Tunggu. Tunggu.
Kalau laki-laki itu adalah seorang yang jujur, bukankah itu berarti...
Aku cepat menggeledah tasku sekali lagi dan kali ini mengeluarkan amplop kuning berkilau dari dalamnya.
Bukankah dia bilang ini emas asli?
Aku mengangkatnya ke bawah lampu.
Ah, aku tidak bisa melihat apapun. Tapi ini benar-benar berkilau. Apa itu bukti kalau ini benar-benar emas? Haruskah aku menggigitnya?
Eman bilang emas yang asli adalah yang bisa digigit. Tapi ini sebuah amplop.
Bukannya itu malah akan membuatnya robek? Selain itu, kebanyakan omongan Eman adalah omong kosong, jadi aku tidak mau mengambil resiko.
Sepertinya aku tidak akan tahu keaslian emas ini sampai besok.
Tapi, apa ada yang mau membeli ini sebagai emas? Maksudku, ini kan amplop? Siapa juga yang membuat emas menjadi amplop?
Apa ini trend di kalangan orang-orang kaya? Surat macam apa yang membutuhkan amplop emas? Dan kenapa pria itu memberikannya padaku?
Jangan bilang...
Apakah ini surat penolakan? Mungkin dia akan terus teringat dengan rasa sakit hatinya jika menyimpan amplop ini?
Mungkin wanita yang menolak pria itu meletakkan suratnya di dalam amplop emas sebagai tanda penghargaan, atau ingin menghibur pria itu?
Oh kumis kuda, aku juga ingin ditolak oleh wanita kaya. Hanya untuk amplopnya.
Ini membuatku semakin penasaran. Tapi, bagaimana cara membukanya?
Kumohon jangan robek. Kumohon jangan robek. Kumohon jangan robek.
"Fiuh..."
Amplop itu terbuka dengan selamat. Mengungkapkan selembar kertas kaku yang tersimpan di dalamnya.
Wow, bahkan kertas putih di dalamnya juga berkilau. Aku kembali mengangkat kertas itu ke arah lampu. Cahaya bermain di permukaan kertas itu seperti butir-butir pelangi.
Kertas ini bahkan kelihatannya lebih mahal dari kertas uang yang kuterima tadi sore.
Apa ini juga bisa dijual?
Seperti dugaanku, laki-laki memang itu bukan orang biasa. Tapi, apa yang dilakukannya di tempat seperti itu?
Atau mungkin dia pemilik pusat perbelanjaan di belakang pasar itu? Dan sedang mengobservasi pasar untuk proyek selanjutnya?
Ah, pikiranku berkelana terlalu jauh. Itu bukan hal yang harusnya menjadi perhatianku.
Sekarang, mari kita lihat apa yang ditulis disini?
...SELAMAT DATANG KE MONOPOLY!...
...Bersiaplah untuk merubah hidupmu!...
Tertulis dalam huruf yang besar dan tebal. Dibarengi dengan sebuah titik-titik aneh yang berkumpul dalam bentuk persegi.
Monopoly? Bukannya itu yang juga tertulis di bawah kotak kesepian di ponsel itu? Jadi kedua benda ini benar-benar berhubungan...
Tapi apa yang membuatku lebih tertarik adalah kalimat dalam huruf kecil yang tertulis di bagian bawah kertas itu.
...Lengkapi registrasi untuk mendapatkan bonus awal sebesar rp. 2.500.000....
Ini... Ini jelas apa yang aku butuhkan sekarang!
Dengan jumlah ini, aku bisa membayar piknik Emilia dan sewa kos sekaligus. Aku bahkan akan masih memiliki 1.000.000 lagi sisanya.
Tanganku cepat menyambar ponsel putih yang kutinggalkan di atas lantai. Layar hitamnya langsung memancarkan cahaya dan menunjukkan kembali gambar sebelumnya.
Tanpa berpikir lagi jariku langsung menyentuh kotak kecil yang tersendiri itu. Ini benar-benar layar sentuh.
Dalam sekejap latar gambar itu langsung menghilang digantikan warna hitam pekat yang memenuhi layar. Apa ini mati? Apa aku salah?
Tapi, kemudian bingkai garis putih muncul dibtengah layar itu berisikan sebaris pesan.
...>>$<<...
...Silahkan memindai kode referral disini....
..._______...
...>>$<<...
Dibarengi dengan sebuah kotak berisi gambar aneh di bawah tulisan tersebut.
