"Nenek sudah menghubungi manajer restorannya, kamu tidak perlu memikirkan pekerjaanmu. Kamu beristirahat saja dulu nak, wajahmu masih pucat," Ucap nenek lembut.
Nisa mengangguk, ia merebah kan tubuhnya memang saat ini dirinya merasa sedikit pusing. Nenek menarik selimut dan menutupi sebagian tubuh Nisa.
"Istirahat lah nak, nenek akan turun sebentar," Ucapnya sambil membelai pucuk kepala Nisa sambil tersenyum.
Ia keluar kamar dan menutupnya kembali.
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, Nisa terbangun dan langsung duduk ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan sudah menunjukkan jam 10 malam.
"Astaga, kenapa aku tidur sampai selama ini," Ucap Nisa menepuk jidat.
Ia bergegas turun dari kasur dan mengambil tas nya lalu ia keluar kamar untuk mencari nenek yang sudah menolongnya, namun ia tidak melihat nya bahkan tidak ada satu orang di rumah tersebut.
Ia pergi ke dapur berharap menemukan seseorang namun hasilnya sama. Ia kembali menaiki tangga dan melihat ada beberapa kamar ia bingung kamar yang mana yang harus dia ketuk.
“Astaga, banyak sekali kamar disini. Aku bingung, kamar mana yang harus ku ketuk,”" Batin Nisa.
Tidak lama mendengar ada telapak kaki berjalan menaiki tangga, ia melihat seorang lelaki bertubuh kekar menaiki tangga.
"Maaf tuan, saya mencari nenek yang menolong saya. Saya ingin berpamitan ,” Ucap Nisa.
"Mari saya antar nona, kamar nyonya besar ada di paling ujung,” Sahut nya.
Nisa mengikuti di belakang pria tersebut, ia mengetok pintu kamar tidak lama pintu terbuka.
"Kamu sudah bangun nak, Nenek tadi ke kamarmu tapi kamu tidur sangat pulas jadi nenek tidak tega membangunkan mu," Ucap nenek.
"Iya nek, maaf Nisa ketiduran nek," Sahut Nisa.
"Kamu mau kemana nak?" Tanya nenek melihat Nisa membawa tasnya.
"Nisa ingin berpamitan pulang nek, nanti ayah Nisa khawatir mencari Nisa,” Ucap Nisa.
"Kenapa tidak pulang besok saja nak? ini sangat malam.” nenek melihat jam di dinding menunjukkan jam sepuluh lewat.
"Lain kali saja nek, nek terima kasih nenek sudah menolong saya. Semoga Allah membalas kebaikan nenek,” Ucap Nisa mengambil tangan nenek untuk mencium tangannya.
"Baiklah sayang, kamu hati-hati di jalan," Ucap nenek membelai pipi Nisa dengan lembut.
"Biar sopir yang mengantar mu pulang, karena ini sudah larut malam sangat bahaya untukmu pulang sendiri,” Ucap nenek.
Ia mengantar Nisa ke depan rumah.
"Kalau kamu ada waktu, berkunjung lah kesini lagi. Nenek hanya sendiri di rumah kamu sudah nenek anggap seperti cucu nenek sendiri," Ucap nenek.
Nisa mengangguk, ketika ia ingin melangkah keluar nenek memanggilnya.
"Nak Nisa,” Panggil nenek.
Nisa berbalik menghadap nenek.
"Iya nek, ada apa nek? Apa nenek butuh sesuatu?” Sahut Nisa.
"Apa nenek boleh memelukmu?" Tanya nenek.
Mendengar ucapan nenek Nisa mengangguk tersenyum langsung memeluk nenek. nenek membalas pelukan Nisa dengan erat, ia seperti enggan melepaskan pelukan Nisa.
"Nak berjanji lah untuk berkunjung kemari lagi, untuk menemui nenek," Ucap nenek setelah melepaskan pelukannya.
"Iya nek, Nisa akan kesini lagi," Ucap Nisa memandang nenek.
Neneknya tersenyum melihatnya melihat mata Nisa dia mengingat seseorang yang sangat berharga untuknya dan sekarang sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
"Nisa, apa kamu ada masalah nak?" Tanya nenek ia melihat mata Nisa sayu.
"Tidak ada nek, Nisa tidak punya masalah sama," Ucap Nisa berbohong. Nisa tidak mungkin bercerita masalahnya kepada orang yang baru dia kenal.
"Baiklah nak, kalau kamu membutuhkan bantuan atau punya masalah, kamu cerita saja kepada nenek. Anggap saja nenek adalah nenek mu sendiri," Ucap nenek kembali membelai rambut halus Nisa.
"Baiklah nek, Nisa harus pulang karena sudah larut malam, terima kasih banyak nek sudah menolong Nisa," Pamit Nisa lagi.
"Hati-hati di jalan nak, Toni akan mengantarmu," Ucap nenek menunjuk ke arah Toni.
"Jadi namanya Toni, kaku sekali,” Batin Nisa cekikikan.
Nisa mencium kembali tangan nenek dan melangkah menuju mobil. Di dalam mobil tanpa ada yang berbicara hanya musik saja yang memecahkan keheningan.
"Kita belok mana nona?" Tanya Toni.
"Tikungan depan belok ada gang masuk saja, tidak jauh dari situ kok. Oh iya kamu jangan panggil saya nona, panggil Nisa saja," Ucap Nisa.
"Baik Nisa." Sahut singkat Toni.
Tidak lama mereka sudah tiba di depan rumah Nisa.
"Terima kasih banyak sudah mengantarku," Ucap Nisa.
"Sama-sama Nisa," Sahut Toni.
Lalu Nisa membuka pintu mobil untuk keluar mobil, Nisa melihat mobil Toni menjauh. Lalu ia masuk ke dalam rumah, diruang tamu ayah dan ibu nya menunggu dirinya.
"Dari mana saja kamu?" Tanya ibunya sambil melipat tangannya, dengan menatap Nisa sinis.
"Jaga bicara mu, Nisa baru saja tiba bisa kah kamu bertanya dengan sopan!" bentak suaminya.
"Terserah kamu, kamu selalu membela anak tidak tahu di untung ini," Bentak istri nya lalu meninggalkan Nisa dan suaminya, ia berjalan menuju kamar.
"Kamu dari mana nak? ayah menyusul mu ke tempat kerja, tapi kata rekan kerja mu, kamu tidak masuk kerja hari ini. Ayah sangat menghawatirkan kamu nak," Ucap ayahnya.
"Maaf ayah, hari ini Nisa memang tidak masuk kerja, saat di tengah perjalanan menuju tempat kerja Nisa pingsan, beruntung ada orang baik Menolong Nisa," Ucap Nisa.
"Apa! Kamu pingsan? apa kamu baik- baik saja nak?" Tanya ayah sambil memeriksa tangan dan kaki anaknya.
"Nisa tidak apa-apa ayah, ada nenek Menolong Nisa dan ia membawa Nisa ke rumahnya. Nisa tidak di perbolehkan pulang, dan ternyata itu adalah pemilik restoran tempat Nisa bekerja," Ucap Nisa menjelaskan kepada ayahnya agar tidak khawatir lagi.
"Syukur lah nak kamu baik-baik saja, ayah sangat khawatir. Baiklah sekarang kamu ganti baju cepat tidur, " Ucap ayah.
Nisa mengangguk dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, begitu juga dengan ayah nya ia mengunci pintu terlebih dahulu lalu menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.
Dua minggu sudah berlalu tapi Nisa belum mendapat uang ia janjikan kepada tuan kemarin
Hari ini adalah hari terakhir untuk mendapatkan uangnya, dan dua Minggu juga dirinya belum bertemu nenek yang menolongnya waktu itu. Nisa pernah berkunjung ke rumahnya untuk membawakan makanan hasil masakan nya sendiri namun nenek sedang tidak berada di rumah, penjaga rumahnya mengatakan kalau nenek saat itu sedang ke luar negeri.
Di sore hari Nisa sudah pulang bekerja, ia melihat mobil yang sama saat datang dua Minggu yang lalu, mobil tersebut terparkir di halaman rumahnya. Nisa menarik nafas lalu membuangnya.
"Semoga keputusan yang ku ambil tidak salah," Batin Nisa.
lalu ia memasuki rumah dan melihat ayahnya menyerahkan kunci rumahnya kepada Tuan dan melihat ada beberapa tas pakaian.
"Assalamualaikum," Ucap Nisa memberi salam.
"Waalaikumsalam," Sahut ayahnya. ibunya Nisa memberi tatapan tajam kepadanya.
"Ayah, mau kemana? kenapa tas kita berada di luar semua?" Tanya Nisa.
"Karena saya sudah pemilik rumah ini!" sela nya.
.
.
.
Terima kasih banyak dukungan kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Sakura_Merah
ayo lanjut Nisa
2022-10-12
0
VLav
sedih banget jadi nisa nih 😩
2022-08-22
1
Inru
Aku mampir thor..
2022-07-30
0