"Qila." Sambil mengetuk pintu kamar Aqila. Suara itu terdengar pamiliar di telinga Aqila
Saat membuka pintu, Aqila melihat seorang wanita berdiri di depan pintu kamarnya, tentunya lebih tua dari dirinya. Dia adalah ibunya Aqila yang bernama Asti.
"Mamah?" Aqila langsung memeluknya
"Mamah kapan ke sini?" tanya Aqila yang masih berada dalam pelukannya.
"Tadi malam."
"Kok Qila gak tau mamah ke sini?" kata Aqila, air matanya seketika menetes tak bisa menahannya lagi.
"Tadi malam pas mamah ke kamar kamu, kamu udah tidur jadi mamah mau buat surprise buat kamu," kata Asti yang dari tadi
memegang tangan Aqila. "Udah kamu jangan nangis lagi udah besar malu. Kita ke bawah yu, mamah udah masak kesukaan kamu," sambung Asti.
"Mamah duluan aja, nanti Qila nyusul," kata Aqila kembali mengusap air matanya yang dari tadi membasahi pipinya.
"Ya udah cepetan ya semuanya udah nunggu di bawah." Asti berjalan beberapa langkah
"Mah ...," Aqila memanggil
"Iya, Nak?"
"Apa papa datang ke sini juga?"
"Iya," jawab Asti tersenyum.
"Beneran mah? Ya udah nanti Qila ke bawah nya, Mah." Aqila langsung masuk ke kamarnya dan siap siap.
Asti senyum sendiri melihat timah laku anaknya itu. 'Aqila ... Aqila,' katanya di dalam hati.
Pagi ini Aqila sangat bahagia, saking bahagianya dia gak berhenti senyum sendiri.
"Selamat pagi," sapa Aqila kepada semua yang sedang menyiapkan sarapan pagi.
"Pagi Qila," jawab serempak semuanya.
"Hai papa. Qila udah kangen banget sama papa." Aqila memeluknya dengan erat. Papa Aqila bernama Saddam.
"Papa juga kangen banget sama kamu, gimana sekolah baru kamu?" Saddam melepaskan pelukannya dan memegang bahu Aqila.
"Seru banget pah, murid di sana ramah-ramah," jelasnya sedikit tentang SMA Nusantara.
"Syukur kalau gitu. Sekarang kita sarapan dulu, terus nanti papa ajak jalan-jalan sama mamah dan nenek juga." Saddam duduk disebelah anaknya.
"Aqila. Mamah sama papa kamu mau tinggal di sini." kata Asti. Aqila tiba-tiba tersedak.
"Kamu gak papa, kan?" tanya Asti khawatir.
"Beneran, Ma? Qila seneng banget, jadi nenek gak kesepian lagi." Aqila senyum dengan penuh bahagia.
🍁🍁🍁
"Dhim ...," panggil mamahnya.
"Iya mah?" teriak Adhim dari dalam kamar.
"Kita pergi yu," ajak mamahnya.
"Adhim lagi males mah."
"Ayo dong Dhim temenin mamah ya."
'Gue males banget,' keluh Adhim dalam hati, kemudian Adhim membuka pintu kamarnya.
"Emangnya mamah mau ke mana sih?" tanya Adhim kepo.
"Mamah mau ketemu temen mamah, udah lama gak ketemu. Temenin mamah ya," rengek mamah nya.
"Ya udah Adhim siap-siap dulu."
"Mamah tunggu di depan, oke."
"Oke, mamah tunggu di depan." Asti berjalan menuju depan rumahnya.
'Males banget, tapi apalah dayaku." Adhim mendengus dengan keras.
"Adhim cepetan! Nanti telat nih," teriak mamahnya dari luar tidak ada respon dari Adhim. "Adhim ..." Kembali teriak untuk memastikan.
"Iya mah sabar napa."
"Kamu lama banget sih."
"Salah mamah ngajak pergi mendadak jadinya kaya gini," keluh Adhim.
"Ya udah ayo jalan, naik mobil mama aja."
"oke bos."
🍁🍁🍁
Pukul 15.30 mereka pergi jalan-jalan dengan menggunakan mobil milik papa dan mama Aqila.
"Pa, kita pergi jalan ke mana?" tanya Aqila bingung.
"Nanti juga tau."
Dalam perjalanan mereka bercerita dan tertawa bersama. Mereka berhenti di sebuah cafe yang cukup ramai dan mahal.
"Pa kenapa kita ke sini?" tanya Aqila.
"Di sini kan tempatnya bagus dan makanannya juga enak jadi sekaligus kita makan malam. Mama kamu juga mengundang temannya untuk makan di sini," jelasnya.
"Oh ... gitu. Temen mamah namanya siapa, Pah?" tanya Aqila kepo.
"Kalau gak salah namanya Ti ... Papa lupa namanya." Saddam menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tiara pah," sambung Asti.
"Nah itu Tiara." Saddam nyengir. Merekapun masuk ke cafe dan duduk di kursi yang sudah mereka pesan sebelumnya.
🍁🍁🍁
"Kamu ikut masuk ya, Dhim," ajak mamahnya kepada Adhim.
"Mamah aja, Adhim tunggu di sini."
"Kamu mau ngapain di sini coba? Mending ikut mamah ke dalam." Mamahnya membuka pintu mobil dan keluar. "Kamu mau ke dalam atau mamah kunci kamu di dalam?" ancam mamahnya.
"Iya, iya Adhim ikut. Puas?" katanya kesal.
"Puas banget." Mamahnya nyengir, "Ya udah ayok masuk," sambung nya.
🍁🍁🍁
"Ma, temen mamah belum datang juga?"tanya Aqila.
"Nanti juga datang, katanya sih sebentar lagi sampai."
"Qila ke toilet dulu ya mah kebelet nih." Aqila sedikit berlari menuju toilet.
Tak berlangsung lama kemudian datang seorang wanita dan laki-laki menghampiri keluarga Aqila.
"Asti," panggil seseorang.
"Tiara. Gimana kabarnya?" Asti memeluk sahabatnya itu.
"Alhamdulillah baik."
"Kenalin ini suami gue dan ini ibu gue. Ini siapa, Ra?"
"Salam kenal. Ini anak gue." Tiara langsung melirik Adhim. "Perkenalkan diri kamu," bisik Tiara.
"Hah! Hai Tante nama saya Adhim," sambil mengulurkan tangannya.
"Kalau gitu silakan duduk Tiara, nak Adhim."
"Iya terima kasih Tante," kata Adhim sambil duduk.
"Mamah." Aqila menepuk bahu Asti mamahnya.
"Eh Aqila, ini temen mama." Jarinya menunjuk ke arah Tiara.
"Hallo Tante Tiara, kenalin aku Aqila Anatasya."
"Ra, ini anak gue."
"Wah anak lo udah gede aja ya, Ti" mereka berdua tertawa.
Ketika duduk Aqila melihat cowok sedang meminum minumannya. 'Ada Adhim juga? Jadi Adhim anaknya Tante Tiara?' Sontak membuat Aqila terkejut.
"Aqila kamu sekolah di mana, Nak?"btanya Tiara.
"Aku sekolah di SMA Nusantara kelas X-IPA 4, Tante," jelasnya singkat.
"Kalau gitu sama dong sama Adhim, dia juga sekolah di sana," cerita Tiara. "Kamu kenal sama Adhim?" sambung Tiara.
"Kenal kok Tante, kenal banget malah." Aqila nyengir. Adhim menatapnya tajam.
"Bagus kalau gitu, jadi kita gak perlu susah untuk jodohin kalian," kata Tiara.
Mendengar kata-kata Tiara, Aqila dan Adhim melongo.
"Kamu sampai gitu amat santai kali Dhim, mamah cuman bercanda iya gak, Ti?" merekapun tertawa tapi tidak dengan Aqila dan Adhim. Aqila terus melihat ke arah Adhim yang tidak bereaksi apa-apa. Adhim langsung pergi meninggalkan meja itu.
"Dhim, kamu mau ke mana?" tanya Tiara.
"Pindah meja," jawabnya singkat.
"Maaf ya, sikap Adhim memang gitu," kata Tiara kepada semuanya.
hening....
"Mah, Qila mau ke sana dulu ya." Aqila berdiri dan menghampiri Adhim yang duduk di ujung.
"Adhim ..." panggil Aqila. Adhim tidak melirik sedikitpun. Aqila pun duduk di hadapan Adhim.
"Maafin Qila." Suaranya terdengar berat.
"Kenapa Lo bilang, kalau Lo kenal sama gue?" tanyanya dingin.
"Qila cuman ngomong sejujurnya, Qila gak mau bohong, Qila juga gak tau kalau Adhim bakal marah sama Qila. Tapi Qila seneng Adhim ada di sini, jadi Qila ada te ..." jelas Aqila.
"Udah ngomongnya?"
"Belum," jawabnya lembut.
"Gue gak mau denger Lo ngomong lagi ngerti?"
"Ta—tapi Adhim Qila mau nge—"
"Lo budeg gak? Gue bilang Lo berhenti ngomong!" bentak Adhim. Aqila menundukkan kepalanya dan seketika air mata menetes tapi dia langsung menghapusnya karena gak mau Adhim tau.
"Maafin atas kesalahan Qila tadi. Qila mau balik ke mamah." Aqila berdiri dan berjalan dengan menundukkan kepalanya.
"Aqila kamu dari mana?"tanya Asti.
"Si sana mah."
"Ya udah kamu makan dulu."
"Qila gak laper mah, Qila mau pualng aja."
"Ya udah kita pulang." Asti berpamitan kepada Tiara. "Ra, gue mau pulang dulu ya."
"Kita pulang bareng aja kan rumah Lo dan rumah gue hampir searah jadi bareng aja," saran Tiara.
"oke." Asti mengangguk.
"Aqila kamu liat Adhim gak?" tanya Tiara
"A—Adhim lagi duduk di ujung sana, Tante," kata Aqila sambil menunjuk ke arah ujung cafe.
Mereka semua berjalan keluar dari cafe dan pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Aqila langsung pergi ke kamar dan tidur tengkurap di kasur.
"Kenapa Adhim bersikap gitu ke Qila? Salah Qila apa? Qila udah minta maaf tadi," bisik Aqila, air matanya tidak bisa di tahan lagi.
"Tapi Qila harus kuat, Qila gak boleh nyerah sampai sini. Qila akan buktiin ke Siska kalau Qila bisa," sambungnya tak berapa lama Aqila tertidur lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
𝙘𝙞𝙖𝙡𝙚𝙤𝙡𝙮𝙮
udah tamat aja thor pdhl baru baca wkwk, semangat thor <3
2021-03-30
1
Firdaus
halo thor sesuai janjiku aku mampir lagi ini uda like juga di novel author
2020-11-08
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
mampir.. mampir..
2020-11-07
0