Berawal heboh kasus kematian pertama teror hantu Laksmi, dan misteri Dimas yang belum terpecahkan, seorang polisi muda asal kota Malang, bernama Sukmo ingin menelusuri kasusnya.
Dia adalah polisi di bagian penyidikan yang sering mengungkapkan kasus rumit, seperti kasus kematian Joko yang diduga akibat serangan binatang buas, namun santer diberitakan akibat teror hantu bernama Laksmi.
Sebagai seorang polisi Sukmo adalah orang yang berfikir secara logis dan juga skeptis, dia lebih percaya pada hal yang bisa dinalar dengan rasional ketimbang ikut-ikutan percaya mistis berbau klenik.
Seperti biasa pagi itu Sukmo mengikuti apel pagi, setelah itu dia masuk ruang kerjanya untuk memeriksa kasus kriminalitas yang marak terjadi di wilayah hukum Polda Jatim.
Dia mengamati berkas kasus, sementara beberapa orang di ruangan itu berbincang tentang teror hantu Laksmi yang akhir-akhir ini sudah meresahkan warga desa Tretes dan sekitarnya.
Berbagai isu merebak soal hantu Laksmi dan putranya. Teman-teman seprofesi Sukmo jadi sering ngobrol tentang kasus itu karena kian hangat dibicarakan masyarakat hingga kota Surabaya.
Sukmo sebenarnya kesal dengan cara pandang rekan-rekannya sesama penyidik. Tapi dia juga tidak bisa mencegah orang lain untuk percaya hantu dan sejenisnya.
Akhirnya Sukmo tergerak untuk mengambil kasus Joko. Dia bertekad untuk membuktikan bahwa kasus mahasiswa bernama Joko hanya fenomena kriminal biasa yang belum terungkap penyebabnya.
Bagi Sukmo kasus Ini cukup menarik untuk ditelisik. Apakah dia dibunuh, atau memang murni kecelakaan yang melibatkan bintang buas, masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Untuk melakukan penyelidikan kasus Joko, Sukmo sampai meminta izin cuti selama satu Minggu khusus untuk mencari bukti tentang mahluk kecil bernama Dimas.
Lepas tugas polisi muda itu berangkat dari rumah orang tuanya di kota Malang. Dia berangkat pagi hari menuju desa Tretes dengan mengendarai sepeda motor.
Sebelum melakukan penyelidikan, terlebih dahulu Sukmo mengumpulkan informasi dari Polsek, dan warga sekitar, tentang kasus di tahun 1971 sampai 1974, dimana korban terakhir adalah mahasiswa bernama Joko.
Setelah satu hari mengumpulkan keterangan, dia mulai melakukan penyelidikan, di Villa Laksmi. Siapa tahu dia malah, mendapatkan jekpot, menemukan petunjuk dua orang pembunuh yang belum tertangkap bernama Gondo dan Wiryo.
Tanpa rasa takut Sukmo naik ke bukit tempat lokasi villa Laksmi berada. Dia mengambil foto bangunan lalu jalan berkeliling area villa.
Sukmo berhenti di depan dua makam yang sudah berlumut, tidak terurus. Makam itu adalah milik Laksmi dan Ronggo. Sukmo berhenti lalu duduk mendoakan mereka berdua.
"Pak Ronggo, saya minta izin untuk masuk ke rumah Bapak" Sukmo bicara sendiri dalam hati, lalu mencongkel jendela yang dulu pernah dirusak komplotan perampok. Dia melepas segel papan kayu dengan linggis lalu masuk ke dalam bangunan villa.
Suasana aneh langsung terasa begitu dia masuk ke dalam ruangan. Udaranya sangat lembab, barang berserakan dilantai. Oksigen minim, sangat kotor, bau dan gelap. Sesekali kelelawar datang menyambarnya.
Sukmo mengarahkan senter ke setiap sudut ruangan, dia melihat jam dinding yang sudah tidak berfungsi, lalu menyoroti lukisan Ronggo dan Laksmi yang masih menempel di dinding.
"grudug...grudug.." suara dari lantai dua mengejutkan Sukmo, dia mengeluarkan pistol untuk berjaga-jaga bila terjadi serangan. Baru saja dia memutar tubuh dari sudut matanya Sukmo melihat lukisan Laksmi bergerak, wajahnya yang sebelumnya duduk memandang lurus ke depan, kini sedikit miring ke kanan seperti sedang mengawasi dirinya.
Jantung Sukmo mulai berdegup kencang, adrenalin, dan tekanan aura rumah itu seakan sedang mengintimidasi dirinya. Sukmo terus berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Bau anyir lebih menyengat membuat bulu kuduknya merinding.
"Teng..teng..teng..".
Jam dinding yang tadinya sudah tidak berfungsi tiba-tiba saja berfungsi kembali mengeluarkan suara keras tiga kali persis sama dengan waktu kejadian pembantaian jam tiga dini hari.
Antara Sadar dan tidak Sukmo diperlihatkan memori tepat waktu kejadian antara jam dua sampai jam tiga dini hari di tahun 1971. Dia melihat detil peristiwa waktu itu seakan sedang menonton sebuah film jendre horor.
