Bab 4. tidak di izinkan

Dua hari setelah Nia mengatakan keinginannya untuk menikah,Nia mengajak Bowo datang kerumah untuk menemui kedua orang tuanya.

"Maaf om,tante, maksud kedatangan saya kesini saya ingin meminta izin dan doa restu om sama Tante kalau saya ingin menikahi anak om sama tante yaitu Nia." Kata Bowo sopan kepada kedua orang tua Nia Setelah Bowo bertemu dengan mereka.

"Dengan apa kamu menikahi anak kami anak muda?" Tanya Papa Eric tegas dengan menatap tajam Bowo.

"Saya memang saat ini belum punya apa-apa om,tapi saya janji akan membahagiakan Nia " Jawab Bowo tegas.

"Maaf nak Bowo, terus terang Aku tidak merestui hubungan kalian,aku tidak mengizinkan Nia menikah dengan kamu karena Nia masih sangat muda!" Jelas Papa Eric.

"Pa...!" Ucap Nia memotong pembicaraan Papanya.

"Sudah Nia, Papa kan sudah bilang sama kamu, Papa gak setuju kamu menikah dengan Bowo." Ucap Papa Eric tegas.

"Papa kami saling mencintai Pa,kami tetap akan menikah meski tanpa restu Papa!" Ucap Nia.

"Sayang..!" Kata Mama Callysta lembut membelai anak gadisnya.

"Ma.. Nia sangat mencintai mas Bowo,hik...hik..!" Nia mengadu ke Mama Callysta sambil terisak.

"Nia...tau apa kamu tentang cinta!" Bentak Papa Eric merasa kesal dengan Nia.

"Maaf nak Bowo kalau kamu sudah selesai kamu boleh pulang!" Lanjut Papa Eric mengusir Bowo secara halus.

"Maaf om,saya sangat menyayangi anak om,saya bakal berjuang untuk mendapatkan Nia, permisi Om, Tante." Pamit Bowo sopan dan pergi berlalu meninggalkan keluarga Nia.

"Mas Bowo..!" Teriak Nia sambil terisak mengejar Bowo, Nia memegang tangan Bowo dan menahannya.

"Sayang mas janji bakal terus berjuang untuk cinta kita!" Kata Bowo lembut sambil membelai rambut Nia.

"Sekarang biarkan mas pergi dulu,kamu jangan nangis sayang,mas tetap akan menikah sama kamu apapun yang terjadi." Lanjut Bowo sambil melepas pelan tangan Nia.

Bowo segera meninggalkan rumah orang tua Nia setelah nia melepas tangannya.

Terdengar suar motor bowo pergi menjauh.

Nia masih menatapnya sambil terisak lalu berlari menuju kamarnya setelah Bowo pergi.

Papa Eric dan Mama Callysta hanya diam saja, sabenarnya hati mereka sakit melihat putri kesayangannya sedih tapi mereka melakukan semua itu demi kebaikan putri satu-satunya.

Mereka tidak ingin Nia menyesal dikemudian hari karena salah memilih.

Kedua kakak laki-laki Nia hanya diam saja tanpa ada yang berani bicara.

"Pa..Ma, Juli mau main ya!" Izin kakak kedua Nia.

"Mau kemana Jul?" Tanya mama Callysta.

"Main tempat Nino sebentar." Jawab Juli.

"Ya sudah tapi pulangnya jangan malam malam besok kuliah pagi kan?" Mama Callysta mengingatkan

"Iya ma..!" Jawab Juli singkat.

Juli pergi setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Papa mau istirahat dulu ya sayang,kepala papa pusing!" Kata Papa Eric tiba-tiba kepalanya terasa pusing.

"Papa sakit? Ya sudah istirahat dulu yuk,jangan banyak pikiran pa nanti darah tingginya kumat." Mama Callysta mengingatkan.

"Andrew ,kamu gak ada acara hari ini?" Tanya mama Callysta ketika melihat anak pertamanya masih duduk santai sambil memainkan handphone miliknya.

"Gak ma, Andrew capek pingin istirahat dirumah." Jawab Andrew.

"Ya sudah kami tinggal dulu ya sayang!" Kata mama Callysta lalu pergi dengan Papa Eric ke kamar mereka meninggalkan Andrew yang masih duduk santai di ruang tengah.

Hanya ada Andrew yang sedang duduk di sofa ruang tengah seorang diri.

Andrew mematikan handphone miliknya dan memasukannya ke dalam kantong.

Andrew bangun hendak pergi ke kamarnya,ketika sedang membuka pintu kamar Andrew teringat adiknya, Andrew menoleh ke kamar yang berada di samping kamarnya, menatap pintu kamar Nia, lalu Andrew menutup kembali pintu kamarnya dan berjalan mendekati pintu kamar Nia.

Tok..tok..

Andrew mengetuk pintu kamar adiknya.

"Denia...ini abang dek,apa abang boleh masuk?" Tanya Andrew di depan pintu kamar Nia.

"Masuk saja bang, pintunya gak dikunci." jawab Nia didalam kamar.

Ceklek..

Andrew membuka pintu kamar Nia,terlihat adiknya sedang tiduran sambil menangis di dalam kamar.

Andrew berjalan mendekati Nia,membuang nafasnya kasar .

"Dek..kamu gak apa-apa?" Tanya Andrew pelan.

Nia masih terisak dengan wajah tertutup bantal.

"Abang tau ini berat buat kamu dek,tapi abang yakin Mama papa melakukan ini semua juga demi kamu dek! Mereka tidak mau kamu menyesal dikemudian hari karena mereka sangat menyayangi kamu dek!"Andrew berbicara dengan pelan memberi pengertian untuk adiknya.

"Tapi bang, Nia sangat mencintai Mas Bowo bang.Nia gak bisa hidup tanpa dia!"

Kata Nia sambil terisak.

Andrew tak tega melihat adik perempuannya sedih.

"Nia.. bangunlah dek,sini lihat abang!" Kata Andrew menyuruh adik kesayangannya bangun untuk bicara dengannya.

Nia menuruti perintah kakak tertuanya.

"Jika kamu memang sangat mencintai Bowo, abang akan berusaha membantu kalian,nanti abang coba bicara sama Mama, Papa.

Kamu jangan bersikap seperti anak kecil,cobalah bersikap dewasa Nia, hidup berumah tangga itu tidak semudah yang kita bayangkan.Kamu harus berfikir lebih jauh lagi,apa kamu benar benar sudah siap untuk menikah.

Karen jika kamu sudah memutuskan maka kamu harus siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di kehidupanmu nanti.

Karena itu keputusan kamu sendiri tanpa ada yang menyuruh ataupun memaksa,jika terjadi sesuatu dengan rumah tanggamu nanti, kamu tidak boleh mengeluh,kamu harus siap menghadapinya!" Kata Andrew menjelaskan panjang lebar kepada adik kesayangannya.

"Iya bang, Nia sudah memikirkannya. Nia sudah siap bang!" Jawab Nia mantap.

"Ya sudah,besok abang coba bicara sama Mama Papa,kamu istirahat aja dulu."Perintah Andrew.

"Abang... makasih! Aku gak tau apa yang harus aku lakukan kalau tidak ada abang,hik..hik.." Ucap Nia memeluk Andrew sambil menangis.

"Sudahlah jangan menangis lagi,abang sangat menyayangi kamu dek,hati abang sakit jika melihatmu seperti ini dek! Abang bakal melakukan apapun untuk melihat mu bahagia." Kata Andrew membelai rambut Nia penuh kasih sebagai seorang kakak terhadap adiknya.

Nia melepas pelukannya dan menghapus air matanya sendiri.

"Sudah ya dek,abang mau istirahat dulu ,besok abang coba bicara sama Mama Papa." Kata Andrew sambil berdiri dan pergi keluar kamar Nia .

"Terimakasih bang!" Ucap Nia lirih sebelum Andrew keluar dari kamarnya.

Andrew menoleh kearah adiknya,menjawab dengan senyuman.

Andrew berjalan menuju kamarnya sendiri.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, wajahnya terlihat sendu menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan.

Andrew menghirup nafas panjang dan membuangnya berlahan sambil memejamkan matanya.

"Eliz...!" Gumam Andrew lirih memanggil sebuah nama sambil memejamkan matanya.Tampak jelas diwajahnya sedang memiliki banyak masalah yang hanya dia sendiri yang tau.

Karena merasa lelah akhirnya Andrew tertidur dengan pulas.

Keesokan paginya Papa Eric dan Andrew sudah bersiap siap ke kantor.

Andrew bekerja di kantor milik Papanya untuk membantu menjalankan usaha Papa Eric.

"Nia belum keluar kamar Ma?"Tanya Andrew kepada Mama Callysta.

"Belum sayang,nanti Mama coba lihat keadaannya,kamu berangkat saja kekantor nanti kesiangan!" Perintah Mama Callysta.

"Ya sudah, Andrew pamit Ma!" Ucap Andrew,lalu mencium punggung tangan Mamanya.

"Papa juga pamit ya ma!" Sambung Papa Eric sambil mencium kedua pipi dan kening Mama Callysta.

"Iya pa,hati hati ..!" Kata Mama Callysta berganti mencium punggung tangan suaminya.

Episodes
1 Bab 1.awal kehidupan pengantin baru
2 Bab 2.Di kasih kue sama tetangga
3 bab 3. mengatakan ingin menikah
4 Bab 4. tidak di izinkan
5 bab 5. Nia kabur
6 bab 6. rencana pernikahan
7 bab 7.Nia tampak gelisah
8 Bab 8.Akhirnya menikah
9 bab 9.Meminta haknya.
10 bab 10.Kerokan
11 bab 11.Pergi ke bidan
12 Bab 12.Makan ubi bakar
13 Bab 13.pergi ke Pekalongan
14 Bab 14.Gue ikut lo aja naik motor
15 Bab 15.pergi kerumah Nia dan Bowo
16 bab 16. Bowo bertemu mama Callysta
17 Bab 17.Rini, Adel dan Sekar membuat pisang goreng.
18 Bab 18. sikap konyol kedua anak ABG bikin ketawa.
19 Bab 19.makan bersama
20 Bab 20.bang Juli penakut
21 Bab 21. Kengser
22 Bab 22.Bowo berubah
23 Bab 23.Ada apa denganmu Bowo
24 Bab 24.Kedatangan Marissa
25 Bab 25.Aku harus meminta kepada siapa kalau bukan kepada suamiku sendiri.
26 Bab 26.Kamu selingkuh dibelakangku?
27 Bab 27.Kenapa kamu menyakitiku
28 Bab 28.Kenapa mas lebih mempercayai perempuan itu daripada aku,
29 Bab 29.Mari kita saling memaafkan
30 Bab 30.Makan kue klepon
31 Bab 31.Kedatangan para sibolang.
32 Bab 32.Bawang merah bikin nangis.
33 Bab 33.Bowo semakin lengket dengan istrinya.
34 Bab 34.Pesan misterius
35 Bab 35.Nia diculik
36 Bab 36.Masa lalu Marissa
37 Bab 37.Tragedi malam minggu
38 Bab 38. Kekejaman Marissa dan teman-temannya.
39 Bab 39. Kamu dimana Nia?
40 Bab 40. Menyusun rencana untuk menyelamatkan Nia.
41 Bab 41. Percuma gue miliki dirinya kalau hatinya tidak untukku.
42 Bab 42. Pertarungan antara warga desa dengan para preman.
43 Bab 43. Nia tertembak
44 Bab 44. Kemarahan papa Eric
45 Bab 45.Keadaan Nia sangat lemah.
46 Bab 46. Keadaan Nia semakin memburuk.
47 Bab 47. Keajaiban datang untuk Nia.
48 Bab 48. Para si bolang datang menjenguk
49 Bab 49.Mama Calista datang membawakan makanan untuk anak dan menantunya.
50 Bab 50. NIa sudah boleh pulang
51 Bab 51.Persiapan untuk acara tujuh bulanan
52 Bab 52.Bowo mau kegunung.
53 Bab 53.Bowo bekerja di konveksi.
54 Bab 54.Tertangkap basah
55 Bab 55.Kamu harus bisa melupakan Eliz.
56 Bab 56.Andrew mabuk
57 Bab 57.Pingin mie seblak
58 Bab 58.Rencana membeli bengkel
59 Bab 59.Ya jelas pusing,kamu semalam mabuk.
60 Bab 60.Siapa Tania?
61 Bab 61.Perut Nia keram.
62 Bab 62.Kekhawatiran Nia.
63 Bab 63.Nia cemburu.
64 Bab 64.Menemukan foto Bowo dengan seorang wanita.
65 Bab 65.Nia pingsan.
66 Bab 66. Aku dan Tania tidak ada hubungan apa-apa.
67 Bab 67.Andrew bertemu lagi dengan gadis berkacamata.
68 Bab 68.Mencari tempat penjual makanan.
69 Bab 69.Tentang Fransiskus.
70 Bab 70.Lahiran.
71 Bab 71.Cucu yang cantik.
72 Bab 72.Andrew dan Elizabeth.
73 Bab 73.Curiga.
74 Bab 74.Janji Bowo.
75 Bab 75.Malaikat kecil.
76 Bab 76.Perempuan ular.
77 Bab 77.Tentang gadis berkacamata.
78 Bab 78.Tentang gadis berkacamata bagian kedua.
79 Bab 79.Andrew dan Aliza
80 Bab 80.Mengutarakan isi hati.
81 Bab 81.Tentang orang tua Aliza
82 Bab 82. Elizabeth.
83 Bab 83.Datang kesekolah Aliza
84 Bab 84.Perasaan yang berbeda.
85 Bab 85.Mari kita memulai kehidupan baru.
86 Bab 86.Aliza dibawa dua laki-laki misterius.
87 Bab 87.Kecurigaan Andrew.
88 Bab 88.Rahasia keluarga pak Prasetyo.
89 Bab 89.Terbongkarnya sebuah rahasia.
90 Bab 90.Usaha penyelamatan.
91 Bab 91.Pergi ke Singapura.
92 Bab 92.Bang Juli datang.
93 Bab 93.Hamil lagi
94 Bab 94.Sari yang menggemaskan
95 Bab 95.Badan bunda seperti balon.
96 Bab 96.Danial,Daffa dan Daffi .
97 Bab 97.Kardus misterius.
98 Bab 98."Mendapat teror.
99 Bab 99.Saudara harus akur.
100 Bab 100.Jangan-jangan ada maling.
101 Bab 101.Dimana anak-anak?
102 Bab 102.Pembalasan
103 Bab 103.Tentang siapa Suci.
104 Bab 104.Andrew dan Julius datang.
105 Bab 105.Tentang Roy.
106 Bab 106.Berkelahi
107 Bab 107.Tertembak
108 Bab 108.Teringat
109 Bab 109.Dirawat.
110 Bab 110.Tidak bisa diselamatkan.
111 Bab 111.Pergi ke Pekalongan untuk melihat kampus.
112 Bab 112. Tentang Sari.
113 Bab 113. Pergi ke salon.
114 Bab 114. mencuci mobil di bengkel.
115 Bab 115. Mirip ayah.
116 Bab 116. Awal bertemu.
117 Bab 117.Tentang rahasia 39 tahun yang lalu.
118 Bab 118.Undangan rewangan
119 Bab 119. Bertemu lagi.
120 Bab 120.
121 Bab.121.Ramainya bapak-bapak dan ibu-ibu di rewangan
122 Bab 122.Nonton jaranan.
123 Bab 123.
124 Bab 124.
125 Bab 125.
126 Bab 126.Kesabaran dan ketegaran Nia.
127 Bonus cerpen. Tentang anak-anak Denia.
128 Bonus cerpen. Mimpi serem.
129 Berkunjung ke restoran.
130 Anak angkat.
131 Aciel pulang.
132 Aciel kangen sama om Ruslan
133 Sari jago beladiri.
134 Nama untuk anak angkat Sari.
135 Asap hitam.
136 Bayangan hitam
137 Kaos kaki
138 Kesurupan
139 Di rumah sakit.
140 Dirumah sakit bagian kedua.
141 Pertemuan.
142 Gagal mengutarakan isi hati
143 Ilmu untuk mengusir roh jahat.
144 Berusaha mengusir makhluk halus yang merasuki tubuh Riko
145 Mengajak jalan.
146 Mengutarakan isi hati.
147 Akhirnya jadian.
148 Kerumah bunda Nia.
149 Tolong Maafin Gue.
150 Ciuman pertama.
151 Si muka rata.
