Pertemuan

Obrolan ke empat gadis itu terhenti saat Bu Emi penjaga kantin datang membawa pesanan mereka. Lilian dan Meira sama-sama memesan mie ayam sedangkan Gladis dan Laura memesan bakso dengan minuman yang sama yaitu jus jeruk.

Ke empatnya mulai menyantap makanan masing-masing sambil membahas kembali obrolan mereka yang sebelumnya terhenti.

"Menurut gue pantas saja anggota Geng Andromeda banyak di sukai oleh banyak cewek ... Bukan saja ganteng namun mereka memiliki bakat dan prestasi yang banyak. Belum lagi di dukung oleh status sosial mereka ... Beeeeuhhhh siapa coba yang nggak ke cantol." Ujar Gladis heboh sambil mengaduk-ngaduk makanannya.

"Lo kayaknya suka banget deh sama mereka." Ucap Lilian tanpa menatap wajah Gladis.

Braaaaakkkkk ....

Lilian terlonjat kaget mendengar gebrakan meja yang dilakukan oleh Gladis, bukan hanya Lilian semua orang se isi kantin menatap kearah ke Gladis dengan raut wajah berbeda-beda.

Laura segera menarik tangan Gladis agar secepatnya duduk kembali ke kursinya. "Lo kalau ngomong nggak usah ngegebrak meja napa! Malu tahu diliatin banyak orang!" Laura mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain selain mereka berempat.

Gladis tersenyum kikuk karena baru menyadari kelakuannya mengundang banyak tatapan dari banyak orang. "Sumpah malu banget gue." Ia menutup wajahnya menggunakan sebelah tangannya.

"Makanya lain kali kalau mau ngegebrak meja itu lihat dulu kondisinya! Kalau udah kayak gini bukan hanya lo aja yang malu ... Kita-kita juga ikut malu!" Celetuk Meira dengan raut wajah kesal kearah Gladis.

"Ini semua gara-gara Lilian!" Tunjuk Gladis ke arah Lilian yang menatap bingung ke arahnya.

"Lah kok jadi gue?" Tanya Lilian.

"Habisnya lo nanya kek gitu amat ... Siapa coba yang nggak suka sama anggota Geng Andromeda di sekolah ini?" Kata gadis sambil mengaduk es jeruk yang berada di hadapannya.

"Gue." Jawab Lilian spontan.

Ke tiga temannya menatap Lilian dengan tatapan malas. "Bukan tidak suka hanya belum aja ... Lo belum lihat tampang mereka, ntar kalau lihat gue yakin lo pasti klepek-klepek." Ujar Meira yang langsung di angguki oleh kedua temannya yang lain.

Lilian terdiam sejenak kemudian terlintas wajah Seint dikepalanya. Sejak bangun dari komanya Lilian sangat merindukan sosok itu. Lilian hanya dapat mengingatnya tanpa bisa melihat sosok itu kembali.

"Heloooo kenapa lo jadi bengong? kesambet lo ya?" Tanya Laura sambil mengibaskan tangan di depan wajah Lilian.

Lilian menghela napas pelan. "Di hati gue sudah terisi oleh seseorang dan mungkin untuk ke depannya bakalan sulit untuk menerima orang lain lagi." Ucapnya dengan raut wajah lesu.

"Seriusan?" Tanya ke tiganya kompak.

Lilian mengangguk pelan kemudian kembali mengingat wajah Seint. "Orang yang gue suka meski terlihat dingin di luar namun sangat hangat di dalam, meskti tidak banyak berbicara namun ucapannya dapat dipercaya, meski jarang tersenyum namun sekalinya ia tersenyum pasti membuat orang-orang disekitarnya mengaguminya." Lilian menopang dagu dan kembali teringat senyum hangat Seint kepadanya.

"Mirip Arion ya." Ucap Laura yang langsung di angguki oleh kedua temannya.

"Jangan-jangan orang yang lo suka itu ternyata Arion? Ngaku deh lo!" Laura menatap curiga ke arah Lilian.

"Lo ngaco! Gue baru aja pindah dan belum pernah ketemu sama si Arion ... Arion itu." Sanggah Lilian dengan raut wajah cueknya.

"Kok bisa sama gitu ya sama karakter Kak Arion?" Tanya Meira heran.

"Atau jangan-jangan orang yang lo suka selama ini adalah Kak Arion namun lo kagak tahu saja kalau dia Kak Arion." Simpulan dari Gladis yang membuat kedua temannya menggangguk dengan antusias.

"Mana mungkin kek gitu ... Gue sangat kenal dengan orang yang gue kenal, mana mungkin dia Ar ... Ar siapa tadi namanya?" Tanya Lilian.

"Arion." Jawab Gladis cepat.

"Nahh itu." Tunjuk Lilian ke arah Gladis.

"Lalu orang yang lo suka kemana?" Tanya Laura mulai penasaran akan kisah cinta Lilian.

Lilian mengedikkan bahu tanda tidak tahu. "Entahlah ... Gue juga nggak tahu. Jarak kami berdua sangatlah jauh ... Gue bahkan nggak tahu dia sekarang berada dimana." Raut wajah Lilian kembali lesu mengingat pertemuan pertamanya dengan Seint.

"Luar Negri?" Tanya Gladis yang masih penasaran dengan jawaban Lilian.

"Entahlah ... Jika tahu dimana keberadaan saat ini, gue bakal samperin dia dimanapun dia berada. Meski gue harus ke ujung dunia sekalipun!" Ucap Lilian serius.

"Udahlah ... Ngapain lo mikirin cowok yang lo nggak tahu keberadaannya? Di sekolah ini juga banyak cowok-cowok ganteng." Kata Meira yang di angguki oleh kedua temannya.

Lilian menghela napas pelan dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Masalahnya hati gue tetap memilih dia meski ada banyak cowok lain di sekitar gue."

Saat Lilian masih memikirkan tentang Seint, suasana kantin menjadi sangat riuh dipenuhi oleh banyak murid. Sebelumnya kantin itu tampak biasa saja namun saat Geng Andromeda berjalan menuju kantin, suasana kantin menjadi sangat sesak.

"Apa ini cuman perasaan gue aja ya? Kantin serasa sesak banget?" Tanya Lilian sambil menengok ke kiri dan kanannya.

"Geng Andromeda kayaknya selesai latihan basket dan kayaknya sedang menuju kesini." Kata Laura senang sambil membenarkan tatanan rambutnya.

Lilian menatap ketiga temannya dengan tatapam heran. "Lalu hubungannya apa?"

"Aduhh Lilian ... Perasaan lo pindahan dari Bandung namun mengapa pikiran lo kolot banget sih! Tentu saja kantin penuh saat Geng Andromeda selesai latihan, mereka butuh istirahat dan tempat pertama yang akan mereka kunjungi pasti kantin." Jelas Lauran dengan sangat heboh.

Sebelum Lilian menjawab kembali terdengar suara teriakan dari orang-orang dekat meja mereka berada. Mereka mengagung-agungkan nama anggota dari Geng Andromeda, Lilian yang sebelumnya terlihat biasa saja menjadi semakin penasaran melihat antusias dari banyak murid lainnya.

"Geng Andromeda segera menuju kantin ambil posisi kalian masing-masing." Teriak salah satu Siswi yang berlari masuk ke kantin.

"Astaga bagaimana dandanan gue udah pas belum?"

"Astaga akhirnya Pangeran kita datang juga."

"Gue nggak sabar melihat mereka yang baru selesai latihan basket."

"Pengen banget deh lap-in keringatnya mereka."

"Gue udah sediain minuman buat mereka."

Dan banyak lagi seruan lain yang Lilian dengar tentang Geng Andromeda. Bukan hanya ketiga temannya yang terhipnotis dengan pesona Geng itu melainkan hampir semua murid wanita di Florenzo School terpesona dengan kharismanya mereka.

Semua murid yang berada dikantin langsung berlari kearah pintu masuk kantin setelah melihat anggota Geng Andromeda memasuki kantin.

"Kakak udah sarapan belum? Tadi aku buatin sarapan buat Kakak." Terdengar suara lantang dari salah satu Siswi.

"Kakak ini minuman dari aku."

"Kakak mau aku kipasin?"

"Kakak mau makan apa hari ini?"

"Kakak ini tisu buat lap keringatnya."

Suara-suara itu membuat kepala Lilian ingin pecah, sunggung sangat merepotkan ada diposisi mereka yang selalu di ikuti oleh banyak orang.

"Tempat ini terlalu bising ... Kita pindah tempat Ayo!!" Ajak Lilian yang di abaikan oleh ketiga teman barunya.

Merasa diabaikan, Lilian akhirnya melakukan hal yang sama dengan teman-temannya yaitu melihat bagaimana rupa dari anggota Geng Andromeda. Sungguh sangat disayangkan, tinggi badan Lilian tidak memungkinkannya untuk melihat bagaima rupa dari Geng itu.

Terlebih lagi ada banyak sekali Siswi yang mengerubungi Geng itu untuk memberikan bekal maupun minuman untuk mereka sehingga Lilian tidak memiliki kesempatan untuk melihat wajah mereka.

Setelah lama berusaha, Lilian akhirnya menyerah dan kembali duduk ke tempatnya tadi sambil menunggu teman-temannya kembali. Saat menunggu, terdengar suara seorang gadis memenuhi seisi ruang kantin.

"Semuanya bubar!!"

"Sana ... Sana ... Kembali ke tempat kalian! Princess sekolah telah tiba! Bubar semuanya!!"

Terdengar suara sorakan dari banyak Siswi namun mereka tetap mengikuti perintah gadis itu untuk membubarkan diri.

Ketiga temannya datang dengan raut wajah murung dan mengaduk-ngaduk minumannya dengan asal.

"Dasar Nenek Lampir. Princes apanya ... Lebih mirip ondel-ondel gitu." Ketus Gladis dengan tak senang.

"Selalu saja seperti itu! Sok berkuasa padahal tetap saja nanti dicuekin." Kesal Meira.

"Paling dia kembali bertingkah." Ucap Laura.

Lilian menatap ketiga temannya dengan raut wajah bingung lalu menatap ke arah tatapan ketiga temannya. Dari jauh Lilian melihat empat orang cowok telah menduduki kursi yang menurut cerita temannya tempat sakral untuk Geng itu.

Lilian membenarkan cerita ketiga temannya yang menyatakan paras dari Geng itu. Meski berkeringat Lilian dapat melihat wajah tampan yang dimiliki oleh mereka dan membuat banyak Siswi Florenzo School terpana.

Lilian membenarkan bahwasanya tidak salah mengapa meraka diberi julukan mos wanted disekolah ini. Mereka memiliki wajah tampan, tubuh yang bagus dan memiliki kharisma tersendiri.

Lilian tidak dapat menebak siapa-siapa saja nama orang-orang itu setelah mendengar cerita dari ketiga temannya. Namun satu orang lagi yang membuat Lilian penasaran, yaitu seseorang yang duduk membelakanginya, disamping cowok itu terlihat seorang gadis yang mencoba menawarkan banyak hal kepada cowok tersebut.

"Siapa gadis itu? Kayaknya hanya gadis itu yang tampak berani secara terang-terangan mendekatinya." Tanya Lilian tanpa melepas pandangannya kearah Geng Andromeda.

Ketiga temannya membuang napas kasar. "Namanya Kak Sheril Calista Triadi, Anak dari pemilik Grup Triadi salah satu perusahaan besar. Dia selalu menggunakan status Ayahnya jika ada orang yang berani menentangnya. Ia sudah tergila-gila dengan Kak Arion sejak kelas X." Jelas Gladis.

"Meja samping meja Geng Andromeda adalah mejanya bersama Geng ondel-ondelnya, yang sebelah kiri meja namanya Kak Karin dan sebelah kanan namanya Kak Naomi." Lanjut Meira.

"Mereka dijuluki Geng wanita paling famous dan banyak orang yang memasangkan mereka dengan Geng Andromeda. Namun Geng itu hanya menganggap mereka sebagai angin lalu dan mengabaikan keberadaan mereka." Jelas Laura kembali.

Setelah mendengar banyak informasi dari teman-temannya Lilian hanya mengangguk sebentar kemudian berdiri dari duduknya.

"Lo mau kemana?" Tanya Gladis yang melihat Lilian mulai berjalan meninggalkan ketiga temannya.

"Bayar." Jawab Lilian singkat.

"Lah ... Lo nggak ada mau ngomong apa gitu setelah melihat Geng Andromeda?" Tanya Laura dengan membulatkan matanya.

Lilian menggeleng pelan. "Emangnya mau ngomong apa? Kalian sudah terlalu banyak memujinya, jadi tanpa gue puji-pun tidak akan ada ngaruhnya buat mereka." Jawab Lilian enteng.

"Anjirrr nih anak kayaknya memiliki pemikiran kolot! Lihat cowok ganteng bukannya seneng atau gimana gitu malah biasa aja." Kata Laura yang ikut berdiri dari duduknya.

"Lah lo mau kemana juga?" Tanya Meira yang melihat Laura berdiri.

"Ikut Lilian ... Ngapain juga duduk disini lama-lama? Panas mata gue lihat Mak Lampir bertingkah di sini." Ujar Laura yang mulai berjalan mendekati Lilian.

"Anjirrrr ikutlah kalau gitu." Ucap Gladis dan juga langsung diikuti oleh Meira.

Keempat gadis itu langsung berjalan bersama membayar makanan mereka. Tidak sedikit orang yang menatap keempatnya saat berjalan. Sebenarnya ketiga teman Lilian sebelumnya juga memiliki banyak penggemar, bohong kalau ada yang mengatakan tidak menyukai ketiganya.

Gladis, Laura, dan Meira memiliki kecantikan alami dengan wajah yang masih polos. Mereka hanya tidak menyadari sekitar dan sibuk dengan urusan masing-masing. Dengan bergabungnya Lilian membuat ketiganya semakin terlihat.

Lilian memiliki kecantikan yang alami, rambut berwarna hitam ke pirangan, dengan kulit putih mulus, pipi sedikit tirus karena akibat koma dan yang paling menonjol adalah warna bola matanya yang langka yaitu coklat kebiruan.Tidak sedikit orang yang menatapnya dengan tatapan takjub, bahkan anggota Geng Andromeda pun ikut meliriknya.

Setelah selesai membayar, Lilian dan teman-temannya berniat pergi meninggalkan kantin namun suara Bimo membuat langkah mereka terhenti.

"Lilian tunggu! Kita barengan ke kelas!!" Teriak Bimo.

Lilian membalikan badannya dan mencari sumber suara, namun mata Lilian terhenti pada sesosok lelaki yang sekarang juga menatap langsung ke arah matanya.

Tubuh Lilian bergetar, matanya memanas, jantungnya berdetak sangat cepat dan napasnya tercekat. Sosok yang selama ini dia rindukan berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Tatapan keduanya saling mengunci satu sama lain dengan waktu sedikit lama.

"Seint." Gumam Lilian pelan.

 

