hal sebejat ini sama aku. Seandainya kak Revan tidak datang tepat waktu entah apa jadinya aku sekarang? Dan bukannya aku tidak tahu terima kasih, aku cuma tidak ingin Kak Revan terkena masalah.

"Naay, apa kamu di sini?" Suara seseorang membuyarkan lamunanku.

Itu suara Rena.

"Hei, Sahabatku Sayang," sapanya sumringah saat berada di ambang pintu lalu kemudian berjalan menghampiriku.

Aku mengusap air mataku sesegera mungkin.

"Kamu nangis? Apa Kamila gangguin kamu lagi?" tanya Rena serius. Dia berdiri di sebelahku sekarang.

Aku memeluk pinggang Rena kemudian menangis lagi.

Rena mengusap-usap kepalaku.

"Hei ceritain sama aku! Apa yang terjadi?" Rena mengkhawatirkan keadaanku.

Aku masih belum bisa bercerita banyak. Aku masih ingin menangis saja sampai aku lega. Lalu Rena memintaku untuk minum air mineral yang tadi dibawanya agar aku sedikit tenang. Aku menurut dan kuhabiskan separuh botol air itu dengan sangat cepat.

"Sudah lebih tenangkan? Sekarang cerita! Siapa yang bikin kamu nangis kayak gini?"

Setelah Rena duduk di kursi yang ada di sebelahku, dengan masih terisak aku menceritakan semua yang terjadi mulai dari awal hingga akhir.

Rena menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya Allah, jijik banget. Kak Zidan benar-benar udah dibuat gila sampai dia nekad ngelakuin apa pun untuk dapatin kamu," komentar Rena setelah aku menyelesaikan ceritaku.

"Percaya sama aku, Ren! Aku korban di sini. Mana mungkin aku ngelakuin hal segila itu?"

"Iya-iya aku percaya. Kamu kan cewek abnormal jadi mana mungkin kamu mau diajak ciuman sama cowok."

Aku mengerutkan keningku mendengar statement Rena yang selalu diselipi dengan ledekan.

"Maksudmu apa bilang aku abnormal? Aku masih lurus, Ren. Aku masih suka cowok. Gila lu ya!" aku memaki Rena dengan kesal. Dia memang susah sekali diajak ngomong serius.

"Sekarang coba dipikir baik-baik! Cowok sekelas kak Zidan yang ganteng, baik dan kaya kamu enggak mau. Bukannya itu termasuk gejala abnormal?"

"Bukan aku yang abnormal tapi Zidanlah yang abnormal, di sini kan banyak cewek cantik selain aku, bisa aja kan dia gantian ngejar-ngejar Kak Kamila, dari pada itu cewek uring-uringan terus sama aku.,"

"Tapi sepertinya Kak Zidan nggak tertarik sama cewek garang kayak Kamila, dia suka yang kalem-kalem blo*n kayak kamu, Naay. Hahaha." Rena terkekeh.

Tanpa lama-lama aku menimpuk kepala Rena dengan botol kosong, "Enak aja ngatain aku bl*on."

Rena mengelus-elus kepalanya, "Sakit ini coey," keluhnya.

"Bukan hal ini yang mau aku bahas sama kamu ya. Aku mikirin Kak Revan. Bagaimana caranya biar dia mau ngerti dan percaya sama aku?"

"Tenang-tenang! Nanti aku bantuin kamu buat ngomong sama dia. Don't worry!" Rena berusaha melegakan hatiku.

"Gimana aku nggak khawatir? Ini masalah harga diriku sebagai cewek. Pacaran aja aku nggak mau apalagi ngelakuin hal mesum kayak gitu?"

"Iya-iya aku ngerti kok. Aku pasti bantuin kamu baikkan lagi sama Revan. Tenanglah! Selama ada aku semua aman."

Sok banget Si Rena. Bukannya kalau ada dia urusan akan semakin kacau? Tapi biarlah, aku mau lihat seberapa bisa dia mengatasi masalahku ini.

PoV Naayla Off*

**

Rena mengetuk kamar kakaknya.

"Van, kamu di dalam kan?" tanya Rena sedikit berteriak.

"Masuk!" perintah Revan.

Saat Rena membuka pintu, dia melihat Revan sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memijit keningnya dengan satu tangan. Rena tidak pernah melihat kakaknya seperti ini sebelumnya.

Dia pasti sedang memikirkan sesuatu. Pikir Rena.

"Kamu kenapa?" tanya Rena penasaran.

Revan beranjak dan duduk di sebelah adiknya.

"Aku nggak kenapa-kenapa," jawabnya dengan nada tidak bersemangat.

Revan bohong. Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu. Pikir Rena lagi.

Rena mengamati wajah kakaknya, tidak ada luka. Wajah tampan kakaknya masih mulus tanpa lecet seditkit pun.

"Kenapa lihatin aku?" tanya Revan tidak nyaman. Dia memalingkan wajahnya.

"Sungguh hebat kakakku ini! Kenapa kamu nggak ikut kejuaraan MMA aja?"

Revan mengerutkan kening mendengar pertanyaan adiknya. Dia menyipitkan mata dan mulai balik bertanya.

"Maksudnya apa? Pasti Naayla yang cerita. Mereka pacaran di lingkungan sekolah. Malu-maluin," gerutu Revan. Amarahnya masih belum padam.

"Pacar? Siapa yang pacaran sama Zidan? Kamu salah sangka, Van. Naayla cuma takut kamu kena masalah. Terus kalau Zidan mati gimana sama nasib kamu? Mau membusuk di penjara?"

"Bodo!"

"Terus kalau dia luka parah dan orang tuanya enggak terima, kamu bisa kena masalah juga kan? Apalagi dia anak pemilik yayasan, bisa jadi kamu dikeluarin dari sekolah!"

"Terus maksudnya kamu mau belain Naayla?"

"Karena memang dia enggak salah. Dia itu tadi mau nyari novelnya yang hilang. Katanya dia udah chat kamu tapi enggak kamu baca."

Revan langsung berdiri dan mengambil tas sekolahnya. Dia aduk-aduk isinya.

"Nyari apaan sich?" tanya Rena.

Beberapa detik kemudian Revan menemukan barang yang dia cari yaitu ponselnya.

Matanya fokus pada layar ponsel dan tangannya terus menari di atas touchscreen bak mencari suatu informasi yang penting.

"Iya, Naayla ngirim sepuluh chat ke aku tadi pagi," kata Revan sambil berjalan perlahan dan duduk di samping adiknya.

"Nah kan benar. Berarti sekarang kamu percaya kan kalau dia nggak salah?"

Revan terdiam kemudian meletakkan ponselnya.

"Nggak. Perasaanku bilang kalau ada hubungan di antara mereka," sahut Revan memecah kebisuannya.

Rena melihat raut wajah kakaknya berubah menjadi sedih.

"Kalau pun benar mereka pacaran, lalu apa masalahnya?" tanya Rena dengan santai sambil merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang dia duduki saat ini.

"Naayla itu masih kekanak-kanakan. Dia masih belum pantas pacaran," Revan menjawab pertanyaan Rena dengan nada yang meninggi dan terkesan ada amarah di dalamnya.

"Kenapa memangnya? Kamu juga sering bilang aku kekanak-kanakan tapi kamu enggak pernah sedikit pun melarangku untuk punya pacar," bantah Rena.

"Karena kamu beda sama dia. Dia belum bisa jaga diri."

"Tapi kamu juga enggak bisa larang dong, Van. Itu kan hak Naayla. Kalau memang benar Naayla sama Kak Zidan pacaran, ya udah kamu nggak perlu marah juga kali." Rena masih membantah. Dia merasa Revan terlalu mengada-ada.

Revan memilih untuk kembali diam. Pandangan matanya menerawang ke sembarang arah. Melamun. Terjebak dengan pikiran dan perasaannya sendiri.

