Pengkhianat Sekte Bulu Abadi

Semua orang berkumpul di sebuah aula besar tempat pertemuan besar yang dapat menampung lebih dari sepuluh ribu orang, mereka semua menggunakan pakaian yang dominan berwarna putih.

Mereka saling berbisik satu sama lain dan saling menebak bahaya apa sebenarnya terjadi hingga mengumpulkan semua murid, bahkan para murid yang sedang menjalankan misi sekte.

Tampak dua orang lelaki dan satu wanita berjalan beriringan memasuki ruangan tersebut dari pintu yang langsung mengarah ke tempat utama dari ruang aula tersebut, tempat yang agak tinggi daripada murid-murid yang sudah berkumpul sejak tadi.

Mereka adalah tetua di 'Sekte Bulu Abadi'. Tempat berkumpulnya para kultivator hebat di Kekaisaran Tengah tersebut.

"Diam"

Ucap tetua wanita tegas, ia bernama Su Yan, tetua keempat di Sekte Bulu Abadi.

Tidak ada yang mengetahui berapa usianya saat ini, wajahnya tidak pernah berubah dan tak ada kerutan ataupun tanda penuaan lainnya, tetap cantik seperti gadis dua puluhan.

Semuanya langsung terdiam, pandangan mereka fokus ke tempat utama aula dimana disana sudah berdiri tiga orang tetua sekte.

"Kalian semua dikumpulkan disini untuk melakukan sebuah misi menangkap pengkhianat sekte"

Yang berbicara adalah tetua ketiga Sekte Bulu Abadi bernama Chang Hao.

Laki-laki dengan rambut hitam panjang sepinggang yang diikat dan selalu menggunakan baju yang dominannya berwarna hijau.

Mereka semua terkejut mendengarnya, pengkhianat? Siapa yang berani berkhianat pada sekte terbesar dan terkuat di Kekaisaran Tengah.

"Pengkhianat itu mencuri teknik '9 Perputaran Langit dan Bumi'."

"Hah? Bukankah itu teknik rahasia sekte kita?"

"Bagaimana bisa pengkhianat itu mencurinya?"

"Bukankah teknik itu berada langsung di kediaman ketua sekte?"

"Guru, siapakah pengkhianat itu?"

Orang yang bertanya adalah Tian Zhu, laki yang berkelahi dengan Zhi Xi di terowongan.

Dia merupakan murid dari tetua ketiga–Chang Hao, dan juga merupakan junior Lian Li sehingga Lian Li memanggilnya saudara.

"Tetua pertama Zhu Yiwen"

Tetua ketiga menggeram saat mengatakan nama tetua pertama, tetua pertama adalah sosok yang lemah lembut berdasarkan kepribadiannya itu ia tidak menyangka Zhu Yiwen akan berkhianat pada sekte.

Atau apakah aku yang tidak tau ******kepribadianmu******?

Tetua ketigw menghela nafas berat namun matanya malah menajam, tangan kiri dikepalkan dibalik punggungnya tangan kanan didepan perutnya, sikap penuh wibawa mencoba membunyikan rasa amarahnya.

Tetua kelima–Luo Han menepuk pundak Chang Hao, mencoba mengingatkan bahwa saat ini bukan waktunya untuk marah.

"Kalian semua buru pengkhianat itu., baik hidup ataupun mati"

Berdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, menatap pemuda yang tak jauh dari hadapannya sedangkan yang ditatap hanya diam, pemuda itu tidak lain adalah Zhi Xi murid dari tetua pertama Zhu Yiwen.

"Kau..datanglah ke ruanganku"

Ucapan perintah tetua ketiga–Chang Hao mengakhiri pertemuan besar itu. Ia mengibaskan lengan baju kanannya lalu berbalik meninggalkan aula bersama tetua keempat Su Yan dan tetua kelima Luo Han.

Entah sudah berapa lama Amanda berkeliaran tak jelas di desa yang cukup ramai itu, dia akhirnya memilih duduk di depan sebuah bangunan yang sepertinya adalah sebuah toko. Oh jangan lupakan wajah lelah dan pucat yang seperti orang sakit membuat siapa pun yang melihatnya merasa iba.

Ia belum sempat makan dari semenjak tiba di dunia antah berantah ini, bagaimana mungkin ia harus memakan daging seringala, harimau dan buaya. Walaupun tidak suka pilih-pilih makanan tapi ia masih manusia normal.

Yang benar ******saja******!

"Ya dewa...kenapa harus jaman kuno? disini tidak ada internet, barang elektronik, tidak ada seblak, tidak ada rendang, tidak ada...pak dosen"

Amanda terus saja bermonolog tapi hanya berupa gumaman, semakin mendukung situasinya yang seperti seorang terlantar dan gila.

Trak...

Amanda menegakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk, dilihatnya beberapa koin perak di samping tempat ia duduk.

Ha? Apa ini? Kalian pikir aku pengemis?

Konyol! Eh tapi saat ini aku memang membutuhkannya.

"Ah sudahlah akan kuambil saja, sepertinya cukup untuk satu set pakaian"

Amanda memungut koin perak itu lalu bangkit untuk mencari toko pakaian.

Ya ampun...aku sekarang berlaku seperti seorang pengemis, huhu..mama papa anakmu sekarang seorang pengemis.. Huhuhu...

Jerit Amanda dalam hati.

Sampailah Amanda di sebuah toko yang cukup sederhana, Amanda akhirnya berkeliling untuk melihat-lihat pakaian.

Ya dewa..semuanya baju gamis? Hah yang benar ******saja******!

Tidak ada pilihan lain Amanda mengambil pakaian berwarna ungu yang ia sebut gamis padahal jelas jelas itu adalah hanfu.

"Paman aku ingin pakaian ini, berapa hargarnya?"

"Itu satu koin emas"

"Ha? Kenapa mahal sekali? Bahannya juga biasa saja!"

Protes Amanda berkacak pinggang.

"Kalau tidak punya uang tidak usah membelinya nona, itu adalah harga promo kalau harga normlanya lebih mahal lagi"

1 koin emas yah? Tapi aku hanya punya 5 koin perak, selisih ini terlalu besar. Apa aku bawa kabur saja? Hmmm..tidak ada cara lain.

"Baiklah paman, eh eh paman lihatlah orang disana memanggil sedari tadi, tidakkah kau mendengarnya?"

Amanda menunjuk nunjuk ke arah tempat ia mengambil pakaian yang akan ia curi, sejurus kemudian Amanda berlari sekencang-kencangnya meninggalkan toko itu sebelum paman penjual baju menyadarinya.

Amanda mencari tempat untuk bersembunyi dan pilihan akhirnya jatuh ke arah sumur tua, walaupun enggan ia tetap memaksakan diri melompat masuk.

Buggggh...

"Aduuuh..pinggangku!"

Amanda mengusap-ngusap pinggangnya yang terjun terlebih dulu mengenai tanah di sumur kering itu, sedangkan kaki dan tangannya tersangkut di tanaman akar liar yang ada di sekitar dinding sumur.

"Aw aw aw....tanganku yang malang"

Amanda bersedih melihat tangannya yang terluka, tanpa ia sadari darahnya mengenai cincin yang ia pakai menyebabkan cincin itu bersinar redup kemudian kembali normal seperti cincin pada umumnya.

Cukup lama ia berdiam diri didalam sumur takut-takut kalau keluar malah bertemu dengan paman penjual baju yang pakaiannya ia curi, mengingatnya membuat ia tersenyum geli, bukan hanya menjadi pengemis tapi juga menjadi pencuri.

Sepertinya sudah waktunya aku ******keluar******!

Amanda mencoba menaiki tanaman akar yang ada di dinding sumur sebagai pijakan untuk keluar dari dalam sumur tua, tapi yang mengejutkan tanaman itu malah bergerak melilit di tubuhnya dan membawanya naik dari dalamnya sumur.

"Aaa.. T****olong aku! Tolong! Tanaman rambat yang baik tolong jangan bunuh ****aku****!"

Amanda berteriak histeris.

"Walaupun aku tidak suka tinggal di dunia antah berantah ini tapi aku juga tidak ingin mati begitu saja huhuhu.."

Sambungnya lagi sambil menangis bombay yang membuat wajahnya seperti mayat hidup serta penampilan yang urak-urakan, sangat..sangat..mendukung.

Tangisnya berakhir saat ia sudah keluar dari sumur dan tanaman akar tadi juga sudah kembali masuk kembali kedalam sumur.

Baru saja bisa bernafas lega gadis dari masa depan itu kembali tersentak kaget saat ada yang memegang bahunya, dengan spontan amanda berbalik dan memberikan tinjuan pada orang yang membuatnya kaget.

Paak...

Tinjuan Amanda ditahan dengan sangat mudahnya membuat Amanda ketakutan setengah mati, ia kira orang itu si paman penjual pakaian ternyata bukan.

Inikah ******orangnya******?

Orang yang menggunakan caping dilengkapi dengan kain yang menghalangi orang lain untuk melihat wajahnya itu terdiam, menelisik Amanda dari atas sampai bawah tanpa Amanada sadari.

Sedangkan Amanda malah semakin menangis bombay tidak peduli dengan ingusnya yang mungkin sudah seperti air mancur, yang ia pedulikan sekarang adalah tangannya yang terluka malah makin terasa sakit dan perih akibat genggaman orang didepannya ini.

"Aduh aduh lepaskan tanganku, aduuhh..."

Orang itu melepaskan tangannya dari menggenggam tinju Amanda. Amanda meniup-niup luka di tangannya yang semakin mengeluarkan banyak darah dan lukanya itu semakin melebar, pandangan orang itu tertuju pada cincin perak dengan beberapa taburan berlian ungu.

Dilemparkannya sebuah botol giok ke arah gadis yang masih senantiasa menangis, sadar ada sesuatu yang melayang kearahnya dengan sigap ia menangkapnya, ditatapnya orang yang ada didepannya kini.

"Makanlah obat itu agar lukamu sembuh"

Aku kira orang ini laki-laki, cengkaramannya sangat kuat.

Dan tanpa rasa curiga sedikit pun Amanda memakan pil obat dari botol giok kecil itu.

"Tunggulah beberapa jam dan lukamu akan sembuh"

Ucapnya lagi.

"Secepat itukah?"

Amanda bertanya dengan suara yang kecil tidak seperti biasanya.

"Iya"

"Kalau begitu terima kasih..hmm..siapa..?"

"Panggil saja aku jiejie"

"Oh ah iya jie..jie.. Tapi kamu bukan kakakku"

"Sekarang iya"

"Ha?"

Mengerutkan dahinya bingung dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Pil obat yang kamu pakai seharga satu keping emas setiap butirnya, sebagai bayaran kau harus menjadi adikku"

Orang ini sangat mencurigakan.

Batin Amanda.

"Tapi..kamu yang memberikannya"

Protes Amanda.

"Lalu kenapa tidak menolaknya?"

Iya juga sih, kenapa aku tidak menolaknya tadi? Jadi aku yang salah gitu? Haiiihh...jelas-jelas orang ini yang terlalu perhitungan.

"Baiklah"

Ucap Amanda pasrah.

"Mulai sekarang ingat panggil aku jiejie"

Ucap orang itu langsung berjalan tanpa menunggu Amanda membuka suara.

Amanda mengekorinya dengan patuh, Oh jangan lupakan pakaian curiannya yang ia tadahkan di pundaknya.

Mereka kemudian berjalan masuk kedalam hutan, semakin dalam semakin sunyi dan gelap karena cahaya matahari terhalang rimbunnya pepohonan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...****************...

......................

^^^Majalengka, 17 Agustus 2021^^^

^^^Ttd. Author^^^

Hallo👋

Mau curhat nih kalau aku tuh bosen di rumah terus😢.

Sebagai generasi muda Indonesia mari kita bangkit dan terus berkembang, berkarya demi negara tercinta kita Indonesia.

Selamat Hari Kemerdekaan ke-76 RI

Indonesia Tangguh

Indonesia Tumbuh

Terpopuler

Comments

ANAA K

ANAA K

Suka deh sama jalan ceritanya👍🏾

2021-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Syuting Film Kolosal?
2 Penampilan Nona Sangat Mengganggu
3 Tidak Lebih Baik Daripada Zhi Xi
4 Pengkhianat Sekte Bulu Abadi
5 Rumah dan Kakak yang Galak
6 Tangga Aneh, Bolak Balik
7 Phoenix Api yang Jail
8 Pria Bermata Merah
9 Pelatihan Zhu Xia Sebelum Pergi
10 Keluar untuk Masuk Sekte Bulu Abadi
11 Penginapan, Dasar Pria Hijau yang Pelit
12 Bertemu dengan Adik Seperguruan Zhi Xi dan Putri Kekaisaran yang Angkuh
13 Warna Hitam, Bakat Langit Tingkat Tinggi
14 Menyia-nyiakan Bakat
15 Menjadi Murid Tidak Resmi Kelompok Bumi
16 Terlihat Seperti Putri Tidur dan Dewi Kecantikan
17 Ini Semua Takdir, dan Bukan Tanpa Alasan
18 Zhu Xia Terluka Parah
19 Salah Paham dan Marah Pada Zhi Xi
20 Salah Paham yang Manis
21 Kabur dari Zhi Xi
22 Belajar Teknik Pedang Duniawi
23 Bertemu Untuk Kedua Kalinya dengan Putri Kekaisaran
24 Dendam Yang Tidak Berdasar
25 Zhu Xia Terluka Parah Lagi dan Lebih Juga Parah
26 Bukan Mantra Tapi An Xiu Ming
27 Pengumuman
28 Turnamen Murid Tidak Resmi I (1)
29 Turnamen Murid Tidak Resmi I (2)
30 Turnamen Murid Tidak Resmi I (3)
31 Turnamen Murid Tidak Resmi I (4)
32 Bersama Ling Qin Shan
33 Turnamen Murid Tidak Resmi II (1)
34 Tidak Sengaja Menendang Burung Dua Telur:v
35 Keluar Sebagai Pemenang
36 Mungkinkah Dia si Bakat Langka?
37 Masih Pertandingan Ketiga
38 Zhi Xi Tidak Bisa Mengendalikan Diri
39 Rumor Yang Mulai Menyebar
40 Mulai Mendekatinya..
41 Zhi Xi Berpikir Yang Tidak Tidak :v
42 Zhi Xi Berpikir Yang Tidak Tidak :v
43 Pengumuman
44 Info Update
45 Pemuda Kura-Kura
46 Prihal Pilar Peringkat
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Syuting Film Kolosal?
2
Penampilan Nona Sangat Mengganggu
3
Tidak Lebih Baik Daripada Zhi Xi
4
Pengkhianat Sekte Bulu Abadi
5
Rumah dan Kakak yang Galak
6
Tangga Aneh, Bolak Balik
7
Phoenix Api yang Jail
8
Pria Bermata Merah
9
Pelatihan Zhu Xia Sebelum Pergi
10
Keluar untuk Masuk Sekte Bulu Abadi
11
Penginapan, Dasar Pria Hijau yang Pelit
12
Bertemu dengan Adik Seperguruan Zhi Xi dan Putri Kekaisaran yang Angkuh
13
Warna Hitam, Bakat Langit Tingkat Tinggi
14
Menyia-nyiakan Bakat
15
Menjadi Murid Tidak Resmi Kelompok Bumi
16
Terlihat Seperti Putri Tidur dan Dewi Kecantikan
17
Ini Semua Takdir, dan Bukan Tanpa Alasan
18
Zhu Xia Terluka Parah
19
Salah Paham dan Marah Pada Zhi Xi
20
Salah Paham yang Manis
21
Kabur dari Zhi Xi
22
Belajar Teknik Pedang Duniawi
23
Bertemu Untuk Kedua Kalinya dengan Putri Kekaisaran
24
Dendam Yang Tidak Berdasar
25
Zhu Xia Terluka Parah Lagi dan Lebih Juga Parah
26
Bukan Mantra Tapi An Xiu Ming
27
Pengumuman
28
Turnamen Murid Tidak Resmi I (1)
29
Turnamen Murid Tidak Resmi I (2)
30
Turnamen Murid Tidak Resmi I (3)
31
Turnamen Murid Tidak Resmi I (4)
32
Bersama Ling Qin Shan
33
Turnamen Murid Tidak Resmi II (1)
34
Tidak Sengaja Menendang Burung Dua Telur:v
35
Keluar Sebagai Pemenang
36
Mungkinkah Dia si Bakat Langka?
37
Masih Pertandingan Ketiga
38
Zhi Xi Tidak Bisa Mengendalikan Diri
39
Rumor Yang Mulai Menyebar
40
Mulai Mendekatinya..
41
Zhi Xi Berpikir Yang Tidak Tidak :v
42
Zhi Xi Berpikir Yang Tidak Tidak :v
43
Pengumuman
44
Info Update
45
Pemuda Kura-Kura
46
Prihal Pilar Peringkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!