Terpopuler

Comments

paty

paty

sepertinya cerita ini mengulang kisah lilian masa lalu, dulu raina skrg sheryl

2022-11-04

0

Aurora Lery Moulia

Aurora Lery Moulia

astaga thor jgn gantung,jgn kek dia😭

2021-08-11

0

menerima jasa santet

menerima jasa santet

akhirnya dah ketemu

2021-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali
2 Rumah Baru
3 Hari pertama Sekolah
4 Kantin
5 Pertemuan
6 Lilian VS Arion
7 Teman Lilian
8 Tenaga Lilian
9 Lapangan
10 Perasaan itu
11 Apartemen Arion
12 Menagih Janji
13 Tertindas atau Melawan
14 Kedudukan Sheril
15 Sisi Lain Lilian
16 Kelembutan Mario
17 Ciki
18 Rumah Laura
19 Liburan
20 Geng Motor
21 Kisah Sedih Lilian
22 Berita Tawuran
23 Kesialan atau Keberuntungan
24 Keluarga Lengkap
25 Keluarga Arisena
26 Baikan
27 Bekal Untuk Lilian
28 Lapangan
29 Hubungan Saudara
30 Balapan Motor
31 Nyata Atau Khayalan
32 Sama-sama kesal
33 Lagi-Lagi Sheril
34 Salah Paham Selesai
35 Kesenangan Arion
36 Masalah lagi
37 Senyuman Manis Arion
38 Orang Baru
39 Jaga Mata
40 Cafe Butterfly
41 Pelajaran untuk Audry dan Teman-temannya.
42 Cemburu atau Tidak
43 Tentang Audry
44 Pertemuan
45 Pertemuan selesai
46 Rencana
47 Bareng Dia
48 Citto Kembali
49 Vila Keluarga Ganendra
50 Introgasi
51 Hukuman mulai di jalankan
52 Pusing
53 Arion Vs Lilian
54 Status Baru
55 Kejutan
56 Bertemu lagi
57 Sisi lain Audry
58 Sisi lembut Arion
59 Perubahan sikap Lilian
60 Arion Mulai Bucin
61 Lilian Garden
62 Berduaan
63 Arion bisa ngegombal
64 Berangkat
65 Perjalanan Yang Menyenangkan
66 Hancurnya Hati Sheril
67 Reboisasi
68 Kemarahan Rein
69 Permainan
70 Lilian beraksi
71 Perlawanan Selesai
72 Keras Kepala Lilian
73 Rencana Lilian
74 Perjalanan Lilian
75 Tanaman Terlarang
76 Penyelamatan Lilian
77 Hukuman Untuk Sheril
78 Kemarahan Efina
79 Hukuman Lilian
80 Nasib Sheril
81 Terpesona
82 Toko Kue Efina
83 Pertemuan dengan Elisa
84 Arion dan Melvin
85 Reinkarnasi Raina
86 Mimpi
87 Pertandingan
88 Tawuran Lagi
89 Kediaman Rahadian
90 Pertememuan I
91 Pertemuan II
92 Pertemuan III
93 Kemarahan Anin
94 Undangan Makan Malam
95 Lukisan
96 Mimpi Arion
97 Persiapan festival
98 Aku-Kamu
99 Pesta Dadakan
100 Pesta II
101 Sisi Lain Arion
102 Penolakan Arion
103 Persiapan Festival
104 Rencana awal
105 Persiapan Festival
106 Rencana Pembalasan Dendam Lilian
107 Senyum Arion
108 Pengunjung Tak di Undang
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kembali
2
Rumah Baru
3
Hari pertama Sekolah
4
Kantin
5
Pertemuan
6
Lilian VS Arion
7
Teman Lilian
8
Tenaga Lilian
9
Lapangan
10
Perasaan itu
11
Apartemen Arion
12
Menagih Janji
13
Tertindas atau Melawan
14
Kedudukan Sheril
15
Sisi Lain Lilian
16
Kelembutan Mario
17
Ciki
18
Rumah Laura
19
Liburan
20
Geng Motor
21
Kisah Sedih Lilian
22
Berita Tawuran
23
Kesialan atau Keberuntungan
24
Keluarga Lengkap
25
Keluarga Arisena
26
Baikan
27
Bekal Untuk Lilian
28
Lapangan
29
Hubungan Saudara
30
Balapan Motor
31
Nyata Atau Khayalan
32
Sama-sama kesal
33
Lagi-Lagi Sheril
34
Salah Paham Selesai
35
Kesenangan Arion
36
Masalah lagi
37
Senyuman Manis Arion
38
Orang Baru
39
Jaga Mata
40
Cafe Butterfly
41
Pelajaran untuk Audry dan Teman-temannya.
42
Cemburu atau Tidak
43
Tentang Audry
44
Pertemuan
45
Pertemuan selesai
46
Rencana
47
Bareng Dia
48
Citto Kembali
49
Vila Keluarga Ganendra
50
Introgasi
51
Hukuman mulai di jalankan
52
Pusing
53
Arion Vs Lilian
54
Status Baru
55
Kejutan
56
Bertemu lagi
57
Sisi lain Audry
58
Sisi lembut Arion
59
Perubahan sikap Lilian
60
Arion Mulai Bucin
61
Lilian Garden
62
Berduaan
63
Arion bisa ngegombal
64
Berangkat
65
Perjalanan Yang Menyenangkan
66
Hancurnya Hati Sheril
67
Reboisasi
68
Kemarahan Rein
69
Permainan
70
Lilian beraksi
71
Perlawanan Selesai
72
Keras Kepala Lilian
73
Rencana Lilian
74
Perjalanan Lilian
75
Tanaman Terlarang
76
Penyelamatan Lilian
77
Hukuman Untuk Sheril
78
Kemarahan Efina
79
Hukuman Lilian
80
Nasib Sheril
81
Terpesona
82
Toko Kue Efina
83
Pertemuan dengan Elisa
84
Arion dan Melvin
85
Reinkarnasi Raina
86
Mimpi
87
Pertandingan
88
Tawuran Lagi
89
Kediaman Rahadian
90
Pertememuan I
91
Pertemuan II
92
Pertemuan III
93
Kemarahan Anin
94
Undangan Makan Malam
95
Lukisan
96
Mimpi Arion
97
Persiapan festival
98
Aku-Kamu
99
Pesta Dadakan
100
Pesta II
101
Sisi Lain Arion
102
Penolakan Arion
103
Persiapan Festival
104
Rencana awal
105
Persiapan Festival
106
Rencana Pembalasan Dendam Lilian
107
Senyum Arion
108
Pengunjung Tak di Undang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!