Apa maksudnya? Apa itu kode referral? Dan kotak apa ini?
Aku tidak sengaja mengayun ponsel itu dan gambar di dalamnya berubah. Setelah beberapa kali memindah-mindahkannya, aku baru mengerti kalau itu adalah kamera.
Sepertinya benda ini memintaku untuk mengambil gambar dari kode referral itu. Tunggu, apa ini maksudnya titik-titik kotak di surat itu? Mari kita coba...
Aku memindahkan ponsel itu sampai gambar kotak hitam itu berada di dalam kotak kamera yang dimaksud.
Bam! Kalimat pesan di layar itu berubah menjadi sedang memproses. Berarti aku melakukan hal yang benar kan?
Oh! Pesannya berubah lagi. Sepertinya itu benar-benar kode yang dimaksud. Tapi kenapa bentuknya kotak juga? Apa mereka terobsesi dengan kotak-kotak?
Sekarang pesan yang tertulis adalah ucapan selamat datang lainnya. Tapi kali ini dia mengucapkannya secara khusus kepada pemilik undangan emas. Sepertinya maksudnya itu adalah aku.
Namun, pesan lain dibawahnya tertulis.
...>>$<<...
...Apa kamu ingin melanjutkan registrasi?...
...Ya* Tidak...
...*dengan melanjutkan, pemain dianggap setuju terhadap kesepakatan dan peraturan permainan....
...>>$<<...
Kesepakatan dan peraturan apa? Apa ada yang terselip di amplop itu? Gak tuh. Tidak ada apa-apa lagi di amplop emas itu.
Mungkin ada yang tertulis di surat itu yang terlewat? Ternyata tidak juga.
Jadi apa sebenarnya yang dibicarakan disini? Mungkin, mungkin mereka akan memberitahuku setelah registrasi?
Sial. Aku cuma ingin uangnya. Kapan mereka akan memberiku uangnya?
Ini bukan penipuan kan? Tapi bagaimana ini penipuan kalau mereka yang memberiku uang?
Yah. Yah. Lagipula aku tidak akan kehilangan apapun. Kalau ini benar, berarti aku akan mendapatkan uang dengan cuma-cuma. Dan kalau tidak benar pun, aku tinggal menjual amplop dan ponsel itu besok. Tidak ada ruginya.
Aku dengan santai menekan Ya.
Jadi, apalagi sekarang?
Oh, sialan! Sial. Sial. Sial.
"Fiuh."
Aku hampir menjatuhkan ponsel ini. Bagaimana aku tidak kaget kalau tiba-tiba saja wajahku terpampang di layar kaca itu?
Melihat ke wajah sendiri rasanya sangat aneh. Mata biru yang kuwarisi dari ayah seperti tidak harmonis dengan rambut hitam bergelombang yang kuwarisi dari ibu. Aku ternyata benar-benar anak mereka. Perwujudan hubungan mereka.
Aku bermain-main dengan ekspresiku di depan kamera, bahkan menjawil-jawil lesung pipi di kedua sudut bibirku.
"Ahem."
Ini terlihat bodoh. Aku harus menghentikan ini. Apa yang diminta disini?
...>>$<<...
...Sesuaikan wajahmu dengan bingkai dan tekan pindai....
...Jangan bergerak saat pemindaian dilakukan....
...>>$<<...
O-okay. Aku langsung menegakkan punggung. Perintah ini hanya meminta untuk mengambil gambar wajahku, meski begitu, entah bagaimana aku tetap merasa aku harus memperbaiki postur tubuhku.
"E-ehem."
Apa aku harus tersenyum juga?
Uh, oke. Sepertinya tidak selebar itu juga.
Bagaimana supaya terlihat tampan?
Oh, tunggu.
Aku meninggalkan ponsel itu di lantai dan bergegas menghampiri meja kecil untuk menyerobot botol bedak Emilia.
Tidak, tidak... Ini salah...
Ini benar-benar salah...
Aku seharusnya mencuci wajahku dulu sebelum memakai bedak.
Uh, demi kumis kuda, ini benar-benar dingin.
Aku mengeringkan wajahku dengan kain sarung sebelum menepuk-nepuk tanganku yang sudah berlumur bedak itu ke wajahku. Sepertinya ini kebanyakan. Aku menghapusnya dengan kain sarung yang masih lembab. Sekarang semuanya menghilang.
Aku tidak tahu berapa lama aku menghabiskan waktu memakai dan menghapus bedak itu dari kulitku. Aku harus menghentikan adegan bodoh ini. Yah, ini sudah cukup.
Layar sentuh ponsel itu langsung menyala seketika aku mengangkatnya dari lantai.
Aku memperbaiki posturku lagi dan berusaha untuk menenangkan urat-urat wajahku di depan kamera.
Hm, sepertinya tidak ada yang berubah dari sebelumnya. Mungkin aku harus mengganti kaosku dengan sesuatu yang lebih pantas?
Tidak. Stop. Hentikan.
Aku hanya menginginkan uangnya. Selesaikan saja semuanya secepat mungkin dan ambil uangnya.
Okay. Santai. Kumohon pikiranku, berhenti bermain-main, dan tekan pindai sekarang.
Pesan di atas gambar wajahku berubah lagi.
...>>$<<...
...Memindai......
...Jangan bergerak....
...>>$<<...
Sekarang garis-garis aneh bermunculan dan memenuhi seluruh wajahku. Jadi, berapa lama aku harus menahan senyumku seperti ini?
Baru saja aku menanyakannya, gambar wajahku menghilang digantikan oleh pesan yang baru.
...>>$<<...
...Pemindaian selesai :)...
...>>$<<...
Seolah-olah mereka bisa membaca pikiranku.
Namun permintaannya belum berakhir. Kali ini mereka memintaku menempelkan jari-jariku bergantian di layar ponsel itu.
Segera setelah aku mengangkat jari terakhir dari layar, pesan lain muncul, kali ini dia memintaku untuk memasukkan nama alias.
Mereka juga menginginkan namaku? Sepertinya itu masuk akal. Mungkin mereka membutuhkannya untuk mengirim uang tersebut.
Jadi bagaimana cara memasukkannya? Apa aku harus mengatakannya dengan keras? Ternyata aku hanya harus menekan baris kosong di bawah pesan itu dan kotak-kotak huruf muncul untuk mengisi namaku.
Aku mengisikan namaku sesuai dengan permintaannya, tapi pesan lain muncul.
...>>$<<...
...Nama alias tidak boleh sama dengan nama sebenarnya....
...>>$<<...
Begitukah?
Tunggu, apa aku sudah memberitahu mereka tentang namaku? Sepertinya tidak... Ini aneh...
Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak akan kehilangan apapun. Ini tidak ada ruginya. Tidak ada gunanya memikirkan detail seperti itu.
Kalau ada kesalahan yang terjadi, aku bisa langsung melaporkannya ke polisi.
Ingat Raka, semua demi piknik dan uang kos.
Kau harus mendapatkan uang itu, lalu menjual kedua benda ini.
Dan kalau itu juga membawa masalah, aku hanya tinggal melarikan diri ke suatu tempat bersama Emilia. Tidak ada yang menahanku disini.
Baiklah, sekarang apa yang akan kumasukkan disini?
Mataku berkelana ke sekeliling ruangan sampai sebuah kaos yang menutupi tubuh mungil Emilia menangkap perhatianku. Itu sepertinya kaos yang dibagikan gratis oleh kelompok relawan atau sebagainya. Kaos hijau dengan gambar bola bumi dan sebuah kalimat yang tertulis di bawahnya. Baik, mari gunakan itu saja.
Pesannya berubah dan menyambutku sekali lagi.
...>>$<<...
...Selamat datang, SaveTheEarth!...
...>>$<<...
Yah, bukankah bahasa Inggris terlihat keren?
Jadi, apalagi yang akan mereka minta untuk kulakukan?
Senam Zumba atau sebagainya?
Tapi, sepertinya itu adalah hal terakhir yang harus kulakukan. Sekarang latar hitam itu berganti dengan warna hijau keabu-abuan yang memiliki lebih banyak tulisan kecil dalam kotak-kotak yang tersebar di beberapa tempat. Sepertinya siapapun yang membuat ini benar-benar menyukai bangun persegi.
Tunggu, bukan itu...
Dimana uangnya? Dimana uangku???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
ZERO
#SaveTheEarth
2021-10-17
0
akany
sulit nahan tawa... padahal raka orang susah tapi malah di ketawain... semangat kak!
2021-10-03
0
IG : pena.dyoka
karena kolom komentar anda kosong maka akan saya isi
2021-08-24
2