chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)

Nah kalau ini bayangan author mengenai sosok Zidan Narendra. Maaf kalau tidak sesuai ekspektasi masing-masing.. 🙏🙏(Gambar search from google)

**

Kejadian pelecehan yang hampir menimpa Naayla di ruang UKS tak khayal menyisakan trauma yang membekas di hati Naayla. Rasanya dia ingin berkeluh kesah dengan kedua orang tuanya, tapi dia tidak berani karena takut semakin memperpanjang masalah. Mana ada orang tua yang terima jika anak gadisnya diperlakukan seperti itu. Dan yang membuat mental Naayla semakin anjlok adalah karena Revan yang hingga saat ini masih salah paham dengannya. Tak khayal pikiran Naayla terkuras cukup banyak karena masalah ini.

Seharusnya hari ini Naayla berniat untuk bolos sekolah, tapi kehadiran Rena membuat rencananya menjadi gagal total. Tidak biasanya Rena mengajaknya berangkat bersama, karena dia selalu diantar jemput oleh Dido. Namun kali ini Dido ijin sekolah dan membuat Rena harus mencari teman untuk berangkat bersama.

Di ruang makan.

Naayla duduk di sebelah Papanya. Dan Rena duduk di hadapan Naayla. Papa dan Rena nampak bersemangat menikmati sarapan mereka tapi tidak untuk Naayla, dia hanya mengulak-alik nasi yang ada di piringnya. Pikirannya benar-benar kalut hari ini.

"Lhoh katanya mau bolos, Naay?" tanya Mama sambil menjatuhkan dirinya di kursi sebelah Rena.

"Tuuch!" Naayla menjawab pertanyaan Mama singkat sambil menunjuk ke arah Rena.

Mama pun menengok ke arah Rena.

"Rena, sejak kapan kamu ada di sini? Mama nggak fokus jadi nggak sadar kalau ada kamu," kata Mama.

Rena memamerkan cengiran khasnya kemudian menjawab pertanyaan Mama.

"Rena mau ngajak Naayla berangkat bareng, Ma. Dia senang banget tau aku temani ke sekolah."

Mendengar jawaban Rena, Naayla menjadi bertambah kesal.

"Senang apanya? Kamu itu ngeselin," umpat Naayla.

"Memang biasanya kamu berangkat sama siapa, Ren?" tanya Papa Wijaya.

"Sama pacarnya, Pa," jawab Naayla mewakili Rena.

Rena membelalakkan matanya. Dia tidak terima dengan jawaban dari Naayla. Hanya Mama Sintia yang tahu kalau Rena sudah memiliki pacar, sedang Papa Wijaya dan ke dua orang tua kandungnya di Australia sama sekali tidak tahu menahu tentang ini.

"Rena sudah punya pacar?" Papa mengkonfirmasi jawaban yang beliau dengar.

"Udah. Namanya Dido. Dia teman sekelas Kak Revan," jawab Naayla untuk ke dua kalinya.

Rena mencebikkan bibirnya karena kesal. Bisa-bisanya Naayla menelanjanginya di depan Papa. Sejujurnya dia takut kalau Papa sampai marah dan mengadukan hal ini pada ke dua orang tuanya.

"Kenapa nggak sekalian aja kamu bilang ke Papa dimana rumah Dido, apa hobinya, berapa nomor sepatunya! Tadi kan Papa tanya sama aku, kenapa kamu yang jawab terus?" Rena protes dengan semangat sampai-sampai ada nasi yang terpental keluar dari mulutnya.

"Mau aku yang jawab atau kamu kan sama aja," pungkas Naayla.

"Jelas beda, apanya yang sama?"

"Memangnya kamu mau jawab apa? Aku tahu kamu pasti mau bohong sama Papa kan biar nggak ketahuan kalau kamu punya pacar? Pa, laporin aja tuch si Rena sama Om dan Tante Jhon. Bilang anaknya males belajar, suka pacaran, nilanya jelek _ "

"NAAAYLAAA! Diiammm kamu ya!" teriak Rena sambil melempar Naayla dengan serbet makan yang ada di dekatnya.

"Hei sudah-sudah! Kalian ini kayak anjing sama kucing." Mama melerai perdebatan antar ke dua anak gadisnya tersebut.

Dan Papa hanya tertawa melihat Rena da Naayla yang memang hobi berselisih paham dan tidak pernah akur. Buat Papa ini seperti hiburan tersendiri untuk beliau.

"Tidak apa-apa punya pacar kalian kan sudah remaja. Asal tidak kebablasan dan tidak mengganggu sekolah kalian," kata Papa setelah tawanya.

"Uhuk ... uhuk ... uhuk ... " Rena tersedak makanannya.

Mama dengan cepat menuangkan air putih ke gelas dan memberikannya pada Rena.

"Ati-ati dong, Sayang!" pinta Mama sambil menepuk-nepuk punggung Rena.

"Nah kan berarti udah kebablasan itu. Ketahuan ya kamu. Hahahaha," goda Naayla kemudian tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Rena yang sudah memerah macam udang rebus.

"Enggak kok, Pa. Jangan dengerin omongan Naayla ya! Aku nggak kayak gitu kok. Papa percaya kan sama aku?" Rena ketakutan kalau Papa mengganggap omongan Naayla adalah hal yang serius.

"Iya Papa percaya tapi Papa akan tetap melaporkan hal ini pada orang tuamu Rena," kata papa menakut-nakuti Rena.

"Jangan-jangan! Jangan bilang Mama Papa ya, Pa! Rena mohon!" Rena memelas.

"Hahahaha. Syukurin. Laporin aja, Pa! Biar tahu rasa." Naayla mengompor-ngompori Papa.

"Jangan, Pa! Rena mohon!" Rena meminta belas kasih Papa. Wajahnya memucat, gadis itu benar-benar ketakutan.

"Hahahaha, Papa cuma bercanda Rena," sahut Papa dan membuat hati Rena seketika menjadi lega.

"Asyik. Papa yang terbaik," kata Rena kegirangan.

"Yach ... Papa enggak asyik," keluh Naayla kecewa.

"Selama kamu tidak kebablasan dan sekolahmu lancar Papa nggak masalah. Kamu sudah remaja, wajar seusiamu sudah penasaran dengan lawan jenis," terang Papa dengan gamblang. Dan Naayla hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Setidaknya mereka tahu kalau Papa bukan orang tua yang kolot. Beliau terbuka dan mau memberi anaknya kesempatan selama itu semua masih dalam batas kewajaran dan tidak mengganggu tanggung jawab mereka sebagai pelajar.

"Dengerin tuch, Naay!" sahut Rena sesaat setelah Papa selesai berbicara.

"Memangnya kamu belum punya pacar, Naay?" tanya Papa sambil mengunyah makanannya.

Naayla membelalakkan mata mendengar pertanyaan yang tidak dia sangka-sangka akan keluar dari mulut Papa. Naayla sama sekali tidak pernah berpikir akan membicarakan hal pribadi dengan beliau dalam waktu dekat ini.

Dengan cepat Naayla menggelengkan kepala.

"Seumur-umur Papa hanya melihatmu bersama Revan saja. Apa kamu berencana akan menghabiskan waktumu seumur hidup sama dia? Menjadi istrinya begitu?"

Ya Ampun, Pa. Aku mohon jangan bahas Kak Revan dulu untuk saat ini! Apalagi membahas hubunganku sama dia. Pikir Naayla. Naayla menjadi sedih dan mood-nya semakin anjlok saat ingat dengan Revan.

"Jangan tanya kayak gitu dong, Pa! Seolah-olah nggak ada yang mau jadi suamiku aja," protes Naayla.

"Sebenarnya ada cowok yang suka sama Naayla. Namanya Kak Zidan, Pa," terang Rena.