Dia bahkan akhirnya mengetahui bahwa Dimas masih hidup. Bocah malang itu tengah tertidur pulas, lalu disembunyikan Ibunya di dalam sebuah kotak besar ditutupi kain dan baju-baju milik Laksmi.
Dalam kilas balik ke masa lalu, Sukmo melihat Laksmi sengaja tidak menutup kotak kayu itu agar perampok tidak curiga bahwa ada Dimas dibawah tumpukan baju.
"Ya Tuhan bocah mungil itu masih hidup" ujarnya.
"Aghr.. aghr.. aghr..!"
Suara itu mengejutkan Sukmo, sontak dia melepaskan tembakan ke arah mahluk yang menyerangnya.
"Door.. door..door .."
Sukmo mengarahkan tembakan kepada mahluk aneh yang menyerupai kera. Dia menembaknya berkali-kali namun selalu meleset. Mahluk itu bergerak sangat cepat seperti singa yang akan memangsa Sukmo.
Kemudian dari bayangan cermin Sukmo melihat sekelebat bayangan menuju ke arahnya. Sukmo berlari ketakutan sosok bayangan itu makin lama makin jelas berbentuk wanita dengan tubuh berlubang dan mata serta wajahnya rusak seperti boneka lilin yang meleleh.
Sukmo lari menuruni anak tangga, dia segera menuju jendela tempat pertama kali masuk ke
ruangan itu. Suasana jadi semakin riuh dengan deru angin, dan suara binatang.
"Drap.. drap.. drap"
Suara derap langkah kaki seolah sedang mengejarnya. Sukmo menoleh, tapi tidak melihat seorangpun disitu, kecuali dirinya sendiri. Sukmo keluar dari jendela ruang tengah kakinya berdarah akibat tersandung besi.
Di halaman Sukmo sempat mengambil nafas kemudian berlari ke depan rumah. Dia melihat ke arah rumah sekali lagi dan melihat sosok Laksmi berdiri dengan wajah marah. Disampingnya sosok Dimas tertawa melengking membuat bulu kuduk bergidik.
Siapa saja orang yang berada di villa waktu itu pasti akan ketakutan tidak terkecuali Sukmo. Sosok Dimas menunjuknya dengan mata tajam dan dingin.
Pengalaman seram di villa Laksmi membekas di ingatan Sukmo. Kenangan tentang Dimas dan Laksmi menyisakan trauma yang dalam di hati polisi pemberani itu. Dia kembali ke desa tanpa menyadari ada sosok pria paruh baya yang memperhatikan dirinya dari tempat yang cukup jauh.
Setelah lama berlari, Sukmo sampai di rumah Kepala Desa tempatnya menitipkan sepeda motor. Dengan nafas tersengal, dan baju yang basah kuyup oleh keringat, Sukmo mengetuk pintu rumah Kepala Desa.
"Mas Sukmo kenapa?" Apa yang terjadi?", kenapa kok mas Sukmo berantakan sekali seperti baru saja dikejar setan?" tanya Kepala Desa merasa aneh melihat ekspresi pucat wajah polisi muda itu.
"Iya Pak saya memang baru saja dikejar setan".
Hantu Laksmi itu benar ada!" Dimas itu nyata Pak Kades!"
Sukmo mengisahkan pengalaman buruknya di villa Laksmi. Kepala Desa mendengarkan cerita Sukmo dengan serius, sambil sekali waktu mengusap bulu tangannya yang berdiri karena merasa ngeri.
"Jadi bagaimana mas?" apa kasus tewasnya mahasiswa itu tetap disebabkan oleh serangan binatang buas?" atau memang teror hantu wanita yang bernama Laksmi?"
"Dua-duanya tidak benar Pak Kades, ini kasus pembunuhan biasa yang dilakukan oleh anak manusia yang bernama Dimas".
"Dimas?"
"Iya pak anak Juragan Ronggo itu masih hidup, bukan hantu gentayangan seperti Ibunya. Dia manusia tapi perilakunya seperti binatang buas".
"Tunggu sebentar mas, bagaimana mungkin ada bocah berumur tiga tahun bisa bertahan hidup tanpa makanan, dan sendirian?" ini tidak masuk akal mas Sukmo".
"Anak itu jadi manusia yang memakan apa saja termasuk manusia Pak Kades". Dia berubah jadi kanibal untuk bertahan hidup". Ini memang diluar nalar tapi sepertinya Dimas diasuh mahluk astral yang menyerupai sosok Ibunya."
Sukmo menuturkan pengalamannya dan yakin apa yang dilihatnya adalah nyata. Bukan rekayasa imajinasi atau halusinasi.
"Kalau begitu ini akan jadi rahasia kita berdua saja mas." Saya khawatir bila beritanya tersiar, akan membuat masyarakat desa ini semakin resah".
Mereka berdua sepakat menyembunyikan fakta tentang Dimas, dan menutup kisah villa itu agar tidak jadi momok yang menakutkan warga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Yurnita Yurnita
jadi takut
2023-01-28
0
MamiihLita
ngantuk.. tp msh seru pgn baca lagiii
aahh semangat
2021-08-27
1
Ifan K.
thank you infonya
2021-08-25
1