Chapter 5

Juhan dan Hayoon telah duduk di sofa berwarna merah. Mereka memesan minum dan bersantai bersama di sana.

"Juhan oppa, aku tadi sudah menelepon Sijin katanya dia dalam perjalanan kemari. Mungkin sebentar lagi dia akan datang," ucap Hayoon dengan wajah berseri-seri.

"Baiklah. Kita tunggu dia," jawab Juhan.

Sementara itu, Sena hampir jatuh dan memegang erat lengan kekar seorang pria.

"Hai, kau tidak apa-apa?" tanya pria itu seraya memegangi lengan Sena.

"Tidak apa-apa. Maaf, aku telah membuatmu kaget," Sena menjawab dengan menarik dirinya mundur.

Pria itu tersenyum. "Baru kali ini aku melihat wanita cantik seperti dirimu. Bolehkah aku mentraktirmu minum?"

"Iya boleh, silakan. Aku adalah temannya Sena," sahut Hyemi dengan melambaikan tangannya.

Sena menatap Hyemi dengan tatapan kesal. Mulutnya komat-kamit seperti sedang mengatakan sesuatu. Tanpa ragu-ragu, pria itu menarik lengan Sena dan membawanya duduk di meja bar.

"Tolong berikan minuman yang paling enak untuk wanita cantik ini," ucap pria itu. Bartender di depannya pun mengangguk menyetujui pesanannya. Sedangkan Sena dan Hyemi hanya terdiam di kursi sebelah pria itu.

"Berapa usia kalian?" tanya pria itu kepada mereka berdua.

"Usiaku 25 tahun, sedangkan temanku ini 26 tahun," jawab Sena.

"Kalian masih muda. Kalau usiaku 32 tahun jauh di atas kalian," ucap pria itu sembari tersenyum.

Tak lama, bartender menghampiri mereka dan memberikan minuman. Kemudian, mereka menyesap minuman itu dan bercakap-cakap.

"Namamu Sena benar?" tanya pria itu dan dibalas anggukan oleh Sena.

Pria itu melihat jam tangannya, lalu bangkit dari kursinya. "Sepertinya aku harus pergi sekarang."

"Baiklah. Terima kasih sudah mentraktir minum," ucap Sena.

Pria itu mengangguk dan tersenyum menatap Sena. Dia terpukau melihat wajah Sena yang cantik, seperti sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. Pria itu melangkah pergi tapi tiba-tiba ia berhenti dan membalikkan badan untuk melihat Sena lagi.

"Sena, maukah kau ikut denganku?" Pria itu mengajak Sena untuk ikut pergi bersamanya.

"Mau pergi ke mana?" tanya Sena bingung.

"Aku ada janji dengan seseorang. Aku ingin mengajakmu pergi bersama."

Hyemi mencondongkan wajahnya dan berbisik pada Sena. "Pergilah! Dia kelihatannya sangat menyukaimu. Ayo cepat pergi!"

"Hyemi, aku malas pergi dengan pria tak dikenal," jawab Sena lirih.

"Tenang. Nanti aku akan menyusulmu. Sekarang cepat pergi! Aku sekarang mau bersenang-senang mencari pria single." bisik Hyemi sembari tersenyum.

"Oke, aku akan pergi dengannya." Sena bangkit dari duduknya dengan kesal. Ia mendekati pria itu, lalu pergi bersamanya.

Pria itu menggandeng Sena dan membawanya pergi menuju VIP room. Ini pertama kalinya Sena menginjakkan kakinya ke VIP room di kelap malam. Setiap room dijaga oleh 2 pelayan yang berdiri di samping pintu. Pria itu memperlambat langkahnya dan tampak bingung mencari room yang akan ditujunya.

Tiba-tiba ponsel pria itu berbunyi dan ia mengangkatnya dengan cepat.

"Hallo, aku sudah sampai di dekat sini. Oke, aku akan langsung menuju ke sana." Pria itu mematikan teleponnya dan langsung menuju ke VIP room yang terletak di paling ujung.

Begitu mereka berdua masuk ke dalam room itu, mata Sena langsung membulat sempurna. Ada Juhan dan Hayoon yang tengah duduk menunggu kedatangan pria itu di sana.

Juhan dan Hayoon pun terkejut melihat pria itu datang bersama Sena. Keduanya tampak mengeryit dan bingung. Tetapi pria itu dengan penuh percaya diri melangkah maju dan mendekati mereka.

"Sijin oppa." Hayoon menatap pria itu dengan ekspresi terkejut.

Sijin dan Sena duduk di sofa bersama mereka. Tatapan mata Juhan fokus mengarah pada Sena.

Habislah aku. Hari ini aku benar-benar sial. Sena membatin panik. Ia menundukkan kepala sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

"Oh ya, kenalkan dia namanya Sena. Aku bertemu dengannya di dekat pintu masuk kelab." Sijin memperkenalkan Sena.

Sena tiba-tiba menyengir lebar. "Sebenarnya aku sudah mengenalnya. CEO Park Juhan adalah atasanku di perusahaan."

Sijin membelalakkan matanya. "Oh, benarkah? Kenapa kalian diam saja tak saling menyapa?"

"Sijin oppa, wanita ini hanyalah karyawan biasa di perusahaan. Jadi Juhan oppa tidak perlu menyapanya. Aku heran kenapa Sijin oppa membawa wanita ini kemari." Hayoon berkata ketus dan menatap Sena dengan penuh kecemburuan.

"Hayoon, kau tidak boleh bicara seperti itu. Baik itu karyawan maupun bukan, kalau memang kenal ya harus kita sapa," ujar Sijin. Pria itu terus-menerus menatap wajah Sena dan itu membuat Hayoon cemburu. Tetapi sebaliknya, Juhan hanya diam dan terus menyesap minumannya.

"Sena, kau mau minum? Di meja banyak minuman, pilihlah sesukamu," ucap Sijin seraya tersenyum pada wanita itu.

"Terima kasih." Sena mengulurkan tangan dan menuang minuman ke gelas. Namun tak sengaja gelas itu oleng dan minuman tumpah di meja.

"Oh.. Maaf atas kecerobohanku. Aku akan membersihkannya," ucapnya panik. Sena hendak bangkit berdiri, tapi Sijin meraih tangannya.

"Tidak perlu. Ada pelayan yang membersihkannya." Sijin menatap ke depan pintu dan berteriak. "Pelayan, tolong bersihkan meja ini."

"Baik," jawab seorang pelayan sembari masuk ke dalam room dan membersihkan meja.

"Terima kasih," ucap Sena seraya kembali duduk di kursinya.

"Dasar wanita ceroboh! Kau datang ke sini hanya untuk menghancurkan suasana," umpat Hayoon tajam.

"Hayoon sudah hentikan. Sena tidak sengaja menumpahkannya," sahut Sijin menenangkan.

Suasana menjadi hening beberapa saat. Tidak ada percakapan dari mereka. Setelah cukup tenang, Hayoon menatap Sijin dengan tersenyum.

"Aku sudah lama menunggu kedatanganmu, Sijin oppa. Aku benar-benar merindukanmu. Malam ini adalah malam spesial yang aku buat untuk menyambut kedatanganmu. Bagaimana kalau kita berdua berdansa di dance floor? Aku ingin berdansa dengan Sijin oppa," ucap Hayoon dengan penuh harap. Wanita itu tersenyum dan berharap pria idamannya itu mau memenuhi keinginannya. Tetapi faktanya, Sijin tidak mau menjawab dan seperti akan menolak.

Sebelum Sijin menjawab, Hayoon bangkit dari sofa dan melangkah mendekatinya. Wanita itu menarik lengan Sijin dan memaksanya untuk berdiri.

