Melihat Nissa datang, ibunya menghampirinya dan menarik tangan ke teras.
"Ibu," Lirih Nissa.
"Jangan panggil aku ibu! aku bukan ibumu!" bentak ibunya menatap dirinya dengan tajam.
"Kenapa Bu? ibu adalah memang ibuku, Nissa tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia ini selain ayah dan ibu, hiks hiks, " Ucap Nissa, sambil terbata bata.
"Baik, kalau memang kamu menganggap kami orang tua mu! menikah lah dengan anak tuan Burhan," Ucap ibunya.
Nissa mengangguk tanda ia setuju, melihat Nissa setuju ibunya tersenyum girang lalu memeluk Nissa.
"Terima kasih, tolong selamat kan rumah ini, rumah ini adalah harta satu-satu nya milik kita," Ucap ibunya sambil memeluk Nissa dan membelai rambutnya sambil tersenyum licik.
Nissa yang ada di pelukan ibunya meneteskan air mata, antara sedih dan bahagia. Sedih karena akan menikah dengan orang yang tidak ia kenal dan bahagia ibunya sudah menerimanya kembali.
"Nissa akan melakukan apa saja, asal ibu dan ayah bahagia," Ucap Nissa masih dalam pelukan ibunya.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya ayahnya yang ada di depan pintu, hingga membuat Nissa dan ibunya melepaskan pelukannya.
"Mas, Nissa setuju menikah dengan anak tuan itu," Ucap ibunya girang.
Nissa hanya diam mendengar ucapan ibunya.
"Apa?" Ucap ayahnya setengah berteriak. Lalu ia melihat Nissa meminta penjelasan, kemudian Nissa mengangguk.
"Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan anakku menikah dengannya!" Ucap ayah nya berteriak.
Tidak lama ia memegang dadanya seperti menahan sesuatu yang sangat sakit, lalu jatuh dan tidak sadar kan diri.
"Ayah, mas," teriak Nisa dan ibunya bersamaan, mereka berlari mendekati ayahnya.
"Ayah, bangun ayah," Ucap Nissa mencoba membangunkan ayahnya dengan berderai air mata.
"Mas, kamu kenapa mas?" Tanya istrinya panik melihat suaminya tidak sadarkan diri.
"Nissa, kamu cepat cari bantuan, kita akan membawa ayahmu ke rumah sakit." Ucap ibunya.
Nissa mengangguk setuju, ia hendak melangkah keluar namun terhenti ia baru menyadari ada mobil terparkir di depan rumahnya.
"Tuan Burhan," Ucap Nissa lirih.
Ia seperti bari menyadari sesuatu. lalu ia berbalik masuk ke dalam rumah, ia melihat tuan Burhan sedang asyik memainkan ponselnya tanpa peduli ke gaduhan yang ada di luar.
Ya, namanya Burhan. Pak Burhan orang kaya, pemilik perusahaan. Ia sangat menginginkan putra nya menikah dengan Nisa, melihat kelembutan Nisa, ia pasti bisa merubah sifat putranya.
"Tuan," Ucap Nissa duduk di lantai persis di depan di depan tuan Burhan.
"Ada apa ?" Tanya nya, ia sudah mengetahui maksud Nissa, hanya saja ia berpura pura.
"Tuan, tolong ayah saya. Tolong bawa ayah saya ke rumah sakit," Ucap Nissa sambil menyatukan kedua tangannya, dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.
"Lalu?" Ucap tuan Burhan.
"Saya bersedia menikah dengan anak Tuan. Tapi, tolong bawa ayah saya ke rumah sakit," Ucap Nissa.
mendengar ucapan Nissa tuan Burhan tersenyum lalu mengangguk dan memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya.
"Baiklah, aku akan membawa ayahmu ke rumah sakit, tapi-- " Ucapnya menggantung.
"Tapi apa tuan? saya akan melalukan apa saja tuan, tolong ayah saya," Ucap Nissa memohon.
"Tapi, kamu harus menikah dengan putra ku besok," Ucap tuan Burhan dengan lantang.
mendengar perkataan tuan burhan, Nissa mendongakkan kepala nya melihat tuan Burhan. Nissa begitu terkejut, ia tidak menyangka akan secepat ini.
"Be--sok?" Tanya Nissa terbata.
"Iya," Sahut tuan Burhan, Nissa berpikir sejenak lalu mengangguk setuju. yang terpenting baginya ayahnya terselamatkan.
"oke, mari kita bawa ayahmu ke rumah sakit." Ucapnya langsung berdiri menghampiri ayah Nissa yang masih tergeletak di lantai.
Nissa ikut berdiri dan menyusul ayahnya lalu membantu tuan Burhan mengangkat ayahnya membawanya ke mobil. Mereka semua masuk ke mobil dan melaju ke rumah sakit terdekat.
Setelah sampai Nissa berlari memanggil Perawat dan membawa ayahnya ke UGD.
"Kalian tunggu di luar saja,” Ucap salah satu Perawat langsung menutup pintu UGD.
"Ayah, ayah harus kuat," Ucap Nissa lirih.
Nissa berbalik melihat ke belakang ibunya duduk di kursi sambil termenung, Nissa duduk di samping ibunya lalu mengambil tangannya.
"Ibu, ibu tidak perlu khawatir, ayah pasti akan baik-baik saja,” Ucap Nissa.
Ibunya menatap Nissa kemudian mengangguk.
"Kamu tidak mengingkari janjimu kan?" Tanya ibunya.
Nissa berpikir sejenak lalu mengangguk mengerti.
"Ibu tidak perlu khawatir," Sahut Nissa sambil tersenyum menyembunyikan kesedihannya.
.
.
.
terima kasih atas dukungan kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Nenieedesu
nisa harus kuat
2023-06-15
0
Sakura_Merah
next
2022-10-12
0
Dewi
Sepertinya pilihan pak Burhan udah bulat mau menyerahkan anaknya kepada Nissa, apalagi Pak Burhan tahu kelakuan Nissa seperti apa
2022-10-06
0