Rena menyadari ada yang berbeda dengan kakaknya. Dia menangkap sebuah rasa yang hadir dalam diri Revan. Iya, Rasa cemburu! Rena yakin benar, kakaknya ini sedang jatuh cinta dan itu pada Naayla.

Rena memandangi wajah Revan yang memang terkesan tanpa ekspresi, tapi buatnya bukan hal sulit untuk mengartikan setiap pikiran kakaknya.

"Kenapa?" tanya Revan dengan dingin sambil mengalihkan wajahnya dari tatapan Rena.

"Kamu cemburu kan?" Rena balik bertanya.

Revan tidak langsung menjawab pertanyaan Rena. Selang beberapa detik dia baru menjawab.

"Konyol! Aku cuma khawatir. Dia udah kayak adikku sendiri," ujar Revan.

Rena terdiam menatap kakaknya yang berlalu pergi menjauhinya. Lelaki itu mengambil jaket yang tergantung di hanger dan memakainya. Revan pergi tanpa sepatah kata pun. Tapi Rena membiarkannya, dia tidak mau banyak bertanya lagi. Mungkin Revan sedang butuh sendiri untuk berpikir.

Kemudian ponsel Rena berdering.

"Naayla," Rena membaca nama penelpon yang tertera di layar ponselnya.

"Hallo, Naay!" sapa Rena mengawali pembicaraan.

"Gimana? Apa Kak Revan udah maafin aku?" tanya Naayla dari ujung telepon.

Udah kuduga dia pasti mau nanyain tentang hal ini. Batin Rena.

"Belum," jawab Rena singkat dan tidak bersemangat.

"Belum? Ya Allah. Aku udah tahu, nyerahin masalah ini sama kamu nggak akan bisa memperbaiki keadaan," omel Naayla.

"Revan cemburu kalau kamu dekat-dekat sama Kak Zidan." Rena mengutarakan hasil penyelidikannya.

"Aku sama sekali nggak dekat sama Kak Zidan. Ada-ada aja kamu ini."

"Tapi Revan berpikir kayak gitu. Udahlah ngaku aja kalau memang kalian pacaran!"

"Ya Allah, apa kakak beradik ini udah kehilangan akal sehatnya? Oke, biar aku ke rumahmu sekarang, aku mau ketemu kak Revan."

"Revan nggak ada di rumah."

"Yang benar kamu?"

"Ngapain aku bohong sich? Ngeselin banget ini orang." Rena meneriaki Naaayla sekencang-kencangnya.

"Hei, jangan teriak kayak gitu ya! Kamu pikir aku nenek-nenek tuli apa? Oke, aku mau nyusul kak Revan sekarang!"

"Memang kamu tahu dia dimana?"

"Kalau aku nggak tahu gimana aku bisa nyusul? Ya jelas aku tahu lah."

"Ya udah cepat pergilah! Good luck."

"Tut ... tut ... tut .... "

Telepon pun terputus.

**

PoV Naayla*

Setelah menelpon Rena, aku bergegas menuju ke tempat yang aku maksud. Aku yakin kak Revan pasti ada di sana. Aku harus menemuinya karena aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak sebelum bicara dengannya. Setelah kejadian, itu kami memang belum sempat bertemu lagi. Sempat terpikir untuk menjelaskannya lewat chat tapi aku rasa cara ini kurang sopan.

"Naay, kamu beneran mau nyusul Revan?" Rena bertanya saat ia melihatku keluar dari rumah. Iya, posisi rumah kami memang berhadap-hadapan.

"Iya bener," jawabku singkat sambil membuka pagar rumah kemudian menutupnya lagi.

"Mau aku temani?" tanya Rena menawarkan.

"Nggak usah. Biar kami bicara berdua," jawabku.

"Hmm.. Oke. Hati-hati ya!"

Aku melangkahkan kakiku dengan speed yang lumayan cepat. Aku nggak mau berlama-lama. Aku ingin segera bertemu dengan kak Revan. Tapi, angin di malam ini sangat kencang hingga membuat sekujur tubuhku merinding dibuatnya. Aku mendekap tubuhku dengan kedua tangan. Saking terburu-burunya aku sampai lupa mengenakan jaket.

Benarkan dia di sana. Di sebuah taman kecil yang tak jauh dari rumah kami. Dia sedang duduk diam sambil memandang ke atas langit. Dia sama sepertiku, aku juga selalu kemari saat aku sedih. Saat malam hari keadaan di sini memang sangat sepi. Akan terasa nyaman merenungkan segalanya di tempat ini.

Perlahan aku mendekati Kak Revan. Nampaknya dia belum menyadari kedatanganku. Dia masih sibuk dengan lamunannya. Aku meletakkan tanganku di pundaknya. Aku pikir dia akan kaget dan terperanjat tapi ternyata dia masih tetap dengan gayanya yang cool.

Aku mendudukkan pantatku di sebelah kak Revan. Dia mulai menatapku.

"Ngapain ke sini?" tanya Kak Revan. Dari suaranya aku menilai dia masih marah sekali denganku.

"Nyariin kakak. Kata Rena kakak lagi keluar."

"Tapi aku nggak bilang mau pergi kemana, kenapa kamu bisa tahu?" tanyanya heran.

"Aku tahu semua tentangmu, Kak," jawabku so sweet sekali.

"Terus mau ngapain nyariin kakak?"

"Mau ngomongin soal yang tadi siang. A _"

"Udahlah! Enggak perlu dibahas lagi!" potong Kak Revan dengan cepat.

"Gimana bisa kita enggak perlu bahas ini? Kakak aja masih marah. Ayolah, aku nggak suka kakak kayak gini sama aku."

"Aku nggak marah. Siapa bilang aku marah? Apa hakku marah? Kamu bebas pacaran sama siapa pun."

Aku geleng-geleng kepala.

"Siapa yang pacaran? Ya ampun, kalau aku mau pacaran mungkin udah dari dulu. Aku cantik, banyak yang mau sama aku."

"O ... gitu? Ngerasa cantik terus mau diobral? Selamat dech udah jadian sama Zidan."

"Astagfirullah. Bukan gitu maksud aku, Kak. Aduh ... aku nggak pacaran sama Zidan juga. Gimana jelasinnya sich?"

"Nggak perlu dijelasin!" sentak Kak Revan.

"Kakak, jangan kayak gitu dong! Aku beneran nggak ada apa-apa sama Zidan. Aku cuma khawatir kamu kena masalah udah itu doang."

"Terus?"

"Kak."

"Hmm .... "

Kak Revan memalingkan wajahnya tidak mau menatapku sedikit pun.

Aku terus membujuknya tidak peduli dengan sikap acuhnya itu. Aku melingkarkan tanganku di lengan Kak Revan dengan kepala yang aku sandarkan di bahunya. Dia melirikku. Aku tersenyum.

Sampai akhirnya aku merasa hidungku kegelian, seperti ada yang menggelitik di dalamnya.

"Hatchiiing ... haatchiing." Aku bersin beberapa kali.

Dingin sekali memang. Aku mendekap tubuhku dengan kedua tangan. Lama-lama mungkin aku bisa kena hipotermia.

Aku melihat kak Revan melepaskan jaket hitam yang dia kenakan. Mau apa dia? Aku saja kedinginan kenapa dia malah melepas jaketnya?

"Pakailah! Kamu bisa sakit," katanya kemudian meletakkan jaketnya membalut tubuhku. Aku terpaku menatap Kak Revan. Ini seperti kisah romantis yang sering aku baca di novel-novel koleksiku. Tapi romantis apanya? Aku dan cowok di hadapanku saat ini hanya berteman saja. Kasih sayang yang tumbuh di antara kami tidak lebih dari sekedar kakak ke adiknya.

"Terima kasih. Tapi kakak udah nggak salah paham lagi sama aku kan?" tanyaku sambil merapatkan jaket Kak Revan ke tubuhku.

"Nggak perlu dibahas lagi! Sekarang pulang sana! Di sini dingin banget."

"Aku nggak mau pulang kalau kakak belum maafin aku."

"Astagfirullah. Keras kepala banget. Sana pulang!"

"Pokoknya nggak mau ya nggak mau." Aku masih tetap pada pendirianku.

Kak Revan menarik napas dalam-dalam.

"Kakak mohon pergilah dari sini!" perintahnya.

Aku menggelengkan kepalaku dengan tegas.

"PERGILAH, NAAYLA! BIARIN AKU DI SINI SENDIRI!" Kak Revan meneriakiku. Betapa kagetnya aku. Mataku mulai berkaca-kaca. Kenapa sekarang dia hobi sekali membentakku? Dan dia pasti paham kalau sikapnya ini telah menyakitiku.

"Maafin kakak! Tapi tolong pergilah!" Kak Revan menurunkan nada suaranya.

Akhirnya aku menurut dari pada aku harus mendengarnya membentakku lagi. Sepanjang perjalanan aku menangis sambil mendekap tubuhku dengan jaket kak Revan yang masih terbalut rapi. Aku sangat kecewa tidak bisa menyelesaikan masalah Ini malam ini juga. Ini pertama kalinya kami bertengkar sepanjang sejarah persahabatan kami.

Silahkan tinggalkan jejak ya readers kesayangan! Jangan lupa like, vote dan love ya! Terimakasih sudah membaca.. 🙏

.

.

.

.

