bab 3. mengatakan ingin menikah

Tiga minggu yang lalu.

"Ma..Pa....Nia mau nikah" Kata Nia ketika sedang berkumpul dengan keluarganya di ruang tengah sambil menonton acara televisi.

Ada kedua orang tua dan dua kakak laki-lakinya.

Eric Fransiskus dan Callysta adalah nama kedua orang tua Nia

Andrew kakak pertamanya dan Julius kakak kedua Nia.

Nama asli Denia adalah Denia Achazia.

"Apa sayang,kamu mau nikah?" Tanya Mama Callysta merasa kaget.

"Dengan siapa sayang!" Lanjut Papa Eric.

"Paling sama si Albert,anak yang sering main kesini itu lho Pa!" Jelas kakak kedua Nia.

"Apa benar sayang,kalau memang benar suruh dia kesini sayang,biar dia sendiri yang bicara sama kami."Kata Mama Callysta.

"Bukan Ma!" Jawab Nia singkat .

"Lalu dengan siapa nak?" Sambung Papa Eric.

"Sama mas Bowo Pa,yang pernah Nia ajak main kesini satu minggu yang lalu Pa!" Jelas Nia.

"Laki laki yang kata kamu bekerja di garmen dekat perusahaan papa itu nak?" Tanya Papa Eric.

"Iya pa!" Jawab Nia singkat.

"Tidak,papa tidak setuju!" Kata Papa Eric ketus.

"Kenapa pa,dia laki laki baik kok pa!" Kata Nia membela kekasihnya.

"Pokoknya papa tidak setuju,tau gak kamu kalau dia itu berbeda agama sama kita Nia!" Kata Papa Eric menyadarkan putri satu-satunya.

"Tau kok pa,memang kenapa kalau mas Bowo berbeda agama sama kita pa? Berbeda bukan berarti gak bisa bersatu kan pa!"Protes Nia.

"Sayang, hidup berumah tangga itu harus Seiya,sejalan sayang,tidak asal suka sama suka. Bagaimana nanti kehidupan rumah tanggamu kalau kalian mempunyai beda keyakinan nak!" Nasehat Mama Callysta.

"Yang penting kan tujuan dan maksudnya sama ma! "Ucap Nia membela diri.

"Pokoknya papa tidak setuju,kamu jangan membantah Nia,ini juga demi kebaikan kamu nak.Cari laki laki lain saja,si Albert atau Raymond atau siapalah yang penting jangan sama si Bowo." Perintah Papa Eric tegas.

"Gak mau pa, Nia maunya sama Mas Bowo!" Teriak Nia sambil menangis dan berlari meninggalkan mereka.

"Nia...!" Teriak mama Calista lembut.

"Biarkan saja ma, dia masih belum tau soal Cinta,nanti dia juga bakal ngerti kalau pilihannya itu salah." Ucap Papa Eric santai.

"Lagian memangnya kenapa sih pa kalau mereka mau nikah ya udah biar nikah aja!" Potong Andrew,anak pertama mereka sambil memainkan ponselnya.

"Nia masih sangat muda,dia belum paham soal Cinta.Kamu kan kakak tertuanya,seharusnya kamu kasih pengertian sama adik kamu yang masih labil sayang!" Kata Mama Callysta.

"Tapi sepertinya yang namanya Bowo itu laki laki baik ma,aku tau waktu bertemu dengannya seminggu yang lalu ketika Nia membawanya kesini."Jelas Andrew.

"Bagaimana kamu tau dia itu laki-laki baik,sedang kamu aja baru satu kali bertemu dengannya!" Kata Papa Eric.

Andrew hanya diam saja masih memainkan ponselnya.

"Ya sudahlah terserah kalian ,mending tidur ajalah!" Kata Andrew berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan adik laki-lakinya yang masih duduk disana.

"Ealah anak satu di ajak bicara malah kabur aja!" Ucap Mama Callysta lembut sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah Papa juga sudah ngantuk,ayok ma kita tidur juga sayang!" Ajak papa Eric manja sambil mengangkat tangan istrinya yang masih duduk.

