Rumah Baru

Bandara Udara Husein Sastranegara, 06:45 PM.

Seorang gadis berjalan sambil menarik sebuah koper besar berwarna peach menuju salah satu kursi yang berada didalam bandara. Gadis itu memeriksa waktu penerbangan pada tiket yang berada ditangannya menunjukan 07:15 PM Bandung-Jakarta.

Lilian menghembuskan napas pelan. "Masih tiga puluh menit lagi." Gumamnya.

Setelah memeriksa tiket ditangannya, Lilian kemudian menengok ke kanan dan kiri mencari Efina. Saat sampai dibandara, Efina menyuruh Lilian untuk memasuki bandara terlebih dahulu karena ia harus mengurus sesuatu.

Awalnya Lilian menawarkan diri untuk ikut bersamanya namun Efina menolak karena cuaca diluar bandara sangat dingin. Efina merasa cuaca tersebut tidak cocok untuk tubuh Lilian yang baru saja keluar dari rumah sakit.

Setelah menunggu beberapa menit, Efina datang dengan koper miliknya dan berjalan mendekat kearah Lilian berada.

"Sayang apakah kamu sudah check-in?" Tanya Efina.

Lilian menggeleng pelan sambil tersenyum memamerkan gigi putihnya. "Belum Mah ..."

"Loh ... Kenapa belum? Mama tadi bilang agar kamu check-in duluan."

"Biar barengan sama Mama saja ... Nggak enak pergi sendiri." Lilian masih dengan senyumnya.

Efina menghela napas pelan kemudian tersenyum lembut kearah Lilian. "Ya sudah kalau begitu. Ayok kita pergi check-in sebentar lagi kita berangkat."

Lilian mengangguk pelan kemudian berjalan beriringan bersama Efina dengan raut wajah senang. Efina pun tidak kalah senang, sejak Dokter mengatakan bahwa Lilian sudah sembuh dan di ijinkan untuk pulang, Efina langsung menghubungi Suaminya untuk memintan persetujuan keberangkatan sehari setelah Lilian keluar dari rumah sakit.

Setelah mengurus semua barang bawaan dan keperluan lainnya, keduannya langsung berangkat menuju Jakarta untuk bertemu dengan Rahadian dan Keira yang telah menunggu kedatangan keduanya.

°°°

Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Setelah mengambil semua barang bawaannya, Lilian dan Efina berjalan keluar dan mencari keberadaan Papa dan Kakaknya. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang gadis dengan wajah ceria melambaikan tangannya kerarah keduanya.

Lilian tersenyum lebar saat melihat Kakaknya Keira dan Papanya Rahadian datang untuk menjemput keduanya. Lilian langsung berlari kearah keduanya dan langsung memeluk Kakanya Keira.

"Adik nakal! Kenapa harus berlari? Kamu baru saja keluar dari rumah sakit!" Keira meneteskan air matanya dibahu milik Lilian.

"Kakak ... Adik sudah sembuh." Lilian mengusap pelan punggung Keira agar ia merasa tenang.

"Kau tidur sudah sangat lama dan baru membuka mata. Kau pikir dengan kondisi mu ini kau memiliki hak untuk berlari sembarangan seperti tadi?" Tanya Keira sambil memukul pelan lengan Lilian.

"Kakaaaak ... Sakit!" Rengek Lilian.

"Kalau begitu jangan melakukan hal ceroboh lagi!" Kesal Keira dan melepas pelukannya.

Lilian memanyunkan bibirnya dan menatap kearah Papanya. "Papa lihatlah ... Kakak memukul ku." Adunya.

Rahadian tersenyum pelan kemudian menarik Lilian kedalam pelukkannya. "Jangan hukum Papa lagi dengan menutup mata mu terlalu lama ... Papa janji mulai sekarang kamu akan mendapatkan kehidupan yang selama ini kamu inginkan."

Lilian dapat merasakan pelukan hangat dari Rahadian, selama ini Papanya memang seseorang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya namun Efina, Lilian dan Keira tidak pernah kekurangan kasih sayang Papanya itu. Meski sibuk dan tidak memiliki banyak waktu, Rahadian tetap menyisihkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga kecilnya.

"Maafkan Lilian Papa ... Lain kali Lilian janji akan lebih berhati-hati lagi." Lilian merasakan kehangatan serta kenyamanan saat ia berada dalam pelukan Papanya. Lilian merasa pelukan Rahadian sangat mirip dengan pelukan Ayahnya dimasa lalu, pelukan keduannya sama-sama terasa hangat.

Rahadian melepas pelukannya dan mengusap pelan kepala Lilian dengan sayang. "Kalau begitu sebaiknya kita cepat pulang ... Kalian pasti sudah lelah dan kamu perlu beristirahat yang cukup."

Semuanya mengangguk setuju kemudian mereka berjalan menuju mobil untuk segera pulang ke kediaman yang akan mereka tempati.

Selama perjalanan mereka saling melempar candaan yang membuat keluarga kecil mereka terlihat sangat harmonis dan hangat. Keira menceritakan hal-hal lucu yang mereka alami selama Lilian koma dan membuat perjalanan mereka menjadi tidak membosankan.

Setelah melakukan perjalanan yang memelurkan waktu yang cukup lama, mobil yang Rahadian kendarai mulai memasuki area tempat yang akan mereka tinggali.

Lilian sedikit mengerutkan kening bingung melihat pemandangan diluar mobil yang mereka naiki. Pemandangan tempat diluar mobil sangat berbeda dengan tempat yang biasa mereka tinggali sebelumnya.

Biasanya mereka akan tinggal di Apartemen atau diperumahan biasa yang sederhana, namun pemandangan yang Lilian lihat kali ini adalah mobil mereka memasuki kawasan elit milik pribadi.

Kening Lilian semakin mengerut melihat pagar besar yang memiliki ukiran yang sangat indah terbuka lebar dan mobil yang Ayahnya kendarai memasuki wilayah tersebut. Pemandangan didepan mobil semakin membuat Lilian bingung, didepannya terlihat bangunan yang sangat mewah dengan ukiran-ukiran cantik disetiap dinding bangunan.

Bangunan itu memilki taman yang sangat luas, Lilian bahkan mengenali beberapa pohon yang tumbuh disekitar bangunan tersebut, belum lagi bunga-bunga yang tumbuh sepanjang taman membuat Lilian semakin bingung dan tidak tahan lagi untuk tidak bertanya.

"Papa mengapa kita kesini? Apakah Papa harus mengurus sesuatu dulu di sini?" Tanya Lilian namun matanya masih memperhatikan suasana diluar mobil.

Rahadian tersenyum lembut. "Mulai sekarang kita akan tinggal di sini." Setelah mengatakan itu ia menghentikan mobilnya.

Lilian spontan menengok ke arah Rahadian dengan mata terbuka lebar. "Tinggal di sini?"

Rahadian membalikkan badannya dan menatap tepat ke arah mata Lilian. "Ya. Mulai sekarang kita akan tinggal disini."

"Tidak salah? Kenapa kita harus tinggal di sini?" Tanya Lilianasih tidak percaya dengan yang dilihatnya.

"Memangnya kenapa? kamu tidak suka tinggal di sini?" Tanya Efina lembut.

"Bu ... Bukan begitu Mama, hanya saja selama ini kita hidup dengan sederhana namun mengapa saat kita kesini semua jadi ..." Ucap Lilian menggantung.

"Jadi mewah ... Begitu maksud mu?" Tanya Keira.

Lilian menganggukkan kepalanya tanda membenarkan pertanyaan dari Kakaknya.

"Kehidupan kita sebenarnya memang dari awal seperti ini ... Ada banyak cerita dibalik semuanya namun bukan sekarang waktu untuk menceritakannya." Jelas Rahadian.

"Lilian masih belum mengerti ..." Lilian masih merasa bingung dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Adik ... Sebenarnya kehidupan kita memang seperti ini namum Papa dan Mama memilih tinggal sederhana karena suatu alasan yang belum bisa diceritakan sekarang. Sejak kamu mengalami koma, Papa dan Mama berjanji setelah kamu sadar mereka akan membawa mu kembali ke kehidupan yang seharusnya kamu jalani." Jelas Keira.

"Kehidupan yang harus aku jalani?" Tanya Lilia. masih bingung.

"Iya ... Semua kemewahan yang kamu lihat saat ini adalah kehidupan kita yang sesungguhnya. Papa dan Mama memiliki alasan mengapa mereka membawa kita selalu berpindah tempat namun alasannya akan kamu dapatkan seiring dengan kamu terbiasa akan semua hal yang akan kamu jalani nanti." Jelas Keira kembali sambil merapikan bajunya.

Lilian menatap Rahadian dan Efina bergantian dan kembali menatap Kakaknya. "Kapan Kakak mengetahui kehidupan kita yang sebenarnya?" Tanyanya penasaran.

"Sejak lama ... Papa sangat sibuk dan Mama juga mendapat banyak laporan setiap hari. Kamu mungkin tidak akan menyadari hal-hal kecil seperti itu karena Mama selalu membawa mu kemana-mana ... Dengan kesibukan Papa yang dangat banyak bukan tidak mungkin Papa tidak bisa membangun rumah seperti sekarang ini." Jelas Keira kembali.

Saat Lilian kembali ingin bertanya, Efina langsung menggenggam tangan Lilian dengan lembut.

"Sayang ... Kita sudah pulang, Papa membangun rumah ini sejak sebelum kamu lahir namun kita harus selalu pindah karena beberapa alasan. Sekarang kita akan kembali menjalani kehidupan normal kita kembali ... Sebaiknya kamu tidak banyak bicara lagi ... Ayo kita turun." Ajak Efina dan langsung turun dari mobil.

Udara sejuk menerpa wajah Lilian saat pertama kali ia keluar dari mobil Ayahnya. Pemandangan yang ia lihat sangatlah indah, Lilian tidak menyangka akan menjalani kehidupan yang berbeda setelah ia melakukan perjalanan waktu.

Sebelumnya Lilian tahu kedua orang tuanya adalah salah satu golongan ke atas namun ia tidak menyangka jika kedua orang tuanya memiliki rumah di daerah pribadi seperti sekarang. Terlebih lagi rumah yang sekarang akan ia tempati memiliki ukuran yang puluhan kali lipat besarnya dari rumah yang sebelumnya pernah ia tempati.

Efina menuntun Lilian untuk memasuki rumah tersebut. Seperti pesona luar bangunan yang terlihat mewah, didalamnya tidak kalah mewah dari tampilan luar bangunan tersebut. Bangunan tersebut sangat luas dan diisi dengan berbagai barang yang Lilian yakini memiliki nilai jual yang tinggi.

Bangunan itu memiliki dua lantai dengan desain modern-klasik. Nuansa didalam rumah terasa hangat dan nyaman, pada tembok besar dengan ukiran khas zaman kuno disetiap pinggirnya terdapat foto keluarga yang memiliki ukuran yang sangat besar digantung ditengah-tengahnya.

Lilian mengamati sekitar dengan takjub, setiap ukiran bangunan tersebut membuat Lilian merasa kembali ke masa lalunya, ukiran-ukiran itu dipahat dengan sangat rapi sehingga Lilian dapat melihat karya yang sangat indah disetiap tembok bangunan tersebut.

"Lilian kamar mu ada diatas sana ... Biarkan Kakak mu yang akan mengantarkan mu." Ucapan Rahadian membuyarkan lamunan Lilian dari kekagumannya.

Lilian henya mengannguk pelan tanda mengerti dengan ucapan Ayahnya.

"Sebaiknya hari ini kamu istirahat saja ... Papa akan menyuruh Bi Marni untuk mengantarkan makanan mu. Jika kondisi mu membaik maka besok kamu sudah bisa berangkat ke sekolah. Seragam dan keperluan mu yang lain sudah Papa siapkan dan jika masih ada yang kurang kamu katakan saja." Jelas Rahadian panjang.

Lilian mengangguk pelan. "Sebaiknya kalian juga beristirahatlah."

Lilian akhirnya berjalan bersama dengan Keira menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Keira menjelaskan ada beberapa lantai dilantai dua, kamar Lilian ada disebelah kiri setelah tangga dan kamar Keira ada disebalah kanan tangga. Laintai dua juga memiliki beberapa ruangan lain seperti ruangan musik, ruang seni, ruang olah raga dan beberapa ruangan lainnya.

"Nah Adik ... Kamar kamu ada di sebelah sini." Keira membuka sebuah pintu besar dengan ukiran kuno yang sangat cantik.

Didepan pintu itu tertulis nama Lilian sebagai pemilik kamar. Lilian tersenyum kecil melihat tatanan kamarnya masih sama seperti kamar yang seperti sebelumnya.

"Apakah kamu suka?" Tanya Keira.

Lilian mengangguk pelan. "Suka ... Kamarnya sangat besar, aku bahkan bisa bermain bola dikamar ku dan yang terpenting tatananya sesuai keinginan ku." Ia berjalan memasuki kamarnya dan memperhatikan detail setiap kamarnya.

"Kakak dan Papa sendiri yang hias kamar kamu ..." Kata Keira bangga.

"Terima kasih Kakak ... Lilian makin sayang deh." Lilian langsung memeluk Keira dengan sayang.

"Kakak juga sayang kamu ..." Ucap Keira sambil mengelus pelan kepala Lilian. "Baju dan seragam sekolah yang kamu butuhkan ada dilemari sebelah kiri, sedangkan buku-buku mu ada dimeja belajar mu. Peralatan mandi dan sebagainya tinggal kamu gunakan jika ada yang kamu butuhkan panggil Kakak saja, Ok!"

"Ok."

"Kalau begitu sebaiknya kamu beristirahat saja. Agar besok kamu bisa kembali bersekolah." Keira mengelus dengan sayang kepala Lilian.

Lilian mengangguk pelan kemudian membaringkan badannya keatas ranjang King Size miliknya setelah Keira pergi.

°°°

Jaringan ditempat Author lagi nggak bersahabat ... Dari siang Author coba UP tetap nggak bisa dan baru bisa pas malamnya.

Terpopuler

Comments

Indah Safitri

Indah Safitri

kapan lanjutan nya kak

2021-08-08

0

Anggrek Salju

Anggrek Salju

up,, up,, up,, thorr,,, semangat ya.

2021-08-08

0

Hime lail

Hime lail

gapapa thor semangat terus...☺️☺️

2021-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kembali
2 Rumah Baru
3 Hari pertama Sekolah
4 Kantin
5 Pertemuan
6 Lilian VS Arion
7 Teman Lilian
8 Tenaga Lilian
9 Lapangan
10 Perasaan itu
11 Apartemen Arion
12 Menagih Janji
13 Tertindas atau Melawan
14 Kedudukan Sheril
15 Sisi Lain Lilian
16 Kelembutan Mario
17 Ciki
18 Rumah Laura
19 Liburan
20 Geng Motor
21 Kisah Sedih Lilian
22 Berita Tawuran
23 Kesialan atau Keberuntungan
24 Keluarga Lengkap
25 Keluarga Arisena
26 Baikan
27 Bekal Untuk Lilian
28 Lapangan
29 Hubungan Saudara
30 Balapan Motor
31 Nyata Atau Khayalan
32 Sama-sama kesal
33 Lagi-Lagi Sheril
34 Salah Paham Selesai
35 Kesenangan Arion
36 Masalah lagi
37 Senyuman Manis Arion
38 Orang Baru
39 Jaga Mata
40 Cafe Butterfly
41 Pelajaran untuk Audry dan Teman-temannya.
42 Cemburu atau Tidak
43 Tentang Audry
44 Pertemuan
45 Pertemuan selesai
46 Rencana
47 Bareng Dia
48 Citto Kembali
49 Vila Keluarga Ganendra
50 Introgasi
51 Hukuman mulai di jalankan
52 Pusing
53 Arion Vs Lilian
54 Status Baru
55 Kejutan
56 Bertemu lagi
57 Sisi lain Audry
58 Sisi lembut Arion
59 Perubahan sikap Lilian
60 Arion Mulai Bucin
61 Lilian Garden
62 Berduaan
63 Arion bisa ngegombal
64 Berangkat
65 Perjalanan Yang Menyenangkan
66 Hancurnya Hati Sheril
67 Reboisasi
68 Kemarahan Rein
69 Permainan
70 Lilian beraksi
71 Perlawanan Selesai
72 Keras Kepala Lilian
73 Rencana Lilian
74 Perjalanan Lilian
75 Tanaman Terlarang
76 Penyelamatan Lilian
77 Hukuman Untuk Sheril
78 Kemarahan Efina
79 Hukuman Lilian
80 Nasib Sheril
81 Terpesona
82 Toko Kue Efina
83 Pertemuan dengan Elisa
84 Arion dan Melvin
85 Reinkarnasi Raina
86 Mimpi
87 Pertandingan
88 Tawuran Lagi
89 Kediaman Rahadian
90 Pertememuan I
91 Pertemuan II
92 Pertemuan III
93 Kemarahan Anin
94 Undangan Makan Malam
95 Lukisan
96 Mimpi Arion
97 Persiapan festival
98 Aku-Kamu
99 Pesta Dadakan
100 Pesta II
101 Sisi Lain Arion
102 Penolakan Arion
103 Persiapan Festival
104 Rencana awal
105 Persiapan Festival
106 Rencana Pembalasan Dendam Lilian
107 Senyum Arion
108 Pengunjung Tak di Undang
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kembali
2
Rumah Baru
3
Hari pertama Sekolah
4
Kantin
5
Pertemuan
6
Lilian VS Arion
7
Teman Lilian
8
Tenaga Lilian
9
Lapangan
10
Perasaan itu
11
Apartemen Arion
12
Menagih Janji
13
Tertindas atau Melawan
14
Kedudukan Sheril
15
Sisi Lain Lilian
16
Kelembutan Mario
17
Ciki
18
Rumah Laura
19
Liburan
20
Geng Motor
21
Kisah Sedih Lilian
22
Berita Tawuran
23
Kesialan atau Keberuntungan
24
Keluarga Lengkap
25
Keluarga Arisena
26
Baikan
27
Bekal Untuk Lilian
28
Lapangan
29
Hubungan Saudara
30
Balapan Motor
31
Nyata Atau Khayalan
32
Sama-sama kesal
33
Lagi-Lagi Sheril
34
Salah Paham Selesai
35
Kesenangan Arion
36
Masalah lagi
37
Senyuman Manis Arion
38
Orang Baru
39
Jaga Mata
40
Cafe Butterfly
41
Pelajaran untuk Audry dan Teman-temannya.
42
Cemburu atau Tidak
43
Tentang Audry
44
Pertemuan
45
Pertemuan selesai
46
Rencana
47
Bareng Dia
48
Citto Kembali
49
Vila Keluarga Ganendra
50
Introgasi
51
Hukuman mulai di jalankan
52
Pusing
53
Arion Vs Lilian
54
Status Baru
55
Kejutan
56
Bertemu lagi
57
Sisi lain Audry
58
Sisi lembut Arion
59
Perubahan sikap Lilian
60
Arion Mulai Bucin
61
Lilian Garden
62
Berduaan
63
Arion bisa ngegombal
64
Berangkat
65
Perjalanan Yang Menyenangkan
66
Hancurnya Hati Sheril
67
Reboisasi
68
Kemarahan Rein
69
Permainan
70
Lilian beraksi
71
Perlawanan Selesai
72
Keras Kepala Lilian
73
Rencana Lilian
74
Perjalanan Lilian
75
Tanaman Terlarang
76
Penyelamatan Lilian
77
Hukuman Untuk Sheril
78
Kemarahan Efina
79
Hukuman Lilian
80
Nasib Sheril
81
Terpesona
82
Toko Kue Efina
83
Pertemuan dengan Elisa
84
Arion dan Melvin
85
Reinkarnasi Raina
86
Mimpi
87
Pertandingan
88
Tawuran Lagi
89
Kediaman Rahadian
90
Pertememuan I
91
Pertemuan II
92
Pertemuan III
93
Kemarahan Anin
94
Undangan Makan Malam
95
Lukisan
96
Mimpi Arion
97
Persiapan festival
98
Aku-Kamu
99
Pesta Dadakan
100
Pesta II
101
Sisi Lain Arion
102
Penolakan Arion
103
Persiapan Festival
104
Rencana awal
105
Persiapan Festival
106
Rencana Pembalasan Dendam Lilian
107
Senyum Arion
108
Pengunjung Tak di Undang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!