*Love Behind Secrets Jilid 1*

*Tiy Wijaya*

Terpopuler

Comments

Fatma ismail

Fatma ismail

revan cembokur

2020-11-08

0

BlackShadow

BlackShadow

thor aq baca ya

2020-09-04

1

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Hai mark prin 😂😂😂

2020-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2 Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3 chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4 Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5 Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6 Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7 Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8 Chapter 8 : Novel yang Sama.
9 Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10 Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11 Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12 Chapter 12 : Pacar Naayla.
13 Chapter 13 : Makan Malam.
14 Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15 Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16 Chapter 16 : Bertemu.
17 Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18 Chapter 18 : Hari Pertama.
19 Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20 Chapter 20 : Revan VS Zidan
21 Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22 Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23 Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24 Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25 Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26 Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27 Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28 Chapter 28 : Cemburu.
29 Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30 Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31 Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32 Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33 Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34 Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35 Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36 Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37 Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38 Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39 Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40 Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41 Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42 Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43 Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44 chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45 Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46 Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47 Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48 Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49 Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50 Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51 Chapter 51 : Cassandra.
52 Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53 Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54 Chapter 54 : Cassandra lagi..
55 Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56 Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57 Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58 Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59 Chapter 59 : Password Yang Sama.
60 Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61 Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62 Chapter 62 : Cemburu.
63 Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64 Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65 Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66 Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67 Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68 Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69 Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70 Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71 Chapter 71 : Evans.
72 Chapter 72: Dering Ponsel.
73 Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74 Chapter 74 : Ponsel Baru.
75 Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76 chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77 Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78 Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79 Chapter 79 : Badan yang gendut.
80 Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81 Chapter 81 : First Kiss.
82 Chapter 82 : Amarah Zidan.
83 Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84 Chapter 84 : Perasaan Evans.
85 Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86 Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87 Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88 Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89 Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90 Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91 Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92 Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93 Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94 Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95 Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96 Chapter 96 : Kiss Mark.
97 Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98 Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99 Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100 Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101 Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102 Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103 Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104 chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105 Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106 Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107 Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108 Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109 Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110 Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111 Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112 Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113 chapter 113 : Alice dan Thompson
114 Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115 Chapter 115 : Memaksa
116 Chapter 116: Ketagihan.
117 Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118 chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119 Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120 Chapter 120 : Menghindar.
121 Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122 Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123 Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124 124 : Kesiangan.
125 Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126 Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127 Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128 Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129 Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130 Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131 Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132 Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133 Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134 Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135 Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136 Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137 Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138 Chapter 138 : Perpisahan.
139 Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140 Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141 Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142 Chapter 142 : Bianca Kritis.
143 Chapter 143 : Bos Revan.
144 Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145 Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146 Chapter 146 : Memesan Kebaya
147 Chapter 147 : H-7
148 Chapter 148 : Undangan.
149 Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150 Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151 Chapter 151 : Brian dan Rena.
152 Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153 Chapter 153 : Akad Nikah.
154 Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155 Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156 Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157 Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158 Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159 Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160 Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161 Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162 Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163 Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164 Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165 Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166 Chapter 166 : Shoping.
167 Chapter 167 : Salah Paham.
168 Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169 Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170 chapter 170 : Resepsi.
171 Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172 Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173 Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174 Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175 Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176 Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177 Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178 Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179 Pengumuman!!
180 Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181 Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182 Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183 Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184 Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185 Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186 Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187 Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188 Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189 Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190 Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191 Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192 Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193 Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194 Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195 Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196 Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197 Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198 Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199 Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200 Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201 Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202 Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203 Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204 Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205 Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206 Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207 Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208 Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209 Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210 Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211 Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212 Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213 Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214 Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215 Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216 Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217 Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218 Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219 Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220 Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221 Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222 Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223 Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224 Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225 Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226 Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227 Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228 Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229 Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230 Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231 Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232 Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233 Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234 Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235 Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236 Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237 Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238 Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239 Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240 Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241 Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242 Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243 Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244 Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245 Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246 Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247 Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248 Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249 Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250 Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251 Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252 Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253 Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254 Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255 Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256 Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257 Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258 Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259 Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260 Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261 Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262 Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263 Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264 Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265 Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266 Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267 Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268 Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269 Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270 Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271 Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272 Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273 Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274 Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275 Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276 Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277 Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278 Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279 Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280 Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281 Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282 Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283 Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284 Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285 Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286 Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287 Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288 Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289 Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290 Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291 Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292 Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293 Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294 Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295 Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296 Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297 Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298 Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299 Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300 Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301 Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302 Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303 Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304 Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305 Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306 Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307 Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308 Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309 Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310 Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311 Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312 Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313 Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314 Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315 Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316 Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317 Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318 Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319 Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320 Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321 Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322 PENGUMUMAN!
323 LBS jilid 3
324 *Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325 *Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326 *Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
328 *Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329 *Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330 *Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331 *Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332 *Taruhan.* LBS Jilid 3.
333 *Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334 *Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335 *Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
337 *Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338 *Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339 *Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340 *Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341 *Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342 *Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343 *Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344 *Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345 *Demam.* LBS Jilid 3.
346 *Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347 *Mesra.* LBS Jilid 3
348 *Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349 *Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350 *Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351 *Video.* LBS Jilid 3.
352 *Cinta.* LBS Jilid 3.
353 *Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354 *Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355 *Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356 *Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357 *Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358 *Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359 *Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360 *Mabuk.* LBS Jilid 3.
361 *Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362 *Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363 *Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364 *Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365 *Fitnah.* LBS Jilid 3.
366 *Ars ... * LBS Jilid 3.
367 *Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368 *Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369 *Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370 *Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371 *Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372 *Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373 *Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374 *Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375 *Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376 *Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377 *Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378 *Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379 *Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380 *Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381 *Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382 *Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383 *Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384 *Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385 *Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386 *Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387 *Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388 *Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389 Pengumuman!!!
390 *Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391 *Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392 *Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395 *Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396 *Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397 *Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398 *Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399 *Kehilangan.* LBS JILID 3.
400 *Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401 *Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402 *Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403 *Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404 *Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405 Pengumuman!!
406 Pengumuman.
Episodes

Updated 406 Episodes

1
Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2
Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3
chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4
Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5
Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6
Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7
Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8
Chapter 8 : Novel yang Sama.
9
Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10
Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11
Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12
Chapter 12 : Pacar Naayla.
13
Chapter 13 : Makan Malam.
14
Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15
Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16
Chapter 16 : Bertemu.
17
Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18
Chapter 18 : Hari Pertama.
19
Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20
Chapter 20 : Revan VS Zidan
21
Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22
Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23
Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24
Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25
Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26
Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27
Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28
Chapter 28 : Cemburu.
29
Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30
Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31
Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32
Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33
Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34
Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35
Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36
Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37
Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38
Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39
Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40
Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41
Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42
Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43
Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44
chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45
Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46
Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47
Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48
Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49
Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50
Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51
Chapter 51 : Cassandra.
52
Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53
Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54
Chapter 54 : Cassandra lagi..
55
Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56
Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57
Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58
Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59
Chapter 59 : Password Yang Sama.
60
Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61
Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62
Chapter 62 : Cemburu.
63
Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64
Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65
Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66
Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67
Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68
Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69
Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70
Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71
Chapter 71 : Evans.
72
Chapter 72: Dering Ponsel.
73
Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74
Chapter 74 : Ponsel Baru.
75
Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76
chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77
Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78
Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79
Chapter 79 : Badan yang gendut.
80
Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81
Chapter 81 : First Kiss.
82
Chapter 82 : Amarah Zidan.
83
Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84
Chapter 84 : Perasaan Evans.
85
Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86
Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87
Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88
Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89
Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90
Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91
Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92
Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93
Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94
Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95
Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96
Chapter 96 : Kiss Mark.
97
Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98
Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99
Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100
Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101
Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102
Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103
Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104
chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105
Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106
Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107
Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108
Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109
Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110
Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111
Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112
Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113
chapter 113 : Alice dan Thompson
114
Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115
Chapter 115 : Memaksa
116
Chapter 116: Ketagihan.
117
Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118
chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119
Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120
Chapter 120 : Menghindar.
121
Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122
Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123
Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124
124 : Kesiangan.
125
Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126
Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127
Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128
Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129
Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130
Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131
Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132
Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133
Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134
Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135
Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136
Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137
Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138
Chapter 138 : Perpisahan.
139
Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140
Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141
Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142
Chapter 142 : Bianca Kritis.
143
Chapter 143 : Bos Revan.
144
Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145
Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146
Chapter 146 : Memesan Kebaya
147
Chapter 147 : H-7
148
Chapter 148 : Undangan.
149
Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150
Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151
Chapter 151 : Brian dan Rena.
152
Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153
Chapter 153 : Akad Nikah.
154
Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155
Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156
Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157
Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158
Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159
Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160
Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161
Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162
Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163
Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164
Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165
Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166
Chapter 166 : Shoping.
167
Chapter 167 : Salah Paham.
168
Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169
Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170
chapter 170 : Resepsi.
171
Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172
Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173
Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174
Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175
Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176
Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177
Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178
Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179
Pengumuman!!
180
Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181
Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182
Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183
Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184
Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185
Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186
Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187
Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188
Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189
Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190
Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191
Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192
Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193
Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194
Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195
Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196
Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197
Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198
Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199
Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200
Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201
Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202
Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203
Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204
Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205
Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206
Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207
Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208
Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209
Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210
Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211
Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212
Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213
Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214
Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215
Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216
Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217
Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218
Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219
Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220
Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221
Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222
Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223
Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224
Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225
Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226
Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227
Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228
Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229
Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230
Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231
Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232
Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233
Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234
Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235
Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236
Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237
Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238
Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239
Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240
Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241
Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242
Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243
Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244
Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245
Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246
Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247
Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248
Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249
Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250
Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251
Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252
Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253
Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254
Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255
Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256
Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257
Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258
Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259
Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260
Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261
Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262
Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263
Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264
Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265
Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266
Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267
Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268
Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269
Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270
Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271
Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272
Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273
Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274
Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275
Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276
Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277
Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278
Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279
Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280
Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281
Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282
Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283
Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284
Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285
Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286
Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287
Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288
Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289
Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290
Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291
Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292
Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293
Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294
Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295
Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296
Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297
Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298
Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299
Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300
Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301
Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302
Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303
Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304
Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305
Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306
Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307
Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308
Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309
Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310
Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311
Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312
Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313
Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314
Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315
Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316
Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317
Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318
Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319
Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320
Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321
Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322
PENGUMUMAN!
323
LBS jilid 3
324
*Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325
*Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326
*Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
328
*Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329
*Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330
*Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331
*Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332
*Taruhan.* LBS Jilid 3.
333
*Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334
*Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335
*Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
337
*Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338
*Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339
*Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340
*Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341
*Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342
*Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343
*Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344
*Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345
*Demam.* LBS Jilid 3.
346
*Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347
*Mesra.* LBS Jilid 3
348
*Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349
*Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350
*Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351
*Video.* LBS Jilid 3.
352
*Cinta.* LBS Jilid 3.
353
*Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354
*Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355
*Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356
*Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357
*Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358
*Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359
*Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360
*Mabuk.* LBS Jilid 3.
361
*Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362
*Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363
*Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364
*Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365
*Fitnah.* LBS Jilid 3.
366
*Ars ... * LBS Jilid 3.
367
*Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368
*Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369
*Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370
*Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371
*Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372
*Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373
*Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374
*Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375
*Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376
*Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377
*Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378
*Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379
*Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380
*Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381
*Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382
*Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383
*Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384
*Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385
*Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386
*Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387
*Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388
*Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389
Pengumuman!!!
390
*Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391
*Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392
*Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395
*Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396
*Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397
*Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398
*Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399
*Kehilangan.* LBS JILID 3.
400
*Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401
*Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402
*Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403
*Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404
*Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405
Pengumuman!!
406
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!