Anastasya menghabiskan begitu banyak waktu, ya waktu yang dia gunakan hanya untuk berusaha membuat tentara itu bicara dengannya, tapi dia tetap tidak berhasil. Dia tahu kalau itu adalah hal yang sia-sia. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia menyukai tantangan dan hadiahnya itu sepadan. Dia memutuskan bahwa ia akan melakukan semua yang dia bisa untuk membantunya. Dia harus membuat tentara itu bicara, yah setidaknya satu kata yang harus keluar dari mulutnya itu.
Maka keesokan harinya, dia pergi lagi ke taman itu dan mencarinya, tapi Alex tidak ada disana.
"Hei Jeni!" dia memanggil seorang gadis yang duduk di bangku, mungkin dia tahu kemana Alex berada.
"tinggalkan aku sendiri!!!" serunya. "Tidak bisakah kau melihat kalau aku sedang dalam masalah?"
"tapi apa yang kau lakukan?" dia bertanya.
Jeni berusia 25 tahun dan dia menderita penyakit gejala halusinasi negatif. Bagi seseorang yang mengalami gejala halusinasi positif, seperti Anastasya pengobatan adalah metode yang baik untuk membantu mereka bisa pulih. Namun, dokter memberi tahu Anastasya bahwa mereka yang menderita gejala negatif jauh lebih berbahaya. Mereka biasanya tidak merespon dengan baik bahkan terhadap obat-obat juga.
"Aku naik kapal pesiar itu, meski seharusnya tidak aku naiki," katanya dengan nada panik sambil menyisir rambutnya dengan acak-acakan.
Anastasya memandangnya dengan sedih. Dia berharap bahwa dia juga akan pulih.
"Hati-hati Jeni," bisiknya sambil meletakkan tangannya itu di bahunya.
Seorang Perawat datang dan bergabung dengan mereka dan mulai berbicara dengan Jeni untuk menenangkannya.
Anastasya menarik nafas dalam-dalam dan berjalan menuju kolam, berharap bisa menahan airmata yang mengalir di matanya itu.
Segera setelah dia menginjak tepi kolam, hembusan angin dingin menerpa wajahnya dan dia menutup matanya untuk mencegah partikel debu masuk kedalamnya. Setelah beberapa saat dia berjalan lebih dekat lagi ke pagar yang menghalangi akses ke air, dia kemudian melihat Alex.
"Hai yang disana?" Anastasya memanggil. Dia tidak melihat ke belakang dan dia hanya menatap air yang ada disana.
"Alex?" dia memanggil lagi tapi, tidak ada jawaban sama sekali.
Sekarang dia harus menemukan cara untuk membuatnya sedikit merespon. Terakhir kali dia mengubah perilakunya ketika dia bicara tentang bahasa militer. Mungkin dia harus melakukan hal yang sama atau mungkin juga memperburuk keadaan.
Tapi dia harus mencoba dan berharap itu akan membawa hasil yang bagus. Dia harus mulai dengan memanggilnya seperti atasannya memanggilnya sebagai tentara. Dalam film, mereka selalu memanggil prajurit dengan nama mereka.
"Letda Alex! Apakah anda mendengarku?" katanya dengan suara beribawa yang keras, yang hanya membuat hal itu mengejutkan dirinya sendiri.
Ya ampun. Apa yang baru saja kulakukan? Anastasya berfikir dengan panik saat jantungnya mulai berdebar. Apakah dia sudah gila atau apa? Kenapa dia berteriak seperti itu.
Keheningan mulai mengikuti teriakan gilanya, bahkan burung-burung pun memutuskan untuk diam.
Benar-benar hebat. Tidak hanya dia menakuti dirinya sendiri, tapi dia juga mungkin akan menerornya selama sisa hidupnya. Terkadang, dia bertanya-tanya apakah dia tidak menderita gangguan jiwa karena dia jujur.
"Siap mendengar," dia mendongak kaget begitu dia mendengar suara. Suaranya....
Dia membuka matanya lebar-lebar saat dia mengucapkan kata itu. Apakah dia benar-benar mengatakan sesuatu, mendengar atau apakah dia mengalami halusinasi yang lain?
"Monitor" katanya ragu-ragu, dengan menggunakan istilah teknis lain dari tentara. Dia merasa perlu meminta sesuatu lagi untuk memastikan bahwa dia benar-benar berbicara.
Anastasya ingat pernah mendengar kata-kata yang digunakan dalam film militer. Faktanya, semua kata teknis yang dia gunakan berasal dari film militer yang dia tonton. Dia tidak tahu bahwa suatu hari dia benar-benar membutuhkan kata-kata itu untuk membantu seseorang.
keheningan panjangpun mengikuti.
"Silahkan," bisiknya menunduk.
Dia bicara, dia benar-benar bicara. Dia akhirnya membuatnya mengatakan sesuatu. Tiga kata, jadi ada harapan untuk kesembuhannya.
"luar biasa," katanya dan tersenyum padanya dengan gembira, tetapi dia tidak memandangnya.
Dia sangat gembira saat ini sehingga air mata mulai bersinar dimatanya.
"Anda sedang apa?" katanya lalu terhenti.
Dia harus bicara dengan kode etik kemiliteran. Tapi apa yang harus dia katakan? Dia sangat ingin bicara dengannya, kenapa dia tidak tahu apapun. Mungkin karena dia bicara dengannya hanya dengannya setelah sekian hari.
"humm aku," dia sangat bersemangat sehingga dia bahkan tidak bisa merumuskan kata-kata yang tepat.
Dia seharusnya mengatakan sesuatu yang akan membuat mereka berteman. Dengan cara ini, dia akan berbicara lebih sering.
"Humm pak, maukah anda.." Anastasya mulai mengatakan hal yang paling aneh. "Maukah anda.." dengan nafas dalam-dalam, takut akan reaksinya, "apakah anda mau menjadi temanku untuk menjalankan sebuah misi?"
Tidak ada jawaban.
Dia memperhatikan Alex saat matanya meleset cepat dari satu tempat ke tempat yang lain sampai mereka bertatap. Dia mengambil nafas dalam-dalam tapi, tampaknya Alex juga sedang memikirkan sesuatu.
Sangat lambat dia membuka mulutnya sedikit dan dengan anggukan cepat dia menjawab dengan nada percaya diri, "Siap".
Dan ini adalah hal terbaik dalam hidupnya, dia benar-benar akan membantunya pulih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Lidwina Ananinggar
aku kok rda lemot baca ini.mesti d ulang2 ."dia" & "nya" yang dimaksud siapa agak rancu.
2020-01-11
5
Anca Anca
😯😯😯😯😯
2019-11-25
1
Anonymous
😊😊😊
2019-09-29
1