Pingsan Lagi

Tampa sadar airmatanya jatuh membasahi pipinya, Aditia yang melihat Ranti seperti itu mendekat dan memeluk "Maaf jika kata-kataku terlalu kasar"

"Aku mau pulang terima kasih atas bantuannya hari ini tuan permisi" kata Ranti dan langsung beranjak keluar dari apartemen Aditia.

"Gadis itu sepertinya sedang ada masalah."

"Permisi Tuan Nona tadi melupakan tasnya"

"Ya sudah bibi simpan saja disitu pasti Dia akan kembali mencari !"

"Baik Tuan." Namun saat bibi ingin menaruh tas Ranti terdengar suara deringan ponsel Rianti yang terus menerus berbunyi.

"Maaf tuan ponselnya sudah berulang kali berbunyi !"

Aditya pun menjadi penasaran lalu Ia pun mengambil ponsel Rianti dan melihat tertera nama "My love"

"Biarkan saja, Aku akan menelpon bagian resepsionis untuk untuk menanyakan kamarnya !"

"Baik Tuan"

Rianti yang sudah dikamarnyanya sedang menangis dengan apa yang sudah terjadi kepadanya, sahabat baik dan kekasihnya menghianatinya.

"Kalian berdua benar-benar brengsek!!" ucapnya sambil melempar sebuah foto yang berada di nakas.

"Huuuuaaaa, kamu memang b******* Tom !" diapartemen Rianti terus-terusan menangis hingga Ia tertidur. Ia belum sadar kalau tas dan ponselnya masih di tangan Aditia.

Hingga keesokan paginya Aditya yang ingin mengantar tas milik Ranti karena Ia sudah mendapatkan info tentang kamar Rianti.

"Ternyata Dia seorang pramugari, baiklah Nona Aku yang akan keapartemenmu ! karena kamu tidak datang mengambil barang milikmu ini !" kata Aditia yang sudah berada dalam lift.

Aditia setelah beberapa menit akhirnya Ia sampai di depan apartemen Ranti Iapun memencet bell setelah dua kali akhirnya Rianti membukakan pintu tapi kondisi Rianti yang tidak enak badan wajah yang pucat.

"Ini punyamu !" kata Aditia yang berdiri depan pintu dan menyerahkan tas milik Ranti.

"Kamu kenapa ? Apa Kamu sakit?"

"Tidak apa-apa Tuan. Mari silahkan masuk !"

Aditia pun mengikuti dan berjalan masuk kedalam apartemen.

"Silahkan duduk Tuan maaf berantakan, Aku akan membuatkan teh untuk Tuan."

Aditia yang melihat sebuah foto yang terletak di kursi sofa "Ini bukannya foto Tomi. Jadi kamu seperti ini karena bocah kecil ini." batin Adtiya yang tersenyum sinis.

Aditya yang merasa Ranti terlalu lama membuat teh pun akhirnya ia menyusul ke dapur. Betapa terkejutnya yang di lihat Ranti sudah tergelatak di lantai dapur.

Iapun segera mengangkat tubuh Rianti dan menaruh di sofa, dan segera menghubungi Dokter Ferdy dan pelayan di apartemennya untuk segera ke apartemen Ranti.

Setelah selesai menghubungi Ia melihat sebuah pigura besar Ranti bersama Ayah dan ibunya.

"Jadi kamu putri tuan Mario !" ucap Adit pelan.

Tak lama terdengar bel apartemen berbunyi. Aditia pun segera membukakan pintu.

"Bibi tolong buatkan bubur buat nona ini. Aku akan memindahkan Dia di kamarnya !"

"Baik Tuan" saat Aditia sedang menggedong Rianti

Dokter Ferdy datang. "Bro siapa yang sakit?"

"Masuk periksa kondisi gadis itu, Dia pingsan lagi !"

"Baiklah"

Dokter Ferdy pun mulai memeriksa keadaan Rianti setelah di periksa. "Gimana apa ada masalah yang serius?"

" Sepertinya dia hanya kelelahan, dan dehidrasi Aku sarankan lebih baik setelah dia sadar hubungi keluarganya agar bisa menemaninya !" kata Dokter Ferdy.

"Jangan kumohon jangan hubungi keluargaku !" ucap Rianti yang memotong pembicaraan mereka berdua.

"Nona Rianti apa kamu yakin?"

"Iya"

"Baiklah ini ada resep vitamin. Aku harus segera kembali ke rumah sakit ada pasien yang harus aku tangani !" kata Ferdy.

"Baiklah terima kasih" kata Aditia. Aditya pun mengantarkan dokter Ferdi keluar dari apartemen Rianti.

"Lebih baik Aku hubungi Bili untuk menebus resep ini !" Aditia pun menghubungi mengirim pesan kepada Asistennya.

"Permisi Tuan ini bubur yang tuan minta" kata Bibi dengan sopan. Aditia pun menerima nampan yang di bawa oleh Bibi.

"Terima kasih Bibi" Aditia lalu berjalan masuk kedalam kamar.

"Ayo kamu makan dulu aku suapi !"

"terima kasih, aku biar sendiri saja."

"Sudah jangan bergerak tidur saja disitu !"

"Ayo buka mulutmu !" sambung Aditiya lagi. Rianti pun menuruti kata Aditya. Dengan secara perlahan Aditya menyuapi Rianti hingga bubur yang berada di dalam mangkuk itupun habis.

"Ayo minum airnya ! sedikit lagi Asistenku tiba membawa vitaminmu."

"Terima kasih tuan, maaf sudah merepotkamu."

"Kenapa tidak mau menghubungi orangtuamu?"

"Mereka tidak tahu kalau aku sudah disini, mereka juga tidak tahu kalau apartemen ini punyaku !"

"lalu bagaimana jika kamu pingsan lagi?"

"Aku hanya ingin menyendiri dulu. Oh ya ngomong-ngomong siapa namamu tuan?"

"sebaiknya aku jangan memberikan nama asliku kalau Dia tahu aku pria yang ingin dijodohkan sama Dia pasti Dia akan menghindar" batin Aditia.

"Aku Calvin, tadi kamu bilang ingin menyendiri memangnya kenapa?"

"ada problem yang aku harus selesaikan."

Tok, tok, tok.

"permisi tuan Tuan Bili sudah di depan."

"baiklah Bibi tolong bilang ke Dia tunggu sebentar ! terima kasih"

"sama-sama tuan, saya permisi dulu."

"Asistenmu rumahmu juga kesini?"

"Ia, memangnya kamu pikir aku tahu masak bubur yang kamu makan itu !"

"Iya, maaf Tuan"

"Baiklah kamu istirahat saja disini. Aku akan mengambil obat yang di bawakan oleh asisten pribadiku." Rianti pun mengangguk sementara Aditya berjalan ke ruang tamu di mana Billy yang sudah menunggunya.

"Bili"

"Tuan ini apartemen siapa?"

"Kamu lihat pigura itu, wanita yang di tengah itu ! pemilik apartemen ini."

"Apa tuan jadi Nona Rianti, putri Tuan Mario sedang disini bukannya Dia masih menjalankan tugasnya?"

"Entahlah, Aku harap di depan Wanita ini panggil aku Calvin!"

"Baik Tuan"

"Mana obat yang Aku suruh tebus tadi ?"

"Ini Tuan" kata Billy sambil menyerahkan sebuah plastik yang berisi obat-obatan

"Tunggu Aku disini" ucap Aditia dan ia pun masuk ke dalam kamar Rianti.

"Kamu minum vitamin ini dulu, nanti Aku suruh seorang asisten rumahku untuk menemanimu sampai kamu pulih."

"terima kasih tapi aku rasa tidak perlu tuan !"

" panggil saja Calvin !"

"Baik Calvin Terima kasih atas bantuanmu, tetapi Aku rasa tidak perlu Kau mengirimkan aku asisten rumah."

"sudah tidak usah membantah, Anggap saja sebagai awal pertemanan kita."

"Baiklah Calvin Aku berhutang banyak padamu"

"Sudah istirahatlah" Rianti yang hanya tersenyum.

"Baik sekali laki-laki itu andaikan Dia Tomi" Dia pun melihat ke nakas yang berada disamping tempat tidurnya.

"itu ponselku" Dia pun mengangkat dan melihat ada banyak pesan dari Tomi yang isinya permintaan maaf.

"Apa Aku bertemu dengan Dia saja aku juga belum dengar penjelasannya soal hubungannya dengan Sherly.

Tapi bagaimana kalau Dia hanya akan menyakitiku saja?"

Ponselnya berdering lagi kali ini Sherly yang menghubunginya "Mau apa lagi Dia menghubungiku dasar tidak tahu malu"

Sherly

"Ranti aku mau bicara sama kamu."

"Dia pikir aku mau apa bicara sama Dia."

tak lama ponselnya berdering dan kali ini Tomi yang menelponnya.

"Halo" ucap Rianti dengan sendu.

"Halo Ranti, Aku minta maaf aku salah tolong jangan putusin hubungan kita, Aku sama Sheely cuma main-main Dia yang maksa Aku buat terima Dia" ucapnya Tomi dengan suara serak dan sendu.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!