"Sijin oppa, ayo kita pergi ke dance floor. Aku ingin berdansa denganmu," paksa Hayoon seraya menarik lengan pria itu. Kemudian, mereka berdua keluar dari VIP room menyisakan Juhan dan Sena di sana sendirian.

Dasar wanita penggoda. Setelah menggoda Juhan kini dia menggoda Sijin, Sena membatin seraya menggelengkan kepala.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Juhan dingin.

"Aku ke sini ingin bersenang-senang dengan temanku. Kenapa memangnya? Apa aku tidak boleh datang ke sini? Um.. aku tahu. Ada yang sedang cemburu karena wanitanya pergi dengan pria lain," ledek Sena.

"Itu tidak ada hubungannya," lagi-lagi Juhan berkata dingin pada Sena.

Berapa detik kemudian, Sena menggeser tubuhnya mendekat ke arah Juhan. Ia mencoba menggoda CEO tampan yang ada di sampingnya.

"CEO Park Juhan, maukah anda berdansa denganku di dance floor?" goda Sena dengan senyuman nakal.

Juhan tersenyum miring melihat tingkah laku Sena yang semakin berani. Selama ini tidak ada orang satu pun yang berani menggodanya seperti itu. Juhan hanya diam. Ia mengambil segelas minuman lalu menghabiskannya dalam sekali minum.

"Ya sudah kalau tidak mau. Aku mau pergi mencari temanku." Sena bangkit dari sofa dan mulai bergerak pergi, tapi tiba-tiba Juhan meraih pergelangan tangannya dan menghentikannya. Sena menengok ke arah Juhan dengan tatapan bingung.

Tanpa kata-kata, Juhan bangkit dari duduknya lalu membawa Sena pergi menuju dance floor.

Terlihat banyak orang yang tengah menari dan menggoyangkan tubuhnya. Juhan membawa Sena melewati kerumunan lalu ia berhenti di tengah dance floor.

Juhan menyentuh pinggul Sena dan merengkuhnya untuk memulai dansa.

Seketika detak jantung Sena berpacu kencang. Sentuhan Juhan menggetarkan jiwanya. Tak lama, kenakalan Sena pun mulai muncul. Perlahan, ia mulai meraba-raba dada Juhan yang padat.

Pikirnya, Juhan is so hot. He is my style.

Seharusnya aku yang menggoda dia, tapi kenapa justru aku yang tergoda olehnya, Sena membatin dalam hatinya.

Memang karisma dari CEO itu tidak main-main. Dengan gerakan tubuhnya saja dia mampu membuat hati wanita meleleh.

"Kenapa kau memegang-megang dadaku?" tanya Juhan sembari melirik Sena.

"Ti-tidak. Aku tidak pegang," jawab Sena terbata panik. Ia langsung berhenti menyentuh dada dan beralih melingkarkan kedua tangannya ke leher Juhan.

Juhan menundukkan kepala dan menenggelamkan wajahnya ke rambut Sena.

"Aku tak tahu kalau kau ternyata menyukaiku sedalam ini. Sampai-sampai kau membuntuti aku dan menggodaku seperti ini," bisik Juhan di telinga Sena.

Sena membalasnya dengan berbisik ke telinga Juhan. "Anda terlalu percaya diri, CEO Park. Aku khawatir anda akan jatuh cinta padaku lebih dulu."

"Jika kau terus menggodaku, jangan salahkan aku kalau aku bersikap kurang ajar padamu," ucap Juhan tak main-main.

"Sepertinya, aku akan menunggu sampai tahap itu terjadi," ucap Sena tersenyum.

"Kau menantangku?"

"Menurutmu?"

"Hmm......" desah lembut keluar dari bibir Juhan. Pria tampan itu mempererat pelukannya ke tubuh Sena yang seksi.

Di penghujung malam, Juhan dan Sena kembali ke VIP room. Mereka berdua terkejut ketika melihat banyak orang di sana. Sijin, Hayoon, dan Hyemi tengah duduk di sofa menunggu kehadiran mereka.

"Kalian berdua dari mana?" tanya Sijin dengan mengeryitkan dahi.

"Ka-kami pergi ke dance floor." Sena menjawab dengan senyuman getir.

Setelah mereka semua duduk rapi di sofa.

Hyemi berbisik pada Sena. "Itu CEO yang kau bicarakan itu, kan? Aku akan bertanya tentang lowongan pekerjaan kepadanya. Boleh ya?" bisik Hyemi. Sena tampak kurang setuju, tetapi Hyemi tak mempedulikannya.

"Aku adalah teman Sena, namaku Song Hyemi. Sebenarnya aku sedang mencari pekerjaan. Apakah di perusahaan anda membuka lowongan pekerjaan?" tanya Hyemi mengarah pada Juhan.

"Kau bertanya seolah-olah tak punya dosa. Kau pikir Juhan oppa siapamu? Kau kenal dengannya saja tidak, tapi sudah berani bertanya seperti itu!" sahut Hayoon dengan penuh kebencian terhadap Sena dan Hyemi.

Sijin menatap Hayoon dan mengerutkan alis. "Hayoon, jangan bicara seperti itu."

"Juhan, apakah perusahaanmu tidak membuka lowongan? Aku harap kau bisa membantu teman Sena," pinta Sijin kepada Juhan.

"Soal itu, kau besok bisa datang menemui Jinsu di kantor. Aku sekarang mau pulang," jawab Juhan seraya bangkit dari sofa.

"Juhan oppa, hati-hati di jalan," ucap Hayoon dengan penuh perhatian.

Satu jam setelah kepergian Juhan, Sena dan Hyemi berpamitan dan pulang ke rumah. Sena mengganti pakaian dan berbaring di ranjang bersama Hyemi.

"Sena, menurutku CEO gila yang kau katakan itu tidak sepenuhnya buruk. Dia masih punya hati nurani dan mau memberiku lowongan pekerjaan," ucap Hyemi dengan ekspresi senang.

"Dia hanya berpura-pura. Jika kau sudah bekerja di Lacoza, kau akan tahu sifat aslinya," jawab Sena sebal.

"Hm, oke. Apakah wanita bernama Hayoon tadi benar wanitanya CEO itu? Aku tidak suka wanita itu. Dia sangat sombong dan sok cantik. Dan menurutku wanita itu bukanlah kekasih CEO, dia terlihat lebih menyukai Sijin." Hyemi mengutarakan pendapatnya.

"Aku juga merasa begitu, tapi wanita itu mendekati keduanya," ujar Sena yang sudah mengetahui Hayoon lebih dulu.

"Sena, kau harus lebih pintar dari wanita itu. Kau mengerti? Kau tidak boleh kehilangan CEO tampan itu. Pokoknya harus, harus, harus, merayu CEO itu sampai jadi pacarmu. Oke? Aku akan membantumu." Hyemi berucap dengan antusias.

Sena tertawa. "Oke!"

...***...

Senin pagi, Sena terlambat bangun dari tidurnya. Wanita itu berlari lalu memanggil taksi menuju kantor.

"Uh, jadi wanita kantoran memang harus rajin. Aku terlambat 30 menit, semoga tidak ada atasan yang melihatku," gumamnya.

Sena berlari menuju lift yang terbuka. Matanya langsung membulat ketika melihat Juhan ada di dalam lift itu. Padahal, Sena berharap lift itu kosong. Dengan berpura-pura tenang, Sena masuk ke dalam lift bersama Juhan berduaan.

"Karyawan yang masuk terlambat ada kemungkinan akan dipecat," sindir Juhan sembari melirik ke arah Sena.

"CEO Park, jika anda ingin berbicara denganku sebaiknya langsung bicara saja. Aku dengan senang hati akan mendengarkannya," kesal Sena.

"Nona Sena sepertinya sudah tahu maksudku. Jadi aku tak perlu repot-repot menjelaskannya." Juhan menyindir halus. Sena pun paham apa yang dimaksudnya.

Sena menghela napas kasar. "Aku tahu hari ini aku terlambat. Aku minta maaf karena telah bangun kesiangan."

"Kau selalu minta maaf dan maaf. Aku sudah bosan mendengarnya. Aku ingatkan sekali lagi, kalau kau tidak merubah kebiasaan burukmu itu, aku akan mengeluarkanmu dari perusahaanku." Juhan mengancam dengan nada dingin.

"CEO Park Juhan, tolong jangan marah dulu. Aku terlambat hanya satu kali ini. Please, jangan marah padaku." Sena merayu Juhan. Ia memandang Juhan dengan senyuman menggoda.

Juhan menyentuh dagu Sena dan membuat wanita itu menatapnya. "Aku akui kau memang cantik dan menarik. Tapi semua itu masih belum cukup untuk membuatku suka padamu."

Bunyi pintu lift terbuka. Juhan melepaskan tangannya, lalu melangkah keluar dari lift. Sentuhan tangannya meninggalkan rasa merinding di kulit Sena.

Pada jam yang sama, Hyemi tengah berada di dalam ruangan manager untuk wawancara kerja.

Jinsu sedang memeriksa CV Hyemi dan beberapa saat kemudian ia tersenyum.

"Nona Song Hyemi, sebenarnya perusahaan ini memang sedang membuka lowongan pekerjaan. Tapi posisi yang kami butuhkan adalah staff marketing. Ini sedikit tidak cocok dengan profil anda yang berbasis admin. Namun.. Jika anda bersedia mencoba bekerja di divisi marketing, aku memberi kesempatan anda untuk bergabung di perusahaan kami," ujar Jinsu.

Hyemi mengangguk setuju. "Saya bersedia bekerja di divisi marketing."

"Baiklah. Nona Hyemi, selamat bergabung di Lacoza," ucap Jinsu dengan senyumannya yang ramah. Setelah itu, Jinsu mengantar Hyemi menuju divisi marketing.

Tiba di divisi marketing, Jinsu mengenalkan Hyemi dengan seorang pria ketua tim marketing. Seketika mata Hyemi berubah menjadi bulat dan berbinar-binar.

"Doyun, ini ada anggota baru yang akan masuk ke dalam tim marketing. Namanya Hyemi." Jinsu memperkenalkan Hyemi.

"Aku adalah ketua tim marketing, Choi Doyun," ucap Pria itu.

"Namaku Song Hyemi. Senang bertemu denganmu." Hyemi terlihat senang berkenalan dengan pria itu.

Pada pukul 18.00 sore, Sena dan Hyemi pulang bersama dengan senyum semringah di wajah mereka. Kebahagiaan sedang menyelimuti mereka malam ini. Sesampainya di rumah, mereka berdua makan-makan bersama untuk merayakan kesuksesan Hyemi diterima kerja di Lacoza.

"Aku bertemu pria tampan dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama," ucap Hyemi dengan hati berbunga-bunga.

"Oh ya? Siapa pria itu?" Sena penasaran.

"Dia adalah ketua tim marketing 'Choi Doyun'."

"Sepertinya aku pernah bertemu dengan pria itu."

"Benarkah? Bagaimana menurutmu Doyun tampan, kan?" tanya Hyemi dan diangguki oleh Sena.

"Kalau begitu kita sekarang punya target pria masing-masing. Kau dengan CEO itu, sedangkan aku dengan Doyun," ucap Hyemi.

"CEO Park Juhan tidak semudah yang aku bayangkan. Kelihatannya aku dan dia tidak ada kemungkinan."

"Sena, jangan menyerah. Pasti ada cara untuk menaklukannya." Hyemi tersenyum seraya menepuk pundak Sena.

Terpopuler

Comments

Potato Peach

Potato Peach

Juhan bukan pria yg mudah d taklukkan,, semoga Sena berhasil 😍😍

2021-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!