"Titi aku cariin kamu kemana mana ternyata kamu disini kamu darimana aku kan suruh kamu nunggu bukan malah pergi " ucap Lila panjang lebar setelah menemukan Titi di samping toilet.
"Iya maaf Lahir tadi aku kebelet jadi aku lari deh tanpa nunggu kamu" jawab Titi dengan memaksakan senyumnya.
"Hmm.. ya udah ga papa" berhenti sejenak sambil memperhatikan wajah Titi "Eh tunggu muka kamu kenapa mata kamu juga kamu habis nangis ti ini kenapa diwajahnya kamu kayak ada hitam hitamnya "Cerca Lila setelah berhasil memperhatikan wajah Titi sambil tangannya memegang pipi Titi.
" Oh ini ga apa kok ini...ini.."sambil berfikir
gawat aku harus jawab apa kalo aku bohong dia pasti akan cari tau dan aku tau apa yang akan dia lakukan"batin Titi terus berfikir sampai akhirnya.
Duuggg...
Sebuah bola dari arah seberang terlempar dan mengenai wajah Titi hingga membuat Titi limbung dan ingin jatuh tapi dengan cepat Lila menolongnya.
"Heh cewek jelek kesiniin bolanya"kata anak murid laki laki yang tak sengaja melemper bola kearah Titi.
"Heh, kalo mau ambil sendiri nih! " yang dijawab oleh Lila sambil memasukan bola itu ketong sampah didekatnya dan berlalu pergi sambil menggandeng tangan Titi.
"Heh sialan lo balikin ngga " laki laki itu mengejarnya namun Lila dan Titi sudah jauh dengan terpaksa dan jijik dia memungut bola itu dari tong sampah.
"Aku baik baik aja Li bener kamu ngga perlu terlalu khawatir gitu sama aku" tukas Titi setelah mereka ada dikelas karena jam pelajaran kedua sebentar lagi dimulai tinggal menunggu bel berbunyi tapi Lila tak henti hentinya menanyakan keadaan Titi bahkan tadi Titi sudah lega karena terbebas dari pertanyaan Lila eh sekarang dia mulai lagi.
"Bener kamu ngga apa apa tapi tadi itu keras banget loh kena bolanya liat tuh sampe memar" Kata Lila mencemaskan Titi padahal mereka sudah ke UKS untuk mengobati luka memar Titi itupun Lila yang memaksa tapi Lila terus menanyakannya sungguh benar benar sahabat yang perhatian.
" Iya Lila aku yang sakit kamu yang heboh,udah deh segini doang mah ntar juga sembuh" jawab Titi sedikit kesal pada Lila
"oke deh kalo gitu" pasrah Lila menghembuskan nafas pelan.
jam pelajaran pun selesai kini mereka bersiap untuk pulang.
"Ti pulang bareng aku yuk"ajak Lila saat sampai didepan gerbang sekolah yang mana supirnya sudah menunggu.
"Tidak La terimakasih aku bisa pulang sendiri lagian kita beda arah lagian juga rumah aku deket kok "jawab Titi sambil tersenyum.
"Ah kamu mah gitu mulu jawabannya setiap aku ajak pulang bareng" ucap Lila cemberut dengan jawaban yang selalu sama.
"Hm.. jangan cemberut gitu dong nanti cantiknya ilang loh"canda Titi sambil mencolek dagu Lila.
"Udah tuh ditungguin sama supirmu kasian bapak itu kepanasan sana cepet" lanjutnya seperti mengusir secara halus dan itu berhasil membuat Lila tambah cemberut.
"Hm.. ya sudah aku pulang dulu sampai ketemu besok"balas Lila melambaikan tangan lalu masuk mobil dan melaju dengan kecepatan sedang.
Saat Titi sudah berjalan ditrotoar pinggir jalan ada empat motor berhenti tepat disamping Titi lalu menurunkan kaca helmnya dan dengan sengaja membuang botol plastik yang telah Ia minum dan mengenai kepala Titi.
"Aww..." begitulah suaranya dan reflek memegang kepalanya lalu menoleh siapa yang membuang sampah sembarang.
"Doni..." Dan ternyata orang itu Doni yang sedang tersenyum sinis bersama teman temannya yang ikut menertawakan.
"Iya gue kenapa elo mau bales silahkan"
entah keberanian dari mana Titi mengambil botol plastik itu lalu melemparkan lagi keDoni dan mengenai wajahnya. Donipun geram sedangkan teman-temannya terkejut pasalnya Titi tak pernah membalas apapun perbuatan mereka tapi ini Titi berani membalasnya lalu Donipun melepas helmnya dan turun dari motor, entah apa yang ingin dia lakukan dia mendekati Titi tapi Titi berjalan mundur nyalinya ciut juga setelah melihat tatapan tajam dari Doni yang mengintimidasi sampai dia bisa saja terjatuh di selokan jika Doni tidak menangkapnya.
Doni memegang pergelangan tangan Titi dan menangkap tubuhnya kemudian mendekapnya kini mata mereka bertemu antara mata tajam bak elang dan mata sendu bak air embun yang merasuk kedalaman mata mereka,mereka bertatapan lama entah mengapa Doni tidak melepaskan pandangan mereka selama beberapa detik sampai akhirnya suara klakson mobil yang menyadarkan mereka Donipun langsung menjatuhkan tubuh Titi begitu saja ke jalanan trotoar yang mana membuat bokongnya kesakitan Donipun menormalkan kembali sikapnya dan menepis rasa itu.
"Heh gadis buruk rupa kalo sampe sekali lagi elo berani sama gue, gue akan buat pelajaran yang lebih sakit lagi dari ini ngerti Lo" setelah Doni mengatakan itu dia langsung memakai helmnya kembali dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan normal dan mengabaikan tatapan dari teman-temannya yang memandangnya aneh karena tidak biasanya dia membiarkan gadis itu dan malah menolongnya.
sedangkan Titi dia berdiri sambil membersihkan rok seragamnya yang kotor dan dia berkata"Dasar anak orang kaya sombong aku sumpahin kamu jatuh cinta sama aku sampai sampai kamu ngga rela aku deket sama cowok lain." gumam Titi dengan asal dengan mengepalkan tangannya lalu pergi.
Eh awas ada nabi Khidir lewat nanti jadi kenyataan lagi tapi ga papa sih hihihi
"Don elo kenapa dari tadi bengong terus mikirin apa Lo" tanya Alvian teman Doni yang juga tampan karena semenjak masuk cafe Doni diam saja.
"Iya Don elo kesambet apaan aahh... jangan jangan elo kesambet sigadis buruk rupa itu yah" tambah Joni teman lain yang juga tampan sambil tertawa dan disambut tawa juga dengan Alvin dan Rendi teman satunya.
"Heh jangan sembarangan kalo ngomong amit amit gue bisa suka sama sigadis buruk rupa, tadi itu beneran nasib sial gue kenapa juga gue nolongin dia"jawab Doni mengelak tapi raut wajahnya menunjukan kegelisahan.
"Eh bukannya itu Priska sama....." Rendi mengalihkan pembicaraan saat melihat perempuan yang dikenalnya memasuki cafe bersama seorang laki-laki tampan semua pun menoleh kearah yang ditujukan Rendi dan betapa terkejutnya Doni saat melihat kekasihnya sendiri berjalan sambil bergandengan tangan dengan mesra bersama laki laki yang dia kenal juga.
"Nando...." Geram Doni mengepalkan tangannya diapun beranjak dari situ dan menghampiri mereka Alvian Joni dan Rendi pun mengikuti karena mereka tau Doni pasti akan menghajar laki-laki itu.
"Priska "ucap Doni dengan tatapan datar dan beralih menatap tajam Nando.
"Doni" dengan gugup Priska menjawab dan melihat Doni yang diselimuti amarah.
Sedangkan Nando dia biasa saja melihat tatapan tajam dari Doni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dzisya
ada tanda benih² cinta nie🤭
2023-02-02
0