152 Siapa Bisma sabenarnya?
153 Perempuan mencurigakan.
154 Ketahuan.
155 Curiga.
156 Kedatangan kedua orang tua Bisma.
157 Faqih menghilang
158 Mencari Faqih ke lereng gunung selamat
159 Semua gara-gara lo.
160 Laki-laki berbaju serba putih.
161 Melihat senyum Adam.
162 Pengumuman.
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1.awal kehidupan pengantin baru
2
Bab 2.Di kasih kue sama tetangga
3
bab 3. mengatakan ingin menikah
4
Bab 4. tidak di izinkan
5
bab 5. Nia kabur
6
bab 6. rencana pernikahan
7
bab 7.Nia tampak gelisah
8
Bab 8.Akhirnya menikah
9
bab 9.Meminta haknya.
10
bab 10.Kerokan
11
bab 11.Pergi ke bidan
12
Bab 12.Makan ubi bakar
13
Bab 13.pergi ke Pekalongan
14
Bab 14.Gue ikut lo aja naik motor
15
Bab 15.pergi kerumah Nia dan Bowo
16
bab 16. Bowo bertemu mama Callysta
17
Bab 17.Rini, Adel dan Sekar membuat pisang goreng.
18
Bab 18. sikap konyol kedua anak ABG bikin ketawa.
19
Bab 19.makan bersama
20
Bab 20.bang Juli penakut
21
Bab 21. Kengser
22
Bab 22.Bowo berubah
23
Bab 23.Ada apa denganmu Bowo
24
Bab 24.Kedatangan Marissa
25
Bab 25.Aku harus meminta kepada siapa kalau bukan kepada suamiku sendiri.
26
Bab 26.Kamu selingkuh dibelakangku?
27
Bab 27.Kenapa kamu menyakitiku
28
Bab 28.Kenapa mas lebih mempercayai perempuan itu daripada aku,
29
Bab 29.Mari kita saling memaafkan
30
Bab 30.Makan kue klepon
31
Bab 31.Kedatangan para sibolang.
32
Bab 32.Bawang merah bikin nangis.
33
Bab 33.Bowo semakin lengket dengan istrinya.
34
Bab 34.Pesan misterius
35
Bab 35.Nia diculik
36
Bab 36.Masa lalu Marissa
37
Bab 37.Tragedi malam minggu
38
Bab 38. Kekejaman Marissa dan teman-temannya.
39
Bab 39. Kamu dimana Nia?
40
Bab 40. Menyusun rencana untuk menyelamatkan Nia.
41
Bab 41. Percuma gue miliki dirinya kalau hatinya tidak untukku.
42
Bab 42. Pertarungan antara warga desa dengan para preman.
43
Bab 43. Nia tertembak
44
Bab 44. Kemarahan papa Eric
45
Bab 45.Keadaan Nia sangat lemah.
46
Bab 46. Keadaan Nia semakin memburuk.
47
Bab 47. Keajaiban datang untuk Nia.
48
Bab 48. Para si bolang datang menjenguk
49
Bab 49.Mama Calista datang membawakan makanan untuk anak dan menantunya.
50
Bab 50. NIa sudah boleh pulang
51
Bab 51.Persiapan untuk acara tujuh bulanan
52
Bab 52.Bowo mau kegunung.
53
Bab 53.Bowo bekerja di konveksi.
54
Bab 54.Tertangkap basah
55
Bab 55.Kamu harus bisa melupakan Eliz.
56
Bab 56.Andrew mabuk
57
Bab 57.Pingin mie seblak
58
Bab 58.Rencana membeli bengkel
59
Bab 59.Ya jelas pusing,kamu semalam mabuk.
60
Bab 60.Siapa Tania?
61
Bab 61.Perut Nia keram.
62
Bab 62.Kekhawatiran Nia.
63
Bab 63.Nia cemburu.
64
Bab 64.Menemukan foto Bowo dengan seorang wanita.
65
Bab 65.Nia pingsan.
66
Bab 66. Aku dan Tania tidak ada hubungan apa-apa.
67
Bab 67.Andrew bertemu lagi dengan gadis berkacamata.
68
Bab 68.Mencari tempat penjual makanan.
69
Bab 69.Tentang Fransiskus.
70
Bab 70.Lahiran.
71
Bab 71.Cucu yang cantik.
72
Bab 72.Andrew dan Elizabeth.
73
Bab 73.Curiga.
74
Bab 74.Janji Bowo.
75
Bab 75.Malaikat kecil.
76
Bab 76.Perempuan ular.
77
Bab 77.Tentang gadis berkacamata.
78
Bab 78.Tentang gadis berkacamata bagian kedua.
79
Bab 79.Andrew dan Aliza
80
Bab 80.Mengutarakan isi hati.
81
Bab 81.Tentang orang tua Aliza
82
Bab 82. Elizabeth.
83
Bab 83.Datang kesekolah Aliza
84
Bab 84.Perasaan yang berbeda.
85
Bab 85.Mari kita memulai kehidupan baru.
86
Bab 86.Aliza dibawa dua laki-laki misterius.
87
Bab 87.Kecurigaan Andrew.
88
Bab 88.Rahasia keluarga pak Prasetyo.
89
Bab 89.Terbongkarnya sebuah rahasia.
90
Bab 90.Usaha penyelamatan.
91
Bab 91.Pergi ke Singapura.
92
Bab 92.Bang Juli datang.
93
Bab 93.Hamil lagi
94
Bab 94.Sari yang menggemaskan
95
Bab 95.Badan bunda seperti balon.
96
Bab 96.Danial,Daffa dan Daffi .
97
Bab 97.Kardus misterius.
98
Bab 98."Mendapat teror.
99
Bab 99.Saudara harus akur.
100
Bab 100.Jangan-jangan ada maling.
101
Bab 101.Dimana anak-anak?
102
Bab 102.Pembalasan
103
Bab 103.Tentang siapa Suci.
104
Bab 104.Andrew dan Julius datang.
105
Bab 105.Tentang Roy.
106
Bab 106.Berkelahi
107
Bab 107.Tertembak
108
Bab 108.Teringat
109
Bab 109.Dirawat.
110
Bab 110.Tidak bisa diselamatkan.
111
Bab 111.Pergi ke Pekalongan untuk melihat kampus.
112
Bab 112. Tentang Sari.
113
Bab 113. Pergi ke salon.
114
Bab 114. mencuci mobil di bengkel.
115
Bab 115. Mirip ayah.
116
Bab 116. Awal bertemu.
117
Bab 117.Tentang rahasia 39 tahun yang lalu.
118
Bab 118.Undangan rewangan
119
Bab 119. Bertemu lagi.
120
Bab 120.
121
Bab.121.Ramainya bapak-bapak dan ibu-ibu di rewangan
122
Bab 122.Nonton jaranan.
123
Bab 123.
124
Bab 124.
125
Bab 125.
126
Bab 126.Kesabaran dan ketegaran Nia.
127
Bonus cerpen. Tentang anak-anak Denia.
128
Bonus cerpen. Mimpi serem.
129
Berkunjung ke restoran.
130
Anak angkat.
131
Aciel pulang.
132
Aciel kangen sama om Ruslan
133
Sari jago beladiri.
134
Nama untuk anak angkat Sari.
135
Asap hitam.
136
Bayangan hitam
137
Kaos kaki
138
Kesurupan
139
Di rumah sakit.
140
Dirumah sakit bagian kedua.
141
Pertemuan.
142
Gagal mengutarakan isi hati
143
Ilmu untuk mengusir roh jahat.
144
Berusaha mengusir makhluk halus yang merasuki tubuh Riko
145
Mengajak jalan.
146
Mengutarakan isi hati.
147
Akhirnya jadian.
148
Kerumah bunda Nia.
149
Tolong Maafin Gue.
150
Ciuman pertama.
151
Si muka rata.
152
Siapa Bisma sabenarnya?
153
Perempuan mencurigakan.
154
Ketahuan.
155
Curiga.
156
Kedatangan kedua orang tua Bisma.
157
Faqih menghilang
158
Mencari Faqih ke lereng gunung selamat
159
Semua gara-gara lo.
160
Laki-laki berbaju serba putih.
161
Melihat senyum Adam.
162
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!