SIAPA YANG MANDUL?

Teresa masih menatap pada amplop putih di atas meja, dan kebisuan masih melingkupi meja dimana Teresa dan Audrey duduk berhadapan.

"Aku tidak ada niat untuk merebut Will darimu, Audrey!" Ucap Teresa yang akhirnya memecah kebisuan.

"Will terlihat sangat menikmati saat mencumbumu," balas Audrey dengan nada menyindir.

"Will mengira kalau aku adalah dirimu!" Sergah Teresa cepat.

"Will mabuk atau entah apa namanya aku juga tidak tahu. Bu Evita yang merencanakan semuanya," imbuh Teresa lagi berusaha menjelaskan pada Audrey.

"Keluarga Will membutuhkan seorang cucu agar bisa mendapatkan hak waris dari kakek Will, kau pasti sudah tahu alasan itu, kan?"

"Ya! Mereka hanya orang-orang serakah yang saling berebut harta," jawab Audrey sinis.

"Lagipula menurutku, isi surat wasiat kakek Will sangat tidak masuk akal. Siapa yang memiliki cucu pertama adalah yang bisa mendapatkan hak waris. Konyol sekali!" Sambung Audrey lagi seraya tertawa menyindir.

"Jika keluarga Will tidak mendapatkan hak waris itu mereka akan berhenti menjadi donatur untuk panti asuhan, dan mereka tidak akan bisa membiayai pengobatan Abang Darren," ucap Teresa dengan nada sedih.

"Siapa Abang Darren?" Tanya Audrey menyelidik.

"Dia Abangku! Dia sedang berjuang melawan kanker sekarang dan itu butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit," cerita Teresa masih dengan nada sedih.

"Jadi, kau menjadi sekretaris Will itu juga bagian dari rencana Mama Evita?" Tanya Audrey lagi menyelidik.

"Bu Evita ingin aku mulai mendekati Will dan sedikit merayunya," jawab Teresa jujur.

"Ya, kau sudah behasil merayu Will dan tidur dengannya kemarin," Audrey berkata dengan nada sinis.

"Aku tidak merayunya. Aku hanya-"

"Hanya tidur dengannya?" Sela Audrey yang nada bicaranya sudah meninggi.

"Aku hanya akan mengandung anak Will, melahirkannya, lalu aku akan pergi setelahnya, Audrey! Will tetap milikmu! Aku tidak akan mengambilnya ataupun merebutnya darimu!" Sergah Teresa sedikit emosi.

"Bagaimana kau bisa sangat yakin kalau kau akan hamil anaknya Will? Kau sudah mengambil keputusan yang salah Teresa!" Audrey bangkit berdiri dan meninggalkan Teresa begitu saja.

Teresa menyeka airmata yang menggenang di pelupuk matanya dengan kasar dan mengambil amplop putih yang tadi ditinggalkan oleh Audrey. Wanita itu membukanya, lalu membacanya dengan seksama.

"Waktumu dua bulan untuk membuktikan kalau kau bisa mengandung anak Will! Jika lebih dari dua bulan dan kau tetap tidak hamil, maka kami tidak akan lagi membiayai pengobatan Darren."

Kalimat Bu Evita kembali terngiang di benak Teresa.

Teresa harus hamil sebelum dua bulan.

Bagaimanapun caranya.

****

Audrey baru membuka pintu ruangannya, saat wanita itu sudah mendapati Will yang duduk di dalam ruangannya.

"Sayang, kau kemana dua hari ini? Kenapa tidak pulang?" Tanya Will yang langsung mendekat ke arah Audrey dan hendak memeluk istrinya tersebut, namun Audrey dengan cepat mundur dan menghindari Will.

Bayangan saat Will mencumbu Teresa kemarin pagi seketika menari-nari di benak Audrey dan membuat Audrey menjadi jijik pada suaminya ini.

"Audrey, ada apa?" Tanya Will bingung.

Pria itu masih berusaha mendekati Audrey, namun Audrey terus mundur dan menghindari Will.

"Jangan menyentuhku!" Audrey menuding ke arah Will.

"Ada apa denganmu? Aku suamimu, Audrey! Kenapa aku tidak boleh menyentuhmu?" Tanya Will yang semakin bingung.

"Aku pulang kemarin pagi," ucap Audrey yang langsung membuat mata Will membelalak.

Ya,

Sepertinya Will cepat tanggap arah ucapan Audrey kali ini.

"Itu tak seperti yang kau pikirkan, Audrey! Aku mabuk, aku dijebak!" Sergah Will membela diri.

"Di jebak di kamarmu sendiri? Di rumahmu sendiri?" Audrey tertawa sinis.

"Aku pikir! Aku pikir Teresa adalah dirimu. Makanya aku-" Will kehilangan kata-kata.

"Audrey, Sayang! Dengarkan penjelasanku! Itu hanya rencana konyol dari Mama! Aku tidak mencintai Teresa! Aku hanya mencintaimu!" Will masih berusaha mendekat ke arah Audrey yang terus menghindarinya.

"Audrey! Aku hanya mencintaimu!" Ucap Will lagi yang kali ini bergerak dengan cepat mengunci tubuh Audrey.

"Aku hanya mencintaimu, Audrey! Kau percaya padamu, kan?" Will hendak mengecup bibir Audrey, namun Audrey dengan cepat menahannya menggunakan telapak tangan.

"Ada apa denganmu?" Will kembali emosi dan mendorong tubuh Audrey.

"Kenapa kau tidak tegas menolak permintaan Mamamu kalau kau memang mencintaiku Will?" Sergah Audrey yang ikut emosi.

"Bukankah aku sudah bilang kalau kemarin itu aku dijebak? Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mencumbu dan tidur dengan Teresa," jawab Will berteriak pada Audrey.

"Kenapa juga kau tidak pulang kemarin malam? Kau kemana? Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu! Mengabaikan perintah mama untuk segera punya momongan!" Cecar Will lagi yang malah menyudutkan Audrey.

Begitulah Will!

Pria labil yang selalu merasa paling benar!

Audrey tak mengerti kenapa ia dulu bisa mencintai dan menikah dengan pria semacam Will.

Tapi dulu Will tidak seperti ini.

Atau Audrey saja yang dulu terlalu bodoh?

"Bukan aku yang bermasalah dalam hal memiliki momongan. Tapi kau!" Audrey menuding penuh emosi pada Will.

"Aku pria sehat! Kau itu yang bermasalah!" Will ganti menyalahkan Audrey.

Audrey segera tertawa sumbang.

"Kau saja tidak pernah mau aku ajak konsultasi ke dokter, bagaimana kau bisa tahu kalau kau itu pria sehat!"

"Aku pria sehat! Kenapa aku harus ke dokter dan mengikuti saran konyolmu itu?" Sergah Will mencari pembenaran

"Kesuburanmu bermasalah, Will! Aku sudah melakukan tes dan mengambil sampel sp*rmamu!"

"Apa katamu barusan? Kau melakukan tes tanpa minta izin padaku?" Will melempar tatapan emosi pada Audrey.

"Kenapa kau lancang sekali, Audrey!" Will sudah mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan bersiap untuk menampar Audrey.

Namun Will dengan cepat mengurungkan niatnya dan ganti menatap penuh rasa bersalah pada Audrey. Tapi sepertinya terlambat, karena kini ganti Audrey yang menatap marah pada Will.

"Aku lelah karena terus saja dipojokkan oleh keluargamu, Will! Bukan aku yang mandul, tapi kau!" Pungkas Audrey seraya berbalik dan meninggalkan ruangannya.

"Audrey! Audrey, Sayang!" Will segera mengejar Audrey dan berusaha membujuk istrinya tersebut.

Namun terlambat karena Audrey sudah naik taksi dengan cepat dan entah pergi kemana.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PEMBUKTIAN AUDREY KLO TDK MANDUL SAAT DY NIKAH SAMA KYLE...
KLO WILL MMG MANDUL, DN TERESA HAMIL, TINGGAL DI PERTANYAKN, TERESA HAMIL BENIH SIAPA, DN YG PLING GAMPANG, TES DNA..

2023-05-16

0

Fitri Anwar ALfhyank

Fitri Anwar ALfhyank

keren bnget thor bkin cerita nyambung kiri kanan atas bawah🤣🤣

2021-11-29

0

Anna Aqila 🏚️ 🌺

Anna Aqila 🏚️ 🌺

pasti Will sudah tau kalau dirinya yg bermasalah

2021-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!