Walaupun umur mereka sudah tidak muda lagi tapi mereka masih selalu bersikap romantis seperti anak muda yang lagi pacaran.

"Ih mama sama papa kayak anak muda aja,sayang sayangan didepan anak sendiri!" Kata julius merasa geli sama tingkah kedua orang tuanya.

"Oh iya,he... he...papa lupa masih ada anak papa disini toh!"Papa Eric pura pura kaget

"Kamu gak tidur Juli?" Tanya Mama Callysta lembut ke Juli,anak kedua mereka yang masih setia menonton acara televisi.

"Nanti ma,belum ngantuk!" Jawab Julius.

"Jangan malam-malam tidurnya sayang,besok sekolah nanti bangunnya kesiangan nak!"Mama Callysta mengingatkan.

"Iya ma!" Jawab Julius singkat.

"Sudah lah ma..! Ayok tidur sayang,anak udah gedhe ini!" Kata Papa Eric sambil merangkul pundak istrinya.

"Ya sudah sana cepetan bawa masuk papa ma, merusak pemandangan saja deh!" Julius risih dengan sikap Papanya yang manja.

"Ih...makanya cepetan cari pacar biar tau rasanya sayang sayangan!" Goda Papa Eric.

"Apa sih pa,anak sendiri di godain,jangan dengerin papamu Jul,kamu sekolah dulu yang bener baru mikirin pacaran!" Perintah Mama Callysta.

Kedua suami istri itupun pergi meninggalkan anak laki-lakinya seorang diri di ruang tengah.

Didalam kamar Nia masih menangis seorang diri.

Tok..tok..

Terdengar pintu kamar Nia diketuk.

"Siapa?'Tanya Nia dengan suara seraknya karena dari tadi menangis.

"Ini abang dek!" Jawab orang yang ada luar kamar Nia.

Nia bangun dari tidurnya dan berjalan untuk membuka pintu.

Ceklek...

Pintu kamar dibuka Nia,tampak seorang pemuda tampan,berbadan ideal,tinggi dan berisi.

Nia kembali membalikkan badannya setelah membuka pintu kamar dan kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Dek..kamu gak apa-apa kan? Apa kamu sangat mencintai laki laki yang namanya Bowo itu dek?" Tanya Andrew kakak tertua Nia setelah masuk ke dalam kamar Nia dan duduk di samping Nia yang sedang tiduran sambil tengkurap.

"Iya bang, Nia sangat menyayangi mas Bowo bang. Lebih baik Nia mati aja kalau gak bisa nikah sama mas Bowo!"Jawab Nia sambil terisak.

"Hus..jangan ngomong kayak gitu dek,gak baik.

Masa gara gara gak bisa nikah sama orang yang kita sayang harus mati,memangnya kamu yakin kalau dia juga sayang sama kamu dek?" Tanya Andrew lagi.

"Bang..Nia sangat menyayanginya,dan mas Bowo juga sayang sama Nia." Kata Nia bangun dari rebahannya menghadap kakak tertuanya.

"Kalau memang dia suka sama kamu suruh dia kerumah,bicara baik baik sama mama dan papa,siapa tau mereka berubah pikiran setelah mendengar keseriusan Bowo." Nasehat Andrew.

"Tapi kalau Papa sama Mama tetap gak merestui bagaimana bang?" Tanya Nia sedih.

"Soal itu kita pikirkan nanti,yang penting Bowo suruh datang kerumah dulu,bicara baik-baik sama papa,mama!" Kata Andrew menenangkan adik perempuan satu-satunya.

"Iya bang,besok Nia coba bicara sama mas Bowo." Jawab Nia.

"Ya sudah kamu jangan nangis lagi kamu tidurlah nanti kamu sakit." Kata Andrew sambil membelai lembut rambut adiknya.

"Iya bang...makasih bang." Jawab Nia.

"Ya sudah abang balik ke kamar abang dulu, kamu jangan nangis lagi nanti mukamu jadi jelek terus Bowo jadi malas sama kamu karena kamu jadi jelek!" Kata Andrew menggoda adiknya.

Nia tersenyum malu mendengar ucapan kakak pertamanya.

Setelah bicara dengan Andrew hati nia menjadi tenang karena ternyata keluarganya masih ada yang mendukung hubungannya dengan kekasihnya.

Nia kembali merebahkan tubuhnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Episodes
1 Bab 1.awal kehidupan pengantin baru
2 Bab 2.Di kasih kue sama tetangga
3 bab 3. mengatakan ingin menikah
4 Bab 4. tidak di izinkan
5 bab 5. Nia kabur
6 bab 6. rencana pernikahan
7 bab 7.Nia tampak gelisah
8 Bab 8.Akhirnya menikah
9 bab 9.Meminta haknya.
10 bab 10.Kerokan
11 bab 11.Pergi ke bidan
12 Bab 12.Makan ubi bakar
13 Bab 13.pergi ke Pekalongan
14 Bab 14.Gue ikut lo aja naik motor
15 Bab 15.pergi kerumah Nia dan Bowo
16 bab 16. Bowo bertemu mama Callysta
17 Bab 17.Rini, Adel dan Sekar membuat pisang goreng.
18 Bab 18. sikap konyol kedua anak ABG bikin ketawa.
19 Bab 19.makan bersama
20 Bab 20.bang Juli penakut
21 Bab 21. Kengser
22 Bab 22.Bowo berubah
23 Bab 23.Ada apa denganmu Bowo
24 Bab 24.Kedatangan Marissa
25 Bab 25.Aku harus meminta kepada siapa kalau bukan kepada suamiku sendiri.
26 Bab 26.Kamu selingkuh dibelakangku?
27 Bab 27.Kenapa kamu menyakitiku
28 Bab 28.Kenapa mas lebih mempercayai perempuan itu daripada aku,
29 Bab 29.Mari kita saling memaafkan
30 Bab 30.Makan kue klepon
31 Bab 31.Kedatangan para sibolang.
32 Bab 32.Bawang merah bikin nangis.
33 Bab 33.Bowo semakin lengket dengan istrinya.
34 Bab 34.Pesan misterius
35 Bab 35.Nia diculik
36 Bab 36.Masa lalu Marissa
37 Bab 37.Tragedi malam minggu
38 Bab 38. Kekejaman Marissa dan teman-temannya.
39 Bab 39. Kamu dimana Nia?
40 Bab 40. Menyusun rencana untuk menyelamatkan Nia.
41 Bab 41. Percuma gue miliki dirinya kalau hatinya tidak untukku.
42 Bab 42. Pertarungan antara warga desa dengan para preman.
43 Bab 43. Nia tertembak
44 Bab 44. Kemarahan papa Eric
45 Bab 45.Keadaan Nia sangat lemah.
46 Bab 46. Keadaan Nia semakin memburuk.
47 Bab 47. Keajaiban datang untuk Nia.
48 Bab 48. Para si bolang datang menjenguk
49 Bab 49.Mama Calista datang membawakan makanan untuk anak dan menantunya.
50 Bab 50. NIa sudah boleh pulang
51 Bab 51.Persiapan untuk acara tujuh bulanan
52 Bab 52.Bowo mau kegunung.
53 Bab 53.Bowo bekerja di konveksi.
54 Bab 54.Tertangkap basah
55 Bab 55.Kamu harus bisa melupakan Eliz.
56 Bab 56.Andrew mabuk
57 Bab 57.Pingin mie seblak
58 Bab 58.Rencana membeli bengkel
59 Bab 59.Ya jelas pusing,kamu semalam mabuk.
60 Bab 60.Siapa Tania?
61 Bab 61.Perut Nia keram.
62 Bab 62.Kekhawatiran Nia.
63 Bab 63.Nia cemburu.
64 Bab 64.Menemukan foto Bowo dengan seorang wanita.
65 Bab 65.Nia pingsan.
66 Bab 66. Aku dan Tania tidak ada hubungan apa-apa.
67 Bab 67.Andrew bertemu lagi dengan gadis berkacamata.
68 Bab 68.Mencari tempat penjual makanan.
69 Bab 69.Tentang Fransiskus.
70 Bab 70.Lahiran.
71 Bab 71.Cucu yang cantik.
72 Bab 72.Andrew dan Elizabeth.
73 Bab 73.Curiga.
74 Bab 74.Janji Bowo.
75 Bab 75.Malaikat kecil.
76 Bab 76.Perempuan ular.
77 Bab 77.Tentang gadis berkacamata.
78 Bab 78.Tentang gadis berkacamata bagian kedua.
79 Bab 79.Andrew dan Aliza
80 Bab 80.Mengutarakan isi hati.
81 Bab 81.Tentang orang tua Aliza
82 Bab 82. Elizabeth.
83 Bab 83.Datang kesekolah Aliza
84 Bab 84.Perasaan yang berbeda.
85 Bab 85.Mari kita memulai kehidupan baru.
86 Bab 86.Aliza dibawa dua laki-laki misterius.
87 Bab 87.Kecurigaan Andrew.
88 Bab 88.Rahasia keluarga pak Prasetyo.
89 Bab 89.Terbongkarnya sebuah rahasia.
90 Bab 90.Usaha penyelamatan.
91 Bab 91.Pergi ke Singapura.
92 Bab 92.Bang Juli datang.
93 Bab 93.Hamil lagi
94 Bab 94.Sari yang menggemaskan
95 Bab 95.Badan bunda seperti balon.
96 Bab 96.Danial,Daffa dan Daffi .
97 Bab 97.Kardus misterius.
98 Bab 98."Mendapat teror.
99 Bab 99.Saudara harus akur.
100 Bab 100.Jangan-jangan ada maling.
101 Bab 101.Dimana anak-anak?
102 Bab 102.Pembalasan
103 Bab 103.Tentang siapa Suci.
104 Bab 104.Andrew dan Julius datang.
105 Bab 105.Tentang Roy.
106 Bab 106.Berkelahi
107 Bab 107.Tertembak
108 Bab 108.Teringat
109 Bab 109.Dirawat.
110 Bab 110.Tidak bisa diselamatkan.
111 Bab 111.Pergi ke Pekalongan untuk melihat kampus.
112 Bab 112. Tentang Sari.
113 Bab 113. Pergi ke salon.
114 Bab 114. mencuci mobil di bengkel.
115 Bab 115. Mirip ayah.
116 Bab 116. Awal bertemu.
117 Bab 117.Tentang rahasia 39 tahun yang lalu.
118 Bab 118.Undangan rewangan
119 Bab 119. Bertemu lagi.
120 Bab 120.
121 Bab.121.Ramainya bapak-bapak dan ibu-ibu di rewangan
122 Bab 122.Nonton jaranan.
123 Bab 123.
124 Bab 124.
125 Bab 125.
126 Bab 126.Kesabaran dan ketegaran Nia.
127 Bonus cerpen. Tentang anak-anak Denia.
128 Bonus cerpen. Mimpi serem.
129 Berkunjung ke restoran.
130 Anak angkat.
131 Aciel pulang.
132 Aciel kangen sama om Ruslan
133 Sari jago beladiri.
134 Nama untuk anak angkat Sari.
135 Asap hitam.
136 Bayangan hitam
137 Kaos kaki
138 Kesurupan
139 Di rumah sakit.
140 Dirumah sakit bagian kedua.
141 Pertemuan.
142 Gagal mengutarakan isi hati
143 Ilmu untuk mengusir roh jahat.
144 Berusaha mengusir makhluk halus yang merasuki tubuh Riko
145 Mengajak jalan.
146 Mengutarakan isi hati.
147 Akhirnya jadian.
148 Kerumah bunda Nia.
149 Tolong Maafin Gue.
150 Ciuman pertama.
151 Si muka rata.
152 Siapa Bisma sabenarnya?
153 Perempuan mencurigakan.
154 Ketahuan.
155 Curiga.
156 Kedatangan kedua orang tua Bisma.
157 Faqih menghilang
158 Mencari Faqih ke lereng gunung selamat
159 Semua gara-gara lo.
160 Laki-laki berbaju serba putih.
161 Melihat senyum Adam.
162 Pengumuman.
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1.awal kehidupan pengantin baru
2
Bab 2.Di kasih kue sama tetangga
3
bab 3. mengatakan ingin menikah
4
Bab 4. tidak di izinkan
5
bab 5. Nia kabur
6
bab 6. rencana pernikahan
7
bab 7.Nia tampak gelisah
8
Bab 8.Akhirnya menikah
9
bab 9.Meminta haknya.
10
bab 10.Kerokan
11
bab 11.Pergi ke bidan
12
Bab 12.Makan ubi bakar
13
Bab 13.pergi ke Pekalongan
14
Bab 14.Gue ikut lo aja naik motor
15
Bab 15.pergi kerumah Nia dan Bowo
16
bab 16. Bowo bertemu mama Callysta
17
Bab 17.Rini, Adel dan Sekar membuat pisang goreng.
18
Bab 18. sikap konyol kedua anak ABG bikin ketawa.
19
Bab 19.makan bersama
20
Bab 20.bang Juli penakut
21
Bab 21. Kengser
22
Bab 22.Bowo berubah
23
Bab 23.Ada apa denganmu Bowo
24
Bab 24.Kedatangan Marissa
25
Bab 25.Aku harus meminta kepada siapa kalau bukan kepada suamiku sendiri.
26
Bab 26.Kamu selingkuh dibelakangku?
27
Bab 27.Kenapa kamu menyakitiku
28
Bab 28.Kenapa mas lebih mempercayai perempuan itu daripada aku,
29
Bab 29.Mari kita saling memaafkan
30
Bab 30.Makan kue klepon
31
Bab 31.Kedatangan para sibolang.
32
Bab 32.Bawang merah bikin nangis.
33
Bab 33.Bowo semakin lengket dengan istrinya.
34
Bab 34.Pesan misterius
35
Bab 35.Nia diculik
36
Bab 36.Masa lalu Marissa
37
Bab 37.Tragedi malam minggu
38
Bab 38. Kekejaman Marissa dan teman-temannya.
39
Bab 39. Kamu dimana Nia?
40
Bab 40. Menyusun rencana untuk menyelamatkan Nia.
41
Bab 41. Percuma gue miliki dirinya kalau hatinya tidak untukku.
42
Bab 42. Pertarungan antara warga desa dengan para preman.
43
Bab 43. Nia tertembak
44
Bab 44. Kemarahan papa Eric
45
Bab 45.Keadaan Nia sangat lemah.
46
Bab 46. Keadaan Nia semakin memburuk.
47
Bab 47. Keajaiban datang untuk Nia.
48
Bab 48. Para si bolang datang menjenguk
49
Bab 49.Mama Calista datang membawakan makanan untuk anak dan menantunya.
50
Bab 50. NIa sudah boleh pulang
51
Bab 51.Persiapan untuk acara tujuh bulanan
52
Bab 52.Bowo mau kegunung.
53
Bab 53.Bowo bekerja di konveksi.
54
Bab 54.Tertangkap basah
55
Bab 55.Kamu harus bisa melupakan Eliz.
56
Bab 56.Andrew mabuk
57
Bab 57.Pingin mie seblak
58
Bab 58.Rencana membeli bengkel
59
Bab 59.Ya jelas pusing,kamu semalam mabuk.
60
Bab 60.Siapa Tania?
61
Bab 61.Perut Nia keram.
62
Bab 62.Kekhawatiran Nia.
63
Bab 63.Nia cemburu.
64
Bab 64.Menemukan foto Bowo dengan seorang wanita.
65
Bab 65.Nia pingsan.
66
Bab 66. Aku dan Tania tidak ada hubungan apa-apa.
67
Bab 67.Andrew bertemu lagi dengan gadis berkacamata.
68
Bab 68.Mencari tempat penjual makanan.
69
Bab 69.Tentang Fransiskus.
70
Bab 70.Lahiran.
71
Bab 71.Cucu yang cantik.
72
Bab 72.Andrew dan Elizabeth.
73
Bab 73.Curiga.
74
Bab 74.Janji Bowo.
75
Bab 75.Malaikat kecil.
76
Bab 76.Perempuan ular.
77
Bab 77.Tentang gadis berkacamata.
78
Bab 78.Tentang gadis berkacamata bagian kedua.
79
Bab 79.Andrew dan Aliza
80
Bab 80.Mengutarakan isi hati.
81
Bab 81.Tentang orang tua Aliza
82
Bab 82. Elizabeth.
83
Bab 83.Datang kesekolah Aliza
84
Bab 84.Perasaan yang berbeda.
85
Bab 85.Mari kita memulai kehidupan baru.
86
Bab 86.Aliza dibawa dua laki-laki misterius.
87
Bab 87.Kecurigaan Andrew.
88
Bab 88.Rahasia keluarga pak Prasetyo.
89
Bab 89.Terbongkarnya sebuah rahasia.
90
Bab 90.Usaha penyelamatan.
91
Bab 91.Pergi ke Singapura.
92
Bab 92.Bang Juli datang.
93
Bab 93.Hamil lagi
94
Bab 94.Sari yang menggemaskan
95
Bab 95.Badan bunda seperti balon.
96
Bab 96.Danial,Daffa dan Daffi .
97
Bab 97.Kardus misterius.
98
Bab 98."Mendapat teror.
99
Bab 99.Saudara harus akur.
100
Bab 100.Jangan-jangan ada maling.
101
Bab 101.Dimana anak-anak?
102
Bab 102.Pembalasan
103
Bab 103.Tentang siapa Suci.
104
Bab 104.Andrew dan Julius datang.
105
Bab 105.Tentang Roy.
106
Bab 106.Berkelahi
107
Bab 107.Tertembak
108
Bab 108.Teringat
109
Bab 109.Dirawat.
110
Bab 110.Tidak bisa diselamatkan.
111
Bab 111.Pergi ke Pekalongan untuk melihat kampus.
112
Bab 112. Tentang Sari.
113
Bab 113. Pergi ke salon.
114
Bab 114. mencuci mobil di bengkel.
115
Bab 115. Mirip ayah.
116
Bab 116. Awal bertemu.
117
Bab 117.Tentang rahasia 39 tahun yang lalu.
118
Bab 118.Undangan rewangan
119
Bab 119. Bertemu lagi.
120
Bab 120.
121
Bab.121.Ramainya bapak-bapak dan ibu-ibu di rewangan
122
Bab 122.Nonton jaranan.
123
Bab 123.
124
Bab 124.
125
Bab 125.
126
Bab 126.Kesabaran dan ketegaran Nia.
127
Bonus cerpen. Tentang anak-anak Denia.
128
Bonus cerpen. Mimpi serem.
129
Berkunjung ke restoran.
130
Anak angkat.
131
Aciel pulang.
132
Aciel kangen sama om Ruslan
133
Sari jago beladiri.
134
Nama untuk anak angkat Sari.
135
Asap hitam.
136
Bayangan hitam
137
Kaos kaki
138
Kesurupan
139
Di rumah sakit.
140
Dirumah sakit bagian kedua.
141
Pertemuan.
142
Gagal mengutarakan isi hati
143
Ilmu untuk mengusir roh jahat.
144
Berusaha mengusir makhluk halus yang merasuki tubuh Riko
145
Mengajak jalan.
146
Mengutarakan isi hati.
147
Akhirnya jadian.
148
Kerumah bunda Nia.
149
Tolong Maafin Gue.
150
Ciuman pertama.
151
Si muka rata.
152
Siapa Bisma sabenarnya?
153
Perempuan mencurigakan.
154
Ketahuan.
155
Curiga.
156
Kedatangan kedua orang tua Bisma.
157
Faqih menghilang
158
Mencari Faqih ke lereng gunung selamat
159
Semua gara-gara lo.
160
Laki-laki berbaju serba putih.
161
Melihat senyum Adam.
162
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!