Pagi ini Aqila berangkat lebih awal dari kemarin, suasana di parkiran cukup sepi. Aqila melihat sekeliling dia tidak menemukan apa yang ia cari. Ya, motor milik Adhim Aqila mencarinya. Ia langsung memasuki kelas Adhim, dia tau tentang Adhim dari Siska kemarin. Aqila langsung berjalan menuju kelas Adhim yang tidak jauh dari kelasnya, setelah sampai di kelas IPA-2 dia langsung duduk di bangku yang biasanya ditempati Adhim.
'Gini ya rasanya duduk di bangku adhim' kata hatinya.
Seketika datang 3 orang cowok unag mendatangi Aqila.
"Lo anak baru ya? Ngapain di sini?" tanya seorang cowok kepada Aqila.
"Kenalin aku Aqila Anatasya dari kelas IPA-4, panggil aja Qila. Qila ke sini mau ketemu Adhim." Aqila memberikan senyumannya yang manis. "Ini Qila bawa bekal untuk Adhim dimakan ya." Aqila meletakkan tempat makan yang berisi nasi goreng di atas meja, ia langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.
Sesampainya di kelas hanya ada beberapa siswa yang ada di sana, Aqila langsung saja duduk di bangkunya.
"Siska belum datang, apa Qila ke kantin aja ya? Lagi pula Aqila belum sempat sarapan tadi." Aqila berdiri dan berjalan menuju kantin.
"Aqila ...," teriak seseorang. Aqila langsung menoleh ke belakang, ternyata itu Hendrik.
"Lo mau ke kantin ya?"t anya Hendrik.
"Iya," balasnya singkat.
"Kalau gitu bareng aja, gue juga mau ke kantin," ajak Hendrik, Aqila mengangguk saja.
Sesampainya di kantin mereka duduk berdua, suasana kantin pagi ini sepi karena masih banyak siswa yang belum datang.
🍁🍁🍁
"Kita ke kantin yu Dhim," kata Hans salah satu teman Adhim.
Adhim mempunyai 2 orang sahabat yang bernama Hans dan Fatih mereka selalu bersama ke manapun pergi.
"Kalian aja," jawab Adhim malas.
"Mentang-mentang Lo udah dapet sarapan. Lo gak mau pergi ke kantin?" Setelah mendengat perkataan Fatih, Adhim langsung menatap Fatih dengan sinis dan memandang kotak makan yang tadi di berikan Aqila.
Adhim langsung berdiri membawa kotak makan itu, lalu pergi meninggalkan kedua temannya itu.
"Dhim Lo mau ke mana?"t anya Fatih. Adhim tidak menjawab pertanyaan dari Fatih. Mereka langsung berjalan menuju kantin.
"Dhim ... Dhim. Liat tuh pacar lo lagi sama siapa." Kata-kata itu membuat Adhim melihat Aqila dengan tajam.
"Yang sabar ya, Bro." Hans menepuk bahu Adhim.
"Gue gak punya pacar," balas Adhim ketus.
"Udah lah Dhim, lo jangan sungkan cerita sama kita iya gak, Tih."Adhim langsung menduduki bangku yang ada di ujung kantin.
Aqila melihat Adhim dan langsung duduk di hadapannya.
"Aqila, Lo mau ke mana?" tanya Hendrik
"Qila mau nyamperin calon pacar Qila," balas Aqila, ia senyum sendiri.
"Adhim, minta nomor hp," ucap Aqila sambil menyodorkan handphone nya. Adhim tidak merespon bahkan melihatnya pun tidak.
"Adhim, Qila minta nomor hp," ucapnya sekali lagi, nadanya naik beberapa oktaf. Tetapi Adhim masih tidak merespon dan melirik Aqila sedikitpun.
"Qila boleh gabung gak sama kalian di sini?" tanya Aqila ia langsung duduk di hadapan Adhim.
"Apa sih yang gak boleh buat, Qila" kata Hans. Aqila terus melihat Adhim ia tidak menyentuh makanan yang di pesannya tadi.
"Qila, Lo mau makan makanan Lo gak?" tanya Hans memastikan.
"Liat Adhim aja Qila udah kenyang kok," jawab Qila yang dari tadi melihat ke arah Adhim.
"Makanannya buat gue aja ya? Daripada mubajir, kan sayang." Hans langsung mengambil makanan Aqila
"Adhim" panggil Aqila lembut.
"Hmm ...."
"Nasi goreng buatan Qila enak ya?" tanya Aqila dengan penuh percaya diri.
"Gak tau," jawabnya singkat.
"Kok gak tau?" tanya Aqila heran.
"Maaf La, bekel yang Lo kasih ke Adhim udah gue makan." Fatih angkat bicara.
"Iya gak papa, besok Qila bawa makanan lagi untuk Adhim. Adhim harus makan ya." Terasa ada yang menusuk hatinya, tetapi Aqila berusaha tetap tersenyum.
Hendrik yang dari tadi melihat kejadian itu langsung pergi ke kelasnya.
"Ya udah, Qila pergi ke kelas dulu," pamit Aqila kepada Adhim, Hans dan Fatih.
🍁🍁🍁
"Qila pergi ke kantin yu," ajak Siska.
"Gak mau, Qila gak laper," sahut Aqila dengan wajah kusut.
"Lo gak makan juga gak papa, temenin gue ya." Siska menarik tangan Aqila.
"Kita duduk di sana aja yu," kata Siska, Aqila mengangguk pelan.
"Gue boleh duduk di sini gak?" tanya Hendrik yang tiba-tiba datang.
"I— iya boleh," balas Siska gugup.
"Siska kenapa gugup liat Hendrik?" tanya Aqila kepo.
"Gak kok, biasa aja." Seketika pipi Siska memerah.
"Jangan-jangan Siska suka ya sama, Hendrik ya?" kata Aqila menyelidik.
"e— eng— engga," jawabannya kembali gugup.
"Udah jangan bohong sama Qila, Qila tau kok."
"Lo tau dari mana? Gu— gue suka sama Hendrik?" tanya Siska terheran-heran
"Tuh kan bener, Qila tadi cuman bohong supaya Siska jujur sama Qila." Aqila cengengesan.
"Kalian lagi ngomongin apa sih? Kayanya seru banget," tanya Hendrik kepo.
"Kita lagi ngomongin ka—" Belum selesai Aqila bicara Siska menyergahnya.
"Kita lagi ngomongin Karina yang sekelas sama kita, iya gak, La?" Siska langsung memegang pundak Aqila.
"Hah! I— iya," jawabnya gugup.
"Oh ... kirain lagi ngomongin gue," kata Hendrik percaya diri.
"PD banget sih, Lo," ledek Siska.
"Biarin."
"Kita mau ke kelas duluan ya," kata Siska.
"Terus gue di sini sama siapa?"
"Ya kan banyak siswa di sini Lo gabung aja sama mereka, simpel kan?" tukas Siska.
"Lo! Yaudah gue juga mau ke kelas." Aqila, Siska dan Hendrik kembali ke kelas.
Saat Aqila dan Siska sampai di kelas Aqila masih bertanya-tanya tentang Siska suka sama Hendrik.
"Siska Qila boleh nanya gak?" tanya Aqila memastikan.
"Boleh."
"Siska beneran suka sama Hendrik?"
"Kenapa Lo nanya gitu?" tanya Siska sinis.
"Qila mau tau doang, soalnya sikap Siska pas liat Hendrik beda."
"Gue akan kasih tau Lo, tapi Lo gak boleh cerita ke siapapun," tawar Siska.
"Oke, Qila janji."
"Gue sebenarnya udah lama suka sama Hendrik."
"Kenapa Siska suka sama Hendrik?" tanya Aqila kepo.
"Waktu itu dia nyelametin gue dari begal. Dari situ gue udah suka sama Hendrik," jelas Siska.
Seketika bel masuk berbunyi semua siswa kembali masuk ke kelas. Aqila mau tau banyak tentang mereka, tapi tiba-tiba ada guru yang datang sehingga pelajaran pun di mulai.
🍁🍁🍁
Pulang sekolah suasana parkiran ramai, Aqila pulang terlebih dahulu supaya bertemu dengan Adhim. Aqila terus mencari Adhim di parkiran dan ia menemukannya.
"Adhim," panggil Aqila sambil melambaikan tangannya. Adhim melihat Aqila dengan tajam.
"Adhim Aqila boleh gak bareng Adhim?"
"Gak boleh!"
"Adhim tolong Qila kali ini aja, ya."
"Gue gak mau!" jawabnya tegas.
"Adhim kok gitu sih sama Qila?" Aqila memanyunkan bibirnya.
"Terserah gue." Adhim langsung menyalakan motor nya tiba-tiba Aqila naik di motornya.
"Qila ikut sama Adhim ya."
"Turun gak," kata Adhim sinis.
"Qila gak mau Qila mau sama Adhim."
"Turun gak!" Adhim membentak Aqila. Aqila pun turun dari motor Adhim.
"Adhim ..." panggilnya lembut.
"Apa?" tanya Adhim ketus.
"Qila gak ada temen pulang." Aqila menundukkan kepalanya.
"Itu urusan, Lo," kata Adhim dingin.
"Kalau Qila nanti naik angkut, gimana kalau Qila di rampok? Kalau nanti Qila naik ojek, gimana kalau Abang ojeknya bawa Qila ke tempat uang sepi?"
"Lo bisa diem gak?" kata Adhim sambil menutup telinganya dengan tangan.
"Gak bisa, Qila emng gini orangnya gak bisa diem," jelasnya. "Qila boleh ikut sama Adhim ya? Boleh ya? Boleh ya?" Aqila memohon.
"Ya udah, naik cepetan!"
"Beneran?" tanyanya.
"Bener."
"Bener Qila bareng sama Adhim?" kembali memastikan.
"Iya Aqila Anatasya ..." Aqila langsung duduk di belakang Adhim. Adhim melajukan motornya dengan kecepatan normal.
"Adhim engga mau mampir dulu?" tawar Aqila
"Gak."
"Adhim nganter Qila terpaksa ya?"
"Terpaksa banget," jawabnya dingin.
"Maafin Qila ya."
"Hmm ... " Kemudian Adhim langsung melajukan motornya dan pergi meninggalkan Aqila sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Min YoonChan
semangat ya kakk.. aku suka
2020-11-23
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
permisii..
cinta pak bos hadir lagi nih.. 😊
semangat ya kakk💪
2020-11-07
0
Sora 🍃 {Hiatus}
semangat afwa
aku baru mampir nihh 🤣🤣 sekalian nabung episode nya 😆
2020-11-05
0