Eh, apa perlunya dia cerita soal Kak Zidan sama Papa sich? Gerutu Naayla seraya mengernyitkan keningnya.

"Diam, Ren!" sentak Naayla.

"Zidan? Apa dia yang mengantarmu pulang saat hujan turun waktu itu, Sayang?" Setelah sekian lama diam dan hanya menyimak, akhirnya Mama tergelitik juga untuk menyelidiki masalah pribadi anak gadisnya.

"Mengantar Naayla pulang? Yang benar, Ma? Kenapa Naayla nggak cerita?" tanya Rena dengan penasaran yang mencapai level akut.

Naayla memang tidak pernah cerita dengan siapa pun tentang hal ini. Bahkan jika saat itu Mama tidak melihat, Naayla pun juga tidak akan bercerita pada beliau kalau dia diantar pulang oleh Zidan. Tapi, saat itu Mama sedang menunggunya di teras rumah dengan khawatir karena hujan yang sangat deras. Dan mau tidak mau Naayla harus memperkenalkan Zidan dengan Mama. Naayla hanya bilang kalau Zidan kakak kelasnya tapi tidak menyebut siapa namanya.

Biasanya Naayla pulang sendiri naik angkot. Kalau Revan sedang tidak ada ekskul atau keperluan mendesak, Naayla terkadang juga pulang bersamanya, tapi saat itu Revan sedang ada keperluan. Naayla diminta untuk ikut tapi Naayla menolak karena ingin segera pulang. Jadilah ia menunggu angkot sendirian di halte. Tidak tahu kenapa sepi sekali suasana waktu itu, bahkan Naayla sudah menunggu hampir satu jam tapi angkot tidak datang juga. Lalu Zidan lewat dengan mobilnya dan menawari Naayla tumpangan. Naayla sudah menolaknya berkali-kali tapi dia memaksa. Terlebih saat itu mendung sangat gelap. Dan benar aja, setelah Naayla masuk ke dalam mobil hujan pun turun dengan sangat deras.

Sebelum mengantarkan Naayla pulang, Zidan mengajak gadis itu untuk makan siang di sebuah restoran. Lagi-lagi Naayla pun menolaknya dengan alasan bahwa Mama sudah menunggunya di rumah, tapi tetap saja cowok nan tampan dan kaya raya ini memaksakan kehendaknya. Dia memperlakukan Naayla dengan baik bahkan sangat baik, dia membukakan pintu dan memayungi Naayla saat gadis itu hendak turun ataupun naik ke mobilnya. Dia pun tahu semua yang Naayla suka. Naayla tidak menyangka kalau Zidan sampai sedetail ini mencari tahu tentang dirinya. Bahkan Zidan pun bisa sampai ke rumah Naayla tanpa bertanya dulu dimana alamatnya, padahal itu pertama kalinya dia mengantarkan Naayla pulang.

Tapi kejadian di UKS kemarin membuat rasa simpati Naayla terhadap Zidan menjadi hilang, lenyap, tak bersisa. Sekarang Naayla hanya menganggap Zidan sebagai cowok mesum dan kurang ajar. Kalau Zidan tidak berbuat hal nekad, mungkin lambat laun Naayla bisa membuka hatinya untuk Zidan.

Rena memperhatikan Naayla dengan tatapan menyelidiki, "Atau jangan-jangan benar kata Revan kalau kamu dan Kak Zidan udah pacaran?" tanya Rena.

"Jangan menyebar fitnah ya, Ren! Aku sama Kak Zidan nggak ada hubungan apa-apa," jawab Naayla dengan nada yang meninggi.

"Ah yang benar?" tanya Rena tidak percaya.

"Kamu ini berisik! Banyak omong!" maki Naayla.

Dengan cepat Naayla mendekati Rena dan langsung menarik tangan sahabatnya itu agar ikut dengannya.

"Naay, mau kemana? Aku kan belum selesai makan," protes Rena.

"Itu karena kamu terlalu banyak omong. Ayo kita berangkat sekarang!" Kata Naayla sambil terus menarik tangan Rena.

"Ma, Pa, kami berangkat dulu y," pamit Naayla.

"Rena berangkat ya, Ma, Pa," pamit Rena dengan terpaksa karena Naayla yang terus menariknya.

**

Angkot berwarna kuning berhenti di depan gerbang sekolah. Naayla turun duluan kemudian disusul oleh Rena yang mengekor di belakangnya.

"Terima kasih ya, Pak!" Kata Naayla sambil menyodorkan uang 10.000 kepada bapak sopir langganannya.

"Sama-sama Mbak Naay yang cantik," sahut Pak sopir yang sudah tua itu dengan ramah.

Naayla berdiri menatap ke dalam area sekolah. Mendadak kakinya kaku untuk berjalan. Seolah-olah ada yang bergelantungan di bawah sana hingga Naayla sulit untuk menggerakkannya.

"Kenapa bengong? Ayo masuk!" ajak Rena kemudian memegang tangan sahabatnya itu dan menggandengnya.

"Aku takut, Ren!" keluh Naayla lalu mencengkeram erat tangan Rena.

Gambaran kejadian kemarin masih terngiang-ngiang di pikirannya. Ketakutan itu menyergap. Perasaannya mengatakan ada sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi hari ini. Entah itu benar atau hanya sekedar efek dari rasa trauma tapi rasanya Naayla ingin sekali lari dari tempat yang menurutnya menakutkan ini.

"Tenanglah! Ada aku di sini." Rena paham betul apa yang Naayla rasakan. Dia menenangkan Naayla tapi Naayla masih diam terpaku dan tidak bergerak.

"Naay, kita mau masuk ke sekolah bukan ke kandang harimau."

"Tapi di sekolah kita banyak sekali harimau jadi-jadian yang mengganggu aku."

"Jangan khawatir! Aku yang akan lindungi kamu. Ayolah! Jangan penakut jadi orang!"

Rena menarik paksa tangan Naayla dengan kuat hingga mau tidak mau Naayla pun berjalan beriringan dengannya. Langkah kaki Naayla seolah lemas dan tak bertenaga.

"Lihatlah! Nggak ada apa-apa di sini," kata Rena menenangkan Naayla lagi.

Naayla berdoa dalam hati semoga hari ini dia bisa hidup tenang tanpa gangguan. Dan semoga Tuhan mau menjauhkannya dari makhkuk yang bernama Zidan dan juga Kamila.

Kini mereka sampai di depan kelas Kamila. Mau tidak mau mereka memang harus melewati kelas Kamila untuk sampai ke kelas mereka, karena memang tidak ada akses lainnya. Dan benar kan? Rena dan Naayla melihat harimau betina itu bersama antek-anteknya tersenyum saat mereka datang.

"Deg." jantung Naayla berdesir. Apalagi yang mau mereka lakukan? Perasaannya menjadi semakin tidak enak saja.

"Hai, Nona Zidan Narendra," sapa Kamila dengan senyum sumingah. Dia dan kawan-kawannya menghadang jalan Naayla dan Rena.

Dan kerumunan orang langsung berdatangan. Mereka tahu bahwa akan selalu ada pertunjukan yang menarik bila ada Kamila dan Naayla dalam satu tempat.

"Nona Zidan siapa yang kamu maksud?" tanya Rena dengan galak. Naayla hanya diam dan terus mencengkeram lengan Rena dengan kuat.

"Tuch! " jawab Kamila singkat sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah Naayla

"Maksud kakak apa ya?" tanya Naayla tidak mengerti.

"Heh. Pura-pura polos. Pura-pura nggak mau didekati sama anak pemilik yayasan cuma karena takut dibilang cewek matre, tapi ternyata di belakang kita dia mau juga diajak berduaan," hardik Kamila.

"Be~berduaan? Siapa yang berduaan?" tanya Naayla lagi.

Jangan-jangan Kak Kamila tau apa yang terjadi kemarin. Pikir Naayla.

Suasana pun menjadi riuh.

"Selamat ya karena kamu sudah jadian sama Zidan. Aku turut senang kok," kata Kamila. Senyum penuh ledekan tersungging jelas di bibir gadis itu.

Dia mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Naayla untuk memberikan selamat tapi Naayla menolaknya.

"Maaf tapi aku nggak punya hubungan apa-apa sama Kak Zidan, kami cuma teman aja." Naayla mencoba meluruskan.

"Oya? Nggak pacaran tapi berduaan? Cewek macam apa kamu ini?" Kamila masih menyerang Naayla. Ucapannya semakin mengada-ngada dan tidak terkontrol lagi.

Dan sekarang suasana menjadi semakin riuh. Murid-murid mulai dari kelas X hingga XII berbaur menjadi satu dan mengomentari Naayla berdasarkan yang mereka dengar. Mereka dengan mudahnya terprovokasi oleh ocehan Kamila. Naayla sangat malu. Ada rasa lelah juga kenapa Kamila tidak mau berhenti juga membuat keonaran dengannya.

"Berduaan, berduaan. Maksud Kakak apa sich berulang-ulang ngomongin hal yang sama?" Meski sudah ketakutan parah tapi Naayla masih berusaha untuk melawan.

"Shelin, mana fotonya? Kasihin ke aku! Biar semua penduduk sekolah tahu siapa dia," pinta Kamila. Dia mengarahkan telapak tanganya pada Shelin yang berdiri di belakangnya.

Shelin memberikan sebuah foto yang berukuran sebesar kertas folio ke tangan Kamila. Naayla dan Rena saling bertatap mata. Tidak khayal aura ketegangan juga mampir pada diri Rena yang biasanya selalu bisa santai dalam menanggapi Kamila.

"Teman-teman semua, coba lihat!" perintah Kamila seraya menunjukkan foto yang ada di tangannya ke hadapan semua orang, "Ini foto siapa dan mereka lagi ngapain?" tanya Kamila. Dia melirik Naayla dengan tajam.

Seluruh tubuh Naayla gemetaran, wajahnya pucat seolah tidak dialiri darah. Cairan bening sudah menggenang di pelupuk matanya.

Dari mana Kak Kamila punya foto itu? Ya Allah, aku rasanya pingin lari dari sini. Kak Revan, tolong aku! Aku benar-benar nggak lakuin itu, Kak. Keluh Naayla. Setiap ada masalah dia selalu teringat Revan, karena Revan lah yang selalu menjadi dewa penyelamatnya selama ini.

"Ya ampun. Pacaran di sekolah mentang-mentang cowoknya anak pemilik yayasan. Huh ...." kata seorang siswi berkomentar.

"Apa bagusnya si Naayla? Sampai Zidan tergila-gila sama dia," komentar lagi seseorang dengan pandangan yang sinis ke arah Naayla.

Dan semua orang bersahut-sahutan mengolok-olok Naayla. Mereka menghakimi Naayla habis-habisan. Beginilah budaya orang jaman sekarang yang selalu mengambil kesimpulan dari sebelah pihak dan dari apa yang mereka dengar.

Naayla selalu tidak berdaya dan tidak bisa melawan. Selalu menangis itu adalah andalannya, dan mungkin untuk itulah Tuhan menciptakan Rena, gadis pemberani yang selalu ada di samping Naayla dan siap membela Naayla.

"Kemariin fotonya!" Rena merebut foto itu dari tangan Kamila dan menyobeknya menjadi serpihan yang sangat kecil kemudian membuangnya ke wajah Kamila.

Kertas foto yang sudah tak berbentuk itu berhamburan ke lantai. Iya, seperti itu pula hati Naayla sekarang. Hancur dan tak berbentuk. Nama baiknya sudah tercoreng karena fitnahan ini.

"Mungkin Naayla cuma bisa diam saat kamu nyakitin dia tapi aku nggak. Akan kuhancurin kamu kayak aku hancurin foto ini." ancam Rena. Emosinya meledak.

Dia menjabak rambut keriting kamila dengan kedua tangannya sekaligus dan menariknya kuat-kuat. Kamila berteriak kesakitan. Dengan terus terisak Naayla mencoba menghentikan aksi brutal sahabatnya, begitu pun juga teman-teman Kamila yang juga membantu untuk melepaskan Kamila dari cengkraman Rena.

"Aku mohon hentikan! Jangan kayak gini Rena! Aku mohon!" kata Naayla sambil menarik-narik tangan Rena, "Udah, Ren! Nanti dilihat guru yang lewat kita bisa kena masalah," lanjut Naayla.

"Sekali lagi aku lihat kalian berulah, aku bisa lakuin yang lebih parah dari ini," ancam Rena sambil mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Kamila.

Kamila pun diam sambil merapikan rambut keritingnya yang sukses dibuat berantakan oleh ulah Naayla.

"Ramai sekali ada apa sich ini?" Suara seorang lelaki bertanya. Dia datang menembus kerumunan.

Ini dia si pembuat masalah. Zidan Narendra.

"Naayla, kamu kenapa nangis?" tanyanya. Dia berusaha menyentuh Naayla tapi Naayla langsung menghindar saat itu juga.

"Tolong jauhi aku sekarang juga!" pinta Naayla sambil mengatupkan kedua telapak tangannya, memohon.

"Tapi kenapa?" tanyanya lagi.

"Ini semua karena ulah kamu, Kak! Kamu yang udah buat Naayla malu di depan orang banyak." Rena menyerang Zidan.

"Udahlah, Ren! Mending kita pergi aja dari sini!" ajak Naayla. Dia sudah tidak betah lama-lama di sini.

"Tunggu dulu, Naay! Aku mau kembaliin novelmu yang kemarin jatuh. Ini novel pemberian dari Zidan kan?" kata Shelin sambil memberikan buku novel Naayla yang bersampul pink tersebut. Novel yang menjadi pemicu accident di UKS sekolah terjadi. Dan benar pemikiran Naayla kalau memang Kamila dan antek-anteknya lah yang menyembunyikan bukunya itu.

"Terima kasih. Ayo, Ren!" Naayla bergegas pergi setelah mengambil novel itu dari tangan Shelin.

Zidan mengejar Naayla dan menarik tangan gadis itu hingga langkah Naayla terhenti. Naayla berbalik badan agar bisa melihat Zidan tapi dia justru menjadi salah fokus saat melihat Revan berdiri di antara kerumunan siswa lainnya dengan tatapan tajam ke arah Naayla.

Sejak kapan Kak Revan ada di sana? Tanya Naayla dalam hati.

Naayla merasakan dadanya semakin sesak. Ada sesuatu yang mengaduk-aduk perasaannya. Air mata yang tadi sudah surut kini deras kembali. Dia sedih mengingat hubungannya dengan lelaki itu saat ini sedang tidak baik. Padahal sejujurnya ingin sekali dia memeluk Revan dan berkeluh kesah pada lelaki itu.

"Naay, jangan benci aku seperti ini! Ayolah kita bicarain ini baik-baik!" Kata-kata Zidan membuat Naayla memalingkan pandangan matanya ke arah Zidan.

Sambil menghapus air matanya Naayla menjawab, "Biarin aku sendiri dulu! Aku mohon jangan ganggu aku!"

Tanpa ada satu orang pun yang tahu, hati Revan pun sebenarnya sakit melihat Naayla berdekatan dengan Zidan. Itulah alasan kemarahannya yang paling mendasar. Tapi Rena sudah curiga sejak awal kalau ada kecemburuan di hati Revan.

Revan berjalan membelah kerumunan, dia mendekati Naayla dan Zidan yang berdiri di tengah jalan.

"Bisa nggak kamu lepasin tangan kamu dari tangan Naayla?" tanya Revan yang sekarang sudah berdiri di antara ke duanya.

Iya, sedari tadi Zidan memang masih memegang tangan Naayla. Naayla menarik tangannya dengan segera dan menundukkan kepala karena takut dengan sorot mata Revan yang begitu menusuk.

"Kalian menghalangi jalanku. Bermesraan lah nanti di tempat yang sepi!" kata Revan dengan dingin. Dia masih tetap menatap ke arah Naayla sejenak.

Tak lama kemudian Revan berjalan di antara ke duanya hingga Naayla harus berjalan mundur dua langkah karena tubuh Revan yang mendesaknya untuk memberi jalan.

Kenapa ini rasanya sakit banget. Keluh Revan seraya menyeka lelehan air matanya agar tidak diketahui oleh siapa pun.

Naayla masih terus menangis. Masih ada Rena yang setia mendampinginya. Gadis itu mengelus-elus punggung Naaya dengan lembut.

"Sabar, Naay! Aku ikutan sedih tau," kata Rena.

"Aku mau pulang aja, Ren. Hari ini kan masih nggak ada pelajaran. Aku pingin di rumah aja," ucap Naayla. Dia merasa berada di zona yang tidak nyaman apalagi kawan-kawannya terus-terusan menyindirnya.

"Iya baiklah. Lagian banyak juga yang bolos hari ini. Tapi kamu pulang sama siapa?"

"Aku naik angkot aja, Ren. Ya udah aku pulang ya," pamit Naayla sambil mencangklongkan tas sekolahnya.

Naayla berjalan dengan langkah yang terburu-buru. Dia menundukkan kepala tidak berani menatap sekitarnya. Rasa malu masih bergelayut dan belum juga hilang. Di tengah jalan Naayla berpapasan dengan Rama. Lelaki itu terlihat hendak pulang karena sudah memakai jaket dan membawa serta tas sekolahnya.

"Cantik, kok masih sedih sich? Udah lah antebin aja apa kata Kamila. Anggap aja orang gila. Aku percaya kok kamu nggak kayak gitu," papar Rama.

Naayla tersenyum, "Makasih ya, Kak. Kakak masih mau percaya sama aku. Sumpah demi apa pun, aku dan Kak Zi__ "

"Nggak perlu dijelasin! Aku paham kok. Kamu bukan cewek gampangan kayak yang mereka bilang," potong Rama.

"Makasih ya, Kak. Aku mau permisi pulang dulu."

"Aku anterin sekalian aja. Di luar panas banget."

"Emang nggak ngerepotin Kak Rama?"

"Enggak. Lagian teman-teman banyak yang pada cabut pasti angkotnya ramai."

"Oh ... makasih ya, Kak."

Rama dan Naayla berjalan berdampingan menuju ke parkiran. Dan kecanggungan terjadi saat Naayla tanpa sengaja bertemu Revan di sana.

"Van, gue culik adik lu bentar ya." Rama meminta ijin.

Revan mendekati Naayla dan langsung menarik tangan gadis itu untuk menjauhi Rama.

"Nggak boleh!" kata Revan dengan dingin.

"Lah Si Naayla mau kenapa lu larang?" tanya Rama dengan nada tidak terima.

Revan menusuk Naayla dengan tatapan matanya yang bak pisau belati. Tanpa banyak berkata dia menarik Naayla dan menyembunyikan gadis itu di belakang tubuhnya.

"Naayla pulang sama aku," kata Revan dengan dingin.

"Posesif," maki Rama.

"Kakak, aku pulang sama Kak Rama aja," sela Naayla.

"Kenapa? Oke. Pergilah! Jangan harap bisa temui aku lagi," ancam Revan.

"Dih .... Maksa banget," gerutu Rama.

"I~iya, Baiklah. Aku pulang bareng Kakak. Kak Rama, maaf ya!"

"Nggak usah minta maaf!" Revan melarang dengan tegas.

"Kam*pret lu! Dasar manusia es balok!" hardik Rama. Dia benar-benar kesal karena lagi-lagi Revan menghalangi usahanya untuk mendekati Naayla.

Selama perjalanan pulang Revan dan Naayla sama-sama mengunci mulut mereka masing-masing. Ada rasa canggung satu sama lain dan ini kali pertama mereka bertengkar hebat seperti ini.

Malam harinya Zidan datang menemui Naayla. Dia sudah menolak untuk bertemu tapi Zidan memaksa. Zidan meminta maaf pada Naayla dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya lagi. Dan dia pun menjamin bahwa setelah ini tidak akan ada teman-teman sekolah yang berani mengolok-olok Naayla lagi. Zidan kembali mengungkapkan perasaannya. Bahwa Naayla beda dengan gadis-gadis lainnya. Dia sangat mencintai Naayla dan bersedia menunggu hingga Naayla mau membuka hati untuknya.

.

.

.

.

...*Love Behind Secrets Jilid 1*...

...*Tiy.Wijaya*...

Terpopuler

Comments

_rus

_rus

Sudah aku like Thor 👍🏽👍🏽
tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽

Salam hangat dari "Sebuah Kisah Cintaku" 😁🙏🏽

2020-11-20

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

visualnya g bisa dibuka kak

2020-08-31

1

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Lanjuuuttt lagi kakak 👍👍

2020-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2 Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3 chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4 Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5 Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6 Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7 Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8 Chapter 8 : Novel yang Sama.
9 Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10 Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11 Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12 Chapter 12 : Pacar Naayla.
13 Chapter 13 : Makan Malam.
14 Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15 Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16 Chapter 16 : Bertemu.
17 Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18 Chapter 18 : Hari Pertama.
19 Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20 Chapter 20 : Revan VS Zidan
21 Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22 Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23 Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24 Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25 Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26 Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27 Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28 Chapter 28 : Cemburu.
29 Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30 Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31 Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32 Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33 Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34 Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35 Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36 Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37 Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38 Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39 Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40 Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41 Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42 Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43 Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44 chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45 Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46 Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47 Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48 Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49 Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50 Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51 Chapter 51 : Cassandra.
52 Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53 Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54 Chapter 54 : Cassandra lagi..
55 Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56 Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57 Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58 Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59 Chapter 59 : Password Yang Sama.
60 Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61 Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62 Chapter 62 : Cemburu.
63 Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64 Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65 Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66 Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67 Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68 Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69 Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70 Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71 Chapter 71 : Evans.
72 Chapter 72: Dering Ponsel.
73 Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74 Chapter 74 : Ponsel Baru.
75 Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76 chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77 Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78 Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79 Chapter 79 : Badan yang gendut.
80 Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81 Chapter 81 : First Kiss.
82 Chapter 82 : Amarah Zidan.
83 Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84 Chapter 84 : Perasaan Evans.
85 Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86 Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87 Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88 Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89 Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90 Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91 Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92 Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93 Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94 Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95 Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96 Chapter 96 : Kiss Mark.
97 Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98 Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99 Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100 Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101 Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102 Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103 Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104 chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105 Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106 Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107 Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108 Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109 Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110 Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111 Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112 Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113 chapter 113 : Alice dan Thompson
114 Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115 Chapter 115 : Memaksa
116 Chapter 116: Ketagihan.
117 Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118 chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119 Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120 Chapter 120 : Menghindar.
121 Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122 Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123 Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124 124 : Kesiangan.
125 Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126 Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127 Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128 Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129 Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130 Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131 Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132 Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133 Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134 Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135 Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136 Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137 Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138 Chapter 138 : Perpisahan.
139 Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140 Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141 Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142 Chapter 142 : Bianca Kritis.
143 Chapter 143 : Bos Revan.
144 Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145 Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146 Chapter 146 : Memesan Kebaya
147 Chapter 147 : H-7
148 Chapter 148 : Undangan.
149 Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150 Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151 Chapter 151 : Brian dan Rena.
152 Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153 Chapter 153 : Akad Nikah.
154 Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155 Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156 Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157 Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158 Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159 Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160 Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161 Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162 Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163 Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164 Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165 Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166 Chapter 166 : Shoping.
167 Chapter 167 : Salah Paham.
168 Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169 Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170 chapter 170 : Resepsi.
171 Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172 Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173 Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174 Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175 Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176 Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177 Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178 Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179 Pengumuman!!
180 Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181 Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182 Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183 Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184 Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185 Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186 Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187 Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188 Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189 Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190 Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191 Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192 Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193 Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194 Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195 Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196 Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197 Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198 Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199 Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200 Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201 Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202 Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203 Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204 Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205 Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206 Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207 Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208 Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209 Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210 Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211 Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212 Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213 Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214 Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215 Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216 Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217 Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218 Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219 Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220 Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221 Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222 Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223 Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224 Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225 Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226 Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227 Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228 Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229 Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230 Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231 Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232 Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233 Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234 Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235 Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236 Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237 Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238 Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239 Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240 Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241 Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242 Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243 Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244 Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245 Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246 Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247 Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248 Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249 Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250 Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251 Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252 Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253 Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254 Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255 Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256 Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257 Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258 Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259 Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260 Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261 Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262 Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263 Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264 Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265 Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266 Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267 Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268 Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269 Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270 Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271 Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272 Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273 Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274 Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275 Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276 Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277 Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278 Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279 Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280 Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281 Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282 Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283 Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284 Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285 Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286 Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287 Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288 Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289 Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290 Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291 Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292 Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293 Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294 Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295 Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296 Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297 Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298 Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299 Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300 Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301 Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302 Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303 Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304 Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305 Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306 Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307 Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308 Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309 Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310 Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311 Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312 Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313 Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314 Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315 Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316 Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317 Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318 Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319 Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320 Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321 Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322 PENGUMUMAN!
323 LBS jilid 3
324 *Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325 *Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326 *Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
328 *Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329 *Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330 *Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331 *Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332 *Taruhan.* LBS Jilid 3.
333 *Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334 *Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335 *Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336 *Cemburu.* LBS Jilid 3.
337 *Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338 *Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339 *Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340 *Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341 *Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342 *Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343 *Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344 *Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345 *Demam.* LBS Jilid 3.
346 *Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347 *Mesra.* LBS Jilid 3
348 *Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349 *Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350 *Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351 *Video.* LBS Jilid 3.
352 *Cinta.* LBS Jilid 3.
353 *Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354 *Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355 *Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356 *Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357 *Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358 *Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359 *Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360 *Mabuk.* LBS Jilid 3.
361 *Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362 *Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363 *Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364 *Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365 *Fitnah.* LBS Jilid 3.
366 *Ars ... * LBS Jilid 3.
367 *Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368 *Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369 *Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370 *Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371 *Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372 *Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373 *Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374 *Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375 *Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376 *Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377 *Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378 *Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379 *Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380 *Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381 *Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382 *Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383 *Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384 *Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385 *Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386 *Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387 *Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388 *Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389 Pengumuman!!!
390 *Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391 *Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392 *Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394 *Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395 *Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396 *Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397 *Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398 *Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399 *Kehilangan.* LBS JILID 3.
400 *Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401 *Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402 *Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403 *Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404 *Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405 Pengumuman!!
406 Pengumuman.
Episodes

