Raina masih terbaring lemah di tempat tidurnya. Kali ini keadaannya sangat parah. Diana semakin khawatir dengan keadaan anaknya yang semakin memburuk. Burhan sudah mengusahakan segala hal untuk menyembuhkan Raina. Tapi keadaanya tidak berubah. Sampai datanglah salah satu orang yang sama sekali tidak ia kenal ke rumahnya.
Dia bernama Mona. Mona adalah seorang ahli spiritual yang namanya sudah terkenal di dunia paranormal. Dia bahkan sering mendapatkan undangan orang-orang penting ke rumahnya. Saat ditanya dari siapa dia mengetahui masalah itu, Mona hanya menjawab kalau dia mengetahui dari seseorang yang Burhan kenal. Padahal, Burhan tidak pernah menceritakan masalah ini kepada siapa pun.
Saat pertama kali memasuki rumah Burhan, mata Mona langsung tertuju pada sebuah ruangan yang ada di lantai atas. Dia berjalan menuju ke ruangan itu, mengabaikan Burhan dan Diana yang ada di belakangnya.
"Tunggu! Jangan buka ruangan ini. Ini ruangan pribadi saya." ucap Burhan berusaha mencegah Mona.
"Baiklah. Sepertinya kamu jauh lebih senang melihat anakmu sakit. Saya permisi." kata Mona meninggalkan rumah itu.
Burhan kesal dengan perkataan Mona yang seakan menyalahkannya.
"Tunggu dulu! Tolong! Jangan pergi! Tolong anak saya!" teriak Burhan mengejar Mona.
Mona berbalik dan menatap Burhan dengan sorot matanya yang tajam.
"Tidak dilarangkah saya memasuki ruangan pribadi anda Tuan?"
"Baiklah. Silahkan masuk."
Raut wajah Burhan berubah. Begitu juga dengan bahasa tubuhnya. Dia seperti mengkhawatirkan sesuatu. Apalagi saat Mona sudah masuk ke ruangannya. Burhan heran, dan dia baru ingat, kalau ruangan itu seharusnya terkunci. Dan hanya Burhan yang memegang kuncinya. Bagaimana bisa Mona membuka pintu hanya dengan satu tangannya?
Burhan masih bertanya-tanya, siapa sebenarnya Mona ini?
Namun Burhan berusaha bersikap biasa saja. Diana yang melihat suaminya mulai aneh, dia berbisik pada Burhan untuk tetap tenang. Karena Burhan terlihat sangat panik dan takut akan sesuatu. Keringat dingin membanjiri tubuh Burhan. Dia mondar-mandir kesana-kemari. Burhan tidak bisa tenang. Mona semakin dalam masuk ke ruangan Burhan.
Terpampang dengan sangat jelas di ruangan itu banyak sekali lukisan aneh, dan juga benda-benda kuno yang jumlah ratusan. Entah sudah berapa tahun Burhan menyembunyikan semua ini dari keluarganya. Bahkan, istrinya sendiri pun terpaku melihat semua benda-benda itu. Karena Burhan tidak pernah mengizinkan siapa pun masuk ke ruangan ini.
Hanya Burhan yang tahu dengan pasti apa yang tersimpan di ruangan pribadinya. Dia sangat baik dalam menyimpan sebuah rahasia.
"Ternyata anda orang yang luar biasa Tuan Burhan. Tidak sembarang orang bisa memiliki benda-benda semacam ini. Namun sayang, Tuan Burhan tidak merawat mereka dengan baik. Tuan membiarkan mereka mencari makan sendiri. Sehingga mereka menjadi tidak terkendali. Bertindak sesuka hati mereka. Seperti tak ber-Tuan." Ucap Mona pada Burhan.
"Ini hanya benda biasa." jawab Burhan singkat.
"Lantas? Kenapa Tuan tidak memberitahu istri Tuan kalau benda-benda ini hanyalah benda biasa? Dan kenapa Tuan begitu khawatir saat saya mulai memasuki ruangan ini? Tuan menyembunyikan sesuatu?" tanya Mona beruntun.
Hal itu membuat Burhan semakin panik. Wajahnya pucat. Keringat ditubuhnya mengucur semakin deras. Menandakan kalau dia sedang berhadapan dengan masalah yang membuat mentalnya jatuh.
"Hmmmm... Tidak masalah jika Tuan tidak mau memberitahu apa yang Tuan sembunyikan di tempat ini. Lambat laun semua kebenarannya akan terungkap. Saya hanya ingin memberi nasehat kepada Tuan Burhan. Namun sepertinya Tuan tidak mau menerima saya dengan baik. Apa gunanya mulut terbuka jika tidak ada telinga yang mendengar. Biarkanlah waktu yang berbicara."
Mona pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. Dan mendatangi Raina yang sedang terbaring di kamarnya. Dia mengelus kepala anak itu dengan lembut. Kemudian dia pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Bahkan saat Raina bertanya siapa dirinya, Mona hanya tersenyum.
Selepas kehadiran Mona di rumah itu, keadaan Raina perlahan mulai membaik. Dia sudah bisa berjalan keluar rumah. Rasa bahagia muncul dalam diri Diana. Dia senang melihat putri kecilnya telah kembali riang dan ceria. Tapi keputusan Diana untuk pindah rumah sudah paten. Dia ingin memulai kehidupan baru, di rumahnya yang baru. Kebahagiaan Raina bertambah saat dia tahu kalau Lina akan ikut bersama mereka.
Menjadi juru masak keluarga mereka untuk selamanya. Raina tidak bisa lepas dari Lina. Mereka memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Selayaknya ibu dan anak. Selesai membuat sarapan, Raina selalu meminta disuapi oleh Lina. Diana dan Burhan sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Dia memakluminya, karena selama ini Lina jauh lebih dekat dengan putrinya, dari pada dirinya sendiri.
Yang terpenting bagi mereka adalah kebahagiaan putri tercinta mereka. Mereka ingin melihat putrinya tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari kedua orang tuanya. Burhan berharap Raina bisa memiliki usaha yang mampu menjamin kehidupannya di masa depan. Jauh di dalam hatinya, Burhan sudah sangat lelah dengan bisnisnya. Tak sabar rasanya dia ingin melihat putrinya tumbuh dewasa, agar Burhan bisa berhenti dari bisnis paling beresiko itu.
Dia ingin menikmati masa tuanya dengan berkumpul bersama anak dan istrinya. Sudah banyak sekali waktu yang ia buang bersama keluarganya. Saat teman-teman Burhan bisa berkumpul dengan keluarga mereka, Burhan hanya bisa mendengar suara istri dan anaknya melalui sebuah ponsel. Itu sama sekali tidak mengobati rasa rindunya. Bahkan rindu akan keluarganya semakin menggebu-gebu. Tapi mau bagaimana lagi, jalan sudah dia pilih. Resiko besar mau tidak mau harus ia tanggung.
Berbagai hal mengerikan sudah ia lewati. Banyak peristiwa diluar nalar yang sering ia alami. Meskipun begitu, Burhan tidak pernah kapok. Justru membuatnya semakin tertantang untuk melakukannya lagi dan lagi. Sehingga saat Diana meminta Burhan untuk lepas dari bisnisnya itu, Burhan merasa berat hati. Sangat-sangat sulit untuk melepas apa yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Tidak semudah menepuk tangan.
Semua hal yang ia lalui membuatnya menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih tangguh dari sebelumnya. Burhan yang awalnya bukan siapa-siapa, sekarang telah menjadi seseorang yang luar biasa. Bisnis yang ia jalankan bukan hanya sekedar bisnis. Tetapi sesuatu yang ia anggap sebagai sebuah akar dari segala kehidupannya. Nama Burhan sudah tidak asing bagi para pecinta benda-benda antik dan bertuah.
Dia sudah memiliki banyak jaringan. Baik dalam negeri maupun luar negeri. Karena itulah Burhan sering sekali meninggalkan anak dan istrinya dalam jangka waktu yang sangat lama. Disaat istrinya melahirkan pun, Burhan tidak bisa menemaninya. Dia sibuk dengan bisnis dan bisnis. Dia baru bisa bertemu dengan anaknya ketika umurnya sudah lima bulan. Beruntung dia memiliki seorang istri yang pengertian dan mau menerima Burhan apa adanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments