TIDAK DEWASA

Will sudah kembali ke kantornya sendiri dan menatap marah pada Teresa yang duduk di belakang mejanya yang berada tepat di depan ruang kerja Will.

"Kau yang menjebakku kemarin?" Will menggebrak meja Teresa yang sontak membuat Teresa tersentak kaget.

"Aku tidak tahu apa-apa!" Kilah Teresa menampik tuduhan Will.

"Lalu kenapa kau ada di kamarku? Di atas tempat tidurku, dan kenapa aku bisa-" raut wajah Will berubah frustasi.

"Bu Evita," gumam Teresa seakan sedang memberitahukan sebuah kebenaran pada Will.

"Apa maksudmu?"

"Bu Evita yang mencampurkan sesuatu ke dalam minumanmu, agar kau mabuk-"

"Aku tidak mabuk malam itu!" Sergah Will memotong kalimat Teresa.

"Aku melihatmu sebagai Audrey dan aku sedang menginginkannya jadi aku-" Will menundukkan kepalanya dan kedua tangannya yang berada di atas meja menekan dengan sangat kuat hingga buku-buku jarinya terlihat memutih.

"Will, aku tak ada niat untuk menghancurkan hubungan pernikahanmu dengan Audrey. Aku hanya melakukan syarat yang diajukan oleh Bu Evita agar keluargamu tetap menjadi donatur di panti. Dan pengobatan abangku tetap bisa dilanjutkan," tutur Teresa dengan wajah memelas.

"Aku akan pergi jauh dari hidupmu, setelah tugasku selesai. Kau bisa melanjutkan hidupmu bersama Audrey," sambung Teresa lagi mencoba memberikan Will pengertian.

"Audrey sudah terlanjur marah kepadaku," ucap Will dengan raut wajah murung.

"Dia juga mengatakan kalau selama ini aku yang mandul," sambung Will lagi yang masih menundukkan wajahnya.

Teresa langsung ingat pada amplop putih berisi hasil tes kesuburan Will yang diberikan oleh Audrey siang tadi. Will memang dinyatakan sulit memiliki keturunan. Dan sekarang Teresa sedang diposisi harus mengandung anak Will.

Jika Audrey saja tidak kunjung hamil setelah sepuluh bulan menikah dengan Will, bagaimana Teresa akan hamil hanya dalam waktu kurang dari dua bulan?

"Apa menurutmu aku ini pria mandul, Teresa?" Will sudah mengangkat wajahnya sekarang dan menatap pada Teresa.

"Apa kau akan langsung mengandung anakku setelah aku menyentuhmu kemarin?" Tanya Will lagi yang membuat Teresa semakin membisu.

Teresa juga tidak tahu siapa yang sebenarnya mandul.

Will atau Audrey?

Audrey bisa saja memalsukan hasil tes kemarin.

"A-aku tidak tahu! Mungkin kita harus mencari tahunya beberapa minggu lagi," jawab Teresa tergagap.

"Bagaimana kalau ternyata aku tak bisa menghamilimu juga dan ucapan Audrey benar?" Tanya Will seraya menatap tajam pada Teresa.

Maka keluargamu tak akan mendapatkan hak waris dari kakekmu. Lalu keluargamu akan berhenti mrnjadi donatur di panti asuhan, lalu pengobatan Abang Darren juga akan terhenti. Yang itu artinya sakit Abang Darren akan semakin parah.

Tidak!

Tidak!

Teresa menjerit dalam hati.

"Aku pasti hamil, Will!" Gumam Teresa tiba-tiba.

Will mengerutkan kedua alisnya.

"Aku pasti hamil anakmu," ulang Teresa lagi dengan penuh keyakinan.

Will tak menjawab sepatah katapun dan langsung masuk ke ruangannya begitu saja.

****

Audrey pulang ke rumah Will saat hari sudah gelap.

"Masih ingat pulang, Audrey?" Sindir Bu Evita yang menyambut kepulangan Audrey.

Baiklah!

Audrey sudah kebal dengan sindiran ibu mertuanya ini.

Dulu Bu Evita adalah Mama mertua yang baik. Hingga setelah dua bulan pernikahan dan Audrey tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kehamilan, ibu kandung Will ini mulai berubah sikap pada Audrey.

Ditambah dengan kemunculan surat wasiat bodoh dari Kakek Will yang menyuruh dua keluarga untuk berlomba. Siapa yang bisa memberikan cucu, maka ia akan mendapatkan hak waris. Yang tidak punya cucu, tak akan medapat apa-apa. Jika dua keluarga anaknya sama-sama memiliki cucu, maka warisan akan dibagi dua.

Sebuah syarat yang konyol yang membuat Mama Evita semakin menekan Audrey agar bisa hamil secepatnya. Lalu Will yang keras kepala dan selalu menolak saat Audrey mengajaknya periksa ke dokter. Bu Evita juga selalu berkoar-koar kalau keluarganya itu adalah keluarga yang subur, jadi tanpa program hamil atau konsultasi ke dokter, Audrey pasti bisa hamil dengan cepat.

Kecuali kalau Audrey mandul!

Ya, sejak saat itu sebutan Audrey mandul seakan telah melekat pada diri Audrey.

Audrey bahkan sampai melakukan tes diam-diam pada Will demi membuktikan kalau dirinya tidak mandul dan yang bermasalah selama ini adalah Will. Tapi Will dan keluarganya tetap saja keras kepala karena masalah hak warisan yang sepertinya telah membuat mereka semua gelap mata dan takut jatuh miskin.

"Audrey hanya ingin berkemas, Ma!" Jawab Audrey yang sedang malas berdebat denagn Mama Evita.

Audrey baru saja akan menuju ke kamarnya, saat tangan wanita tersebut mendadak dicekal oleh sang Mama mertua.

"Will mengatakan kalau kau melakukan tes pada sp*rmanya tanpa minta izin pada Will, lalu kau mengatakan kalau Will yang mandul. Apa itu benar?" Tanya Mama Evita yang masih mencekal lengan Audrey.

Ck!

Audrey hanya berdecak dalam hati atas sikap Will yang tak pernah dewasa.

Setiap permasalahan, selalu saja Will koar-koarkan pada Mamanya tercinta ini.

Menyebalkan!

"Kenyataannya memang begitu, Mama! Will yang selama ini bermasalah dengan kesuburannya dan bukan Audrey! Jadi tolong berhentilah memojokkan Audrey tentang cucu yang belum busa Audrey berikan untuk keluarga ini!" Tukas Audrey panjang lebar menatap dengan berani pada sang mama mertua.

"Mustahil!" Sergah Mama Evita dengan nada yang meninggi.

"Kau pasti memalsukan hasil tes demi menyelamatkan dirimu yang mandul itu!" Lanjut Mama Evita lagi yang kembali menuduh Audrey.

Masalah harta warisan ternyata sudah membuat keluarga ini menjadi monster dan kehilangan hati nurani. Merasa mereka yang paling benar dan paling sempurna.

Dasar serakah!

"Tapi Teresa aka membuktikan kalau Will itu pria yang sehat dan tidak mandul seperti tuduhanmu!" Ucap Mama Evita lagi yang kali ini sudah menuding ke arah Audrey.

Audrey hanya menghela nafas kasar dan tak mau berdebat lebih panjang lagi dengan mama mertuanya yang kears kepakada merasa paling benar ini. Audrey memilih untuk segera menuju ke kamarnya saja.

Baru saja Audrey membuka pintu kamar, Will sudah menyambutnya di depan pintu.

"Kau pulang, Sayang!" Will hendak memeluk Audrey, namun lagi-lagi Audrey menghindar dan dengan cepat menuju ke lemari besar di kamar. Meraih koper dari atas lemari dan mulai memasukkan baju-bajunya ke dalam koper dengan tergesa.

"Audrey, kau mau kemana?" Will betusaha menahan tangan Audrey yang terus memasukan baju-bajunya ke dalam koper tanpa menyusun ataj melipatnya.

"Aku mau pulang ke rumah Mama dan Papaku!" Jawab Audrey tegas.

"Abang Zayn akan bertunangan, jadi aku harus pulang!" Ujar Audrey lagi yang sudah selesai memasukkan baju ke dalam koper dan kini ganti menutup koper hitamnya tersebut.

"Aku antar," tawar Will sedikit ragu.

"Kau tidak ingin ikut aku pulang ke rumah Mama dan Papa?"

"Aku akan menyusul nanti. Kapan acara pertunangannya?" Will balik bertanya pada Audrey.

"Akhir pekan nanti," jawab Audrey lirih.

"Bagaimana jika kau berangkat besok pagi saja?" Will mengusap pundak Audrey dan Audrey sudah tahu ini akan mengarah kemana. Cepat-cepat Audrey menyentak tangan suaminya tersebut.

"Aku sedang mendapat tamu bulanan. Jadi aku akan berangkat malam ini," ucap Audrey berdusta pada Will.

Audrey merasa sudah tak sudi disentuh oleh Will.

Bayangan saat Will menyentuh Teresa di depan matanya pagi itu, membuat Audrey merasa jijik pada suaminya ini dan juga pada dirinya sendiri.

Audrey menyeret kopernya keluar dari kamar dan mungkin Audrey akan kembali menginap di hotel lagi malam ini. Audrey akan pulang ke rumah orang tuanya besok pagi saja.

Mungkin Audrey akan sekalian menenangkan diri saat berada di ruamh kedua orangtuanya nanti.

.

.

.

Ini yang Audrey pulang pas sebelum pertunangannya Zayn-Thalita itu ya. ("Cinta Gadis Kembar yang Tertukar" Bab 13)

Trus pas malam pertunangannya, Audrey nubruk Kyle.

Semoga nyambung 😌

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

alvalest

alvalest

kt ny memanh da pasangan saat bersama g punya bgtu cerai dan nikah dgn yg lain masing masing punya anak..kl opini saya kyk nanam tumbuhan d tnah tertntu trkdg g cocok tp cocok tuk tnmn yg lain atau mgkin unsur tanah ny yg g sesuai..hhaha..ngmg pa sy ya...

2021-08-31

2

Raffa&kaifa& Ibrahim

Raffa&kaifa& Ibrahim

Will, wanita idaman lain lain

2021-08-07

1

Reni Widayati

Reni Widayati

nyambung bund...kan udh dibaca semua ceritanya cuma kesel ama metua rakus nnti kena batunya ditipu ga punya cucu selamanya rasaknoo...

2021-08-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!