Beberapa minggu berlalu.
Teresa keluar dari kamar mandi dan memberikan alat tes kehamilan yang tadi ia gunakan pada Bu Evita yang memang sudah menunggunya sejak tadi. Bu Evita yang sudah tak sabar dengan hasil tes yang dilakukan oleh Teresa segera melihat alat putih panjang tersebut. Dan di detik berikutnya, mama kandung Will tersebut langsung tersenyum penuh kemenangan.
Bu Evita berjalan cepat ke ruang tengah dimana Papa Ardian, Will, dan Audrey sudah berkumpul di sana dalam kebisuan.
"Hasilnya dua garis! Teresa hamil dan Will tidak mandul!" Ucap Mama Evita dengan raut wajah penuh kesombongan.
Audrey tertegun sesaat dan menatap pada Teresa yang juga tengah menatapanya dengan penuh rasa bersalah, sebelum kemudian Teresa menundukkan wajahnya dan tak berani lagi menatap wajah Audrey.
"Lihat, Audrey! Will itu tidak mandul! Kau sudah menuduh anakku mandul padahal kau itu yang mandul dan tak bisa hamil!" Cecar Mama Evita menunjuk-nunjuk pada Audrey yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Will akan menikah dengan Teresa besok!" Putus Mama Evita selanjutnya.
"Ma, apa itu tidak terlalu terburu-buru?" Sergah Will yang sepertinya masih keberatan dengan rencana dang Mama yang akan menikahkannya dengan Teresa.
"Tentu saja tidak, Will! Teresa mengandung anakmu sekarang! Calon pewaris di keluarga Atmadja. Jadi kau harus secepatnya menikahi Teresa!" Jawab Mama Evita dengan nada dan tatapan tegas ke arah Will.
"Izinkan Will bicara pada Audrey dulu, Ma!" Pinta Will memohon pada sang Mama.
"Mau minta izin?" Tebak Mama Evita yang seolah sudah paham.
"Kau akan mengijinkannya bukan, Audrey? Kau harus mengijinkan Will menikahi Teresa karena kau itu mandul dan tak akan bisa memberikan Will anak! Jadi kau harus setuju, atau aku bisa pergi dari rumah ini dan dari hidup Will!" Mama Evita ganti mendelik ke arah Audrey yang masih saja membisu.
Namun tatapan mata Audrey sudah bisa menggambarkan dengan jelas kesedihan di hati wanita tersebut.
"Kau akan menikah dengan Teresa, Will!" Kali ini ganti Papa Ardian yang berucap tegas pada Will.
Audrey masih tak berucap sepatah katapun dan wanita itu memilih pergi meninggalkan ruangan serta rumah tersebut.
"Audrey!" Will hendak mengejar Audey, namun Mama Evita denganncepat mencekal tangan putra semata wayangnya tersebut.
"Tidak usah dikejar atau dibujuk, Will! Jika ia tidak mau menerima Teresa sebagai istri keduamu, kau ceraikan saja wanita mandul tak berguna itu!" Mama Evita berucap tegas pada Will.
"Tapi Will mencintai Audrey, Ma!" Sergah Will yang masih berusaha berontak dan melepaskan tangannya dari cekalan sang Mama.
"Cihta tidak akan membuatmu mebdapatkan hak waris. Apalagi kalau yang kau cintai hanyalah seorang wanita mandul yang tidak berguna!" Jawab Mama Evita tegas dan galak.
"Cintai saja Teresa, karena dia yang akan melahirkan anakmu dan menjadi istrimu juga!" Mama Evita mendorong Will ke arah Teresa yang hanya diam menunduk sejak tadi.
Will berdecak frustasi dan segera masuk ke kamarnya meninggalkan semua orang di ruamh tengah.
"Teresa, mulai hari ini dan seterusnya, kau akan tinggal di rumah ini." Mama Evita berucal lembut pada Teresa.
"Besok kau dan Will akan menikah, jadi sekarang sebaiknya kau beristirahat!" Sambung Mama Evita lagi seraya mengusap kepala Teresa.
"Lalu bagaimana dengan Abang Darren, Bu? Tere harus merawag Abang Darren," ucap Teresa sedikit takut.
"Mama akan membayar orang untuk merawat Abangmu. Jadi kau tak perlu khawatir!" Jawab Mama Evita mehenangkan Teresa.
"Dan mulai sekarang, panggil kami dengan sebutan Mama dan Papa. Kau juga menantu di rumah ini," ucap Mama Evita lagi yang langsung dijawab Teresa dengan anggukan kepala.
"Istirahatlah ke kamar!" Titah Mama Evita selanjutnya pada Teresa.
"Iya, Ma," jawab Teresa yang tetap menundukkan wajahnya, lalu melangkah gontai menuju ke arah kamar Will.
Teresa hanya tidur satu kali dengan Will, dan tidur berkali-kali dengan Abang Darren.
Mungkinkah anak yang dikandung Teresa saat ini adalah anaknya Will?
Atau ini anaknya Darren?
Tok tok tok!
Teresa mengetuk pintu kamar Will dengan ragu.
Will masih suami Audrey, Tere!
Jika mereka bercerai karena kehamilanmu ini, kau akan meannggung rasa bersalah seumur hidup.
"Mau apa?" Tanya Will yang sudah membuka pintu kamar dan menatap ketus pada Teresa.
"Mama kamu menyuruhku istirahat disini," Teresa berucap dengan ragu dan tak berani menatap wajah Will.
Will membuka lebar pintu kamarnya dan mempersilahkan Teresa untuk masuk ke dalam. Teresa kembali menutup pintu kamar tersebut setelah ia masuk.
Will sudah mengambil bantal dari atas tempat tidur dan membawanya ke sofa yang ada di dalam kamar.
"Will, kita bisa menikah kontrak saja," ucap Teresa tiba-tiba yang langsung menbuat Will menghentikan aktivitasnya.
"Apa maksudmu?" Tanya Will tak mengerti.
"Kita bisa membuat perjanjian hitam di atas putih. Bukankah keluargamu hanya membutuhkan anak yang aku kandung ini dan kau sangat mencintai Audrey? Jadi, kenapa kita tidak bercerai saja setelah anak ini lahir? Lalu aku akan pergi jauh dari hidupmu dan kau bisa kembali pada Audrey!"
"Kau hanya perlu memberikan pengertian pada Audrey!"
"Mama akan marah besar jika kau meninggalkan bayimu yang baru lahir, Teresa!" Sergah Will yang langsung keberatan dengan usul Teresa.
"Kalau begitu, kita buat perjanjian kontrak dua tahun. Aku akan memenuhi kewajibanku sebagai Ibu selama dua tahun, lalu setelahnya kita bisa pura-pura bertengkar dan bercerai. Bu Evita tak akan curiga, dan keluargamu tetap akan mendapatkan hak waris," usul Teresa memberikan ide lain.
Will tampak berpikir sejenak untuk ide kedua Teresa kali ini.
"Kau hanya perlu meyakinkan dan memberi pengertian pada Audrey, Will! Aku yakin Audrey akan mengerti. Bukankah kalian saling mencintai?" Teresa tak berhenti meyakinkan Will.
"Dan sepanjang pernikahan kita nanti, aku kita akan sama-sama berjanji untuk tidak saling menyentuh," sambung Teresa lagi.
Ya!
Itu tentu bukan hal yang sulit bagi Teresa.
Teresa juga tak pernah sedikitpun memilikiperasaan pada Will.
Hati Teresa sudah tertambat pada Darren seorang.
Teresa hanya mencintai Darren.
"Baiklah! Aku akan bicara pada Audrey!" Tekad Will penuh keyakinan.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JAHAT JUGA NI TERESA, MMBANTU DGN CARA YG SALAH, YG DIBANTU KLUARGA SERAKAH..
2023-05-16
0
Sulaiman Efendy
ANAKNYA DARREN...
2023-05-16
0
Sulaiman Efendy
ITU ANAK DARREN.... LIAT AZA NNTI....
2023-05-16
0