Kisah Cinta ADALA (Adhim Dan Aqila) TAMAT
Aqila adalah murid baru di sekolah SMA Nusantara dia pindahan dari SMA Dharma. Sekolah barunya bisa di bilang sekolah terfavorit di kalangan masyarakat sekitar. Dia pindah karena permintaan dari ibunya alasannya sih nemenin nenek yang tinggal sendirian.
Setelah sampai di parkiran sekolah Aqila terus melihat sekeliling dan melihat takjub,sekolahnya besar banget gumam Aqila. Tapi tiba-tiba ... bruuk ... Aqila tersungkur dan tangannya terluka
"Aaww ..., " kata Aqila sambil berdiri dan memegang tangan yang sakitnya.
Aqila tidak tau siapa yang menabrak dia, motor itu berhenti tak jauh dari Aqila berdiri. Dia melihat seorang cowok dengan wajah tampan dan membenarkan rambutnya yang berantakan dengan tangan.
"Minta maaf"
Kata ini cuman khayalan semata, laki-laki itu tidak menghiraukan Aqila dan berjalan masuk ke sekolah itu.
"Dimana sih tempat ruang kepala sekolah?" gumam Aqila sambil mencari-cari ruang yang ingin ditujunya itu. 'Apa Qila tanya sama murid yang di sana aja ya?' tanya Aqila dalam hatinya, ia pun menghampiri siswa yang di maksud.
"Maaf, ruang kepala sekolah di mana ya?" tanya Aqila.
"Kamu anak baru ya di sini?" tanyanya kepada Aqila.
"I— iya," jawabnya gugup.
"Pantes. Seragam Lo aja beda sama kita. Oh ya, kenalin nama gue Hendrik dan ini temen-temen gue." Cowo itu mengulurkan tangannya.
"Nama gue Aqila." Menjabat tangan Hendrik.
"Lo tadi nanya ruang kepala sekolah ya? Gue anter yu." Hendrik memegang tangan Aqila dan langsung menariknya, membuat Aqila terkejut.
"Hendrik tangan Qila sakit," rengek Aqila.
"Tangan Lo kenapa?" tanya Hendrik mulai khawatir.
"Gak papa," balas Aqila berbohong.
"Kalau gitu nanti gue anter lo ke ruang kesehatan ya, takutnya infeksi." Aqila mengangguk saja.
"Nah ini ruangannya kamu tinggal masuk aja"
"Thanks ya." Aqila langsung masuk.
"Aqila silakan duduk," kata kepala sekolah. "Perkenalkan saya temen ibu kamu nama saya Fahri, katanya kamu pindah ke sini"
'*P*antes mama mau aku pindah ke sini,' katanya dalam hati.
"Ya udah kita ke kelas kamu, mari saya antar."
"Iya pak." Mereka mulai berjalan tetapi di depan pintu sudah ada Hendrik.
"Biar saya yang antar, Pak," kata Hendrik.
"Ya sudah antar dia ke kelas IPA-4 ya."
"Baik, Pak." Merekapun berjalan menuju ruang kesehatan karena takut tangan Aqila infeksi.
"Lo tunggu di sini gue mau ngambil kotak obat dulu." Aqila mengangguk. Setelah selesai mengobati tangan Aqila mereka langsung ke kelas Aqila yang berada tidak jauh dari ruang kesehatan. Beberapa kelas mereka lewati dan menemukan kelas Aqila.
"Ini kelas Lo, lo masuk aja," katanya kepada Aqila.
"Thanks ya Hendrik."
"Kalau mau nyari gue, kelas gue di atas." Hendrik kemudian berlalu meninggalkan Aqila.
"I— iya." Aqila pun masuk dan disapa oleh guru
"Kamu anak baru, kan? Saya Bu Kinar, silakan perkenalkan diri kamu dihadapan temen baru kamu."
"Baik, Bu terima kasih." Aqila pun melangkah ke depan. "Hai temen-temen perkenalkan nama saya Aqila Anatasya, panggil aja Qila. Saya pindahan dari SMA Dharma." Aqila memberikan senyum ramah.
"Ada yang mau nanya gak kepada Aqila?" tanya guru kepada murid-muridnya.
Seketika hening dan ada yang mengacungkan tangannya.
"Aqila hatinya udah ada yang ngisi belum?" tanya seorang cowok.
"Huuuhhh," sorak semua murid.
"Astagfirullah, di maklumi aja ya Aqila. Silakan duduk di mana aja yang kosong," kata Bu Kinar.
Lalu Aqila pun duduk dan Bu Kinar langsung melanjutkan pelajarannya.
Bel istirahat pun berbunyi sontak membuat semua siswa kegirangan.
"Hai nama gue Siska." Dia mengulurkan tangannya dan Aqila menerimanya.
"Iya salam kenal ya," kata Aqila, merekapun mengobrol lebih jauh tentang dirinya masing-masing.
"Kita ke kantin aja yu," ajak Siska, Aqila mengangguk saja.
Mereka duduk di bangku ujung kantin. Tiba-tiba seorang cewek datang menghampiri seorang cowok yang Aqila pamiliar dengan cowok itu.
"Hai ganteng, gue bawa coklat khusus buat lo." Cewek itu memberikan senyum manisnya,
cowo itu tidak merespon sedikit pun tapi seketika dia menolehnya.
"Gue gak mau," jawabnya sinis.
"Loh kok gak mau? Gue beli ini khusus untuk lo tau." Sambil menyodorkan coklatnya.
"Gue bilang gue gak mau, jangan maksa bisa gak sih!" katanya tegas, seketika semua yang berada di kantin menoleh kepada keduanya.
"Sis, siapa cowok itu?" tanya Aqila.
"Dia Adhim cowok paling keren di sekolah ini tapi berhati es dan cewek itu berusaha ngedapetin hatinya Adhim tapi sia-sia aja," jelasnya.
"Qila terasa pamiliar dengan cowok itu." Aqila mulai berpikir.
"Lo, pernah ketemu dia?" tanya Siska.
"Oh ... iya Qila tahu, dia yang tadi hampir nabrak Qila di parkiran," jelasnya.
"Lo di tabrak sama tu orang?"
"Dia gak sengaja kali Sis, tpi kalau di lihat, Adhim itu ganteng ya."
"Jangan Lo biang Lo mau ngedeketin dia?" Tatapannya mulai sinis.
"Iya Qila mau deketin Adhim."
"Lo jangan sekali kali deketin dia, gue gak mau lo sakit hati, Qil." Siska mulai khawatir.
"Gak papa Sis, Qila akan berusaha ngeluluhin hatinya Adhim."
"Gue udah ngingetin Lo ya."
"Iya, Qila ngambil resikonya."
🍁🍁🍁
Bel pulang berbunyi membuat semua kelas heboh. Sebagian siswa sudah memasuki lapangan parkir.
"Qila, Lo gak pulang?" tanya Siska.
"Qila sebentar lagi pulang kok." Aqila kembali menoleh melihat Adhim yang berada di luar.
"Lo gue tinggal nih," ancam Siska.
"Eh jangan nanti kalau Siska pulang, Qila sama siapa pulangnya?" Aqila langsung berdiri dan berjalan ke luar. Di depan pintu sudah ada yang berdiri Aqila sempat mengenalnya. Ya itu Hendrik yang tadi nganterin dan ngobatin dia di ruang kesehatan.
"Hendrik Lo ngapain di sini?" tanya Siska.
"Gue mauuu—," kata-katanya menggantung dan langsung menarik tangan Aqila sontak membuat Aqila terkuejut.
"Eh Hendrik mau bawa Qila kemana?" Aqila manghentikan Hendrik.
"Pulang sama gue ya?" ajak Hendrik dengan penuh harapan. Saat Hendrik melihat Aqila pertama kali, dia udah suka sama Aqila.
"Gak bisa Qila pulang sama, Adhim," jawabnya lembut.
"Adhim? Cowok yang sok ganteng itu?" kata Hendrik kesal.
"Emang Adhim ganteng kan?" jawabnya polos
seketika Adhim melihat mereka dan melewatinya.
"Adhim tunggu Qila," teriak Aqila. Adhim tidak menoleh kepada Aqila. "Adhim ... tunggu Qila," sambung nya sambil teriak, seketika Adhim menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Aqila.
"Lo bisa gak, gak teriak-teriak? Kuping gue bisa bedeg tau gak sih!" kata Adhim sinis.
"Ya maaf, Qila gak tau," balasnya lembut,
Adhim langsung pergi begitu saja meninggalkan Aqila sendirian.
"Qila harus kuat gak boleh nyerah," katanya sendiri. Aqila langsung berlari menuju parkiran dan mencari sosok yang membuatnya selalu ingin mendekatinya. Aqila menemukan Adhim sedang menghidupkan motornya dan langsung menghampirinya.
"Adhim Qila mau ikut pulang boleh gak?" tanya Aqila kepada Adhim.
"Lo bisa kan naik angkut atau ojek," katanya ketus.
"Qila gak mau, Qila maunya sama Adhim," rengek Aqila.
Adhim langsung melajukan motornya keluar dari parkiran.
"Aqila ..." teriak dari belakang sehingga Aqila menolehnya. "Lo kenapa?"
"Qila gak papa kok," jawab Aqila, ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya.
"Lo jangan bohong sama gue. Gue emang baru sehari ketemu Lo, tapi mata Lo gak bisa bohongin gue, La," jelas Siska khawatir.
"Qila gak papa kok, Sis." Aqila memberikan senyuman manisnya.
"Ya udah, kita pulang aja yu," ajak Siska sambil memegang pergelangan Aqila.
"Qila pulang sendiri aja," jawabnya berat.
"Lo searah kan rumahnya sama gue? Ya udah ayo." Siska menarik tangan Aqila
"i—iya," jawabnya gugup.
Hendrik melihat kejadian tadi di parkiran, ia langsung melajukan motornya keluar dari sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
₵ⱨɽł₴ ø₭₮₳vł₳
mampir dong ke novel aku.
cewek culun berubah menjadi cewek cantik.
2021-02-10
0
Merpati Putih
Follback kak mau nanya sesuatu
2021-01-27
0
_Elfyeyesy
kak aku mampir.
jangan lupa folback ya
2021-01-24
1