Updated 406 Episodes

1
Chapter 1 : Kebencian Yang Penuh Misteri. (LBS Jilid 1)
2
Chapter 2 : Tragedi UKS. (LBS Jilid 1)
3
chapter 3 : Dipermalukan. (LBS Jilid 1)
4
Chapter 4 : Usaha Mendamaikan.
5
Chapter 5 : Revan dan Naayla Berdamai.
6
Chapter 6 : Revan Versus Zidan, Susu Hangat!
7
Chapter 7 : Novel Ke 20 Dari Revan.
8
Chapter 8 : Novel yang Sama.
9
Chapter 9 : Hari Kelulusan.
10
Chapter 10 : Perdamaian Naayla dan Kamila
11
Chapter 11 : Kebohongan Naayla.
12
Chapter 12 : Pacar Naayla.
13
Chapter 13 : Makan Malam.
14
Chapter 14 : Bersama cewek lain.
15
Chapter 15 : Memberi Penjelasan.
16
Chapter 16 : Bertemu.
17
Chapter 17 : Rena Mendadak Pendiam.
18
Chapter 18 : Hari Pertama.
19
Chapter 19 : Bentol Di Sekujur Tubuh.
20
Chapter 20 : Revan VS Zidan
21
Chapter 21 : Aku Yang Lebih Bisa Menjaganya.
22
Chapter 22 : Aku Tidak Sanggup Melihatmu Terluka.
23
Chapter 23 : Menginap Di Rumah Rena.
24
Chapter 24 : Aku Membolos Saja!!
25
Chapter 25 : Maafkan Aku Sayang.
26
Chapter 26 : Ciye.. ciye.. ciye..
27
Chapter 27 : Mengembalikan Ponsel
28
Chapter 28 : Cemburu.
29
Chapter 29 : Tidak Seburuk Dari Yang Aku Pikirkan.
30
Chapter 30 : Kesalahpahaman Antara Naayla dan Revan.
31
Chapter 31 : Banyak Hal Yang Terjadi.
32
Chapter 32 : Revan Menyalahkan Naayla.
33
Chapter 33 : Bersikaplah Tegas!
34
Chapter 34 : Rencana Penembakan.
35
Chapter 35 : Kenapa jadi begini? #1
36
Chapter 36 : Kenapa Jadi Begini? #2
37
Chapter 37 : Kenapa Jadi Begini? #3
38
Chapter 38 : Duka Berselimut Duka.
39
Chapter 39 : Menyambut Papa Untuk Terakhir Kalinya.
40
Chapter 40 : Pemakaman Papa. #1
41
Chapter 41 : Pemakaman Papa #2
42
Chapter 42 : Kepulangan Mama Dan Papa Rena
43
Chapter 43 : Hidup Baru Setelah Kepergian Papa.
44
chapter 44 : Sikap Dingin Rena.
45
Chapter 45 : Hari Pertama Bekerja.
46
Chapter 46 : Kak Zidan Yang Baik Hati.
47
Chapter 47 : Keributan di caffe milik Zidan
48
Chapter 48 : Zidan dan Revan (SideStory)
49
Chapter 49 : Teguran Dari Bos Zidan.
50
Chapter 50 : Revan dan Mama Sintia. (side story)
51
Chapter 51 : Cassandra.
52
Chapter 52 : Sandi ponsel Revan.
53
Chapter 53 : Berkunjung ke tempat kerja Naayla.
54
Chapter 54 : Cassandra lagi..
55
Chapter 55 : Gosip tentang Zidan.
56
Chapter 56 : Pertemuan Pertama Naayla dengan Zidan.
57
Chapter 57 : Tragedi Zidni.
58
Chapter 58 : Tragedi Zidni #2
59
Chapter 59 : Password Yang Sama.
60
Chapter 60 : Seperti Ulat Bulu.
61
Chapter 61 : Tidur Dipangkuan Naayla.
62
Chapter 62 : Cemburu.
63
Chapter 63 : Hanya Mencari Alasan.
64
Chapter 64 : Nadine Di Kamar Zidan .
65
Chapter 65 : Membuat Bubur #1
66
Chapter 66 : Membuat Bubur #2
67
Chapter 67 : Janji Tidak Akan Macam-macam
68
Chapter 68 : Melepaskanmu Dari Ikatan Apapun.
69
Chapter 69 : Dihadang Pria Gagah dan Tampan.
70
Chapter 70 : Sebuah tamparan.
71
Chapter 71 : Evans.
72
Chapter 72: Dering Ponsel.
73
Chapter 73 : Novel Yang Terabaikan.
74
Chapter 74 : Ponsel Baru.
75
Chapter 75 : Seperti Mimpi.
76
chapter 76 : Tidak Bisa Lari Lagi.
77
Chapter 77 : Bertemu Zidni.
78
Chapter 78 : Pelukkan Papa (Side Story)
79
Chapter 79 : Badan yang gendut.
80
Chapter 80 : Gaji Pertamaku.
81
Chapter 81 : First Kiss.
82
Chapter 82 : Amarah Zidan.
83
Chapter 83 : Ulang Tahun Naayla.
84
Chapter 84 : Perasaan Evans.
85
Chapter 85 : Pertemuan Pertama Zidan dan Bianca.
86
Chapter 86 : Rambut Bergelombang Impian Naayla.
87
Chapter 87 : Kejutan Ulang Tahun.
88
Chapter 88 : Tuan Muda Misterius.
89
Chapter 89 : Membuka Kado Ultah.
90
Chapter 90 : Zidan Versus Brian.
91
Chapter 91 : Brian Vs Zidan lagi.
92
Chapter 92 : Pergi berdua dengan Naayla#1
93
Chapter 93 : Pergi Berdua Dengan Naayla#2
94
Chapter 94 : Pergi Berdua Dengan Naayla#3
95
Chapter 95 : Aku Wanita Yang Kuat.
96
Chapter 96 : Kiss Mark.
97
Chapter 97 : Jhonsen Aryasatya Grup.
98
Chapter 98 : Rahasia Yang Terrungkap #1
99
Chapter 99 : Rahasia yang terungkap #2
100
Chapter 100 : Kebaikan Hati Naayla.
101
Chapter 101 : Hati Yang Goyah.
102
Chapter 102 : Pelukan hangat Revan untuk adiknya.
103
Chapter 103 : Perasaan Yang Sesungguhnya.
104
chapter 104 : Terkurung Berdua Di kamar Yang Terkunci.
105
Chapter 105 : Cinta Naayla dan Revan Sudah Mati.
106
Chapter 106 : Melukai dirinya lagi.
107
Chapter 107 : Kecurigaan Mama #1
108
Chapter 108: Indahnya Berbagi.
109
Chapter 109 : Kecurigaan Mama #2
110
Chapter 110 : Kecurigaan Mama #3
111
Chapter 111 : Kecurigaan Mama #4
112
Chapter 112 : Jangan Lukai Dirimu Lagi.
113
chapter 113 : Alice dan Thompson
114
Chapter 114 : Revan anak mama juga.
115
Chapter 115 : Memaksa
116
Chapter 116: Ketagihan.
117
Chapter 117 : Merasa Bersalah.
118
chapter 118 : Meninggalkan rumah #1
119
Chapter 119 : Meninggalkan rumah #2
120
Chapter 120 : Menghindar.
121
Chapter 121: Tidur Dipelukkan Calon Suami.
122
Chapter 122 : Kehilangan Pekerjaan Demi Cinta.
123
Chapter 123 : Sedikit Rahasia Yang Terungkap.
124
124 : Kesiangan.
125
Chapter 125 : Terlibat Perselingkuhan.
126
Chapter 126 : Di Toko Perhiasan Milik Emily Chan.
127
Chapter 127 : Pengkhianatan Yang Indah.
128
Chapter 128 : Jalan-jalan Berdua #1
129
Chapter 129 : Masa Lalu Brian dan Rena
130
Chapter 130 : Pantai Yang Indah.
131
Chapter 131 : Memergoki Zidan Bersama Nadine.
132
Chapter 132 : Mimpi Buruk.
133
Chapter 133 : Kisah Masa Lalu Rena dan Brian.
134
Chapter 134 : Revan Menggila 21+
135
Chapter 135 : Pertengkaran Rena dan Revan.
136
Chapter 136 : Terbongkarnya Perselingkuhan.
137
Chapter 137 : Ancaman Bunuh Diri.
138
Chapter 138 : Perpisahan.
139
Chapter 139 : Pergi Dari Rumah.
140
Chapter 140 : Ingin Membuktikan.
141
Chapter 141 : Awal Dimulainya Kehancuran Revan.
142
Chapter 142 : Bianca Kritis.
143
Chapter 143 : Bos Revan.
144
Chapter 144 : Suntik Pra Nikah.
145
Chapter 145 : Presdir Khair Enterprise Group Vs Presdir Jhonsen Aryasatya Group.
146
Chapter 146 : Memesan Kebaya
147
Chapter 147 : H-7
148
Chapter 148 : Undangan.
149
Chapter 149 : Cincin Untuk Rena.
150
Chapter 150 : Berkunjung Ke Rumah Megah Brian
151
Chapter 151 : Brian dan Rena.
152
Chapter 152 : Revan Mabuk Berat.
153
Chapter 153 : Akad Nikah.
154
Chapter 154 : Kehamilan Nadine.
155
Chapter 155 : Hancurnya Rena Dan Dido.
156
Chapter 156 : Bukan Malam Pertama.
157
Chapter 157 : Mempertaruhkan Nyawa.
158
Chapter 158 : Rencana Untuk Melamar.
159
Chaptee 159 : Tingkah Aneh Rena.
160
Chapter 160 : Revan melamar Naayla.
161
Chapter 161 : Zidan Mencari Naayla.
162
Chapter 162 : Kekhawatiran Brian.
163
Chapter 163 : Reuni Yang Kacau
164
Chapter 164 : Kegilaan Rena dan Naayla
165
Chapter 165 : Evans dan Bianca.
166
Chapter 166 : Shoping.
167
Chapter 167 : Salah Paham.
168
Chapter 168 : Menuju Hari Bahagia.
169
Chapter 169 : Akad Nikah Naayla dan Revan.
170
chapter 170 : Resepsi.
171
Chapter 171 : Ending LBS Jilid 1.
172
Chapter 172 : Mr. Posesif (LBS Jilid 2)
173
Chapter 173 : Ingin Memiliki Anak (LBS Jilid 2)
174
Chapter 174 : Positif. (LBS Jilid 2)
175
Chapter 175 : Nadine Dan Zidan. (LBS Jilid 2)
176
Chapter 176 : Revan Yang Mengesalkan. (LBS Jilid 2)
177
Chaptee 177 : Jangan Pukul Aku Lagi! (LBS Jilid 2)
178
Chapter 178 : Bertemu Mantan Pacar. (LBS Jilid 2)
179
Pengumuman!!
180
Chapter 179 : Monokuro Boo? Shincan? (LBS Jilid 2)
181
Chapter 180 : Nadine Menyerah, Naayla Bahaya! (LBS Jilid 2)
182
Chapter 181 : Kehilangan! Histeris! (LBS Jilid 2)
183
Chapter 182 : Para Mantan Pacar Bertemu. (LBS Jilid 2)
184
Chapter 183 : Datang Sama Ibumu!! (LBS Jilid 2)
185
Chapter 184 : "Saya patahkan leher anda menjadi dua!" Evans. (LBS Jilid 2)
186
Chapter 185 : Calon Istri Pilihan Bos Ku. (LBS Jilid 2)
187
Chapter 186 : Berjuang Bersama Untuk Move On. (LBS Jilid 2)
188
Chapter 187 : "Nona, mau kah anda menikah denganku?" (LBS Jilid 2)
189
Chapter 188 : Sidang Mediasi, Kemarahan Presdir Aryasatya Grup. (LBS Jilid 2)
190
Chapter 189 : Panggil Yang Benar! (LBS Jilid 2)
191
Chapter 190 : Diantara Mantan, Mantan dan Calon Suami. (LBS Jilid 2)
192
Chapter 191 : Anak Perempuan. (LBS Jilid 2)
193
Chapter 192 : Meminta Restu, Teringat Anak. (LBS Jilid 2)
194
Chapter 193 : Teror! (LBS Jilid 2)
195
Chapter 194 : Pertunangan Evans Dan Bianca. (LBS Jilid 2)
196
Chapter 195 : Terjebak Lift, Teror Lagi! (LBS Jilid 2)
197
Chapter 196 : Teror Boneka! (LBS Jilid 2)
198
Chapter 197 : Apa Aku Harus Mati Dulu? (LBS Jilid 2)
199
Chapter 198 : Kuda Laut. (LBS Jilid 2)
200
Chapter 199 : Surat Kaleng. (LBS Jilid 2)
201
Chapter 200 : Rena dan Brian, Ribut Terus!! (LBS Jilid 2)
202
Chapter 201 : Kowe Ngerti Opo Orak? Rena, Brian Ribut Lagi. (LBS Jilid 2)
203
Chapter 202 : Rapat Dadakan! (LBS Jilid 2)
204
Chapter 203 : Penyelidikan! (LBS Jilid 2)
205
Chapter 204 : Penyelidikan Lagi!! (LBS Jilid 2)
206
Chapter 205 : Kepintaran Selia, Kebodohan Erlinda.(LBS Jilid 2)
207
Chapter 206 : Drama Korea (LBS Jilid 2)
208
Chapter 207 : Rena Versus Brian (LBS Jilid 2)
209
Chapter 208 : Kuntilanak Bunting (LBS Jilid 2)
210
Chapter 209 : Mas Brian! (LBS Jilid 2)
211
Chapter 210 : Revan dan Ervan. (LBS Jilid 2)
212
Chapter 211 : Lelaki Misterius. (LBS Jilid 2)
213
Chapter 212 : Tiga Kali Tembakan. (LBS Jilid 2)
214
Chapter 213 : Sepenggal Goresan Tinta Zidan. (LBS Jilid 2)
215
Chapter 214 : Tetes Air mata Zidan. (LBS Jilid 2)
216
Chapter 215 : Istri Di atas Kertas. (LBS Jilid 2)
217
Chapter 216 : Akhir Hidup Zidan (LBS Jilid 2)
218
Chapter 217 : Pengobat Rindu Pada Zidan. (LBS Jilid 2)
219
Chapter 218 : Penyesalan Brian. (LBS Jilid 2)
220
Chapter 219 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
221
Chapter 220 : Revan Marah Besar. (LBS Jilid 2)
222
Chapter 221 : Obrolan Malam Dengan Ibu Mertua. (LBS Jilid 2)
223
Chapter 222 : Kegilaan Revan dan Naayla. (LBS Jilid 2)
224
Chapter 223 : Membuka Lembaran Baru. (LBS Jilid 2)
225
Chapter 224 : Bekas Gigitan Drakula. (LBS Jilid 2)
226
Chapter 225 : Jumpa Fans Dadakan. (LBS Jilid 2)
227
Chapter 226 : Ngidam Aneh Rena Part 1 (LBS Jilid 2)
228
Chapter 227 : Ngidam Aneh Renata Part 2 (LBS Jilid 2)
229
Chapter 228 : Ngidam Aneh Renata Part3 (LBS Jilid 2)
230
Chapter 229 : Ngidam Aneh Renata Part 4 (LBS Jilid 2)
231
Chapter 230 : Yang Mulia Brian. (LBS Jilid 2)
232
Chapter 231 : Wasiat Zidan Part 1 (LBS Jilid 2)
233
Chapter 232 : Wasiat Zidan Part 2 (LBS Jilid 2)
234
Chapter 233 : Mobil Mewah Sultan. (LBS Jilid 2)
235
Chapter 234 : Ciuman Evans (LBS Jilid 2)
236
Chapter 235 : Kisah Brian dan Bianca#1 (LBS Jilid 2)
237
Chapter 236 : Kisah Brian dan Bianca#2 (LBS Jilid 2)
238
Chapter 237 : Kisah Brian dan Bianca #3 (LBS Jilid 2)
239
Chapter 238 : Kisah Brian dan Bianca #4 (LBS Jilid 2)
240
Chapter 239 : Astaagaa.. (LBS Jilid 2)
241
Chapter 240 : Rencana Licik Rena (LBS Jilid 2)
242
Chapter 241 : Ketakutan Revan (LBS Jilid 2)
243
Chapter 242 : Tidak Mau Terulang Lagi (LBS Jilid 2)
244
Chapter 243 : Sultan Tertipu Lagi. (LBS Jilid 2)
245
Chapter 244 : Surat Perjanjian Ala-Ala #1 (LBS Jilid 2)
246
Chapter 245 : Surat Perjanjian Ala-Ala #2 (LBS Jilid 2)
247
Chapter 246 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
248
Chapter 247 : Kepribadian Ganda Brian Khair (LBS Jilid 2)
249
Chapter 248 : Anggap Aku Suamimu (LBS Jilid 2)
250
Chapter 249 : Revan Mual (LBS Jilid 2)
251
Chapter 250 : Kebanyakan Makan Istri (LBS Jilid 2)
252
Chapter 251 : Wanita Ketiga. (LBS Jilid 2)
253
Chapter 252 : Dipaksa Menikah. (LBS Jilid 2)
254
Chpater 253 : Ketahuan Mama. (LBS Jilid 2)
255
Chapter 254 : Menikah Lagi! (LBS Jilid 2)
256
Chapter 255 : Mendua Secara Alamiah. (LBS Jilid 2)
257
Chapter 256 : Tidak Bisa Menahan. (LBS Jilid 2)
258
Chapter 257 : Sultan. (LBS Jilid 2)
259
Chapter 258 : Esmeralda, Betty La Fea (LBS Jilid 2)
260
Chapter 259 : Kembali Ke Kota. (LBS Jilid 2)
261
Chapter 260 : Virnie Dan Dido. (LBS Jilid 2)
262
Chapter 261 : Membeli Perlengkapan Bayi (LBS Jilid 2)
263
Chapter 262 : Ciuman Hangat Revan (LBS Jilid 2)
264
Chapter 263 : Jalan Sendiri-sendiri . (LBS Jilid 2)
265
Chapter 264 : Nyanyian Sekar. (LBS Jilid 2)
266
Chapter 265 : Cinta Dido Untuk Virnie (LBS Jilid 2)
267
Chapter 266 : Suami Istri Yang Sebenarnya. (LBS Jilid 2)
268
Chapter 267 : Air Mata Sekar. (LBS Jilid 2)
269
Chapter 268 : Mitoni (LBS Jilid 2)
270
Chapter 269 : Istri Dido. (LBS Jilid 2)
271
Chapter 270 : Cinta Pada Pandangan Pertama (LBS Jilid 2)
272
Chapter 271 : Kegalauan Rama. (LBS Jilid 2)
273
Chapter 272 : Kemesraan Di Pagi Hari (LBS Jilid 2)
274
Chapter 273 : Sekar VS Nadine #1 (LBS Jilid 2)
275
Chapter 274 : Nadine VS Sekar #2 (LBS Jilid 2)
276
Chapter 275 : Nadine VS Zidni. (LBS Jilid 2)
277
Chapter 276 : Revan Bucin. (LBS Jilid 2)
278
Chapter 277 : Terlalu Berlebihan. (LBS Jilid 2)
279
Chapter 278 : Terkejut (LBS Jilid 2)
280
Chapter 279 : Panas, Panas, Panas. (LBS Jilid 2)
281
Chapter 280 : Andre Dilanda Galau ( LBS Jilid 2)
282
Chapter 281 : Rasanya Enak. (LBS Jilid 2)
283
Chapter 282 : Rama Yang Konyol. (LBS Jilid 2)
284
Chapter 283 : Rama Dan Evans. (LBS Jilid 2)
285
Chapter 284 : Rapat Ala Rama #1
286
Chapter 285 : Rapat Ala Rama #2 (LBS Jilid 2)
287
Chapter 286 : Rapat Ala Rama #3 (LBS Jilid 2)
288
Chapter 287 : Rapat Ala Rama #4 (LBS Jilid 2)
289
Chapter 288 : Pertemuan Yang Mendebarkan #1 (LBS Jilid 2)
290
Chapter 289 : Pertemuan Yang Mendebarkan #2 (LBS Jilid 2)
291
Chapter 290 : Andre VS Rama #1 (LBS Jilid 1)
292
Chapter 291 : Andre VS Rama #2 (LBS Jilid 2)
293
Chapter 292 : Cinta Pandangan Pertama #1
294
Chapter 293 : Cinta Pandangan Pertama #2 (LBS Jilid 2)
295
Chapter 294 : Merebutkan Sekar #1 (LBS Jilid 2)
296
Chapter 295 : Merebutkan Sekar #2 (LBS Jilid 2)
297
Chapter 296 : Sekar Dan Rama #1 (LBS Jilid 2)
298
Chapter 297 : Sekar Dan Rama #2 (LBS Jilid 2)
299
Chapter 298 : Keluarga Rama #1 (LBS Jilid 2)
300
Chapter 299 : Keluarga Rama #2 (LBS Jilid 2)
301
Chapter 300 : Rencana Melamar. (LBS Jilid 2)
302
Chapter 301 : Kontraksi. (LBS Jilid 2)
303
Chapter 302 : The Best Husband. (LBS Jilid 2)
304
Chapter 303 : Antara Hidup Dan Mati. (LBS Jilid 2)
305
Chapter 304 : Kebahagian Brian Khair (LBS Jilid 2)
306
Chapter 305 : Abriana Aleana Khair (LBS Jilid 2)
307
Chapter 306 : Sekar dan Naayla (LBS Jilid 2)
308
Chapter 307 : Interview Dengan Calon Mertua #1 (LBS Jilid 2)
309
Chapter 308 : Interview Dengan Calon Mertua #2 (LBS Jilid 2)
310
Chapter 309 : Menyimpan Rahasia (LBS Jilid 2)
311
Chapter 310 : Curiga (LBS Jilid 2)
312
Chapter 311 : Masalah Serius (LBS Jilid 2)
313
Chapter 312 : Terpaksa Menyembunyikan. (LBS Jilid 2)
314
Chapter 313 : Besok? (LBS Jilid 2)
315
Chapter 314 : Perdebatan Panas (LBS Jilid 2)
316
Chapter 315 : Memberi Bukti. (LBS Jilid 2)
317
Chapter 316 : Terungkapnya Kebenaran. (LBS Jilid 2)
318
Chapter 317 : Rahasia Yang Terbongkar. (LBS Jilid 2)
319
Chapter 318 : Kebahagiaan. (LBS Jilid 2)
320
Chapter 319 : Ijab Kabul (LBS Jilid 2)
321
Chapter 320 : Malam Pertama Yang Gagal. (Ending LBS Jilid 2)
322
PENGUMUMAN!
323
LBS jilid 3
324
*Menjadi Suami Yang Terbaik* LBS Jilid 3.
325
*Gara-Gara Tamu Bulanan.* LBS Jilid 3.
326
*Putus Cinta.* LBS Jilid 3.
327
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
328
*Cinta Yang Indah.* LBS Jilid 3.
329
*Kehilangan.* LBS Jilid 3.
330
*Tegas Demi Kebaikan* LBS LBS Jilid 3.
331
*Sultini Kecil Ayah Brian.* LBS Jilid 3.
332
*Taruhan.* LBS Jilid 3.
333
*Kejutan Mesra.* LBS Jilid 3.
334
*Dinner, Cemburu?* LBS Jilid 3.
335
*Penculikan Abriana.* LBS LBS Jilid 3.
336
*Cemburu.* LBS Jilid 3.
337
*Amarah Zidni.* LBS Jilid 3.
338
*Ditemukannya Abriana.* LBS Jilid 3.
339
*Kekhilafan Andre.* LBS Jilid 3.
340
*Kenyataan Yang Menyakitkan.* LBS Jilid 3.
341
*Menikahi Zidni.* LBS Jilid 3.
342
*Perjanjian.* LBS Jilid 3.
343
*Bermain Drama.* LBS Jilid 3.
344
*Godaan Yang Berat.* LBS Jilid 3.
345
*Demam.* LBS Jilid 3.
346
*Kecemburuan Sultan.* LBS Jilid 3.
347
*Mesra.* LBS Jilid 3
348
*Istri Andre.* LBS Jilid 3.
349
*Pergi Dengan Shandi.* LBS Jilid 3.
350
*Mulai Ada Rasa.* LBS Jilid 3.
351
*Video.* LBS Jilid 3.
352
*Cinta.* LBS Jilid 3.
353
*Berterus Terang.* LBS Jilid 3.
354
*Awal Kisah Baru.* LBS Jilid 3.
355
*Wanita Aneh.* LBS Jilid 3.
356
*Tugas Baru.* LBS Jilid 3.
357
*Keangkuhan Alice.* LBS Jilid 3.
358
*Thom Yang Baik Hati.* LBS Jilid 3.
359
*Alice dan Ars.* LBSJilid 3.
360
*Mabuk.* LBS Jilid 3.
361
*Pesona Ars.* LBS Jilid 3.
362
*Kesadaran Alice.* LBS Jilid 3.
363
*Kesadaran Alice 2.* LBS Jilid 3.
364
*Rasanya Jatuh Cinta?* LBS Jilid 3.
365
*Fitnah.* LBS Jilid 3.
366
*Ars ... * LBS Jilid 3.
367
*Cinta Membunuh Logika.* LBS Jilid 3
368
*Cinta dan Kebodohan.* LBS Jilid 3.
369
*Luka Hati Ars.* LBS Jilid 3.
370
*Wanita Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
371
*Ars Yang Malang.* LBS Jilid 3.
372
*Tidak Bisa Membantah.* LBS Jilid 3.
373
*Brian yang Over.* LBS Jilid 3.
374
*Untuk Pertama Kali.* LBS Jilid 3.
375
*Kekasih Abriana.* LBS Jilid 3.
376
*Time Is Love.* LBS Jilid 3.
377
*Pengalaman Pertama Thompson.* LBS Jilid 3.
378
*Dan Terjadi Lagi.* LBS Jilid 3.
379
*Tumbuhnya Cinta.* LBS Jilid 3.
380
*Genggaman Tangan, Thomp.* LBS Jilid 3.
381
*Erland VS Thompson.* LBS Jilid 3.
382
*Hal Yang Sulit Diungkapkan.* LBS Jilid 3.
383
*Kemiripan Ars dengan Zidni.* LBS Jilid 3.
384
*Terungkapnya kebenaran.* LBS Jilid 3.
385
*Kebenaran Yang Terungkap.* LBS Jilid 3.
386
*Terbongkarnya Kebenaran.* LBS Jilid 3.
387
*Ars adalah Chila.* LBS Jilid 3.
388
*Kekecewaan Thompson.* LBS Jilid 3.
389
Pengumuman!!!
390
*Mencari Thompson.* LBS JILID 3.
391
*Tidak Sendiri.* LBS JILID 3.
392
*Menemui Thompson.* LBS JILID 3.
393
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
394
*Mimpi Thompson.* LBS JILID 3.
395
*Masakan Nadine.* LBS JILID 3.
396
*Gegara Janda Bolong.* LBS JILID 3.
397
*Alasan Yang Menyakitkan.* LBS JILID 3.
398
*Penyesalan Erland.* LBS JILID 3.
399
*Kehilangan.* LBS JILID 3.
400
*Terbukanya Pintu Hati Erland.* LBS JILID 3.
401
*Maaf, Maaf dan Maaf.* LBS JILID 3.
402
*Berpikir Untuk Membalas.* LBS JILID 3.
403
*Obat Mujarab.* LBS JILID 3.
404
*Rena Berulah Lagi #1* LBS JILID 3.
405
Pengumuman!!
406
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!