..
"Sayang bangun nak, sarapan dulu yuk!" Panggil Mama Callysta mencoba untuk membangunkan putri kesayangannya.
"Mama...!" Kata Denia dengan suara seraknya sambil menggeliat.
Mama Callysta melihat mata Nia sembap bertanda dia habis menangis semalaman.
"Sayang ayok bangun,kamu memangnya gak berangkat kuliah sayang!" Kata mama Callysta.
"Nia bolos ya ma!" Jawab Nia.
"Kok bolos nak?" Tanya Mama Callysta heran.
"Nia pusing ma!" Jawab Nia singkat.
"Papa sama kak Andrew sudah berangkat belum ma?"Tanya Nia.
"Sudah dari tadi sayang, soalnya mau ada rapat jadi mereka berangkat pagi-pagi sekali.
Ya sudah mama tunggu di depan ya,mama mau lihat bang yuli dulu , sudah bangun belum dia." Kata mama Callysta.
Mama Callysta keluar kamar Nia berganti ke kamar anak keduanya, Julius.
Ceklek...
Pintu kamar juli dibuka oleh Mama Callysta,tampak kamar juli yang kacau balau.
"Aduh bang.... ini kamar apa kapal pecah sih..! Bang...abang...bangun abang...!" Kata mama Calista setengah berteriak merasa kaget dengan isi kamar Juli.
Buku berantakan dimeja belajarnya,baju bercecer dimana mana,bantal dan selimut sudah ada di lantai.
"Mama.. berisik amat sih ma..."Kata juli merasa tidurnya terganggu.
"Aduh abang oh abang.. sudah jam berapa tuh bang,katanya ada kuliah pagi, cepetan bangun! Teriak mama Callysta kesal.
"Lima menit lagi ma..!" Jawab Juli malas.
"Gak ada lima menit lima menitan. Cepetan bangun kalau gak tak laporin sama papa biar motor kamu disita kayak dulu,mau kamu!" Ancam mama Callysta.
"Jangan dong ma!" Kata juli langsung bangun dari tidurnya.
"Makanya cepetan bangun,mama tunggu di meja makan. 10 menit harus sudah keluar kamar,awas kalau 10 menit belum keluar kamar!"Mama Callysta kembali mengancam.
"Yang benar saja ma,masa cuma 10 menit waktunya ma!" Protes Julius.
"Cepetan, kalau gak.....!" Ancam mama Callysta lagi.
"Iya..iya ma!" Ucap juli langsung berlari masuk kamar mandi.
"Haduh... punya anak seperti kamu sepuluh bisa kurus kering tinggal tulang mama Jul..." Kata mama Callysta sambil berjalan keluar kamar Juli.
setelah menunggu kurang lebih 20 menit Juli keluar kamarnya.
"Kamu terlambat 10 menit,mama potong uang jajanmu ya!" Kata mama Callysta setelah Juli sudah sampai di meja makan.
"Mama..!" Teriak Juli sambil duduk di kursi.
"Kenapa sih bang..?" Tanya Nia bingung.
"Gak tau tuh mama nyebelin!" Kata juli kesal.
"Ehem..!" Mama Callysta berdehem .
"Sudah ayok cepetan sarapan nanti terlambat ke kampus." Ucap mama Callysta.
"kamu gak berangkat ke kampus dek?" Tanya Juli kepada Nia.
"Nia mau bolos dulu,sekali kali bolos gak apa apa apa kan bang?" Ucap Nia
"Ya terserah kamu dek,kamu sendiri yang rugi kalau gak masuk kuliah!" Jawab Juli cuek.
"Ma.. Juli berangkat ya ma!" Kata juli selesai makan, mencium punggung tangan mama Callysta.
"Lho bang..makannya kok sedikit amat? Kata mama Callysta.
"Udah terlambat ma!" Ucap Juli sambil berlari keluar.
"Dah mama...!" Teriak Juli.
"Ya sudah hati hati bawa motor Jul,jangan ngebut..! Teriak Mama Callysta yang masih duduk di ruang makan bersama Nia.
Mereka melanjutkan makan tanpa ada yang bersuara
.
Malamnya.
" Pa... ma...bagaimana keputusan kalian dengan hubungan Nia sama kekasihnya?" Tanya Andrew pada malam hari ketika mereka sedang kumpul diruang tengah sambil menonton acara televisi.
"Papa tetap tidak setuju Dre,papa ingin Nia menyelesaikan kuliahnya dulu!" Jawab papa Eric.
"Kan setelah menikah Nia bisa melanjutkan kuliah nia pa!" Sambung Nia.
"Sayang lebih baik kamu pikirkan lagi nak keputusanmu untuk menikah, menikah itu gak semudah yang kamu bayangkan nak!"
Kata Mama Callysta menasehati putrinya.
"Kalau kalian tetap tidak setuju, Nia pergi dari rumah!" Teriak nia langsung berdiri dari duduknya dan berlari masuk dalam kamarnya.
"Denia...!" Teriak papa Eric.
.
.
Paginya.
"Papa.. Andrew...!"Teriak Mama Calista pagi pagi memanggil suami dan anak pertamanya sambil menangis.
"Ada apa ma...?"Tanya papa Eric yang baru keluar dari kamarnya.
"Pa.. Nia pergi pa... lihat ini..!" Kata mama Callysta menangis sambil menyerahkan selembar kertas yang ditemukan dikamar putrinya.
Yang tertulis di selembar kertas
Maaf pa ..ma.. Nia gak sanggup jika harus berpisah dari mas Bowo.
Nia sangat mencintai mas Bowo,nia tetap akan menikah dengannya meski tanpa restu dari mama dan papa.
Maafin Nia.
Nia menyayangi mama sama papa tapi nia juga sangat menyayangi mas Bowo.
maafkan putri kalian,Denia
"Denia...!" Kata papa Eric lirih sambil meremas kertas yang ada di tangannya.
"Pa.. Nia putri kita pa..hik..hik..! "Tangis mama Callysta merasa sedih.
"Ada apa ma,pa..?" Tanya Andrew yang baru keluar dari kamarnya berjalan menghampiri kedua orang tuanya di ikuti Juli yang masih dibelakang Andrew.
"Bang...adikmu bang..hik..hik ..!"Kata mama Callysta sambil menangis.
"Ada apa dengan nia ma?" Tanya Andrew.
Andrew mengambil kertas yang ada di tangan papa Eric,dibukanya kertas yang sudah kusut dan dibacanya dengan berlahan oleh Andrew dan Juli.
"Nia.. kenapa kamu nekat dek?" Gumam Andrew Setelah membaca isi pesan Nia.
"Bang cari adikmu bang.. Mama takut terjadi sesuatu sama dia..hik..hik...!" Kata mama Callysta khawatir masih menangis.
"Biarkan saja,itu sudah jadi keputusannya!" Kata papa Eric dengan wajah sendu.
"Tapi pa..?" Potong mama Callysta.
"Sudah ma..biarkan saja,dia sudah menentang kita,biar dia rasakan sendiri bagaimana susahnya hidup diluar sana!" Kata papa Eric tegas.
Kedua anak laki-laki mereka hanya diam mendengarkan,tampak ada kekhawatiran di wajah mereka tapi mereka tidak berani menentang keputusan papa Eric.
Di tempat lain.
Tok..tok..
Ya sebentar...!" Terdengar suara dari dalam rumah.
Ceklek...
Pintu dibuka, terlihat seorang perempuan muda berdiri di depan pintu dengan membawa tas ransel di punggungnya.
"Sayang.. ?" Tanya pemuda tampan dari dalam rumah merasa kaget dg orang yang ada di depannya.
"Mas Bowo..!" Perempuan itu tiba-tiba menangis dan memeluk laki laki yang baru keluar dari dalam rumah.
"Kamu kenapa yang? Ayok masuk!" Kata laki laki itu yang ternyata Bowo.
"Sayang kamu kesini sama siapa? Membawa tas ransel,memangnya kamu mau kemana?" Tanya Bowo curiga,karena baru kali ini kekasihnya datang sendiri ke kontrakannya,biasanya selalu ada teman perempuan setiap dia main ke tempatnya.
"Mas,aku pergi dari rumah!" Kata perempuan itu yang tak lain adalah Nia, kekasih bowo.
"Pergi dari rumah,kenapa?" Tanya Bowo kaget.
"Mama sama papa gak setuju dengan hubungan kita mas, Nia gak bisa hidup tanpa mas Bowo,kita nikah aja meski tanpa restu dari orang tua Nia! "Kata nia sambil terisak di dalam pelukan Bowo.
"Sayang,mas juga sangat mencintaimu tapi mas gak mau menikah tanpa restu dari orang tuamu!" Kata Bowo lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments