Nindya sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Seperti biasa setiap pagi dia selalu membuat nasi goreng. Sudah seperti candu untuk mereka yang suka sarapan nasi goreng.
"Sarapan sudah siap...., ni nasi goreng ala Bunda tercinta...,"kata Dania yang menaruh dua piring nasi goreng ke meja.
Nindya hanya tersenyum melihat tingkah putrinya. Dia juga membawa dua piring nasi goreng dan menaruh nya diatas meja.
"Hemmm..., bau nya selalu sedap. Jadi lapar sekarang. Ayok Ayah ... Bunda... kita sarapan,"ajak Danar yang sudah duduk di samping Dania.
Riswan dan Nindya ikut duduk di hadapan mereka. Setelah berdoa, mereka menyantap sarapan itu dengan lahap.
"Oiya Danar.., nanti ada asisten magang dari kampus Berlita International yang akan mengikuti training di kantor kita. Nanti kau dampingi Bunda ya untuk salam perkenalan,"kata Nindya membuka topik pembicaraan.
"Oh..., iya Bunda. Siap laksanakan!"tegas Danar.
Mereka semua tertawa melihat tingkah Danar yang tiba tiba seperti tentara.
"Dear.., kau jangan capek capek ya. Ingat kita sedang melaksanakan permintaan Daniar,"kata Riswan yang mendelikkan matanya.
"Permintaan...? permintaan apa sih?"tanya Nindya bingung.
Dia melirik bergantian suami dan anaknya. Lalu berhenti pandangan arahnya ke Daniar. Objek yang di tuju hanya tersenyum ceria.
"Hehehehe... Itu loh Bunda, aku .... mintaa... adik..,"kata Daniar santai.
Danar dan Nindya yang mendengarnya langsung terbatuk batuk bersamaan. Membuat Daniar dan Riswan tertawa terpingkal pingkal.
"Kenapa kalian tertawa, memang ini lucu apa?"tanya sinis Nindya.
"Gak kok Dear, tapi Daniar memang yang meminta itu. Ya kan sayang,"jelas Riswan.
"Iya Bunda. Semoga bisa cepat terwujud ya. Aku mau banget punya adek baru,"kata Daniar tersenyum.
"Niar..., kau ini gak lihat kondisi Bunda. Bunda sudah cukup usia. Mana mungkin dia punya anak lagi. Kasian Bunda,"kata Danar tak terima.
"Kita akan menjalankan program bayi tabung nak. Gak akan sakit dan membuat Bunda lelah kok. Lagi pula meski usia kita tua. Tetapi tubuh kita masih vit dan muda,"kata Riswan.
"Bunda hanya mengikut saja lah. Apa yang sudah ditetapkan Ayah,"kata Nindya pasrah.
"Tuh Bang. Bunda sama Ayah aja setuju. Jadi abang ikut aja deh. Tinggal kita bantu doa dan dukungan,"kata Dania.
Danar hanya bisa pasrah dan diam mengikuti mereka. Keputusan memang ada di tangan Ayah dan Bunda. Meski dia menolak tetapi berbeda dengan kedua orang tuanya.
"Yah.. Baik lah. Silahkan aja Ayah, cuma Aku takut terjadi sesuatu aja sama Bunda,"kata Danar.
"Insya Allah gak akan seperti itu sayang,"kata Riswan tersenyum.
"Yey... Aku akan punya adik...!"teriak Dania.
Semua kembali menatap Dania yang berjoget joget di kursinya. Akhirnya tawa mereka pun pecah.
"Oiya Dania..., jangan lupa data yang Ayah minta kemarin siapa Dokter baru yang akan menggantikan Dokter Erik,"kata Riswan tiba tiba.
"Oh.., ok Ayah. Data datanya sudah sama admin. Nanti aku akan minta copy nya. Lalu aku antar ke ruangan Ayah,"jawab Daniar.
Riswan hanya mengangguk dan terus memakan nasi gorengnya yang hampir habis. Begitu pun juga dengan Danar, Nindya dan juga Dania. Mereka tidak mau telat ke tempat kerja masing masing.
"Oiya Dear, aku hari ini sama Daniar pulangnya agak telat ya. Karena ada beberapa Dokter baru yang akan kita bagi ruangannya.,"kata Riswan yang sudah selesai.
"Baik sayang. Aku dan Danar akan menunggu kalian dirumah untuk makan malam,"kata Nindya.
Setelah sarapan selesai, mereka masing masing berpamitan satu sama lain dan pergi ke mobil masing masing untuk menuju tempat kerja.
...ΩΩΩ...
Dilain tempat, Angel, Taro dan Chika sedang memakan sarapan mereka dalam diam.
"Angel.., hari ini kau akan magang di perusahaan Bintang Permata itu kan?"tanya Taro sambil memegang secangkir kopi.
"Hemmm...,"jawab Angel malas.
"Papa juga akan bergabung ke rumah sakit. Jadi Papa harus semangat dan kau juga ya Angel,"kata Taro masih melihat Angel.
"Iyaa Pa. Yaudah Angel pergi dulu takut telat!"kata Angel yang beranjak dari kursi.
"Loh loh bentar sayang. Kan belum selesai sarapanmu,"kata Chika.
"Udah kenyang Ma, Angel berangkat sekarang aja,"kata Angel yang langsung menyalim tangan Chika.
"Loh .., Angel kau tak salim Papamu...,"teriak Chika.
Angel tetap pergi tanpa mengacuhkan perkataan Chika. Membuat kedua orang tuanya menggelengkan kepala.
"Biarkan saja. Mungkin dia masih kesal sama aku,"kata Taro yang menghentikan Chika.
"Tapi Kak, dia harus tetap menghormatimu. Kalau kita diamkan nanti dia akan terjerumus lebih."
"Hufft..., percuma Dik, aku kerasin dia aja dia malah menjauhiku dan tak hormat padaku. Biarkan saja dulu nanti dia akan mengerti. Oiya ada yang ingin aku bicarakan penting denganmu."
"Ada apa Kak?"tanya Chika bingung menatap wajah Taro yang serius.
"Aku sudah menemukan mereka. Rumah sakit tempat ku bekerja adalah milik Hide alias Riswan. Mereka semua mengganti identitas agar musuh musuh Pak Gill tak merusak kehidupan mereka."
"Apaaaa??? jadi mereka beneran masih hidup?!"tanya Chika tak percaya.
"Iyaaa Dik. Makanya aku ingin memastikannya. Meski wajah mereka dirubah, tetapi aku yakin dengan hatiku bisa mengenali mereka,"jelas Taro.
"Iyaaa Kak. Kabari aku ya..."
Taro mengangguk dan tersenyum pada Chika. Dia sangat yakin kepala rumah sakit tempat nya bekerja adalah Hilman Dermawan. Sahabatnya yang sudah lama tak terlihat.
...ΩΩΩ...
Angel memasuki area perkantoran terbesar di Jakarta. Gedung megah dan tinggi dengan lapangan yang luas. Serta lahan parkir yang besar. Sambil memegang amplop cokelat di tangannya dia menarik napas terdalam dan memasuki gedung itu.
Dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya dan mencari tempat duduk di lobby.
"Hemm..., masih lama sih. Mending aku tunggu di lobby dulu lah. Baru naik ke ruangan,"katanya dalam hati.
Dia duduk di lobby sambil membaca majalah yang berada di hadapannya. Sangat serius dia membaca sampai dia lupa waktu untuk pergi training.
Saat sadar resepsionis disana menyapanya dan menanyakan keberadaannya.
"Permisi nona..., mohon maaf anda sedang menunggu siapa ya, apa anda peserta training?"tanya resepsionis itu sopan.
Angel yang merasa terganggu mengangkat wajahnya dengan tak senang.
"Iyaa mba. Saya peserta training. Emang kenapa sih ganggu aja,"ketusnya tanpa menoleh kembali.
"Mohon maaf mba, Training sudah di mulai sepuluh menit yang lalu. Kenapa mba bersantai santai disini!"ketus balik resepsionis itu.
Dia merasa tak senang dengan keberadaan Angel. Karena menurutnya attitude Angel sangatlah kurang.
"Apaaaa..., sudah di mulai...?!"teriak Angel kaget.
Resepsionis itu hanya mengangguk sambil melipat kedua tangannya di dada. Angel melirik jam di tangannya. Dan benar saja dia telat sepuluh menit.
"Ih mba gimana sih. Kenapa gak bilang dari tadi!"bentaknya.
Angel meninggalkan resepsionis yang melihat nya dengan tatapan tajam. Dia berlari sampai menabrak beberapa orang di depannya. Sampai dia menyerobot masuk lift dan menyerempet orang yang sedang memasuki lift.
"Aduuuhhh...,"lirih cowok yang di tabrak Angel sampai berpegangan erat di sisi dinding lift.
Angel bukan minta maaf malah makin kesal karena beberapa orang dia tabrak.
"Gara gara mereka gue jadi makin telat. Aaaaarghhh!"teriaknya membuat cowo di sampingnya kaget.
"Eh.. lo jangan teriak teriak disini. Suara lo cempreng..,"protes Danar.
"Berisik banget sih lo. Kalau gak tahu gue jangan pro...---"
Suara Angel terpotong karena melihat Danar yang sudH menatapnya kesal.
"Lo..?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
lanjut
2022-09-30
0
Your name
Makin runyam deh masalah hihi
2022-02-13
0
Xianlun Ghifa
bom like. salam dari Tumbal Cinta Jalan Ke Surga
2021-11-02
0