"Dokter tolong, tolong" teriak ibu Rima dan Dokter dan perawat pun segera berlari menuju ke ruangan tempat tuan Jeremi di rawat.
"Ibu tunggu di luar sebentar" kata seorang suster dan Ibu Rima pun mengikuti kata suster, dan Ia pun mencoba menghubungi kembali nomor Tamara namun sayang nomor yang ditujuh masih belum aktiv"
Seorang perawat keluar dari dalam ruangan dan mengatakan kalau suaminya sudah tidak tertolong lagi.
Iapun menangis dan berlari masuk kedalam ruangan mendapati suaminya sudah tak tertolong lagi.
Flasback off
"Mami mohon sama kamu bantu mami menjalankan perusahaan papi Tomi"
"Baiklah Mi aku setuju"
"Baiklah kalau begitu bersiap hari ini mami akan memperkenalkan kamu kepadap semua kariawan mami"
"Ia Mi" jawab Tommy dan iapun segera bersiap.
***
Seminggu berlalu akhirnya tepat di mana Riyanti selesai dengan tugasnya "hari ini Tomy ulang tahun Aku mau kasih kejutan buat Dia" ucapnya sambil memegang sebuah kado.
"Aku mending ke apartemen deh dari pada langsung pulang rumah bisa-bisa Papi nggak ngijinin aku untuk temui Tomi." Rianti pun naik taksi menuju ke apartemennya.
setelah tiba di apartemennya. Ia pun segera bersiap dan berdandan yang cantik untuk menemui Tomi, namun sebelum itu Ia menelpon.
Tut..tut..tut..
"Halo Bi, ini aku Rianti Bi, Tomi ya ada bi?"
"Aden Tomi ada belum bangun non"
"Ya sudah bi kalau begitu sedikt lagi aku kesana, aku mau kasih kejutan ulang tahun buat Dia jadi bibi jangan kasih tahu kalau aku menelponnya bi"
"Iya Non"
Rianti pun segera menutup teleponnya dan bergegas bersih siap menuju ke rumah Tommy. Setelah beberapa menit Rianti pun segera menuju ke Rumah Tomi dengan membawa kue cake dan kado yang sudah disiapkan khusus untuk untuk Tomi.
Dengan hati yang gembira dan penuh semangat Rianti menuju kerumah Tomi setelah tiba iapun segera masuk, namun ia di kejutkan dengan mobilnya Sherly "kok Aku yang deg - degkan sih?" batunnya. Dia pun tetap melangkah masuk kedalam rumah Tomi dengan kebetulan pintu rumah yang lagi terbuka.
Saat Ia melangkah masuk kedalam rumah betapa terkejutnya Ia menyaksikan adegan ciuman kedua orang itu dengan penuh *****.
Braaak cake dan kado di tangan Rianti terjatuh "Tomi !!! Sherly !!!" kedua orang itupun terkejut.
"Rianti !!" ucap Tomi.
Rianti pun berlari keluar dari rumah Tomi.
"Ti.. tunggu aku bisa jelasin" ucap Tomi sambil mengejar Rianti." Beb tunggu" Tomi yang menarik tangan Rianti.
"Kamu mau ngejelasin apa Tom, semua udah jelas dengan perbuatan kalian berdua tadi"
"Kamu salah paham kita nggak ada hubungan apa-apa"
"Cukup Tomi, Kamu nggak usah bohong Aku bukan anak SD yang kamu bohong terus, sejak kapan kalian berdua main di belakang aku ? dan kamu Sherly !! Aku nggak nyangka persahabatan kita udah lumayan lama Sher tapi kamu tega ngehianatin persahabatan kita"
"Ranti aku minta maaf, aku cuma main-main sama Dia ! itu semua karena Aku kesepian Kamu ninggalin Aku terus !" Kata Tomi dengan wajah memelas.
"Cukup Tom !! lebih baik hubungan kita sampai disini."
Ranti pun segera berlari keluar dari halam rumah itu.
"Aaahhhhg ini semua gara-gara kamu Sherly !!" ucap Tomi penuh amarah.
"Enak aja, Kamu jugakan selama ini tidak pernah menolak Aku dan menerima semua apa yang Aku lakukan kepada Kamu !" balas Sherly yangbtaknmau kalah.
" kamu mending sekarang pulang !" perintah Tommy dan Ia pun segera masuk ke dalam rumahnya mengambil kunci mobilnya untuk mengejar Rianti.
Sementara Rianti yang menyebrang jalan tak melihat ke kiri dan kanan hampir tertabrak oleh mobil seseorang pria tampan.
Rianti pun terduduk di tengah badan jalan dengan terisak tangis.
"Wahh ni perempuan mau mati kali" ucap Aditia. Ia pun segera turun dari mobilnya dan menuju ke Rianti.
"Kok Dia nangis ??" batinnya.
"kamu nggak apa-apa kan?" Rianti pun melihat ke arah sumber suara dan saat Dia ingin berdiri Ranti malah terjatuh pingsan.
Dengan Sigap Aditya segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak terjatuh di jalanan." Aduuh Dia pinsan lagi" dia segera membawa masuk Ranti ke mobilnya.
Aditia pun segera menghubungi dokter pribadinya dan segera menuju ke apartemennya.
"Gadis ini kalau tidak salah yang waktu itu di mall" batin Aditia saat melihat kearah Ranti.
Dengan kecepatan tinggi Ia melajukan mobilnya, setelah bebera menit akhirnya Ia tiba karena lokasinya tidak jauh dari tempat itu.
Dia pun menggendong tubuh Ranti dan dibawah masuk kedalam apartemen dan membaringkan Ranti di tempat tidur.
Tak lama pun dokter datang "Ferdy tolong Kamu periksa wanita ini ! Dia pinsan di jalan." kata Aditiya
"Siapa Dia pacar kamu yah Bro?"
"Bukan nggak sengaja ketemu Dia, sudah tanyanya lebih baik sekarang kamu lihat kondisinya dulu !" Ferdy pun segera memeriksa kondisi Ranti.
"Permisi tuan ini air minumnya"
"Terima kasih Bi"
Setelah beberapa saat Dokter Ferdy memeriksa "Dia nggak apa-apa. Dia uma kelelehan saja." kata Ferdy
"Syukurlah, tapi kok Dia belum sadar ?"
"Tidak apa-apa sedikit lagi juga Dia bangun." belum selesai dokter Ferdi berbicara. Ranti sudah mulai tersadar Dia pun melihat kekiri dan kanan.
"Aaaku di-mana ini?"
"Diapartemenku, apa Kamu masi merasa pusing Nona?" tanya Aditya dengan sopan
"Tidak terima kasih"
"Siapa namamu Nona cantik" sambung Dokter Ferdy.
"Ranti"
"Berikan alamat rumahmu biar aku mengantar kamu pulang" potong Aditia.
"Tidak usah biar aku sendiri, terima kasih atas bantuan kalian." ucap Ranti yang sudah bangun dari tempat tidur.
"Sama-sama Ranti tapi lebih baik kamu Aku yang antar pulang saja !"
"Hei bukannya Kau masih ada pasien yang harus di urus biar Nona ini Aku yang urus" kata Adit yang sudah menarik lengan Ferdy untuk keluar dari apartemennya.
"Aah Kau ini" kesal Ferdy dan Ia pun pergi meninggalkan Aditia.
Aditia pun segera kembali kedalam kamar dengan membawa makanan yang bibi sudah siapkan.
"Ayo makan dulu setelah itu baru kamu boleh pulang."
"Terima kasih, Maaf ini The elements aparment?"
"Iya Nona."
"Kalau begitu tidak perlu mengantar aku juga tinggal disini !"
"Humm berarti wanita ini bukan wanita biasa" batin Aditia.
"Oh yah, ya sudah kalau begitu habiskan dulu makanannya habis itu baru kamu pulang." Ranti pun mengangguk.
"Maaf kalau boleh tahu tadi kamu kenapa bisa berada di tengah jalan?"
Ranti hanya diam tak menjawab, Aditia yang merasa tak di respon akhirnya melanjutkan "Lainkali tidak boleh seperti itu, kalau kamu tertabrak bagaimana?"
Tampa sadar airmatanya jatuh membasahi pipinya, Aditia yang melihat Ranti seperti itu mendekat dan memeluk "Maaf jika kata-kataku terlalu kasar"
"Aku mau pulang terima kasih atas bantuannya hari ini tuan permisi" kata Ranti dan langsung beranjak keluar dari apartemen Aditia.
"Gadis itu sepertinya sedang ada masalah."
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments