BAB 3

Hari demi hari mereka lalui dengan penuh suka cita. Keluarga bahagia itu akhirnya benar-benar bahagia setelah melihat Raina bisa tersenyum kembali. Waktu Burhan yang tinggal beberapa hari dimanfaatkan untuk tetap sedekat mungkin dengan putrinya. Karena dia tidak ingin putrinya kecewa jika dia tahu kalau ayahnya pulang hanya untuk mengambil beberapa barang.

Burhan tak kehabisan akal, dia menyuruh anak buahnya yang mengurus segala keperluan yang akan dia bawa. Sehingga dia bisa menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama putrinya, sebelum dia berangkat kembali ke tempat tujuannya. Kali ini Burhan mendapatkan pesanan sebuah belati, lukisan, cangkir, mangkuk, dan masih banyak lainnya. Semua barang itu akan dia bawa ke Amerika.

Di sana peminat barang-barang antik dan bertuah jauh lebih banyak. Burhan bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari satu barang yang ia tawarkan. Ada salah satu pelanggan setianya yang berasal dari Jepang, bernama Mitshu. Dia adalah seorang bos besar Yakuza yang gemar mengoleksi benda-benda kuno. Terutama yang berasal dari Indonesia. Tuan Mitshu inilah yang menjadi pendorong utama bisnisnya semakin maju.

Tuan Mitshu memiliki banyak kenalan orang-orang besar, dan ahli mempengaruhi pemikiran seseorang. Dia bisa menawar dengan harta tinggi kepada seorang pelanggan. Dan dia berani ambil resiko sendiri, jika ada yang memesan benda bertuah. Pernah suatu ketika Burhan melihat dengan mata kepalanya sendiri, Tuan Mitshu memotong jari tengahnya. Dan karena kekuatan benda bertuah yang Burhan bawa, jari tengah Tuan Mitshu bisa tersambung kembali. Tanpa lecet sedikit pun.

Siapa yang tidak tertarik dengan hal semacam itu? terutama bagi para gangster kelas kakap. Mereka membutuhkan kekuatan yang melebihi kekuatan fisik agar mereka sulit untuk dikalahkan. Setelah kejadian itu, nama Burhan menjadi terkenal dimana-mana. Banyak juga pejabat pemerintah yang datang meminta bantuan Burhan demi mensukseskan ambisi mereka.

Dengan begitu banyaknya orang-orang yang datang, Burhan merasa sedikit kerepotan. Apalagi jika ada pelanggan yang merasa tidak puas dengan produk yang mereka pakai. Mereka akan protes dengan cara yang cukup mengerikan. Sudah biasa bagi Burhan menerima teluh atau santet. Dia sudah tidak kaget. Seperti yang dikatakan sejak awal, bahwa Burhan sudah siap dengan resiko apa pun.

Karena itu pula Burhan tidak pernah mengungkap jati dirinya yang asli. Dia selalu memakai pakaian tertutup setiap akan pergi menemui para pelanggannya. Jas dan celana hitam adalah ciri khas Burhan. Ditambah dengan topeng hitam yang menutupi setiap inci wajahnya. Tidak ada satu orang pun yang tahu bagaimana wajah Burhan yang asli. Kecuali para anak buahnya. Burhan melakukan semua itu agar keluarganya tidak ikut dilibatkan jika dia menghadapi masalah.

Hari itu pun tiba, hari dimana Burhan harus kembali berpisah dengan anak dan istrinya. Dia harus berangkat sesuai janji. Jika tidak ada lagi barang yang harus dia cari, Burhan hanya akan pergi selama dua bulan. Pembelinya kali ini adalah orang-orang kaya dan juga teman-teman Tuan Mitshu dari Jepang. Siapa yang bisa memberi penawaran paling tinggi, maka dia yang akan mendapatkannya.

Raina terlihat murung karena tahu Ayahnya akan pergi lagi. Para pembantu Burhan, terutama Lina mencoba menghibur anak majikan mereka yang hanya diam tidak mau bicara, dan tidak mau makan sama sekali. Bagaimana pun juga, janji adalah janji. Burhan harus tetap pergi meskipun anaknya merasa kecewa. Burhan tetap membujuk Raina agar tersenyum kembali dan tidak sedih dengan keberangkatannya.

Tapi Raina hanya diam dan mengangguk tanpa sepatah kata pun. Melepas kepergian Ayahnya dengan penuh rasa kecewa. Raina sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata "Hanya Sebentar." Dia lebih yakin dengan "Ayah pasti pulang." Burhan memang sering membohongi anaknya. Hal yang paling mengecewakan adalah, Burhan sudah pergi selama dua tahun, dan itu belum cukup untuk membayar semuanya.

Beberapa hari bersama Ayahnya hanya terasa seperti beberapa menit. Semuanya berlalu cepat. Rasanya Raina ingin ikut bersama Ayahnya, agar dia bisa terus disampingnya. Tapi itu tidak mungkin, Raina masih kecil. Lagi pula Burhan juga tidak mau anak dan istrinya tahu apa yang ia hadapi diluar sana. Apalagi jika mereka tahu kalau Burhan bersahabat dengan salah satu Bos Yakuza, yaitu Tuan Mitshu.

Burhan juga merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya itu. Diusia yang masih belia, Raina sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya. Terutama dari seorang Ayah. Seorang Ayah adalah kekuatan utama dalam sebuah keluarga. Dia yang harus mendidik anak-anaknya agar menjadi pribadi yang kuat. Dan mungkin ini adalah satu-satunya cara Burhan dalam mendidik anaknya.

Agar saat dewasa nanti, Raina tidak harus selalu bergantung kepada sesuatu. Dia harus belajar bagaimana menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan dari siapa pun. Dia harus belajar bagaimana memulai dan mengakhiri semua yang telah menjadi pilihannya. Burhan ingin anaknya jauh lebih hebat dan jauh lebih tangguh dari dirinya. Memang, semakin kesini Raina sudah terbiasa tanpa seorang Ayah.

Semua itu terlihat saat dia belajar membereskan tempat tidurnya sendiri. Dan membersihkan kamarnya, dengan tangannya sendiri. Dia mulai mempelajari sesuatu, tanpa harus diajari oleh siapa pun. Dia hanya melihat apa yang dikerjakan orang lain, kemudian dia praktekan sendiri. Selama satu bulan, Raina rutin melakukan hal-hal sederhana itu. Dia juga mulai belajar memasak.

Tentu saja Lina yang melihatnya begitu senang karena Raina sudah belajar memasak makanannya sendiri. Begitu juga dengan Ibunya yang sekarang jauh lebih perhatian dari sebelumnya. Diana memutuskan untuk lebih mementingkan anaknya dari pada usaha yang dia bangun sejak masih kuliah. Diana memiliki beberapa Restoran yang sekarang sudah berkembang pesat.

Diana menyerahkan semua tanggung jawab itu kepada orang-orang kepercayaannya. Jadi Diana tidak harus setiap hari datang ke Restorannya. Dia hanya perlu beberapa kali dalam seminggu untuk memantau kinerja para karyawannya. Raina sekarang sudah tidak terlalu pusing lagi dengan urusan Ayahnya yang tidak pernah selesai. Karena hari-harinya selalu terisi dengan hal-hal yang berguna.

Ibunya semakin bangga, dia melihat kalau sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendaftarkan Raina ke sekolah. Tapi setelah mereka pindah ke rumah yang baru. Diana masih belum sepenuhnya tenang dengan apa yang sebelumnya telah terjadi kepada Raina beberapa waktu lalu. Suasana mencekam juga masih menyelimuti mereka. Sering terdengar ada suara-suara aneh dari ruangan pribadi Burhan.

Ada suara orang menangis, orang yang memukul tembok, dan sering juga terdengar suara seperti ada benda yang jatuh. Namun saat dilihat sama sekali tidak terjadi apa-apa. Hal semacam itulah yang membuat Diana tidak bisa tenang tinggal di dalam rumah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!