Menjengkelkan.
Itu pasti yang dirasakan luna saat ini, ketika melihat wajah pria yang mengerjainya di lift, dan di depan Tuan Ran nya tadi.
Hari pertama Luna di depan tuannya menjadi hari yang memalukan di depan ran, karena belum apa apa dia sudah memperlihatkan kebodohannya.
Ran merasa ragu pada wanita bertubuh mungil itu untuk menjadi bagian dari kesehariannya nanti, Ran pun menanyakan kepada Yao, tentang asal muasal dimana dia mendapatkan wanita ini.
"Darimana kau dapat wanita ini?, kau yakin dia bisa menjadi orang yang paling aku butuhkan nantinya?."
" Setauku kau memilih Vera untuk pengganti Sabrina, lalu kemana dia?."
Ran bingung karena Yao tidak pernah membicarakan tentang Luna selama ini ,
Yao yang sebelumnya sudah merekomendasikan Vera, pegawai terbaik di perusahaan ini untuk menjadi pengganti Sabrina, namun tiba tiba kedatangan Luna menimbulkan banyak pertanyaan dikepala Ran, kenapa sampai Yao memilih dia, apa kehebatannya?. Begitu fikir Ran.
"kau tau kan aku tidak akan main main dengan tugasku, apalagi tentang asisten mu, itu sudah menjadi taruhan nyawaku ketika memilihnya, kau bisa nilai sendiri nanti".
Timpal Yao meyakinkan diri dengan keputusan yang dia buat, tentunya bukan dari pertimbangan Yao sendiri tapi sudah dimatangkan sebelumnya dengan bu Sinta.
"Dan Vera bukan seseorang yang pas untuk menjadi seorang yang tepat disampingmu".
Disampingku?
"Maksud dari ucapanmu apa?." Ran bingung dengan maksut perkataan Yao.
Ya seperti ada niat terselubung mungkin.
"Memang nya kau memikirkan apa?, tentunya yang akan mengurusmu seperti yang dikerjakan Sabrin."
Untung bisa ngeles
"Jangan buat rencana macam macam, kau harus ingat nasib keluargamu ada ditanganku!."
Sebaiknya jangan sampai aku membuat amarah cheetah ini meledak.
" Tenang saja aku tidak akan macam macam".
Memang aku akan buat apa sih Ran, lagian gaada lagi yang berani menjadi asistenmu semenjak kejadian itu, ya walaupun banyak wanita yang rela bekerja denganmu dengan cara ini,
tapi aku tak bisa gampang percaya begitu saja,
daripada aku memilih vera, aku sudah tau sifat terselubungnya dibalik kegigihannya selama ini.Luna mungkin yang terbaik untukmu Ran.
..
..
Setelah berulangkali mengatur nafas nya dan mengumpulkan nyawanya kembali untuk memberanikan diri berkenalan dengan Ran, Luna bergelut dengan pikirannya sendiri kata kata apa yang harus dia ucapkan pertama kali ketika berkenalan nanti.
Hai saya Luna, Eh kok gitu sih, masa hai.
Ulang ulang.
Selamat pagi Tuan saya Luna asisten baru anda ,kedepannya mohon bimbingannya. Eh gitu gak sih, ah sudahlahh .
Aku harus bagaimana ini, tadi saja aku salah meminta maaf dan membungkuk pada laki laki sinting itu didepan tuan Ran , apa aku masih punya muka untuk ini.
Begitulah isi pikiran Luna yang menenangkan diri sendiri meski tetap ada rasa malu itu yang meneror sisi kanan kirinya.
Tanpa disadari Luna, ternyata Ran sudah dibalik pintu mengawasi Luna sejak awal dia bercekcok dengan pikirannya, Ran mengira bahwa Luna wanita yang kurang waras.
"Ngapain ngoceh sendiri?, saya menyuruh kamu menunggu disini bukan untuk akting ngomong sendiri begitu!." Ucapan Ran mengagetkan Luna, membuat Luna melonjak kaget karena nada bicara Ran yang sangat dingin.
"Ah maaf Tuan saya hanya ingin menghilangkan rasa grogi saya ." Ucap Luna seraya menundukkan kepalanya sambil
Ternyata belum apa apa aku udah seperti di eksekusi olehnya. Semoga aku tidak tersiksa kedepannya, ayah tolong aku.
Tidakk!
aku tidak boleh seperti ini, aku harus fokus dengan biaya kontrol dan bantu sekolah Luca aku tidak boleh pantang menyerah, semangat Luna!!
Tidak ada seseorang pun saat itu yang bisa menyemangati gadis manis itu kecuali dirinya sendiri. Damai dengan diri sendiri adalah satu satunya cara agar Luna bisa mendapat energi positif untuk menyelamatkan hidupnya.
"Duduk!"
Luna pun duduk di sofa yang dari tadi menemaninya berakting.
"Kau tidak dengar ?!." Ucap Ran dengan nada tinggi.
Inikan aku duduk sialan
"Duduk disini bukan disitu, kau mau aku berbicara teriak teriak, kalau berjauhan seperti itu."
Kata Ran sambil menunjuk kursi didepan mejanya yang dimaksud.
Ya bilang kek kalo disitu
"Perkenalkan dirimu "
"Sekarang tuan?." Yaiyalah sekarang .
Luna diguncang kegugupan sampai tak sadar membuatnya mengucapkan pertanyaan bodoh itu yang bisa saja memancing emosi singa didepannya ini.
Melihat Ran yang hanya meliriknya tajam membuat mengerti yang dia lakukan. Luna tanpa basa basi lagi.
Oke sekarang.
"Nama saya Luna, saya terpilih untuk menjadi asisten anda, saya berjanji untuk melayani anda dan mempersiapkan semua kebutuhan anda dengan telaten dan cekatan dan."
Luna sedikit ragu untuk mengatakan ini namun mau tidak mau dia juga harus mengatakannya seperti janjinya terhadap bu Sinta.
Ngomong ajalah.
"Dan saya janji akan menyimpan semua informasi tentang anda termasuk rahasia pribadi anda." Seketika dada Luna seperti ditusuk jarum tombak, karena kegugupannya menyampaikan hal yang bisa saja mengingatkan kembali memori memalukan bosnya itu.
"Berani sekali kamu mengatakan rahasia pribadi, memangnya kamu sudah ada niat untuk mengorek kehidupan pribadiku ha?!". Tatapan Ran yang sangat tajam membuat Luna tak berani mengangkat kepalanya.
" ingat!, tugasmu itu hanyalah membantuku, mengurus semua keperluanku, bukan untuk mengulik rahasia ku, apalagi yang bersifat pribadi!."
Ucapan Ran membuat nyali Luna semakin menciut, dan Luna tidak bisa berkata apa apa untuk menyelamatkan hidupnya sekarang.
Benarkan aku salah lagi, namun aku mengatakan ini bukan semata mata aku lancang, namun bentuk sebuah perjanjian apabila memang suatu saat itu terjadi padaku, itu yang aku ingat dari nasihat bu sinta,
jadi tolong mengertilah Tuan .Saya bukan bermaksud kurang ajar pada anda
"M-maaf kan saya tuan, saya bukan bermaksud seperti itu, saya hanya jaga jaga." Ucapnya terbata bata.
"Nama kamu siapa tadi?."
"Luna Tuan"
"Nama panjangmu!, kalau itu saya sudah tau, saya tidak tuli waktu mendengarkanmu"
Duh emang gaada benernya lawan laki laki sialan ini
"Zhao Luna Senja Tuan".Ucap Luna lirih
"Siapa!?." tanya ran sambil menghentakkan tangannya dimeja.
"Zhao Luna Senja Tuan!."
Luna dengan spontan menjawab dengan nada yang agak tinggi. Duh gasengaja, mulut sialan.
"Kau berani membentakku ?"
"T-Tidak Tuan, saya bukan bermaksud membentak anda, maafkan saya, ini kesalahan saya"
Luna menunduk dalam dan mencengkram kedua tangannya dibawah meja dan diselimuti ketakutan dari laki laki didepannya.
Apasih maunya laki laki gila ini.Yatuhan
bantu kehidupan hamba berikutnya.
"Angkat kepalamu!."
Luna pun mengangkat pelan kepalanya dan sekejap menatap mata pria menakutkan yang ada didepannya itu. Ran menyodorkan sebuah map yang berisi peraturan peraturan yang harus di patuhi Luna selama menjadi asisten nya.
Luna mengambil map itu dan membukanya perlahan.
Astaga orang ini gak sinting kan, ini apa ? kenapa jadi setumpuk begini. Aku harus apa.
"Hafalkan semua peraturan itu, jangan sampai kau melanggar satu aturan pun. Sedikit saja kau meleset ,maka kau akan tau akibatnya!."
Memang laki laki gak waras , untung saja kau tuanku!.
Tunggu!, namanya Zhao Luna Senja?
Sepertinya dia blasteran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Asa Benita
katanya Luna itu cekatan tp ini kok baru kerja udah banyak bengongnya, ditambah banyak ngeluh yahh..
2021-10-28
2