Amanda yang tidak memperhatikan orang yang menatapnya, ia malah bertanya pada Zhi Xi.
"Zhi Xi, siapa nama aslimu? Aku merasa tidak nyaman kalau memanggilmu dengan nama palsu. Oh ya dimana sutradara kalian? Aku ingin protes karena telah menyuruh kalian melakukan akting yang sangat sangat tidak berperasaan ini. Lihatlah lengan, kaki dan wajah kalian penuh luka dan darah. Aku jadi takut melihatnya dan juga tidak tega, benar-benar tidak berprikemanusiaan"
Amanda bertanya dan terus berbicara tanpa membiarkan mereka menjawab.
Mereka semua melongo melihatnya, antara tidak mengerti dan juga merasa aneh dengan wanita yang memang terlihat tidak sopan ini. Pantas saja Tian Zhu tertarik dengan wanita ini, bagian atasnya jelas tidak seperti wanita lain yang rata.
Benar-benar berisi.
Ya ampun apa yang aku pikirkan? Guru Zhou Xu maafkan kami yang tidak bisa untuk tidak melihat ini. Tetua Tiga jangan berikan hukuman yang berat **bagi** kami.
Mereka semua membatin melihat Amanda yang tubuhnya tercetak karena memakai pakaian dengan ukuran pas dibadannya.
Zhi Xi yang seakan mengerti dengan maksud dari tatapan serta perkataan yang tidak dilanjutkan temannya itu langsung mengeluarkan jubah dari cincin penyimpanan yang ia pakai di jari tangan kiri, menyodorkan kehadapan Amanda tanpa berkata-kata.
"Apa ini? Aku sedang bertanya pada kalian, kenapa kamu malah mengeluarkan pakaian putih itu?"
Mendongakkan kepala melihat wajah Zhi Xi yang datar dan dingin tanpa ekspresi.
"Dan juga.. darimana kamu mendapatkan baju itu? Aku tidak melihatmu membawa tas atau semacamnya"
Tanya Amanda dengan jari telunjuk mengetuk-ngetuk dagunya masih menatap Zhi Xi.
Wajah Amanda terlihat bodoh di mata mereka yang ada disana.
"Nona, temanku ini memintamu untuk memakainya. Penampilan nona sangat..ekhem..mengganggu"
Amanda melotot diabuatnya.
What? Mengganggu? Memangnya aku ini hama?
"Mengganggu bangaimana?"
Tanya Amanda kesal melipat kedua tangannya di dadanya, yang membuat dua gunung itu semakin tercetak jelas.
Secepat kilat Zhi Xi memakaikan jubah yang ia keluarkan tadi ke tubuh Amanda sebelum teman-temannya berdosa karena menatap tubuh Amanda.
"Kau ini..disini sangat gerah"
Amanda hendak melepaskan jubahnya namun ditahan oleh Zhi Xi.
Tatapannya seakan berkata 'pakai atau kubunuh,' Amanda dibuat takut melihatnya.
"Baiklah baiklah aku pakai"
Menampilkan wajah kesal.
Melihat Amanda yang menurut membuatnya mengangguk-anggukan kepalanya.
Setelahnya Zhi Xi berjalan keluar terowongan diikuti yang lainnya termasuk Amanda. Udara dalam terowongan sangatlah panas, tak sabar untuk menghirup udara segar Amanda berlari mendahului Zhi Xi dan kelompoknya. Saat benar-benar berhasil keluar Amanda malah dibuat kaget.
Wait wait wait. Ini dimana? Kok berubah drastis gini? Kenapa jadi hutan?
Amanda menatap curiga ke arah Zhi Xi dan yang lainnya.
"Zhi Xi. Can you explain what happened to the environment around this tunnel?"
[ Zhi Xi. Bisakah kamu jelaskan apa yang terjadi dengan lingkungan di sekitar terowongan ini? ]
Zhi Xi hanya memasang ekspresi datar.
"Do you know what I'm saying?"
[ Kamu ngerti gak aku ngomong apa? ]
Wajah Zhi Xi masih saja datar namun tidak dengan yang lainnya, jelas mereka sedang merasa bingung.
"Kalian ngerti tadi aku ngomong apa?"
Amanda bertanya untuk membuktikan dugaannya atas perubahan yang ada di tempatnya berpijak.
"Nona.. Tadi memangnya bicara apa?"
Tanya salah seorang dari mereka.
"Kalian tidak pernah mendengar ada orang lain yang berbicara seperti aku tadi?"
Tanyanya lagi.
"Tidak pernah nona"
Ini gak mungkin kan, seorang aktor kayak mereka yang sering main film gak pernah denger Bahasa Inggris. Padahal ini China loh..
Amanda mengerutkan dahinya, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dahinya pelan, namanya juga lagi berpikir keras.
Bukannya jadi aktor juga gak boleh terlalu bodoh kayak gini? *Ma**sa belum pernah denger* **sih**? Atau jangan-jangan....
Mata Amanda membulat, iamenatap Zhi Xi dengan tatapan sulit diartikan.
"Zhi Xi, tahun berapa masehi saat ini?"
Pertanyaan konyol, ya ampun.
"Hmm..masehi? Apa itu masehi?"
Tiba-tiba tenggorokannya terasa kering, nafasnya tidak stabil dan mata yang mulai berair.
Habis sudah....aku benar-benar ada di jaman kuno, di negara orang lain lagi.
Amanda tertunduk menangis sesenggukan masa bodo dengan orang-orang didepannya, ia saat ini hanya ingin pulang ke Bandung tempat kelahiran tercintanya.
"Nona..kenapa kamu.."
"Aku ingin pulang"
Ucap Amanda masih dengan air mata di pipinya.
"Memangnya rumah nona dimana? Biar saya antarkan!"
Tawar salah seorang dari mereka.
"Aku dari jauh kalian tidak akan tau, tapi aku ingin pulang, Zhi Xi"
Mengoyang-goyangkan lengan Zhi Xi.
Tingkahnya ini seperti anak yang menangis ingin dibelikan permen.
"Pantas saja wajah nona dan penampilannya juga sangat asing bagi kami, ternyata datang dari jauh"
Wajahnya memang sangat asing, hidung mancung, mata besar, bibir mungil sangatlah berbeda dengan mereka.
Setiap orang masih saja berusaha bersuara agar Amanda berhenti menangis karena suara tangisnya itu sungguh sangat mengganggu.
"Nona, kenapa bisa ada didalam terowongan tadi? Terowongan tadi sangatlah berbahaya"
"Aku...juga tidak tahu"
*T**idak mungkin kan aku bilang 'Aku berasal dari abad 21. Aku dari Bandung. Aku kesini untuk sebuah penelitian, lalu tiba-tiba aku berpindah dimensi ke jaman kuno ini setelah... setelah*..'
Amanda langsung melihat jemarinya, dan cincin itu ternyata masih terpasang indah di jari manisnya.
Apa mungkin gara-gara cincin sialan ini?!
Haiihh... Bahasa Inggris yang sudah mendunia saja mereka tidak tahu, apalagi mengenal Negara Indonesia, sangat tidak mungkin.
Mereka mulai berjalan untuk keluar dari hutan, Amanda yang memang takut tersesat mencoba merapatkan diri dengan Zhi Xi.
"Jadi rencana nona saat ini mau kemana?"
Tanya salah seorang dari mereka.
"Hm..."
Amanda melirik ke arah Zhi Xi lalu tersenyum, sepertinya ia tau harus ikut ke siapa.
"Aku akan tinggal bersama Zhi Xi"
Ucapnya dan langsung meraih lengan Zhi Xi untuk dipeluk.
Teman-teman Zhi Xi jelas merasa heran dengan tingkah ketua kelompoknya itu yang terlihat tidak menolak sama sekali baik tindakan Amanda ataupun perkataannya tadi, namun perkiraan mereka salah.
"Tidak"
Ucapnya tegas namun tidak berniat untuk melepaskan pegangan pada lengannya itu, Zhi Xi benar-benar menolaknya dengan satu kata.
Irit sekali bicaranya, padahal untuk berbicara tidak harus membayar **kan**? *B**enar-benar menjengkelkan*.
"Kamu tega sekali, aku ini tidak mungkin pulang jadinya aku hanya bisa tinggal di dunia kuno ini, kamu memangnya tidak kasihan padaku?"
"Dunia kuno?"
Beo teman dekat Zhi Xi, Luo Feng.
Amanda berdekhem menyuruh mereka untuk tidak terlalu memikirkannya, Luo Feng menghela nafas sepertinya ia yang harus menjelaskannya.
"Bukannya begitu nona, hanya saja kami ini tinggal di sekte dan tentunya hanya murid sekte saja yang bisa masuk dan tinggal, jadi kami tidak bisa membawamu"
"Huh pelit sekali"
Amanda cemberut dengan mata berkaca-kaca.
"Atau mungkin nona bisa ikut dalam perekrutan murid baru tahun ini yang beberapa hari lagi akan dibuka"
Usul salah seorang dari mereka.
"Tapi aku bukan pendekar seperti kalian, menyentuh pedang saja aku tidak pernah apalagi menggunakannya"
"Nona tenang saja, fokus utama penilaian ini ada pada warna bakat saja yang terburuk pun bisa tetap bergabung, jadi tidak perlu khawatir."
"Oh ya?"
"Dan lagi kami ini kultivator bukan pendekar"
"Memangnya apa bedanya? Sama-sana saling membunuh bukan? Dan lagi aku ini tidak ingin jadi kejam seperti Zhi Xi yang dengan wajah datar dan dinginnya itu menggores bahkan menebas manusia"
"Nona, di dunia ini memang seperti itu, setiap hari pasti ada yang berkelahi dan ada juga yang kehilangan nyawa. 'Yang kuat dihormati yang lemah mati.' Nona juga pasti pernah mendengarnya, ini seperti sebuah aturan tidak tertulis"
Orang-orang kuno ini benar-benar tidak berperasaan.
"Kalian ini benar-benar psikopat"
Ucap Amanda pelan.
Tidak terasa kini mereka sudah keluar dari hutan dan mulai memasuki pedesaan. Sebelum keluar hutan tadi mereka sempat mengganti pakaian serta mengobati luka-luka mereka dengan obat dan energi spiritual.
Amanda memanggil Zhi Xi, Zhi Xi hanya berdekhem tanpa menoleh, Amanda mendengus kesal.
"Isshh.. Aku lapar, kalian memangnya tidak lapar?"
"Tidak"
Hanya itu yang Zhi Xi katakan.
Orang ini...huh sabar.
"Nona, kultivator tidak butuh makan"
"Ha? Kultivator kan juga manusia, kenapa tidak makan? Apakah kalian memakai energi spiritual agar bisa tetap kenyang?"
Tebak Amanda yang memang sudah banyak mendengar dari film-film yang ia tonton.
"Tepat sekali nona"
Waw hebat! Ternyata hal seperti ini benar-benar ada.
"Lepaskan!"
Suara dingin si papan datar Zhi Xi benar-benar menganggu pendengaran.
"Tidak mau nanti kamu kabur lagi, aku masih belum tau akan tinggal dimana dan makan apa, aku tidak punya uang"
Menampilkan wajah memelas andalannya.
Benar-benar manis.
Batin mereka, tak terkecuali Zhi Xi. Namun ekspresinya masih tetap sama dengan saat pertama kali mereka bertemu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...
......................
^^^Majalengka, 09 Agustus 2021^^^
^^^Ttd. Author^^^
Hallo👋
Gimana kabarnya nih? Kalau aku baik baik aja sih🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
ANAA K
Semangat yah thor
2021-11-05
0