Riswan masih ragu untuk mempercayai omongan Taro. Meski dia sahabatnya tetapi Taro pernah mengkhianatinya dan menyiksa nya juga orang yang dia sangat cintai dalam hidupnya. Yaitu Nindya istrinya sendiri.
"Ayah kenapa melamun..?"tanya Dania menatap wajah sang Ayah.
Dania bergabung duduk di sofa depan Ayahnya. Sambil meminum Ice coffe nya.
"Ayah ragu dengan Dokter Taro. Entah kepercayaan ini masih belum bisa di berikan padanya,"kata Riswan menatap foto mereka saat SMA.
"Aku ngerti kok Yah perasaan Ayah sama Dokter Taro. Aku pun berfikir demikian. Tapi kita harus berfikir cara Bunda. Yang tidak pernah berfikir negatif tentang orang lain. Tetapi tetap waspada,"kata Dania yang menyeruput coffe nya.
Riswan menatap Dania dan tersenyum. Dia mengangguk menyetujui perkataan Dania.
"Iyaa nak. Kamu benar sekali. Kita harus berfikir seperti cara Bunda. Walau itu sulit bagi Ayah."
Riswan menatap layar hp nya dan tiba tiba saja Nindya menelpon.
"Bundamu tahu aja kalau Ayah sedang memikirkannya,"kata Riswan sambil tersenyum.
Dia mengangkat teleponnya dan duduk di samping Dania. Ternyata mereka melakukan video call.
"Asalamualaikum sayang..."
"Walaikumsalam Dear, kau tahu saja kami sedang memikirkanmu."
"Hay Bunda tercinta..."
"Hay Dania kesayangan Bunda. Gimana hari ini pekerjaan kalian lancar?!"
"Alhamdulillah Bun. Lancarrrr banget. Bahkan aku dan Ayah punya kabar mengejutkan untuk Bunda."
"Bunda juga punya kabar mengejutkan untukmu nak. Tapi sebelum kalian dengar, ceritakan dulu kabar mengejutkan apa untuk Bunda."
"Dear..., Taro ternyata menjadi Dokter baru disini. Lalu dia bilang Rey dan Citra masih hidup!"
Ekspresi datar wajah Nindya membuat Dania dan Riswan bingung untuk menebak keterkejutannya. Dengan heran mereka jadi terdiam membuat Nindya tertawa.
"Hahahahaaa..., kalian kenapa jadi kaya zombie mukanya. Tegang banget sih,"kata Nindya menahan tawa.
"Kok kamu ketawa sih Dear, memang ada yang lucu!"jutek Riswan.
"Heheee.. maaf sayang. Kalau masalah itu semua aku sudah tahu,"jawab Nindya.
"Berarti Papi sama Mami beneran masih hidup Bun?!"tanya Dania penasaran.
Nindya mengangguk mengiyakan pertanyaan Dania.
"Kalau koko Cleo..?"tanya Dania pelan.
Dania begitu merindukan sosok suaminya. Cukup lama dia mengatur perasaannya. Agar tak menjadi gila ditinggal sang kekasih.
"Hemmm..., Bunda mau kasih tahu. Nanti ada tamu spesial akan datang ke rumah kita,"kata Nindya.
"Siapa Dear???"
"Pokoknya nanti malam kalian jangan telat pulang. Asalamualaikum..."
Nindya menutup telepon nya secara tiba tiba. Membuat mereka berdua kaget karena sikap Nindya.
"Tumben Yah, Bunda kaya gitu,"kata Dania.
"Iyaa tumben. Sudahlah nanti kita pulang cepat. Ayah gak sabar mau tahu kejutan dari Bundamu."
Mereka pun tersenyum sambil melirik satu sama lain.
...ΩΩΩ...
Cleo Saputra, Reinald wibowo dan Citra Devina sudah mengganti identitas mereka juga. Mereka sekarang menjalani usaha sederhana tidak seperti keluarga Hide.
Cleo Saputra berganti nama menjadi Ahmad Reza, Reinald wibowo menjadi Ahmad Zainal dan Citra Wibowo mengganti namanya menjadi Aisyah Dewi.
Nama yang mereka gunakan adalah bentuk terima kasih pada salah satu keluarga yang telah menyelamatkan mereka dari maut. Bahkan ilmu agama mereka jauh lebih baik dari sebelumnya.
Reza melajukan mobil nya menuju rumah yang di huni Dania dan keluarga. Dia sudah tak sabar bertemu dengan istrinya.
"Tampangmu berseri sekali jagoan..,"ledek Dewi.
"Jelas lah berseri. Kan mau ketemu sang pujaan hati,"ledek Zainal.
"Ih Umi sama Abi ngeledek aja..,"ucap Reza tersenyum.
"Yah... kita ini kan juga pernah muda. Dan pernah merasakan hal yang sama seperti yang kau rasakan sekarang jagoan..,"kata Zainal.
"Oiya Abi.., Umi.., kalian yakin kalau kita sekarang sudah aman dari musuh musuh Kakek?"tanya Reza pelan.
Zainal melirik Dewi dari kaca spion. Respon Dewi hanya menggelengkan kepalanya.
"Abi juga gak tahu nak. Yang jelas kita untuk sementara akan aman dan hidup normal seperti yang lainnya. Abi gak minta banyak meski kita sederhana. Yang penting keluarga kita berkumpul bahagia. Tanpa ancaman atau gangguan apapun,"kata Zainal menerawang.
"Dan yang Umi inginkan, tidak ada lagi peperangan apapun. Cukup keluarga kita yang jadi korban. Dan adikmu...hiks ...,"isak Dewi yang mengingat kecelakaan itu.
Semenjak kecelakaan itu, Azzura adik dari Reza dan anak bontot Rey dan Citra meninggal bersama Kenzo, Izmi, Gill dan ajudan lainnya. Mereka tak sempat menyelamatkan Azzura.
"Umi.., jangan sedih lagi. Aku gak mau Umi menangis. Biarkan adek tenang disana Umi. Kita harus ikhlas. Lagi pula Umi kan mau bertemu dengan Bunda Nindya. Jadi kita tak boleh terlihat sedih di mata mereka,"jelas Reza.
"Apa yang Reza bilang benar Umi. Kamu jangan memperlihatkan kesedihanmu di depan mereka. Biarkan Azzura menjadi kenangan hati, pikiran kita juga,"jelas Zainal menimpali.
Dewi menghapus bulir air mata di pipi nya dengan punggung tangannya sambil menangis.
"Kalian benar, Umi gak boleh sedih lagi,"katanya sambil tersenyum.
"Nah gitu donk. Kan kalau Umi tersenyum jadi terlihat lebih cantik,"puji Reza.
"Dasar kamu.. bisa aja mujinya,"sipu Dewi.
Mereka mengobrol ringan sambil membayangkan pertemuan nanti. Reza begitu senang ingin bertemu dengan Dania istrinya.
Sudah lama mereka tidak saling bercanda, merayu dan melakukan hasrat yang sudah timbul setiap membayangkan Dania.
"Seperti apa wajahnya...,"batin Reza.
Dewi dan Zainal hanya bisa tersenyum kecil melihat sikap Reza. Dia tau ini waktu yang tepat bertemu dengan mereka.
Mobil Reza sudah memasuki perumahan elite di daerah Jakarta selatan. Dia perlahan mengendarai mobilnya menuju kediaman Riswan.
Sesampainya di pelataran mereka sudah disambut hangat oleh Danar dan Nindya.
"Asalamulaikum...,"sapa Zainal serempak.
"Walaikumsalam...,"jawab Nindya dan Danar.
Mereka saling berpelukkan sangat lama. Setelah temu kangen Nindya menyuruh mereka sekeluarga masuk kedalam rumahnya.
"Riswan dan Dania dimana?"tanya Dewi celingak celinguk seperti mencari cari seseorang.
"Mereka telat, karena ada meeting di kerjaan,"kata Nindya.
"Jadi kalian tinggal disini?"tanya Zainal.
Danar dan Nindya hanya mengganguk sambil tersenyum.
"Silahkan duduk dulu, aku akan buatkan minum dulu ya,"kata Nindya.
Tinggalah mereka di ruang tamu bersama Danar.
"Sekarang kamu kegiatannya apa?"tanya Dewi.
"Aku bantu Bunda di perusahaan Mi,"jawab Danar.
"Mulai sekarang panggil kami semua dengan sebutan berbeda ya nak. Jangan Papi Mami lagi. Tapi Umi dan Abi. Dan panggil Cleo Mas aja,"tutur Zainal.
"Ohh gitu. Baiklah... aku minta maaf."
"Kenapa harus minta maaf nak. Kan kamu gak salah,"kata Dewi.
Danar merasa aneh dengan pertemuan ini. Semenjak kita mengganti identitas. Semua berubah tidak seperti dulu lagi. Seperti menemukan keluarga baru.
Nindya datang membawa minuman untuk tamunya.
"Nih silahkan minum dulu..,"ajak Nindya.
Suara deru mobil membuat mereka berhenti sejenak.
"Itu sepertinya Riswan dan Dania pulang. Aku ke depan dulu ya,"kata Nindya.
Beberapa menit kemudian Riswan dan Nindya datang diikuti Dania di belakang. Mereka semua saling menatap.
"Ayah.., Dek.., kenalkan mereka keluarga baru kita. papi Rey, Mami Citra dan Ko Cleo..."
*Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
auliasiamatir
ganti identitas ribet juga yah.. 😀
2021-12-04
2
Your name
Panjang umur buat..., baru juga di omongin hehe.
2021-11-23
2
Jess ♛⃝꙰𓆊
Owhh jadi ini tamu spesialnya
2021-09-20
1