"Mas Bowo...!"Teriak Nia lagi,karena orang yang di panggil belum terlihat batang hidungnya.
"Ada apa sih yang...kok teriak teriak?"Tanya Bowo sambil berjalan menghampiri Nia.
"Tolongin... apinya gak nyala nyala dari tadi!" Jawab Nia manja.
"Ya udah sini biar mas yang buat apinya."
Bowo membetulkan posisi kayu bakar yang bertumpuk tumpuk di dalam lubang tungku, diambilnya kantong plastik bekas yang sudah tak terpakai . Bowo menyalakan korek apinya, plastik dibakar dg korek yang sudah di nyalakan, setelah plastik terbakar diletakkan di atas kayu bakar,di atasnya di letakkan kayu bakar lagi dengan hati hati, Bowo mengambil plastik bekas lagi,di masukkan kedalam lubang tungku yang sudah mulai keluar api,dan ..
"Tuh lihat nyala kan sayang...." Kata Bowo setelah apinya nyala dengan sempurna.
"Tadi aku juga bikinnya kayak gitu, apinya sudah nyala malah mati lagi mati lagi." Jelas Nia kesal.
"Ya jelas aja mati yang,kamu taruh kayunya gak bener, bertumpuk tumpuk kayak gitu ya jelas aja apinya mati, caranya seperti yang tadi mas lakukan sayang. " Kata bowo dengan lembut memberitahu.
"He..he...!" Nia hanya ketawa malu.
"Udah sekarang masak air dulu ya buat bikin kopi." Perintah Bowo.
"Iya mas." Jawab Nia singkat.
Bowo pergi ke belakang rumah untuk mengambil air di sumur yang ada di belakang rumah mereka. bowo membantu istrinya mencuci beras untuk dimasak.
Mereka belum memiliki mesin penyedot air atau Sanyo,jadi harus menimba air dengan menggunakan tambang.
Bowo menyerahkan beras yang sudah dibersihkan ke istrinya untuk di masak.
Nia membuat kopi setelah airnya mendidih, lalu berganti memasak nasi dengan menggunakan panci kecil.
karena tungku mereka memiliki 2 lubang, saat nasi sudah mendidih dipindahkan kebelakang oleh Nia,lubang yang depan di letakkan panci yang berisi air untuk merebus daun singkong.
Setelah membutuhkan waktu cukup lama akhirnya makanan sederhana mereka siap di santap. Rini meletakkan makanannya di atas tikar.
"Em... enaknya...." Kata Bowo yang baru masuk kedalam rumah hanya menggunakan handuk,setelah membersihkan badannya di sumur yang ada dibelakang rumah mereka.
"Ganti baju dulu sana,terus kita makan!"
Perintah Nia sambil menyiapkan makanan di atas tikar.
"Sayang... abis makan ehem ...ehem lagi ya!" Ucap Bowo sambil menatap Nia dengan tatapan mesumnya sambil menaik turunkan kedua alis matanya.
"Ih..dasar otak mesum! Udah sana cepetan pakai baju."
Kata Nia sambil menggeleng kepalanya lalu mendorong tubuh suaminya agar masuk kamar untuk memakai pakaiannya.
Saat Nia mendorong tubuh Bowo agar masuk dalam kamar untuk pakai baju, Bowo malah mengambil kesempatan untuk memeluk tubuh istrinya dan mencium bibirnya dengan rakus.
"Ah..em....Udah dong mas pakai baju dulu sana, abis itu kita makan,aku udah lapar banget nih!" Ucap Nia manja sambil berusaha melepas pelukan suaminya.
"He..he...iya sayangku!" Bowo melepaskan pelukannya.
Nia duduk di atas tikar sambil menunggu suaminya ganti pakaian.Tak lama bowo keluar dengan memakai kaos pendek warna biru dan celana kolor pendek warna hitam.
Bowo menghampiri Nia yang sudah duduk di atas tikar, merekapun makan bersama , walaupun masakan sederhana tapi terasa nikmat karena Nia membuatnya dengan penuh cinta.
Setelah selesai makan,Nia membereskan piring bekas mereka makan.Bowo membantu Nia membawa piring kotor ke belakang dan mencucinya.
Begitulah suasana rumah pengantin baru,mereka saling membantu satu sama lain.
"Sayang kita kan sudah makan,katanya mau lanjut yang tadi?" Ucap bowo manja sambil melingkarkan tangan di perut istrinya yang sedang duduk di atas tikar dengan kepalanya diletakkan di pundak istrinya.
"Melanjut apa ya?" Tanya Nia pura pura lupa.
"Ih sayang mah gitu,pura pura lupa,sini tak kasih tau biar ingat!" Kata bowo sambil
mendorong tubuh istrinya hingga terjatuh di atas tikar yang mereka duduki.Bowo menindih tubuh Nia.
"Sayang kamu mau ngapain? Kita aja baru selesai makan,nasinya biar turun kebawah dulu sayang!" Kata Nia bergerak gerak berusaha keluar dari tubuh suaminya yang menindihnya.
"Udah jangan bergerak,kalau kamu terus bergerak malah membuat juniorku bangun yang!"Bowo masih menindih tubuh istrinya.
"Ih...aduh yang awas...!"Kata Nia berusaha mendorong tubuh suaminya.
"He ..he...coba aja kalau bisa!" Kata Bowo menggoda.
Bowo mencium bibir istrinya dengan penuh gairah.
Tok..tok
Terdengar suara pintu di ketok mengagetkan mereka yang sedang bercumbu mesra di dalam rumah.
"Aduh.. siapa sih mengganggu saja." Kata Bowo kesal sambil melepas pelukannya dan berdiri
Bowo berjalan untuk membuka pintu di ikuti Nia dari belakang sambil ketawa kecil.
"Syukurin..weeek....!"Ucap Nia sambil menjulurkan lidahnya.
"Awas ya...lihat aja nanti." Balas Bowo lirih sambil memberi kode,lalu melanjutkan berjalan untuk membuka pintu.
Kriet....
Pintu dibuka,terlihat 2 orang wanita paruh baya di depan pintu.
"Eh bude tuti sama bude kasri.
Ada apa bude?"Tanya Bowo menyambut dua tamu yang ada di depan rumahnya yang ternyata tetangga mereka.
"Silahkan masuk bude!" Kata Bowo menyuruh tamunya masuk kedalam rumah.
"Disini aja mas Bowo,kita cuma mau mengantarkan kue dari Mbok Nur." Kata perempuan yang bernama Tuti.
"Oh ya bude, makasih ya!"Ucap Bowo sopan.
"Nak Bowo nanti jangan lupa ikut yasinan tempat Mbok de Nur ya wo!"Ajak bude Tuti
" Ya bu insya Allah!" Jawab Bowo sopan.
Seperti biasa setiap malam Jum'at di tempat Bowo tinggal ada acara yasinan bergilir.
Hari kamis siangnya para tetangga membantu membuat kue di rumah yang mendapat giliran yasinan ,kue yang dibuat bukan hanya untuk acara yasinan di malam harinya saja tapi juga di bagikan ke tetangga yang lain.
Bowo dan Nia baru satu minggu pindah disana jadi belum tau dengan kebiasaan warga desa itu.
"Oh ya istrinya mas Bowo besok hari Jum'at siang ikut pengajian ya di masjid." Kata bude Kasri ketika melihat Nia keluar rumah menghampiri mereka, kedua perempuan paruh baya itu belum tau nama Nia,karena mereka belum berkenalan.
"Maaf bude bukannya saya menolak ajakan bude tapi saya beda keyakinan bude." Kata Nia bicara jujur.
"Oalah maksud istrinya Bowo,beda agama to?" Ucap Bude Tuti.
"Iya bude,nama saya Denia tapi panggil Nia aja, kata Nia memperkenalkan diri.
"Ya sudah kalau begitu gak apa-apa, maaf kami tidak tau ,kalau begitu kami pamit dulu ya nak Bowo ,nak Nia!" Pamit bude Kasri.
"Iya bude makasih."Jawab Bowo dan Nia bersamaan.
Kedua tetangga itupun pergi meninggalkan rumah Bowo dan Nia,samar samar terdengar perbincangan mereka dari jauh.
"Ealah kok bisa-bisanya ya mas bowo nikah sama orang yang beda agama ya yu..?"
"Dah biarin aja itu urusan rumah tangga mereka,gak usah ikut campur!"
Bowo tersenyum menatap Nia dan merangkul pundak istrinya itu untuk masuk kedalam rumah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments